Beberapa alasan mengapa peneliti melakukan penelitian ini . Pertama, terdapat beberapa peneliti terdahulu menguji rasio CAMEL terhdap kinerja keuangan
perbankan, namun menunjukan hasil yang tidak konsisten antara peneliti yang satu dengan peneliti lainnya. Penelitian ini hanya merubah periode tahun yang
bersangkutan terhadap peneliti sebelumnya. Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka penelitian ini
mengambil judul “PENGARUH RASIO CAMEL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA BEI PERIODE 2008 – 2010”.
1.2 Batasan Masalah
Atas pertimbangan efisiensi waktu dan keterbatasan pengetahuan penulis, maka penulis melakukan beberapa batasan konsep terhadap penelitian yang akan
diteliti, yaitu : 1. Objek penelitian adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia BEI dengan periode penelitian 2008-2010. 2. Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio
CAMEL, yang meliputi beberapa indikator yaitu Capital Adequacy Ratio CAR, Non Performing Loan NPL, Return On Asset ROA, Return On
Equity ROE, Net Interest Margin NIM, Biaya Operasional Pendapatan Operasional BOPO, dan Loan to Deposit Ratio LDR.
3. Dalam penelitian ini penulis tidak memaparkan faktor manajemen yang ada dalam CAMEL dikarenakan hal ini terkait dengan unsure kerahasiaan
Universitas Sumatera Utara
bank, hanya Bank Indonesia dan bank yang bersangkutan saja yang berhak mengetahui data-data dari faktor tersebut.
1.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka yang akan menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah rasio CAR, NPL, ROA, ROE, NIM, BOPO, dan LDR memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan perbankan yang terdaftar di BEI
secara parsial ? 2. Apakah rasio CAR, NPL, ROA, ROE, NIM, BOPO, dan LDR memiliki
pengaruh terhadap kinerja keuangan perbankan yang terdaftar di BEI secara simultan ?
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui pengaruh rasio CAR, NPL, ROA, ROE, NIM, BOPO,
dan LDR secara parsial terhadap kinerja Perbankan yang terdaftar di BEI b. Untuk mengetahui pengaruh rasio CAR, NPL, ROA, ROE, NIM, BOPO,
dan LDR secara simultan terhadap kinerja keuangan perbankan yang terdaftar di BEI.
Universitas Sumatera Utara
1.4.2 Manfaat Penelitian
Adapaun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. bagi Peneliti, mengetahui bagaimana pengaruh rasio CAMEL terhadap
kinerja keuangan perbankan yang terdafrar di BEI baik secara parsial maupun simultan.
2. bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
referensi dalam penelitian selanjutnya yang sejenis.
3. bagi bank, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
sebagai bahan evaluasi bagi sektor perbankan untuk menilai kinerja selama periode 2008-2010.
4. bagi para praktisi, sebagai bahan masukan dalam pengambilan
keputusan investasi.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Bank
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 31 Revisi 2000 tentang bisnis perbankan, bank adalah badan usaha yang yang
menghimpun dana dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk lainnya
dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. Dari definisi diatas dapat diartikan bahwa bank merupakan lembaga yang berperan sebagai perentara
keuangan financial intermediary antara pihak yang mempunyai dana dengan pihak yang memerlukan dana. Selain itu bank juga merupakan lembaga yang
berfungsi mempelancar lalu lintas pembayaran. Kegiatan pokok bank antara lain adalah menerima simpanan dari masyarakat dalam bentuk giro, tabungan
serta deposito berjangka dan memberikan kredit kepada pihak yang memerlukan dana.
Munurut Kasmir, 2008:12 Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok perbankan, sedangkan kegiatan memberikan
jasa-jasa Bank lainnya hanya merupakan pendukung dari kegiatan lainnya. Menurut UU RI No. 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang
perbankan, “Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat
Universitas Sumatera Utara
dalam bentuk kredit dan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.
2.1.2 Laporan Keuangan Bank
Menurut kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan IAI, 2009, laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan
keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan posisi keuangan yang dapat disajikan dalam berbagai cara,
misalnyasebagai laporan arus kas atau laporan arus dana, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan
keuangan. Format laporan keuangan dimaksudkan sebagai bentuk pencatatan
baik neraca maupun laporan laba rugi. Sebagaimna perusahaan pada umumnya format laporan keuangan pada bank berisikan data keuangan yang berhubungan
dengan posisi keuangan maupun hasil operasi. Hal yang membedekannya adalah terletak pada pos-pos neraca maupun laporan laba rugi.
Tujuan penyusunan laporan keuangan suatu bank secara umum adalah sebagai berikut :
a. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah aktiva, keawajiban, dan modal bank pada waktu tertentu.
b. Memberikan informasi tentang hasil usaha yang tercermin dari endapatan yang diperoleh dan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam
periode tertentu.
Universitas Sumatera Utara
c. Memberikan informasi perubahan yang terjadi dalam aktiva, kewajiban dan modal suatu bank.
d. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen bank dalam suatu periode.
2.1.3 Rasio Keuangan Perbankan
a. Rasio Likuiditas Suatu bank dapat dikatakan likuid apabila bank dapat
memenuhi semua kewajibannya, khususnya kewajiban jangka pendek yang berkaitan dengan simpanan masyarakat
simpanan,tabungan,giro dan bank mampu memenuhi semua permohonan kredit yang layak dibiayai. Dalam rasio ini, rasio yang
dapat diukur antara lain : quick ratio Loan to Deposit Ratio LDR, dan loan to assets ratio.
b. Rasio Solvabilitas Capital Rasio Solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan
bank tersebut untuk menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindarkan, sumber dana yang diperlukan untuk membiayai kegiatan
usahanya sampai batas tertentu, karena sumber-sumber dana dapat juga berasal dari hutang penjualan asset yang tidak dipakai dan lain-
lain, alat pengukur besar kecilnya kekayaan bank tersebut yang dimiliki oleh para pemegang saham, dan dengan modal yang
mencukupi, memungkinkan manajemen bank bersangkutan untuk
Universitas Sumatera Utara
bekerja secara efisiensi seperti yang dikehendaki oleh para pemilik modal pada bank tersebut. Rasio ini dapat diukur dengan Capital
Adequancy Ratio CAR. c. Rasio Rentabilitas
Rasio Rentabilitas selain bertujuan untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba selama periode tertentu,
juga bertujuan untuk mengukur tingkat efektivitas manajemen dalam menjalankan opearasional perusahaannya. Pada rasio rentabilitas, rasio
yang dapat diukur antara lain : return on asset, biaya operasipendapatan operasi, grossprofit margin, dan net profit
margin. d. Rasio Resiko Usaha Bank
Resiko yang dihadapi oleh perbankan dapat diukur secara kuantitatif antara lain dengan : deposit risk ratio, dan interest risk rate.
e. Rasio Efisiensi Usaha Rasio ini digunakan untuk mengukur kinerja manajemen suatu
bank, menilai apakah bank telah menggunakan semua faktor produksinya dengan tepat guna dan hasil guna, maka melalui rasio-
rasio keuangan disini juga dapat diukur secara kuantitatif tingkat efisiensi yang telah dicapai oleh manajemen bank yang bersangkutan.
Rasio yang digunakan adalah : leverage multiplier ratio, assets utilazation ratio, dan operating ratio.
Universitas Sumatera Utara
2.1.4 Aturan dan Faktor-faktor Penilaian Kesehatan Bank
Budisantoso 2005:51 mengartikan kesehatan bank sebagai “kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan opearsional perbankan
secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan yang berlaku”. Dari uraian
diatas merupakan suatu batasan yang sangat luas, karena kesehatan bank mencakup kesehatan suatu bank untuk melaksanakan kegiatan usaha
perbankannya. Kegiatannya meliputi : a. Kemampuan menghimpun dana dari masyarakat, dari lembaga lain
dan modal sendiri b. Kemampuan mengelola dana
c. Kemampuan menyalurkan dana ke masyarakat d. Kemapuan memenuhi kewajiban kepada masyarakat, karyawan,
pemilik modal, dan pihak lain e. Pemenuhan peraturan perbankan yang berlaku
Tingkat kesehatan bank merupakan hasil penelitian kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank
mealui penilain faktor permodalan, kualitas asset, manajemen, rentabilitas, likuiditas. Penilaian terhadap fakto-faktor tesebut dilakukan melalui penilaian
kualitatif setelah mempertimbangkan unsur judgement yang didasarkan atas materialitas dan signifikasi dari faktor-faktor penilaian serta pengaruh dari faktor
lainnya seperti kondisi industri perbankan dan perekonomian nasional. Penelitian
Universitas Sumatera Utara
Kuantitatif adalah penilaian terhadap posisi, perkembangan, dan proyeksi rasio- rasio keuangan bank. Sedangkan penilaian kuantitatif adalah penilaian terhadap
faktor-faktor yang mendukung hasil penilaian kuantitatif, penerapan manajemen resiko, dan kepatuhan bank dan bank Indonesia juga memiliki metode penilaian
kesehatan secara keseluruhan baik dari segi kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang perbankan,
pembinaan dan pengawasan bank dilakukan oleh Bank Indonesia, menetapkan bahwa :
a. Bank wajib memelihara tingkat kesehatan bank sesuai dengan
ketentuan kecukupan modal, kualitas asset, kualitas manajemen, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, dan aspek lain
yang berhubungan dengan usaha bank, dan wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian.
b. Dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan
prinsip syariah dan melakukan kegiatan usaha lainnya, bank wajib menempuh cara-cara yang tidak merugikan bank dan
kepentingan nasabah yang mempercayakan dananya kepada bank.
c. Bank wajib menyampaikan kepada Bank Indonesia segala keterangan dan penjelasan mengenai usahanya menurut tata
cara yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. d. Bank atas permintaan Bank Indonesia , wajib memberikan
kesempatan bagi pemeriksa buku-buku dan berkas-berkas
Universitas Sumatera Utara
milik bank tersebut, serta wajib memberikan bantuan dalam rangka memperoleh kebenaran dari segala keterangan,
dokumen dan penjelasan yang dilaporkan oleh bank tersebut. e. Bank Indonesia melakukan pemeriksaan terhadap bank, baik
secara berkala maupun setiap waktu apabila diperlukan. Bank Indonesia dapat menugaskan akuntan public untuk dan atas
nama Bank Indonesia melaksanakan pemeriksaan terhadap bank.
f. Bank wajib untuk menyampaikan kepada Bank Indonesia neraca, perhitungan laba rugi tahunan dan penjelasannya, serta
laporan berkala lainnya, dalam waktu dan bentuk yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Neraca dan laporan laba rugi
tahunantersebut wajib terlebih dahulu di audit oleh akuntan publik
g. Bank wajib mengumumkan neraca dan perhitungan laba rugi dalam waktu dan bentuk yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 623DPNP kepada semua bank umum yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional di Indonesia
tanggal 31 Mei 2004 di Jakarta sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 0610PBI2004 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Faktor-faktor
CAMELS yang mencakup Penilaian terhadap tingkat kesehatan bank adalah : a. Permodalan Capital
Universitas Sumatera Utara
Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif permodalan dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen
berikut : b. Kecukupan pemenuhan kewajiban Penyediaan Modal
Minimum KPMM terhadap ketentuan berlaku, c. Kompososi permodalan,
d. Tren ke depan dan proyeksi KPMM, e. Aktiva produktif ang diklasifikasikan ibandingkan dengan
modal bank, f. Emampuan bank memelihara kebutuhan penambahan modal
yang berasal dari keuntungan laba ditahan, g. Akses kepada sumber permodalan.
h. Kualitas Aktiva Assets Penilaian faktor kualitas aktiva antara lain dilakukan dengan
penilaian komponen – komponen berikut : 1 Aktiva produktif yang diklasifikasikan dibandingkan
dengan total aktiva produktif, 2 Debitur inti diluar pihak terkait dibandingkan dengan total
kredit, 3 perkembangan aktiva produkif bermasalah non performing
assets dibandingkan dengan aktiva produktif, 4 tingkat kecukupan pembentukan Penyisihan Penghapusan
Aktiva Produktif PPAP,
Universitas Sumatera Utara
5 kecukupan kebijakan dan prosedur aktiva produktif, 6 sistem kaji ulang review internal aktiva produktif,
7 dokumentasi aktiva produktif, 8 kinerja penanganan aktiva produktif bermasalah.
i. Manajemen management
Penilaian faktor manajemen antara lain dilakukan dengan penilain komponen berikut :
1 Manajemen umum, 2 Penerapan sistem manajemen risiko,
3 Kepatuhan bank terhadap ketentuan yang berlaku serta komitmen kepada Bank Indonesia atau kepada pihak
lainnya. j.
Rentabilitas Penilaian faktor rentabilitas antara lain dilakukan
dengan penilaian komponen – komponen berikut : 1 Pengembalian atas aktiva Return on Assets,
2 Pengembalian atas ekuitas Return on Equity, 3 Margin bunga bersih Net Interest Margin
4 Biaya operasional terhadap pendapatan operasional BOPO,
5 Pertumbuhan laba operasional, 6 Komposisi portofolio aktiva produktif dan diversifikasi
pendapatan,
Universitas Sumatera Utara
7 Penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan baiya prospek laba operasional.
k. Likuiditas Liquidity
Penilaian faktor likuiditas antara lain dilakukan dengan penilaian komponen-komponen berikut :
1 Aktiva likuid kurang dari 1 bulan dibandingkan dengan passive likuid kurang dari 1 bulan,
2 Rasio pinjaman terhadap dana pihak ketiga, 3 Proyeksi arus kas 3 bulan mendatang,
4 Ketergantungan pada dana antar bank dan deposan inti, 5 Kebijakan dan pengelolaan likuiditas,
6 Kemampuan bank untuk memperoleh akses kepada pasar uang, pasar modal, atau sumber – sumber pendanaan
lainnya, 7 Stabilitas dana pihak ketiga DPK.
l. Sensitifitas Terhadap Rasio Pasar sensitivity to market risk
Penilaian faktor sesitivits terhadap risiko pasar antara lain dilakukan dengan penilaian komponen – komponen
berikut : 1 Modal atau cadangan yang dibentukuntuk mengatasi
fluktuasi suku bunga dibandingkan dengan potensi kerugian sebagai akibat fluktuasi suku bunga,
Universitas Sumatera Utara
2 Modal atau cadangan yang dibentuk untuk mengatasi fluktuasi nilai tukar dibandingkan dengan potensi kerugian
sebagai akibat fluktuasi nilai tukar, 3 Kecukupan penerapan sistem manajemen risiko pasar.
2.1.5 Rasio Camel dalam Perbankan
2.1.5.1 Pengertian Rasio Camel
Rasio Camel adalah rasio yang menggambarkan suatu hubungan atau perbandingan antara suatu jumlah tertentu dengan
jumlah yang lain yang terdapat dalam laporan keuangan suatu lembaga keuangan. Dengan analisis rasio dapat diperoleh gambaran baik
buruknya keadaan posisi keuangan suatu lembaga keuangan pada tahun berjalan.
Dalam Kamus Perbankan Institut Bankir Indonesia 1999 dinyatakan bahwa CAMELS adalah aspek yang paling banyak
berpengaruh terhadap tingkat kesehatan lembaga keuangan. CAMELS merupakan tolak ukur objek pemeriksaan bank yang dilakukan oleh
pengawas bank.
2.1.5.2 Komponen Rasio Camels
Sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No.0623DPMP tanggal 31 Mei 2004, tingkat kesehatan bank merupakan hasil
penilaian kuantitatif dan kualitatif terhadap fakto-faktor CAMELS, berarti selain melakukan penilaian secara kualitatif, Bank Indonesia
Universitas Sumatera Utara
juga menetapkan rasio-rasio yang yang berkaitan dengan faktor-faktor CAMELS. Yang dinilai melalui rasio CAMELS ini adalah sebagai
berikut : 1. Permodalan capital
Aspek permodalan sering disebut sebagai aspek solvabilitas, dimana aspek ini menilai permodalan yang
dimiliki bank didasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum bank. Penelitian aspek permodalan suatu
bank lebih dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana atau berapa modal bank tersebut telah memadai untuk
menunjang kebutuhannya Aryani, 2007. Bank Indonesia menetapkan Capital Adequacy Ratio CAR, yaitu
kewajiban penyediaan modal minimum yang harus selalu dipertahankan oleh setiap bank sebagai suatu proporsi
tertentu dari total Aktiva Tertimbang Menurut Risiko ATMR. Perbandingan rasio CAR adalah rasio modal
terhadap ATMR Kashmir, 2008 yang dapat dirumuskan sebagai berikut
Keterangan : Modal = Modal inti + Modal Pelengkap
Universitas Sumatera Utara
ATMR = ATMR kredit + ATMR risiko pasar Aktiva Tertimbang Menurut Risiko ATMR adalah nilai total masing
– masing aktiva bank setelah dikalikan dengan masing-masing bobot risiko aktiva tersebut. Aktiva yang tidak paling berisiko diberi bobot
100. Dengan demikian ATMR menunjukan nilai aktiva berisiko yang memerlukan antisipasi modal dalam jumlah yang cukup Susilo, 2000:28.
Menurut standar International yaitu Banking for International Settlement BIS yang berpusat di Geneva minimum bobot Capital Adequacy Ratio
adalah sebesar 8 dan dari waktu ke waktu akan disesuaikan dengan kondisi dan perkembangan perbankan yang terjadi. Sementara Bank
Indonesia telah menetapkan kewajiban penyediaan modal initi minimum bank umum sebesar Rp 80 Milyar pada akhir tahun 2007 dan meningkat
menjadi 100 Milyar pada akhir tahun 2010. 2. Kualitas Aktiva Asset Quality
Kualitas aktiva produktif atau disebut juga dengan asset quality adalah semua aktiva yang dimiliki oleh bank
dengan maksud untuk dapat memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya. Komponen faktor kualitas asset
yang digunakan dalam penelitian ini adalah NPL Non Performing Loan .
NPL Non Performing Loan merupakan rasio yang menunjukan kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang
diberikan oleh bank. NPL dihitung berdasarkan perbandingan antara
Universitas Sumatera Utara
jumlah kredit yang bermasalah dibandingkan dengan total kredit. Berdasarkan lampiran 14, Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12 11
DPNP tanggal 31 Maret 2010, Kredit adalah kredit sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai penilaian kualitas asset bank
umum. Kredit bermasalah adalah dihitung berdasarkan nilai tercatat dalam neraca, secara gross sebelum dikurangi CKPNCadangan Kerugian
Penurunan Nilai.
Rasio ini dapat dihitung dengan rumus :
Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 0610PBI2004 tanggal 12 April 2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank umum,
semakin tinggi nilai NPL diatas 5 maka bank tersebut tidak sehat. NPL yan tinggi menyebabkan menurunnya laba yang akan diterima oleh bank.
Penurunan laba mengakibatkan deviden yang dibagikan juga semakin berkurang sehingga pertumbuhan tingkat return saham bank akan
mengalami penurunan. 3. Manajemen Management
Rasio ini mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih sebelum pajak ditinjau dari
sudut pendapatan operasinya Dendawijaya, 2003. Penilaian terhadap faktor manajemen antara lain
dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-
Universitas Sumatera Utara
komponen manajemen umum, penerapan sistem manajemen risiko, kepatuhan bank terhadap ketentuan
yang berlaku, komitmen pada Bank Indonesia dan pihak lainnya. Aspek manajemen pada penelitian ini di
proksikan dengan NPM Net Profit Margin. Alasannya, seluruh kegiatan manajemen suatu bank yang mencakup
manajemen permodalan, manajemen kualitas aktiva, manajemen umum, manajemen rentabilitas, dan
manajemen likuiditas pada akhirnya akan bermuara pada perolehan laba Aryani, 2007. NPM di peroleh dengan
perbandingan laba operasi dibandingkan dengan pendapatan operasional.
4. Rentabilitas Earnings Penilaian ini digunakan untuk mengukur kemampuan
bank dalam meningkatkan keuntungan, juga untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang
dicapai bank. Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 06 23 DPNP Jakarta, 31 Mei 2004 komponen faktor
earnings yang digunakan dalam dalam penelitian ini adalah ROA Return on Asset, NIM Net Intersest
Margin, dan Operating Ratio RO dengan
membandingkanBOPO Biaya Operasional pada Pendapatan Operasional.
Universitas Sumatera Utara
ROA Return on Asset digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan laba sebelum pajak
yang dihasilkan dari total asset bank yang bersangkutan. Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank
tersebut. NIM Net Interest Margin digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk
menghasilkan pendapatan bunga bersih. Rasio NIM diperoleh dari perbandingan antara pendapatan bunga bersih dibandingkan dengan rata-
rata aktiva produktif. Pendapatan bunga bersih diperoleh dari pendapatan bunga dikurangi beban bunga. BOPO Biaya Operasional pada
Pendapatan Operasional digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap
pendapatan operasional. Semakin kecil angka rasio BOPO, maka semakin baik kondisi bank tersebut.
Perhitungan atas ROA dan ROE dapat dirumuskan sebagai berikut :
Bank Indonesia biasanya tidak memberlakukan ketentuan yang ketat terhadap rasio ini. Sepanjang suatu bank tidak mengalami kerugian atau
tidak ada tanda-tanda atau kecendrungan untuk mengalami kerugian di masa yang akan dating.
Universitas Sumatera Utara
Net Income Margin NIM adalah pengukuran kemampuan bank untuk menghasilkan laba atas kredit yang disalurkan Chatrin, 2008,
perhitungan rasio NIM dirumuskan sebagai berikut :
Operating Ratio OR yang membandingkan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional, digunakan untuk mengukur efisiensi dan efektivitas
operasional suatu perusahaan dengan jalur membandingkan satu terhadap lainnya. Dendawijaya, 2005:119.
Perhitungan atas rasio BOPO dapat dirumuskan sebagai berikut :
Rasio biaya operasional adalah perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional. Artinya, semakin rendah BOPO berarti
semakin efisien kinerja bank tersebut dalam mengendalikan biaya operasionalnya, dengan adanya efisiensi biaya maka keuntungan yang
diperoleh bank akan semakin besar. 5. Likuiditas Liquidity
Rasio ini bertujuan untuk mengukur seberapa likuid suatu bank Kasmir,2000. Suatu bank dikatakan likuid
apabila bank yang bersangkutan mampu membayar hutangnya terutama hutang-hutang jangka pendek,
membayar kembali semua depositonya serta dapat memenuhi permintaan kredit yang di ajukan. Untuk
Universitas Sumatera Utara
mengukur tingkat likuiditas bank digunakan rasio keuangan Loan to Deposit Ratio LDR. Perhitungan ini
dapat dirumuskan sebagai berikut :
Kredit yang diberikan merupakan total kredit yang diberiakn tidak termasuk kredit kepada bank lain sedangkan dana pihak ketiga adalah
giro, tabungan, simpanan berjangka, sertifiakt deposito tidak termasuk antar bank. LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam
membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya
Dendawijaya, 2003. Rasio ini untuk mengetahui kemapuan bank dalam membayar kembali kewajiban kepada para nasabah yang telah
menanamkan dana dengan kredi-kredit yang telah diberikan kepada para debiturnya. Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi bahwa
semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan Dendawijaya, 2003. Hal ini disebabkan karena jumlah dana diperlukan
untuk membiayai kredit menjadi semakin besar. 6. Sensitivitas terhadap Risiko Pasar Sensitivity to Market
Risk Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor
sensitivitas terhadap risiko pasar antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponensebagai
berikut SE BI No. 06 23 DPNP Jakarta, 31 Mei 2004 :
Universitas Sumatera Utara
a. modal atau cadangan yang dibentuk untuk mengcover fluktuasi suku bunga dibandingkan dengan potensial loss sebagai akibat
fluktuasi adverse movement suku bunga, b. modal atau cadangan yang dibentuk untuk mengcover fluktuasi
nilai tukar dibandingakn dengan potensial loss sebagai akibat fluktuasi adverse movement nilai tukar,
c. kecukupan penerapan sistem manajemen risiko pasar.
Dalam penelitian ini tidak menggunakan variabel Sensitivity to Market Risk dikarenakan keterbatasan data yang ada. Data-data yang berhubungan
dengan sensitivitas risiko pasar tersebut tidak dipublikasikan oleh bank dan cenderung bersifat internal perusahaan. Sehingga dalam penelitian ini
hanya menguji tujuh variabel yang termasuk didalam CAMELS yaitu Capital Adequacy Ratio CAR, Non Performing Loan NPL, Return On
Asset ROA, Return On Equity ROE, Net Interest Margin NIM, Biaya Operasional Pendapatan Operasional BOPO, dan Loan to Deposit
Ratio LDR.
2.1.6 Pertumbuhan Laba
Laba adalah sebagai selisih antara pengukuran pendapatan yang direalisasi dari transaksi yang terjadi dalam satu periode dengan biaya yang
berkaitan dengan pendapatan tersebut Chariri dan Ghozali, 2007. Laba
Universitas Sumatera Utara
merupakan salah satu indikator kinerja perusahaan. Laba perusahaan dapat tercermin dalam laporan keuangan yang dihasilkan oleh perusahaan yang
bersangkutan. Laba merupakan proksi dari kinerja perusahaan. Dalam penelitian ini
kinerja perusahaan diproksikan dengan ukuran perubahan laba yang dihasilkan oleh perusahaan. Oleh karena itu, laporan keuangan merupakan
alat yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan.
Menurut Statement of Financial Accounting Concept SFAC No. 1 yang dikeluarkan oleh Financial Accounting Standard Board FASB,
informasi laba merupakan komponen laporan keuangan perusahaan yang bertujuan untuk menilai kinerja manajemen, membantu mengestimasi
kemampuan laba yang representative dalam jangka panjang, memprediksi laba dan menaksir risiko dalam investasi. SFAC No.1 memberikan indikasi
bahwa pelaporan keuangan harus mempunyai manfaat dalam rangka membantu pengguna untuk membuat keputusan. Sesuai dengan pernyataan
tersebut maka laporan keuangan harus bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut terutama untuk membantu
Investor dan pengguna lain dalam membuat keputusan yang tepat. Pertumbuhan laba dari tahun ke tahun juga dijadikan sebagai dasar
pengukuran efisiensi manajemen dan membantu meramalkan arah masa depan perusahaan atau pembagian deviden masa depan. Pertumbuhan laba
Universitas Sumatera Utara
akan berpengaruh terhadap keputusan investasi para investor dan calon investor yang akan menanamkan modalnya ke dalam perusahaan.
Pertumbuhan laba dapat dirumuskan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu Peneliti
Judul Variabel
penelitian Metode
Analisis Hasil penelitian
Wahyu Prasetyo
2006 Pengaruh Rasio
CAMEL Terhadap
Kinerja Keuangan Pada
Bank CAR Capital
Adequacy Ratio, NPL
Non Performing
Loan, BOPO Beban
Operasional Pendapatan
Operasional, NIM Net
Interest Margin, LDR
Loan to Deposit Ratio
dan GWM Giro Wajib
Minimum – Independent
Pertumbuhan Laba
Dependent Analisis
Regresi Berganda,
Uji t, dan Korelasi
Parsial Sederhana
LDR dan GWM tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan
terhadap kinerja keuangan
perbankan, sedangkan
variabel CAR, NPL, BOPO,
dan NIM mempunyai
pengaruh yang signifikan
terhadap kinerja keuangan
perbankan, sedangkan secara
simultan variable CAR, NPL,
BOPO, NIM, LDR dan GWM
mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja
keuangan perbankan.
Universitas Sumatera Utara
Rianti Cahya
Dewi 2007
Analisis Rasio Keuangan untuk
Memprediksi Pertumbuhan
Laba Perusahaan
Perbankan Go Public yang
Terdaftar di BEJ rasio CAR,
RORA, NPM, ROA, dan LDR
Independent Pertumbuhan
Laba Dependent
Analisis Rasio
Keuangan dan
Analisis Regresi
Uji t, dan Korelasi
Parsial Sederhana
Secara simultan CAR, RORA,
NPM, ROA, dan LDR mempunyai
pengaruh terhadap
pertumbuhan laba perbankan, secara
parsial hanya rasio CAR dan
NPM yang memiliki
pengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan laba
Rikky G. Turnip
2009 Iswatun
Khasanah 2010
Pengaruh Loan to Deposit
Ratio LDR dan Capital
Adequacy Ratio CAR
Terhadap Pertumbuhan
Laba pada
Perusahaan Perbankan yang
Terdaftar di BEI
Pengaruh Rasio Camel terhadap
Kinerja perusahaan
Perbankan yang terdaftar di BEI
rasio LDR dan CAR
Independent, Pertumbuhan
Laba Dependent
Rasio Keuangan
CAR Capital Adequacy
Ratio, NPL Non
Performing Loans, ROA
Return On Asset, ROE
Return On Equity, dan
LDR Loan to Deposit Ratio
Analisis Regresi
Berganda, Uji t, dan
Korelasi Parsial
Sederhana Analisis
Rasio Keuangan
dan Analisis
Regresi Uji t, dan
Korelasi Parsial
Sederhana Rasio LDR dan
CAR tidak berpengaruh
signifikan terhadap
pertumbuhan laba baik secara
parsial maupun simultan
Capital Adequacy Ratio
CAR, Return On Asset
ROA, Return
On Equity ROE,Net
InterestMargin NIM, Retention
Rate RR, Biaya Operasional
Pendapatan Operasional
BOPO, dan
Universitas Sumatera Utara
Sumber : Hasil Olahan Peneliti
2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis