Hak dan Kewajiban Anak Yang Masih di Bawah Umur Menurut Perundang- Undangan

C. Hak dan Kewajiban Anak Yang Masih di Bawah Umur Menurut Perundang- Undangan

Dalam ajaran Islam, anak adalah amanat dan titipan dari Allah SWT kepada orang tuanya, masyarakat, bangsa dan negara sebagai pewaris nantinya dari ajaran Islam. Anak menerima setiap ukiran dan mengikuti semua pengarahan yang diberikan kepadanya, oleh karenanya perlu dididik dan diajari dengan kebaikan. 74 Anak dilahirkan merdeka, tidak boleh dilenyapkan atau dihilangkan, kemerdekaan anak harus dilindungi dan diperluas dalam hal mendapatkan hak atas hidup dan hak perlindungan baik dari orang tua, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. 75 Perlindungan anak tersebut mutlak harus diberikan untuk mendapatkan hak anak yang tidak boleh dikurangi karena sebab apapun, sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang. 76 Pengertian ini memberikan hak atau melahirkan hak anak yang harus diakui, diyakini dan diamankan. Hak Asasi anak dalam pandangan Islam dikelompokkan secara umum ke dalam hak asasi anak yang meliputi : Perlindungan anak berkaitan erat untuk mendapatkan hak asasi sehingga anak mendapatkan haknya dan memahami apa yang menjadi hak dan kewajibannya baik terhadap keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. 77 74 R. Abdussalam, Hukum Perlindungan Anak, Restu Agung, Jakarta, 2007, hal.10 75 Ibid 76 R. Abdussalam, Op.cit., hal.11 77 Ibid 1. Hak anak sebelum dan sesudah dilahirkan; 2. Hak anak dalam kesucian keturunan; 3. Hak anak dalam menerima pemberian nama yang baik; Universitas Sumatera Utara 4. Hak anak dalam menerima susuan; 5. Hak anak dalam mendapat asuhan, perawatan dan pemeliharaan; 6. Hak anak dalam memiliki harta benda atau warisan demi kelangsungan hidup yang bersangkutan; 7. Hak anak dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Untuk memastikan terjaminnya hak anak dalam segala aspek, Pemerintah telah menegaskan UU No.23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dalam pertimbangan bahwa perlindungan anak dalam segala aspeknya merupakan bagian dari kegiatan pembangunan nasional, khususnya dalam memajukankehidupan berbangsa dan bernegara. 78 5. Dalam keadaan yang membahayakan, anaklah yang pertama berhak mendapat Adapun hak anak sebagaimana diatur didalam UU Kesejahteraan anak diatur dari Pasal 2 sampai dengan Pasal 8, yang meliputi : 1. Anak berhak atas kesejahteraan, perawatan, asuhan, dan bimbingan berdasarkan ksih sayang baik dalam keluarganya maupun di dalam asuhan khusus untuk tumbuh dan berkembang dengan wajar. 2. Anak berhak atas pelayanan untuk mengembangkan kemampuan dan kehidupan sosialnya, sesuai dengan negara yang baik dan berguna. 3. Anak berhak atas pemeliharaan dan perlindungan, baik semasa dalam kandungan maupun sesudah dilahirkan. 4. Anak berhak atas perlindungan terhadap lingkungan hidup yang dapat membahayakan atau menghambat pertumbuhan dan perkembangannya secara wajar. 78 Penjelasan Umum UU Perlindungan Anak Universitas Sumatera Utara pertolongan, bantuan dan perlindungan. 6. Anak yang tidak mempunyai orang tua berhak memperoleh asuhan oleh negara atau orang atau badan hukum. 7. Anak yang tidak mampu berhak memperoleh bantuan agar dalam lingkungan keluarganya dapat tumbuh dan berkembang dengan wajar. 8. Anak yang mengalami masalah kelakuan diberi pelayanan dan asuhan yang bertujuan menolongnya guna mengatasi hambatan yang terjadi dalam masa pertumbuhannya dan perkembangannya. 9. Anak cacat berhak memperoleh pelayanan khusus untuk mencapai tingkat pertumbuhan dan perkembangannya sejauh batas kemampuan dan kesanggupan anak yang bersangkutan. 10. Bantuan dan pelayanan yang bertujuan mewujudkan kesejahteraan anak menjadi hak setiap anak tanpa membedakan jenis kelamin, agama, pendirian politik, dan kedudukan sosial. Sementara itu hak anak berdasarkan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia diatur dari Pasal 52 sampai dengan Pasal 66, yang meliputi : 1. Setiap anak berhak atas perlindungan oleh orang tua, keluarga, masyarakat dan negara. 2. Hak anak adalah hak asasi manusia dan untuk kepentingannya hak anak itu diakui dan dilindungi oleh hukum bahkan sejak dalam kandungannya. 3. Setiap anak sejak dalam kandungan berhak untuk hidup, mempertahankan hidup, dan meningkatkan taraf kehidupannya. 4. Setiap anak cacat fisik danatau mental berhak memperoleh perawatan, pendidikan, Universitas Sumatera Utara pelatihan, dan bantuan khusus atas biaya negara, untuk menjamin kehidupannya sesuai dengan martabat kemanusiaan, meningkatkan rasa percaya diri, dan kemampuan berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 5. Setiap anak berhak untuk beribadah menurut agamanya, berfikir dan berkreasi sesuai dengan tingkat intelektualitas dan usianya di bawah bimbingan orang tua dan atau wali. 6. Setiap anak berhak untuk mengetahui siapa orang tuanya, dibesarkan dan diasuh oleh orang tuanya sendiri. 7. Setiap anak berhak dibesarkan, dipelihara, dirawat, dididik, diarahkan dan dibimbing kehidupannya oleh orang tua atau walinya sampai dewasa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 8. Setiap anak berhak untuk mendapatkan orang tua angkat atau walinya berdasarkan putusan Pengadilan apabila kedua orang tua telah meninggal dunia atau karena sebab yang sah tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai orang tua. 9. Setiap anak berhak untuk mendapatkan perlindungan hukum dari segala bentuk kekerasan fisik dan mental, penelantaran, perlakuan buruk, dan pelecehan seksual selama dalam pengasuhan orang tua atau walinya atau pihak lain manapun yang bertanggung jawab atas pengasuhan anak tersebut. 10. Setiap anak berhak untuk tidak dipisahkan dari orang tuanya secara bertentangan dengan kehendak anak sendiri, kecuali jika ada alasan dan aturan hukum yang sah yang menunjukkan bahwa pemisahan itu adalah demi kepentingan terbaik bagi anak. 11. Setiap anak berhak untuk tetap bertemu langsung dan berhubungan pribadi secara tetap dengan orang tuanya. Universitas Sumatera Utara 12. Setiap anak berhak untuk memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya sesuai dengan minat, bakat dan tingkat kecerdasannya. 13. Setiap anak berhak mencari, menerima dan memberikan informasi sesuai dengan tingkat intelektualitas dan usianya demi pengembangan dirinya sepanjang sesuai dengan nilai- nilai kesusilaan dan kepatutan. 14. Setiap anak berhak untuk beristirahat, bergaul dengan anak yang sebaya, bermain, berkreasi sesuai dengan minat, bakat, dan tingkat kecerdasannya demi pengembangan dirinya. 15. Setiap anak berhak untuk memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial secara layak sesuai dengan kemampuan fisik dan mental spritualnya. 16. Setiap anak berhak untuk tidak dilibatkan didalam peristiwa peperangan, sengketa bersenjata, kerusuhan dan peristiwa lain yang mengandung unsur kekerasan. 17. Setiap anak berhak untuk memperoleh perlindungan didalam kegiatan eksploitasi ekonomi dan setiap pekerjaan yang membahayakan dirinya, sehingga dapat menggangu pendidikan, kesehatan fisik, moral, kehidupan sosial dan mental spritualnya. 18. Setiap anak berhak untuk memperoleh perlindungan dari kegiatan eksploitasi dan pelecehan seksual, penculikan, perdagangan anak, serta dari berbagai bentuk penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat aditif lainnya. 19. Setiap anak berhak untuk tidak dijadikan sasaran penganiayaan, penyiksaan, atau penjatuhan hukuman yang tidak manusiawi. 20. Setiap anak berhak untuk tidak dirampas kebebasannya secara melawan hukum. 21. Setiap anak yang dirampas kebebasannya berhak mendapatkan perlakuan secara Universitas Sumatera Utara manusiawi dan dengan memperhatikan kebutuhan pengembangan pribadi sesuai dengan usianya dan harus dipisahkan dari orang dewasa, kecuali demi kepentingannya. 22. Setiap anak yang dirampas kebebasannya berhak memperoleh bantuan hukum atau bantuan lainnya secara efektif dalam setiap tahapan upaya hukum yang berlaku. 23. Setiap anak yang dirampas kebebasannya berhak untuk membela diri dan memperoleh keadilan di depan Pengadilan Anak yang objektif dan tidak memihak di dalam sidang yang tertutup untuk umum. Hak anak yang diatur di dalam UU Perlindungan Anak tercantum dari Pasal 4 sampai dengan Pasal 18 yang meliputi sebagai berikut : 1. Setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. 2. Setiap anak berhak atas nama sebagai identitas dan status kewarganegaraan. 3. Setiap anak berhak untuk beribadah menurut agamanya, berpikir dan berekspresi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usianya, dalam bimbingan orang tua. 4. Setiap anak berhak untuk mengetahui orang tuanya, dibesarkan, dan diasuh oleh orang tuanya sendiri. Dalam hal ini karena suatu sebab orang tuanya tidak dapat menjamin tumbuh kembang anak, atau anak dalam keadaan terlantar maka anak tersebut berhak diasuh atau sebagai anak asuh atau anak angkat oleh orang lain sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 5. Setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial dengan kebutuhan fisik, mental, spritual dan sosial. Universitas Sumatera Utara 6. Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya. Khusus bagi anak yang menyandang cacat juga berhak mendapatkan pendidikan luar biasa, sedangkan bagi anak yang memiliki keunggulan juga mberhak mendapatkan fasilitas yang khusus. 7. Setiap anak berhak menyatakan dan didengar pendapatnya, menerima, mencari dan memeberikan informasi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usianya demi pengembangan dirinya sesuai dengan nilai-nilai kepatutan dan ksesusilaan. 8. Setiap anak berhak untuk beristirahat dan memanfaatkan waktu luang, bergaul dengan anak sebaya, bermain, berekreasi sesuai dengan minat, bakat dan tingkat kecerdasannya demi perkembangan diri. 9. Setiap anak yang menyandang cacat berhak memperoleh rehabilitasi, bantuan sosial dan pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial. 10. bertanggung jawab atas pengasuhan, berhak mendapatkan perlindungan dari perlakuan diskriminasi, eksploitasi baik ekonomi maupun seksual, penelantaran, kekejaman, kekerasan, penganiayaan, ketidakadilan, dn perlakuan salah lainnya. 11. Setiap anak berhak untuk diasuh oleh orang tuanya sendiri, kecuali jika ada alasan danatau aturan hukum yang sah menunjukkan bahwa pemisahan itu adalah demi kepentingan terbaik bagi anak dan merupakan pertimbangan terakhir. 12. Setiap anak berhak untuk memperoleh perlindungan dari penyalahgunaan dalam kegiatan politik,perlibatan dalam sengketa senjata, perlibatan di dalam kerusuhan sosial, perlibatan dalam peristiwa yang mengandung unsur kekerasan, dan perlibatan dalam Universitas Sumatera Utara peperangan. 13. Setiap anak berhak untuk memperoleh perlindungan dari sasaran penganiayaan, penyiksaan, atau penjatuhan hukuman yang tidak manusiawi. 14. Setiap anak berhak untuk memperoleh kebebasan sesuai dengan hukum. 15. Setiap anak yang dirampas kebebasannya berhak untuk : a. Mendapatkan perlakuan secara manusiawi dan penempatannya dipisahkan dari orang dewasa. b. Memperoleh bantuan hukum atau bantuan lainnya secara efektif dalam setiap tahapan upaya hukum yang berlaku. c. Membela diri dan memperoleh keadilan di depan Pengadilan Anak yang objektif dan tidak memihak dalam sidang tertutup untuk umum. 16. Setiap anak yang menjadi korban atau pelaku tindak pidana berhak mendapatkan bantuan hukum dan bantuan lainnya. Selain diatur melalui undang-undang, hak anak juga diatur melalui KHI, hal ini dapat ditemukan dalam Pasal 156 huruf a dan huruf b KHI yang meliputi : 1. Anak yang belum mumayyiz berhak mendapatkan hadhanah dari ibunya, kecuali ibunya telah meninggal dunia, maka kedudukannya digantikan oleh : a. Wanita-wanita dalam garis lurus ke atas dari ibunya. b. Ayah. c. Wanita-wanita dalam garis lurus ke atas dari ayah. d. Saudara perempuan dari anak yang bersangkutan. e. Wanita-wanita kerabat sedarah menurut garis samping dari ibu. Universitas Sumatera Utara f. Wanita-wanita kerabat sedarah menurut garis samping dari ayah. 2. Anak yang sudah mumayyiz berhak memilih untuk mendapatkan hadhanah dari ayah atau ibunya. Dari uraian yang bersumber kepada peraturan tersebut diatas, dapat diambil sebuah kesimpulan hal-hal yang berkaitan dengan hak anak, yaitu : 1. Orang tua berkewajiban untuk mengasuh anaknya. 2. Hak anak harus dihormati sebagai hak asasi manusia. Masalah perlindungan anak adalah sesuatu yang kompleks dan menimbulkan berbagai macam permasalahan lebih lanjut, yang tidak dapat selalu diatasi secara perorangan, tetapi harus secara bersama-sama yang penyelesaiannya menjadi tanggung jawab kita bersama. 79 Untuk menjamin terselenggaranya pemenuhan hak-hak anak, disamping peranan pemerintah maka peranan keluarga orang tua dan masyarakat sangat menentukan terwujudnya secara nyata hak-hak anak dalm kehidupan keluarga dan masyarakat. 80 “Anak wajib menghormati orang tua dan mentaati kehendak mereka yang baik dan Oleh karenanya anak-anak harus selalu dilindungi dan diarahkan serta dibimbing, sehingga mereka dapat tumbuh secara wajar. Selain terdapat aturan mengenai hak anak, peraturan perundang-undangan juga mengatur berbagai kewajiban anak, pengaturan kewajiban anak dapat kita lihat didalam UU Perkawinan dan UU Perlindungan anak. Beberapa diantaranya di dalam UU Perkawinan di dalam Pasal 46 yang berbunyi : 79 Shanti Dellyana, Wanita dan Hak Anak di Mata Hukum, Liberty, Yogyakarta, 1988, hal.13 80 Yusuf Thaib, Pengaturan Perlindungan Hak Anak dalam Hukum Positif, BPHN, Jakarta, 1984, hal.132 Universitas Sumatera Utara jika anak telah dewasa, ia wajib memelihara menurut kemampuannya, orang tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas, bila mereka itu memerlukan bantuannya”. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan UU Perkawinan tidak memberikan pengaturan yang mendetail mengenai kedudukan anak. Pengaturan mengenai kedudukan anak dalam UU Perkawinan hanya terdiri dari 3 Pasal, yaitu Pasal 42-44. UU Perkawinan membagi kedudukan anak kedalam 2 kelompok, yaitu : 1. Anak yang sah, yaitu anak yang dilahirkan dalam atau sebagai akibat dari perkawinan yang sah. 2. Anak yang dilahirkn diluar perkawinan, Pasal 43 ayat 1 menentukan bahwa anak yang dilahirkan diluar perkawinan hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan keluarga ibunya. 81 Mengenai kedudukan anak, Burgelijk Wetboek Kitab Undang-Undang Hukum Perdata memiliki pengaturan yang lebih rinci. KUH Perdata membagi kedudukan anak menjadi : 1. Anak sah echte kinderen, adalah anak-anak yang tumbuh dan dilahirkan sepanjang perkawinan ayah ibunya. 82 2. Anak tidak sah atau anak luar kawin atau anak alami onwettige, onechte, natuurlijkw kinderen, dibedakan menjadi 3 bagian : a. Anak luar kawin yang bukan hasil perselingkuhan overspelig atau sumbang bloedschennis. b. Anak zinah overspellige kinderen dan sumbang bloed schennige kinderen. c. Anak adopsi yaitu anak yang diangkat oleh suami istri sebagai anak mereka yang 81 Ketentuan ini dinyatakan tidak memiliki kekuatan hukum mengikat berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010. Mengenai hal ini akan dibahas dalam artikel tersendiri 82 R.Soetodjo Prawirohamidjojo dan Marthalena Pohan, Hukum Orang dan Keluarga, Airlangga University Press, Surabaya,1991, hal.164 Universitas Sumatera Utara dianggap sebagai anak yang dilahirkan dari perkawinan suami istri. 83 83 R.Soetodjo Prawirohamidjojo, Pluralisme dalam Perundang-Undangan Perkawinan di Indonesia, Airlangga University Press, 1988, hal.112 Universitas Sumatera Utara

BAB III KEWAJIBAN ORANG TUA ATAS HAK HADHANAH PEMELIHARAAN ANAK

Dokumen yang terkait

Jatuhnya Hak Hadhanah Kepada Orang Tua Laki-Laki Karena Perceraian Berdasarkan Putusan Pengadilan Agama. (Studi Pada Putusan Pengadilan Agama Medan No. 1521/Pdt.G/2011/PA.Mdn)

1 59 103

Analisis Hadhanah Pada Putusan Hadhanah Di Pengadilan Agama Medan (Studi Putusan Pengadilan Agama Medan Tahun 2010-2012)

2 91 165

Hak Pemeliharaan Dan Kewajiban Memberi Nafkah Terhadap Anak Di Bawah Umur Akibat Perceraian Berdasarkan Putusan Pengadilan Agama Di Kota Binjai (Studi Putusan Pada Wilayah Hukum Pengadilan Agama Binjai)

1 42 105

Pelimpahan Hak Asuh Anak Kepada Bapak Akibat Perceraian (Studi Putusan Pengadilan Agama Bekasi Nomor: 345/Pdt.G/2007/Pa.Bks.)

0 12 73

Pelimpahan Hak Asuh Anak Kepada Bapak Akibat Perceraian (Studi Putusan Pengadilan Agama Bekasi Nomor: 345/Pdt.G/2007/Pa.Bks.)

1 27 73

BAB II KEDUDUKAN ANAK DALAM KETENTUAN HUKUM ISLAM A. Pengertian Anak - Jatuhnya Hak Hadhanah Kepada Orang Tua Laki-Laki Karena Perceraian Berdasarkan Putusan Pengadilan Agama. (Studi Pada Putusan Pengadilan Agama Medan No. 1521/Pdt.G/2011/PA.Mdn)

0 0 25

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Jatuhnya Hak Hadhanah Kepada Orang Tua Laki-Laki Karena Perceraian Berdasarkan Putusan Pengadilan Agama. (Studi Pada Putusan Pengadilan Agama Medan No. 1521/Pdt.G/2011/PA.Mdn)

0 0 21

BAB II KARAKTER HADHANAH PADA PUTUSAN PENGADILAN AGAMA MEDAN DARI TAHUN 2010-2012 1. Perceraian Dan Akibat Hukum Terhadap Anak a. Perceraian - Analisis Hadhanah Pada Putusan Hadhanah Di Pengadilan Agama Medan (Studi Putusan Pengadilan Agama Medan Tahun 20

0 0 31

BAB I PENDAHULUAN H. Latar Belakang - Analisis Hadhanah Pada Putusan Hadhanah Di Pengadilan Agama Medan (Studi Putusan Pengadilan Agama Medan Tahun 2010-2012)

0 1 32

Analisis Hadhanah Pada Putusan Hadhanah Di Pengadilan Agama Medan (Studi Putusan Pengadilan Agama Medan Tahun 2010-2012)

0 2 14