2
hipertiroidisme atau hipotiroidisme yang diakibatkan oleh peningkatan atau penurunan kerja hormon tiroid pada jantung dan pembuluh darah. Hipertiroid
dan hipotiroid menyebabkan perubahan dalam kontraktilitas jantung, konsumsi oksigen miokardium, curah jantung, tekanan darah dan resistensi
pembuluh darah perifer.
4
Metabolisme hormon tiroid berubah pada beberapa pasien dengan penyakit jantung yang bersifat akut maupun kronik sama seperti halnya yang
dijumpai pada pasien non-thyroid illness syndrome lainnya.
5
Fakta-fakta terbaru menunjukkan bahwa gagal jantung dapat mengakibatkan penurunan
regulasi sistem pensinyalan hormon tiroid di jantung. Pada gagal jantung terjadi penurunan kadar reseptor hormon tiroid. Sebagai tambahan, terdapat
penurunan kadar 3,5,3’,5’-l-tetraidothyronine T4 dan 3,5,3’-l-triidothyronine
T3 pada gagal jantung dalam bingkaian non-thyroid illness syndrome. Penurunan kadar T3 mengindikasikan sebagai prognosis buruk pada pasien
gagal jantung yang dihubungkan dengan peningkatan angka kematian.
6
Fakta ini diperkuat oleh penelitian di Pisa, Italia dari Januari 1999 sampai dengan Januari 2000 terhadap 573 orang dewasa penderita penyakit jantung
menunjukkan bahwa Low T3 Syndrome LT3S merupakan prediktor yang kuat pada kematian pasien dengan penyakit jantung.
7
1.2. Perumusan Masalah
Universitas Sumatera Utara
3
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu apakah ada hubungan antara gagal jantung
kongestif dengan kejadian Low T3 Syndrome.
1.3. Hipotesis
Terdapat hubungan antara gagal jantung kongestif dengan kejadian Low T3 Syndrome.
1.4. Tujuan Penelitian
1.4.1. Tujuan umum
Mengetahui hubungan antara gagal jantung kongestif dengan kejadian Low T3 Syndrome.
1.4.2. Tujuan khusus
- Mengetahui faktor-faktor risiko yang mempengaruhi kadar T3 pada anak penderita gagal jantung kongestif.
- mengetahui apakah ada perbedaan kadar T3 antara anak penderita gagal jantung yang disebabkan oleh PJB dengan penyakit jantung didapat.
1.5. Manfaat penelitian
a. Di bidang akademik ilmiah: meningkatkan pengetahuan peneliti di bidang kardiologi anak, khususnya tentang penyakit gagal jantung.
Universitas Sumatera Utara
4
b. Di bidang pengembangan penelitian: memberikan data terhadap bidang kardiologi anak dalam penanganan gagal jantung kongestif
anak. c. Manfaat untuk anak penderita gagal jantung: sebagai deteksi awal
untuk mencegah komplikasi yang lebih berat
Universitas Sumatera Utara
5
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Gagal Jantung Kongestif
Gagal jantung kongestif adalah sindroma klinis dimana jantung tidak mampu dengan cukup untuk memompa darah keseluruh tubuh untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme tubuh. Keadaan ini dapat disebabkan oleh gangguan primer otot jantung, atau beban jantung yang berlebihan, atau juga kombinasi
keduanya.
2,8
Kebanyakan gagal jantung disertai dengan curah jantung yang rendah, tetapi dapat pula disertai curah jantung yang normal atau tinggi. Semakin
muda usia saat timbulnya gagal jantung, maka semakin buruk prognosisnya.
8,9
Kemampuan jantung untuk memompa darah dalam memenuhi kebutuhan tubuh ditentukan oleh curah jantung yang dipengaruhi oleh empat
faktor, yaitu :
2
1. Preload, yang setara dengan isi diastolik akhir. 2. Afterload, yaitu jumlah tahanan total yang harus melawan ejeksi
ventrikel. 3. Kontraktilitas miokardium, yaitu kemampuan intrinsik otot jantung
untuk menghasilkan tenaga dan kontraksi tanpa tergantung kepada preload maupun afterload.
Universitas Sumatera Utara
6
4. Frekuensi denyut jantung. Tingkat keparahan merupakan bagian dari definisi gagal jantung.
Klasifikasi keparahan gagal jantung menurut New York Heart Association NYHA yang telah dikenal luas tidak dapat diaplikasikan terhadap hampir
semua populasi anak-anak. Klasifikasi berdasarkan kriteria Ross telah dikembangkan untuk menyediakan penilaian secara umum dalam menilai
tingkat keparahan gagal jantung pada anak, yang kemudian dimodifikasi agar dapat mencakup seluruh umur pada anak-anak.
1,9
Hal ini terlihat pada tabel 2.1.
1
Tabel 2.1. Klasifikasi klinis gagal jantung
1
Kelas NYHA kapasitas fungsional
Ross
I Tidak ada keterbatasan aktivitas
fisik; tanpa gejala pada aktivitas biasa
Tanpa keterbatasan atau gejala
II Sedikit keterbatasan aktivitas fisik;
nyaman saat istirahat; bergejala dengan aktivitas biasa
Takipnu ringan
danatau berkeringat
saat makan,
Dispnu saat
beraktivitas pada anak yang lebih besar.
Tidak ada gagal tumbuh III
Keterbatasan nyata aktivitas fisik; nyaman saat istirahat; bergejala
pada aktivitas biasa yang lebih ringan
Takipnu yang terlihat jelas danatau berkeringat
IV Tidak mampu melakukan aktivitas
fisik apapun dengan nyaman, gejala biasa muncul saat istirahat
dan meningkat dengan aktivitas Bergejala
saat istirahat,
takipnu, retraksi, merintih atau berkeringat
Penyebab gagal jantung kongestif pada anak dan remaja diakibatkan oleh penyakit-penyakit jantung bawaan dan penyakit jantung yang didapat.
10
Universitas Sumatera Utara
7
Pada saat sekarang ini di Amerika Serikat, dengan berkurangnya kejadian penyakit jantung reumatik PJR, penyakit jantung bawaan merupakan
penyebab utama gagal jantung kongestif pada anak. Penyebab gagal jantung kongestif dapat dilihat di tabel 2.2.
9
Tabel 2.2. Penyebab gagal jantung kongestif
9
Causes of heart failure Congenital cardiac malformations
Volume overload o
Left to right shunting Ventricular Septal Defect
Paten Ductus Arteriosus o
Atrioventicular or semilunar valve insuficiency
Aortic regurgitation in bicommissural aortic
valve Pulmonary regurgitation after
repair of Tetralogy of Fallot
Pressure overload o
Left side obstruction Severe Aortic Stenosis
Aortic Coartation o
Right side obstruction Severe Pulmonary Stenosis
Complex congenital heart disease o
Single ventricle Hypoplastic Left Heart
Syndrome Unbalanced
Atrioventricular Septal Defect
o Sytemic righ ventricle
L-Transposition of Great Arteries
Structurally normal heart Primary cardiomyopathy
o Dilated
o Hypertrophic
o Restrictive
Secondary o
Arrhytmogenic o
Ischemic o
Toxic o
Infiltrative o
Infectious
Penyakit jantung bawaan merupakan abnormalitas penyesuaian pembentukan jantung atau pembuluh darah yang terbentuk selama
kehidupan fetus 3 minggu sampai 6 minggu, sehingga jantung atau pembuluh darah besar tidak dapat berkembang sempurna setelah lahir.
Universitas Sumatera Utara
8
Abnormalitas meliputi arteri, katup jantung, pembuluh darah koroner dan pembuluh darah besar jantung yang dapat sederhana atau kompleks.
11
Sepsis yang disebabkan bakteri atau virus, miokarditis, penyakit Kawasaki, kardiomiopati, hipetiroid atau hipotiroid dan hipertensi berat
semuanya merupakan contoh penyakit sistemik yang dihubungkan dengan gagal jantung kongestif. Gagal jantung kongestif juga terjadi pada pasien
dengan endokarditis. Demam Reumatik yang jarang dijumpai di Amerika
Serikat, tetapi masih menjadi penyebab utama gagal jantung kongestif di negara-negara berkembang.
10
2.2. Hormon Tiroid