8 Pemilihan Umum Legislatif tahun 2009 dan 2014?. Berdasarkan permasalahan
yang telah dikemukakan, maka penulis mengangkat penelitian ini dengan judul
Analisis Sebaran Perolehan Suara Partai Politik Pada Pemilu Legislatif 2009 dan 2014 Kabupaten Grobogan Jawa Tengah Korelasi Teori Clifford
Geertz. Diharapkan dengan penelitian ini penulis dapat menganalisis korelasi
Teori Sosial Clifford Geertz terhadap sebaran perolehan suara Partai Politik yang berideologi Islam, Basis Massa Islam maupun Partai dengan ideologi Nasionalis
pada penyelenggaraan Pemilihan Umum Legislatif tahun 2009 dan 2014 disetiap Daerah Pemilihan Dapil Kabupaten Grobogan Jawa Tengah.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian permasalahan tersebut, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimanakah korelasi Teori Clifford Geertz terhadap
sebaran perolehan suara Partai Politik Islam, Basis Massa Islam dan Nasionalis pada Pemilu Legislatif 2009 dan 2014 disetiap Daerah Pemilihan Kabupaten
Grobogan Jawa Tengah?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan pemaparan masalah diatas maka ditetapkan tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Menganalisis korelasi Teori Clifford Geertz
terhadap sebaran perolehan suara Partai Politik Islam, Basis Massa Islam dan Nasionalis pada Pemilu Legislatif 2009 dan 2014 disetiap Daerah Pemilihan
Kabupaten Grobogan Jawa Tengah.
1.4 Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini ialah untuk memberikan informasi korelasi Teori Sosial Clifford Geertz terhadap sebaran perolehan suara Partai Politik Islam, Basis
Bassa Islam maupun Partai Politik Nasionalis pada Pemilu Legislatif 2009 dan 2014 disetiap Daerah Pemilihan Dapil Kabupaten Grobogan Jawa Tengah.
9
1.5 Telaah Pustaka dan Penelitian Terdahulu 1.5.1
Telaah Pustaka
a. Geografi Politik Geografi politik mempelajari kekuatan suatu negara dilihat dari
kepemilikan sumberdaya alam, pemilihan umum, dan tema lainnya yang didalamnya terjadi interaksi antara manusia dan lingkungan dalam kehidupan
politik Sri Hayati dan Ahmad Yani, 2007. Peneliti memberikan analisis terhadap fenomena sosial yang terjadi diatas muka bumi, seperti halnya dalam Pemilu
Kabupaten Grobogan dapat mempengaruhi geostrategi pada partai politik untuk memperoleh sebanyak mungkin suara dari konstituen mereka.
b. Partai Politik Partai politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh
sekelompok Warga Negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik
anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila UU No 2 Tentang Partai
Politik, 2008. Sebuah partai tentunya memiliki tujuan, secara umum tujuan Partai Politik adalah untuk mencari dan mempertahankan kekuasaan guna melaksanakan
dan mewujudkan program program yang telah mereka susun sesuai dengan ideologi tertentu. Sedangkan fungsi partai politik itu sendiri setidaknya ada empat,
yakni 1 sebagai sarana komunikasi politik, 2 sebagai sarana sosialisasi politik, 3 sebagai sarana rekruitmen politik, 4 sebagai sarana manajemen konflik. Dari
masa ke masa Partai Politik selalu berkembang, baik dari sisi jumlah maupun kekuatan dan ideologi. Namun sekarang, jika diklasifikasikan hanya terdapat dua
partai yang memiliki basis ideologi kuat, yakni Nasionalis dan Islam. c. Partai Politik Islam
Partai Politik Islam ialah Partai yang menggunakan identitas formalnya memakai azas dan simbol simbol islam dengan basis konstituen khusus umat
islam Haedar Nashir, 2004. Pelaksanaan Pemilu perdana di Indonesia, Partai Islam mendominasi perolehan suara. Namun dinamika politik yang terjadi di
Indonesia, partai partai ini terpaksa membubarkan diri. Meskipun demikian kader
10 kader yang merasa butuh wadah sebagai aspirasi politik, mereka mendirikan
partai partai Islam seperti Partai Persatuan Pembangunan PPP, Partai Keadilan Sejahtera PKS, ataupun Partai Bulan Bintang PBB. Perolehan suara Partai
Islam ini pada Pemilu Legislatif tahun 2009 dan 2014 Kabupaten Grobogan memiliki trend positif alias mengalami kenaikan, kecuali perolehan suara Partai
Bulan Bintang PBB yang justru mengalami penurunan pada Pemilu Legislatif tahun 2014.
Tabel I.7 Suara Partai Islam Pada Pemilu Leg. 2009 dan 2014 Kab. Grobogan
No Partai
2009 2014
1 PBB
5.861 3.626
2 PKS
26.573 43.084
3 PPP
32.927 52.979
Sumber: KPUD Kab. Grobogan d. Partai Politik Basis Massa Islam
Partai politik yang tidak memiliki identitas formal islam bahkan bersifat inklusif tetapi basis utama kontituennya adalam umat islam Haedar Nashir,
2004. Sebagai contoh adalah Partai Kebangkitan Bangsa PKB dan Partai Amanat Nasional PAN, partai ini mampu eksis dalam percaturan politik
nasional berkat didukung konstituen dan loyalis yang kuat, sebagai contoh ialah PKB yang memiliki konstituen atau basis massa warga Nahdlatul Ulama’ NU,
sedangkan PAN memiliki basis massa warga Muhammadiyah. Partai Basis Massa Islam PKB dan PAN juga memiliki kecenderungan kenaikan perolehan suara
pada Pemilu Legislatif tahun 2009 dan 2014 Kabupaten Grobogan. Tabel I.8 Perolehan Suara Partai Politik Basis Massa Islam Pada Pemilu Legislatif
2009 dan 2014 Kab. Grobogan
No Partai
2009 2014
1 PKB
90.689 118.986
2 PAN
28.061 45.717
Sumber: KPUD Kab. Grobogan e. Partai Nasionalis
S. Kirbiantoro dan Dody Rudianto 2009 mengatakan bahwa Partai Nasionalis adalah Partai yang menggunakan ideologi Nasionalis-Pancasila
sebagai landasan geraknya. Partai yang mengusung platform Nasionalis cenderung berhaluan sekuler, memiliki basis massa yang heterogen, baik dari
kalangan umum bahkan kalangan umat islam. Pancasila diinternalisasi secara kuat
11 kepada seluruh kader dan konstituennya sebagai way of life. Partai Nasionalis
yang memiliki grass root paling kuat di Kabupaten Grobogan ialah PDIP dan Golkar, sehingga perolehan suara dua partai pada Pemilun Legislatif tahun 2009
dan 2014 melampaui perolehan suara Partai Islam. Namun keunggulan ini tidak terjadi pada Partai Golkar, yang justru mengalami penurunan perolehan suara
pada Pemilu Legislatif tahun 2014. Tabel I.9 Suara Partai Nasionalis Pada Pemilu Leg. 2009 dan 2014 Kab Grobogan
No Partai
2009 2014
1 PDIP
129.993 169.587
2 P. Golkar
106.845 92.464
Sumber: KPUD Kab. Grobogan f. Pemilihan Umum
Pemilihan Umum merupakan sebuah bentuk manifestasi dari sistim demokrasi di Indonesia, yang kemudian menjadi momentum memilih para wakil
rakyat. Dalam RUU Penyelenggaraan Pemilu dikatakan bahwa Pemilihan Umum adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang diselenggarakan secara
langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil dalam NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD Republik Indonesia Tahun 1945. Pada awalnya Pemilu hanya
untuk memilih DPR RI, DPRD Tingkat 1 dan 2, serta DPD RI. Namun peraturan tersebut diamandemen pada tahun 2002, maka kemudian Pemilu juga dilakukan
untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden secara langsung, untuk pertama kalinya dilakukan pada Pemilu tahun 2004. Sesuai UU no 2 tahun 2007
dikemukakan pula peraturan mengenai pemilihan kepala daerah Gubernur, WalikotaBupati. Penyelengara pemilu adalah lembaga yang menyelengarakan
Pemilu, terdiri atas Komisi Pemilihan Umum dan Badan Pengawas Pemilu. KPU dan BPP sebagai satu kesatuan fungsi penyelengaraan pemilu untuk memilih
anggota DPR RI, DPD, dan DPRD, Presiden dan Wakil Presiden secara langsung oleh rakyat serta untuk memilih Gubernur, Bupati, dan Walikota secara
demokratis BAB I Kententuan Umum Pasal I ayat 5 RUU Penyelengaraan Pemilu. Bagian bagian yang merupakan sistem pemilu ialah 1 sistem hak pilih,
2 sistem pembagian daerah pemilihan, 3 sistem pemilihan, 4 sistem pencalonan.
12
1.5.2 Penelitian Terdahulu
Rayuna Hendawati 2006 dalam penelitiannya yang berjudul “Kajian
Perilaku Pemilih Dalam Pemilihan Kepala Daerah Perspektif Geografi” hasil penelitian ini memberi simpulan bahwa kajian perilaku pemilih kepala daerah
sangat dipengaruhi oleh kondisi demografis, sosiologis maupun psikologis masyarakat. Ciri khas analisis yang bersifat keruangan dan kewilayahan dapat
menjawab penelitian penelitian sosial.
Yani, Hayati, Eridiana 2008 dalam penelitiannya yang berjudul
“Kajian Geografi Politik Terhadap Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2008” hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa daerah kemenangan Hade, Aman dan Da’i
tidak menunjukkan pola keruangan yang jelas, yang berarti Jawa Barat adalah daerah yang relatif homogen. Faktor yang menunjukkan segregasi wilayah seperti
petani, nelayan, dipegunungan, dipantai, bahasa Sunda maupun bahasa Jawa Cirebon tidak nampak berpengaruh terhadap pilihan politik.
Afief Bagus Wicaksana 2013 dalam penelitiannya yang berjudul
“Analisis Keruangan Basis Pemilih Partai Politik Pada Pemilihan Umum Tahun 2004 dan 2009 di Kabupaten Magelang” mengemukakan bahwa distribusi
perolehan suara Partai Politik tersebar merata. Partai Politik Basis Massa Islam Tradisional memperoleh sumbangan suara terbanyak di wilayah pesantren dan
pedesaan dengan corak masyarakat NU, sedangkan Partai Politik Basis Massa Islam Modern terjadi dinamika. Sebaran dan distribusi kantong suara tidak hanya
berasal dari sumbangan warga Muhammadiyah dan Tarbiyah, melainkan juga dari wilayah basis warga NU. Hasil yang diperoleh untuk Partai Politik Nasionalis
memiliki sebaran suara yang merata diwilayah pedesaan maupun di perkotaan.
13 Tabel I.10 Perbandingan Penelitian Sebelumnya
Penulis Rayuna Hendawati
Yani, Hayati, Eridiana Afief Bagus Wicaksono
Tahun 2006
2008 2013
Judul Kajian Perilaku Pemilih Dalam
Pelaksanaan Pemilukada Perspektif Geografi
Kajian Geografi Politik Terhadap Hasil Pemilihan Gubernur Jawa Barat Tahun 2008
Analisis Keruangan Basis Pemilih Partai Politik Pada Pemilihan Umum Tahun 2004
dan 2009 di Kabupaten Magelang
Tujuan
• Mengetahui sebaran basis massa
calon kepala daerah •
Mengetahui kondisi geografis kantong pemenangan pasangan Cagub Jabar 2008.
• Mengetahui faktor faktor berpengaruh
terhadap hasil Pilkada Jabar tahun 2008. •
Mengetahui apakah tiap Dapil memiliki alasan alasan yang sama untuk memilih
Cagub Jabar 2008. •
Mengetahui distribusi keruangan perolehan suara partai politik berbasis
massa islam dan nasionalis pada saat pemilu 2004 dan 2009.
• Mengetahui pengaruh faktor sosiologis
dan demografis masyarakat terhadap hasil pemilu 2004 dan 2009.
Metode Deskrisi Kuantitatif
Pendekatan Deskriptif Deskripsi Kuantitatif dan Kualitatif
Hasil
• Kajian perilaku pemilih dalam
pemilihan kepala daerah sangat berhubungan dengan keadaan
masyarakat secara demografis, sosiologis dan psikologis untuk lebih
holistik mengetahui kepala daerah pilihan masyarakat harus dilakukan
melalui kajian geografi.
• Kajian geografi dengan ciri khas
analisisnya yang bersifat keruangan dan kewilayahan dapat menjawab
penelitian penelitian sosial. •
Daerah kemenangan Hade, Aman dan Dai tidak menunjukkan pola yang jelas, sehingga
dapat disimpulkan bahwa Jawa Barat merupakan wilayah politik yang relatif
homogen.
• Faktor faktor yang menunjukkan segregasi
wilayah seperti petani, nelayan, di pegunungan, di pantai, atau berbahasa sunda,
atau berbahasa jawa Cirebon tidak nampak berpengaruh terhadap pilihan politik.
Distribusi perolehan suara parpol basis massa islam tradisional memperoleh
sumbangan suara terbanyak di wilayah pesantren dan pedesaan dengan corak
masyarakat NU, sedangkan pada parpol basis massa islam modern terjadi dinamia,
sebaran dan distribusi kantong suara tidak hanya mendapatkan sumbangan dari kantong
warga Muhammadiyah dan Tarbiyah melainkan juga dari wilayah basis warga
NU, sedangkan parpol basis massa nasionalis memiliki sebaran suara yang
merata diwilayah pedesaan dan perkotaan di Kabupaten Magelang.
14
1.6 Kerangka Penelitian
Pemilihan Umum Legislatif merupakan media untuk memilih wakil wakil rakyat agar dapat duduk diparlemen dan menjalankan roda pemerintahan.
Pada penyelenggaraan Pemilu Legislatif tahun 2009 diikuti oleh 44 partai politik, dan 15 partai politik pada Pemilu Legislatif tahun 2014. Partai Politik tersebut
memiliki azas dan ideologi yang berbeda satu sama lain, mulai dari ideologi Islam, Basis Massa Islam dan Nasionalis. Dari sekian banyaknya partai politik
peserta Pemilu Legislatif ditahun 2009 dan 2014, penulis memfokuskan pada lima Partai Politik yaitu, 1 Partai Persatuan Pembangunan PPP sebagai representasi
Partai Islam, 2 Partai Kebangkitan Bangsa PKB dan Partai Amanat Nasional PAN sebagai perwakilan Partai Basis Massa Islam, 3 Partai Demokrasi
Indonesia Perjuangan PDIP dan Partai Golongan Karya Golkar sebagai representasi Partai Nasionalis.
Dari perolehan suara masing masing partai tersebut menunjukkan diferensiasi dan dinamisasi, baik peningkatan maupun penurunan perolehan suara.
Akan tetapi yang menarik adalah tidak terjadi pergeseran Basis Massa Partai Politik disetiap Daerah Pemilihan Dapil Kabupaten Grobogan pada Pemilihan
Umum Legislatif tahun 2009 dan 2014. Merujuk pada teori Geertz 1983 yang menyatakan bahwa Masyarakat Jawa terbagi menjadi tiga kelompok politik, yakni
Santri yang diasosiasikan dengan saudagar atau pedagang, Abangan identik dengan kaum tani dan buruh, Priyayi identik dengan birokrat, teknokrat dan
Pegawai Negeri Sipil PNS. Kondisi sosioreligi masyarakat seperti masyarakat santri dan abangan serta kondisi sosioekonomi seperti profesi sebagai petani,
buruh ataupun PNS pada kelompok politik tersebut mempengaruhi preferensi pilihan pada partai tertentu. Dari teori sosial Clifford Geertz tersebut akan
dianalisis korelasinya terhadap sebaran perolehan suara Partai Politik Islam, Basis Massa Islam maupun Partai Nasionalis pada Daerah Pemilihan Dapil I, II, III,
IV dan V Kabupaten Grobogan dalam Pemilihan Umum Legislatif tahun 2009 dan 2014.
15 Gambar I.2 Diagram Alir Penelitian
Sumber: Penulis
Sumber: Penulis Teori Sosial Geertz
Perolehan Suara Partai Politik Islam, Basis Massa Islam, Nasionalis Pada Pemilu
Legislatif 2009 dan 2014 Kab. Grobogan
Daerah Pemilihan Kab. Grobogan
Perolehan Suara Partai Politik Islam, Basis Massa Islam,
Nasionalis Pada Pemilu Legislatif 2009
Perolehan Suara Partai Politik Islam, Basis Massa Islam,
Nasionalis Pada Pemilu Legislatif 2014
Peta Administrasi Kab. Grobogan
Analsis Sebaran Dan Perubahan Perolehan
Suara Partai Politik Islam, Basis Massa
Islam, Nasionalis Peta Dapil
Peta Perolehan Suara Partai Politik Islam, Basis Massa
Islam, Nasionalis Pada Pemilu Legislatif 2009
Peta Perolehan Suara Partai Politik Islam, Basis Massa
Islam, Nasionalis Pada Pemilu Legislatif 2014
16
1.7 Metode Penelitian