1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Geografi politik mempelajari kekuatan suatu negara dilihat dari kepemilikan sumberdaya alam, pemilihan umum, dan tema lainnya yang
didalamnya terjadi interaksi antara manusia dan lingkungan dalam kehidupan politik Sri Hayati dan Ahmad Yani, 2007. Aspek penting dalam Pemilu adalah
Partai Politik yang merupakan organisasi bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok Warga Negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan
kehendak dan cita cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila UU No 2 Tentang Partai Politik, 2008. Di Indonesia telah banyak berdiri partai politik dengan berbagai
azas dan ideologi, sebagai contoh adalah Partai Persatuan Pembangunan PPP dan Partai Bulan Bintang PBB yang merupakan Partai Islam, karena menjadikan
Islam sebagai azas atau ideologi partai dan juga basis massanya adalah umat muslim. Sedangkan Partai Amanat Nasional PAN dan Partai Kebangkitan
Bangsa PKB bukanlah Partai Islam melainkan partai yang berbasis massa Islam. Untuk PDIP dan Partai Golkar merupakan cerminan partai yang mengusung
platform Nasionalis, Pancasila menjadi ideologi gerakan partai ini. Geografi politik memiliki tiga pokok bahasan, yaitu 1 Environmental
Relationship, yang menekankan kepada hubungan antara kehidupan manusia dan lingkungan alamnya akibat dorongan kehidupan dan keanekaragaman wilayah
negara. 2 National Power, menekankan pada pengaruh lingkungan alam terhadap ketahanan dan kekuatan nasional. 3 Political Region, menitikberatkan pada hal
hal yang bersifat teoritis seperti dasar, tujuan dan ruang lingkup geografi politik serta pengorganisasian keruangan. Kajian geografi politik tidak lepas dari prinsip
demokrasi, sedangkan prinsip demokrasi sangat berhubungan dengan aspek Pemilihan Umum Pemilu. Menurut teori demokrasi klasik Pemilihan Umum
2 merupakan Transmission of Belt, sehingga kekuasaaan yang berasal dari rakyat
dapat beralih menjadi kekuasaan negara yang kemudian menjelma dalam bentuk wewenang pemerintah untuk memerintah dan mengatur rakyat. Di dalam
demokrasi itu sendiri terdapat tiga ciri khusus yaitu 1 adanya kompetisi dalam merebut dan mempertahankan kekuasaan, 2 adanya jaminan hak hak sipil dan
politik, 3 partisipasi masyarakat. Manifestasi demokrasi dalam bentuk Pemilu Legislatif juga terselenggara
di Kabupaten Grobogan. Dalam Pemilihan Umum Legislatif di Kabupaten Grobogan pada tahun 2009 tercatat 1.039.071 pemilih, sedangkan pada tahun
2014 sejumlah 1.096.933 pemilih. Tabel I.1 Jumlah Pemilih Pada Pemilu Legislatif 2009 dan 2014 Kab. Grobogan
No Kecamatan
2009 2014
1 Toroh
85.404 89.326
2 Geyer
51.779 53.707
3 Purwodadi
95.105 102.203
4 Karangrayung
69.701 76.052
5 Penawangan
47.808 50.328
6 Brati
35.442 37.394
7 Klambu
26.875 28.602
8 Godong
63.488 66.378
9 Kedungjati
32.920 33.583
10 Gubug
59.550 62.446
11 Tegowanu
38.090 41.098
12 Tanggungharjo
31.005 32.006
13 Ngaringan
48.575 51.161
14 Wirosari
65.913 70.019
15 Tawangharjo
39.933 42.528
16 Grobogan
54.366 57.281
17 Pulokulon
77.431 81.746
18 Kradenan
59.115 62.444
19 Gabus
56.571 58.631
Jumlah 1.039.071
1.096.933
Sumber: KPUD Kab. Grobogan Jumlah pemilih pada
tiap kecamatan di Kabupaten Grobogan mempengaruhi pembagian Daerah Pemilihan Dapil. Pembagian Daerah
Pemilihan ini ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum KPU Pusat atas usulan Komisi Pemilihan Umum Daerah KPUD Kabupaten Grobogan. Hal tersebut
mempengaruhi Partai Politik peserta Pemilu Legislatif 2009 dan 2014
3 merumuskan geostrategi untuk memperoleh sebanyak mungkin suara dari para
konstituen ataupun basis massa pada Daerah Pemilihan yang telah ditetapkan. Tabel I.2 Pembagian Wilayah Berdasarkan Dapil Di Kabupaten Grobogan
No Kecamatan
Daerah Pemilihan
1 Toroh
I 2
Geyer 3
Purwodadi 4
Karangrayung II
5 Penawangan
6 Brati
7 Klambu
8 Godong
9 Kedungjati
III 10
Gubug 11
Tegowanu 12
Tanggungharjo 13
Ngaringan IV
14 Wirosari
15 Tawangharjo
16 Grobogan
17 Pulokulon
V 18
Kradenan 19
Gabus Sumber: KPUD Kab. Grobogan
Partai Politik peserta Pemilu Legislatif tahun 2009 sebanyak 44 partai. Sedangkan pada Pemilu Legislatif tahun 2014 sebanyak 15 partai. Partai Politik
tersebut memiliki azas atau ideologi yang berbeda antara satu dengan yang lain, akan tetapi yang menjadi fokus kajian dalam penelitian ini adalah Partai yang
memiliki ideologi Islam, Basis Massa Islam dan Partai Nasionalis. Ideologi partai tersebut kemudian akan diwakili oleh lima Partai Politik, diantaranya adalah 1
Partai Persatuan Pembangunan PPP sebagai representasi partai yang mengususng ideologi islam, 2 Partai Kebangkitan Bangsa PKB dan Partai
Amanat Nasionalis PAN sebagai perwakilan partai Basis Massa Islam, 3 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan PDIP dan Partai Golongan Karya Golkar
sebagai representasi partai dengan platform Nasionalis. Terpilihnya kelima Partai dengan berbeda ideologi tersebut karena memiliki basis massa grass root yang
kuat. PKB dan PAN masing masing memiliki kedekatan emosional maupun
4 kultural dengan basis massa warga Nahdlatul Ulama’ dan Muhammadiyah. PDIP
dan Golkar memiliki konstituen masing masing adalah wong cilik kaum tani dan buruh serta kaum birokrat teknokrat Clifford Geertz, 1983. Partai yang terakhir
adalah PPP, partai ini memiliki akar sejarah dan ideologis yang kuat dalam masyarakat santri, hal ini tidak lepas karena pengaruh kader eks Partai Masyumi.
Tabel I.3 Lima Partai Politik Sebagai Fokus Kajian
No Partai Politik
Ideologi
1 Partai Persatuan Pembangunan
Islam 2
Partai Kebangkitan Bangsa Basis Massa Islam
3 Partai Amanat Nasional
Basis Massa Islam 4
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Nasionalis
5 Partai Golongan Karya
Nasionalis Sumber: Komisi Pemilihan Umum
Geertz 1983 dalam penelitiannya di Mojokuto Jawa Timur menyimpulkan bahwa Masyarakat Jawa terbagi kedalam tiga kelompok politik,
yaitu 1 Santri, merupakan kelompok masyarakat muslim yang taat dalam menjalankan ibadah dan identik dengan saudagar atau pedagang sebagai
pekerjaannya, kemudian memiliki preferensi pilihan politik kepada Partai Islam atau Basis Massa Islam. 2 Abangan, merupakan kelompok masyarakat muslim
yang tidak taat dalam hal beribadah dan diidentikkan dengan kaum tani maupun kaum buruh sebagai mata pencahariannya, memiliki preferensi pilihan politik
kepada Partai Nasionalis Indonesia PNI, pada konteks kekinian kultur dan ideologi PNI ada pada tubuh PDIP. 3 Priyayi, merupakan kelompok masyarakat
birokrat, teknokrat ataupun Pegawai Negeri Sipil PNS sebagai profesinya, memiliki preferensi pilihan politik kepada Partai Nasionalis, khususnya Golkar.
Tabel I.4 Kelompok Politik Masyarakat Jawa, Profesi dan Pilihan Politiknya
No Kelompok Politik
Jenis Profesi Pilihan Parpol
1 Santri
Saudagar, pedagang Partai Islambasis massa islam
2 Abangan
Petani, Buruh PNIPDIP
3 Priyayi
Birokrat, PNS Partai Golkar
Sumber:Geertz,1983
5 55
Gambar I.1 Peta Daerah Pemilihan Dapil Kabupaten Grobogan
6 Tabel I.5 Perolehan Suara 5 Partai Politik Pada Pemilu Legislatif2009 dan 2014 Kab. Grobogan
Kec. 2009
2014 PDI
PG PPP
PKB PAN
PDI PG
PPP PKB
PAN
Toroh 7.309
13,8 13.533
25,5 2.442
4,6 4.889
9,2 7.872
14,8 8.954
14,7 6.557
10,8 1.375
2,2 5.573
9,2 12.194
20,1 Geyer
10.697 33,7
9.011 28,4
1.267 4,0
1.206 3,8
630 1,9
6.717 18,0
10.230 27,4
897 2,4
4.695 12,6
1.336 3,5
Pwd 9.348
14,5 17.524
27,3 4.528
7,0 3.833
5,9 4.291
6,6 14.078
19,3 11.362
15,6 4.577
6,2 9.760
13,4 6.740
9,2 Kryg
13.291 30,9
6.345 14,7
2.074 4,8
6.952 16,2
1.109 2,5
14.220 29,7
4.565 9,5
695 1,4
7.702 16,1
3.783 7,9
Pnwg 6.743
22,7 2.738
9,2 634
2,1 3.130
10,5 581
1,9 9.799
31,0 4.345
13,7 1.462
4,6 3.421
10,8 1.730
5,4 Brati
8.831 37,3
1.710 7,2
516 2,1
1.797 7,6
809 3,4
9.399 36,1
1.571 6,0
990 3,8
4.552 17,5
1.909 7,3
Klambu 1.531
8,7 2.653
15,0 2.453
13,9 6.786
38,6 94
0,5 4.656
23,2 1.236
6,1 4.182
20,8 6.768
33,7 465
2,3 Godong
6.527 17,2
4.254 11,2
956 2,5
4.372 11,5
1.722 4,5
9.822 25,4
4.426 11,4
2.337 6,0
8.124 21,0
2.810 7,2
Kd jati 2.033
9,7 4.097
19,5 1.180
5,6 7.553
36,1 474
2,2 4.204
18,4 1.282
5,6 3.918
17,1 5.568
24,3 840
3,6 Gubug
6.698 17,8
3.694 9,8
2.907 7,7
5.256 14,0
2.646 7,0
8.804 20,8
3.920 9,2
2.415 5,7
5.818 13,7
2.127 5,0
Tgwanu 3.665
14,0 4.176
16,0 1.231
4,7 6.268
24,0 625
2,3 6.835
22,8 4.462
14,8 995
3,3 5.059
16,8 2.183
7,2 Tg harjo
1.614 8,3
3.246 16,7
1.101 5,6
7.680 39,6
1.120 5,7
3.540 16,1
1.326 6,2
1.570 7,1
7.038 32,1
963 4,4
Ngringn 5.796
17,8 1.677
5,1 1.395
4,3 6.126
18,9 761
2,3 8.576
22,8 2.468
6,5 3.241
8,6 6.793
18,1 815
2,1 Wirosari
5.737 13,8
4.302 10,4
696 1,6
3.894 9,4
2.984 7,2
16.493 34,4
2.849 5,9
3.577 7,4
5.197 10,8
2.373 4,9
Tw harjo 7.281
27,7 5.841
22,2 758
2,8 891
3,3 1.326
5,0 10.043
34,3 3.378
11,5 1.134
3,8 1.823
6,2 1.607
5,4 Gbogan
5.696 16,7
7.794 22,9
459 1,3
1.865 5,4
627 1,8
7.102 17,7
10.396 25,9
4.550 11,3
7.651 19,0
652 1,6
Pkulon 11.127
22,5 3.479
7,0 4.451
9,0 5.843
11,8 228
1,2 9.443
16,6 9.271
16,2 6.114
10,7 9.819
17,2 273
0,4 Krdenan
8.219 22,2
4.976 13,4
2.710 7,2
3.054 8,2
107 0,2
7.756 18,6
5.216 12,5
3.621 8,7
4.510 10,8
1.051 2,5
Gabus 4.850
13,7 5.435
15,3 1.169
3,3 9.294
26,3 55
0,1 9.137
23,2 3.604
9,1 1.752
4,4 9.115
23,1 1.866
4,7 Jumlah
126.993 19,2
106.485 16,1
32.927 4,9
90.689 13,7
28.061 4,2
169.587 22,7
92.464 12,4
52.979 7,1
118.986 15,9
45.717 6,1
Sumber: KPUD Kab. Grobogan
7 Perolehan suara pada lima partai politik diatas mengalami peningkatan
maupun penurunan di setiap Kecamatan. Dinamisasi peningkatan maupun penurunan perolehan suara partai politik pada Pemilihan Umum Legislatif tahun
2009 dan 2014 terlihat dengan persentase perolehan suara oleh masing masing partai, baik Partai yang berideologi Islam, Basis Massa Islam ataupun Partai
dengan ideologi Nasionalis. Data pada tabel 1.5 menunjukkan terjadinya perubahan perolehan suara di masing masing kecamatan, namun yang menarik
dan perlu dicermati lebih dalam adalah terjadi pergeseran terhadap daerah basis massa atau kantung suara masing masing Partai Politik pada Pemilihan Umum
Legislatif tahun 2009 dan 2014 disemua Daerah Pemilihan Dapil Kabupaten Grobogan. Perolehan suara terbanyak atau mayoritas di satu daerah pemilihan
secara berturut turut dapat dimaknai daerah tersebut sebagai daerah basis massa atau kantung suara partai politik tertentu. Seperti hasil yang diperoleh Partai
Golongan Karya Golkar, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan PDIP maupun Partai Kebangkitan Bangsa PKB di Daerah Pemilihan Dapil
Kabupaten Grobogan pada Pemilihan Umum Legislatif tahun 2009 dan 2014. Tabel I.6 Daerah Basis Massa Partai Politik Pada Pemilu Legislatif
2009 dan 2014 Kab. Grobogan
No Daerah Pemilihan Dapil
2009 2014
1 I
Golkar PDIP
2 II
PDIP PDIP
3 III
PDIP PKB
4 IV
PDIP PDIP
5 V
PKB PDIP
Sumber: KPUD Kab. Grobogan Merujuk pada teori sosial Cliffoerd Geertz 1983 tentang kondisi
sosioreligi masyarakat, seperti masyarakat santri dan abangan serta kondisi sosioekonomi seperti pekerjaan sebagai petani, buruh ataupun PNS pada
kelompok politik mempengaruhi preferensi pilihan pada partai politik tertentu. Bagaimanakah korelasi Teori Sosial Clifford Geertz tersebut terhadap sebaran
perolehan suara Partai Politik Islam, Basis Massa Islam maupun Partai Nasionalis pada Daerah Pemilihan Dapil I, II, III, IV dan V Kabupaten Grobogan dalam
8 Pemilihan Umum Legislatif tahun 2009 dan 2014?. Berdasarkan permasalahan
yang telah dikemukakan, maka penulis mengangkat penelitian ini dengan judul
Analisis Sebaran Perolehan Suara Partai Politik Pada Pemilu Legislatif 2009 dan 2014 Kabupaten Grobogan Jawa Tengah Korelasi Teori Clifford
Geertz. Diharapkan dengan penelitian ini penulis dapat menganalisis korelasi
Teori Sosial Clifford Geertz terhadap sebaran perolehan suara Partai Politik yang berideologi Islam, Basis Massa Islam maupun Partai dengan ideologi Nasionalis
pada penyelenggaraan Pemilihan Umum Legislatif tahun 2009 dan 2014 disetiap Daerah Pemilihan Dapil Kabupaten Grobogan Jawa Tengah.
1.2 Rumusan Masalah