PENDAHULUAN Analisis Sebaran Perolehan Suara Partai Politik Pada Pemilu Legislatif 2009 Dan 2014 Kabupaten Grobogan Jawa Tengah (Korelasi Teori Clifford Geertz).

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Geografi politik mempelajari kekuatan suatu negara dilihat dari kepemilikan sumberdaya alam, pemilihan umum, dan tema lainnya yang didalamnya terjadi interaksi antara manusia dan lingkungan dalam kehidupan politik (Sri Hayati dan Ahmad Yani, 2007). Aspek penting dalam Pemilu adalah Partai Politik yang merupakan organisasi bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok Warga Negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila (UU No 2 Tentang Partai Politik, 2008). Di Indonesia telah banyak berdiri partai politik dengan berbagai azas dan ideologi, sebagai contoh adalah Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Bulan Bintang (PBB) yang merupakan Partai Islam, karena menjadikan Islam sebagai azas atau ideologi partai dan juga basis massanya adalah umat muslim. Sedangkan Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) bukanlah Partai Islam melainkan partai yang berbasis massa Islam. Untuk PDIP dan Partai Golkar merupakan cerminan partai yang mengusung platformNasionalis, Pancasila menjadi ideologi gerakan partai ini.

Geografi politik memiliki tiga pokok bahasan, yaitu 1) Environmental Relationship, yang menekankan kepada hubungan antara kehidupan manusia dan lingkungan alamnya akibat dorongan kehidupan dan keanekaragaman wilayah negara. 2)National Power, menekankan pada pengaruh lingkungan alam terhadap ketahanan dan kekuatan nasional. 3) Political Region, menitikberatkan pada hal hal yang bersifat teoritis seperti dasar, tujuan dan ruang lingkup geografi politik serta pengorganisasian keruangan. Kajian geografi politik tidak lepas dari prinsip demokrasi, sedangkan prinsip demokrasi sangat berhubungan dengan aspek Pemilihan Umum (Pemilu). Menurut teori demokrasi klasik Pemilihan Umum


(2)

merupakan Transmission of Belt, sehingga kekuasaaan yang berasal dari rakyat dapat beralih menjadi kekuasaan negara yang kemudian menjelma dalam bentuk wewenang pemerintah untuk memerintah dan mengatur rakyat. Di dalam demokrasi itu sendiri terdapat tiga ciri khusus yaitu 1) adanya kompetisi dalam merebut dan mempertahankan kekuasaan, 2) adanya jaminan hak hak sipil dan politik, 3) partisipasi masyarakat.

Manifestasi demokrasi dalam bentuk Pemilu Legislatif juga terselenggara di Kabupaten Grobogan. Dalam Pemilihan Umum Legislatif di Kabupaten Grobogan pada tahun 2009 tercatat 1.039.071 pemilih, sedangkan pada tahun 2014 sejumlah 1.096.933 pemilih.

Tabel I.1 Jumlah Pemilih Pada Pemilu Legislatif 2009 dan 2014 Kab. Grobogan

No Kecamatan 2009 2014

1 Toroh 85.404 89.326

2 Geyer 51.779 53.707

3 Purwodadi 95.105 102.203

4 Karangrayung 69.701 76.052

5 Penawangan 47.808 50.328

6 Brati 35.442 37.394

7 Klambu 26.875 28.602

8 Godong 63.488 66.378

9 Kedungjati 32.920 33.583

10 Gubug 59.550 62.446

11 Tegowanu 38.090 41.098

12 Tanggungharjo 31.005 32.006

13 Ngaringan 48.575 51.161

14 Wirosari 65.913 70.019

15 Tawangharjo 39.933 42.528

16 Grobogan 54.366 57.281

17 Pulokulon 77.431 81.746

18 Kradenan 59.115 62.444

19 Gabus 56.571 58.631

Jumlah 1.039.071 1.096.933

Sumber: KPUD Kab. Grobogan

Jumlah pemilih pada tiap kecamatan di Kabupaten Grobogan mempengaruhi pembagian Daerah Pemilihan (Dapil). Pembagian Daerah Pemilihan ini ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pusat atas usulan Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten Grobogan. Hal tersebut mempengaruhi Partai Politik peserta Pemilu Legislatif 2009 dan 2014


(3)

merumuskan geostrategi untuk memperoleh sebanyak mungkin suara dari para konstituen ataupun basis massa pada Daerah Pemilihan yang telah ditetapkan.

Tabel I.2 Pembagian Wilayah Berdasarkan Dapil Di Kabupaten Grobogan

No Kecamatan Daerah Pemilihan

1 Toroh

I

2 Geyer

3 Purwodadi 4 Karangrayung

II 5 Penawangan

6 Brati

7 Klambu

8 Godong

9 Kedungjati

III 10 Gubug

11 Tegowanu 12 Tanggungharjo 13 Ngaringan

IV 14 Wirosari

15 Tawangharjo 16 Grobogan 17 Pulokulon

V 18 Kradenan

19 Gabus

Sumber: KPUD Kab. Grobogan

Partai Politik peserta Pemilu Legislatif tahun 2009 sebanyak 44 partai. Sedangkan pada Pemilu Legislatif tahun 2014 sebanyak 15 partai. Partai Politik tersebut memiliki azas atau ideologi yang berbeda antara satu dengan yang lain, akan tetapi yang menjadi fokus kajian dalam penelitian ini adalah Partai yang memiliki ideologi Islam, Basis Massa Islam dan Partai Nasionalis. Ideologi partai tersebut kemudian akan diwakili oleh lima Partai Politik, diantaranya adalah 1) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sebagai representasi partai yang mengususng ideologi islam, 2) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Amanat Nasionalis (PAN) sebagai perwakilan partai Basis Massa Islam, 3) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Golongan Karya (Golkar) sebagai representasi partai dengan platform Nasionalis. Terpilihnya kelima Partai dengan berbeda ideologi tersebut karena memiliki basis massa (grass root) yang kuat. PKB dan PAN masing masing memiliki kedekatan emosional maupun


(4)

kultural dengan basis massa warga Nahdlatul Ulama’ dan Muhammadiyah. PDIP dan Golkar memiliki konstituen masing masing adalah wong cilik (kaum tani dan buruh) serta kaum birokrat teknokrat (Clifford Geertz, 1983). Partai yang terakhir adalah PPP, partai ini memiliki akar sejarah dan ideologis yang kuat dalam masyarakat santri, hal ini tidak lepas karena pengaruh kadereksPartai Masyumi.

Tabel I.3 Lima Partai Politik Sebagai Fokus Kajian

No Partai Politik Ideologi

1 Partai Persatuan Pembangunan Islam

2 Partai Kebangkitan Bangsa Basis Massa Islam

3 Partai Amanat Nasional Basis Massa Islam

4 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Nasionalis

5 Partai Golongan Karya Nasionalis

Sumber: Komisi Pemilihan Umum

Geertz (1983) dalam penelitiannya di Mojokuto Jawa Timur menyimpulkan bahwa Masyarakat Jawa terbagi kedalam tiga kelompok politik, yaitu 1) Santri, merupakan kelompok masyarakat muslim yang taat dalam menjalankan ibadah dan identik dengan saudagar atau pedagang sebagai pekerjaannya, kemudian memiliki preferensi pilihan politik kepada Partai Islam atau Basis Massa Islam. 2) Abangan, merupakan kelompok masyarakat muslim yang tidak taat dalam hal beribadah dan diidentikkan dengan kaum tani maupun kaum buruh sebagai mata pencahariannya, memiliki preferensi pilihan politik kepada Partai Nasionalis Indonesia (PNI), pada konteks kekinian kultur dan ideologi PNI ada pada tubuh PDIP. 3) Priyayi, merupakan kelompok masyarakat birokrat, teknokrat ataupun Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai profesinya, memiliki preferensi pilihan politik kepada Partai Nasionalis, khususnya Golkar.

Tabel I.4 Kelompok Politik Masyarakat Jawa, Profesi dan Pilihan Politiknya No Kelompok Politik Jenis Profesi Pilihan Parpol

1 Santri Saudagar, pedagang Partai Islam/basis massa islam

2 Abangan Petani, Buruh PNI/PDIP

3 Priyayi Birokrat, PNS Partai Golkar


(5)

55


(6)

Tabel I.5 Perolehan Suara 5 Partai Politik Pada Pemilu Legislatif2009 dan 2014 Kab. Grobogan

Kec. 2009 2014

PDI % PG % PPP % PKB % PAN % PDI % PG % PPP % PKB % PAN %

Toroh 7.309 13,8 13.533 25,5 2.442 4,6 4.889 9,2 7.872 14,8 8.954 14,7 6.557 10,8 1.375 2,2 5.573 9,2 12.194 20,1 Geyer 10.697 33,7 9.011 28,4 1.267 4,0 1.206 3,8 630 1,9 6.717 18,0 10.230 27,4 897 2,4 4.695 12,6 1.336 3,5 Pwd 9.348 14,5 17.524 27,3 4.528 7,0 3.833 5,9 4.291 6,6 14.078 19,3 11.362 15,6 4.577 6,2 9.760 13,4 6.740 9,2 Kryg 13.291 30,9 6.345 14,7 2.074 4,8 6.952 16,2 1.109 2,5 14.220 29,7 4.565 9,5 695 1,4 7.702 16,1 3.783 7,9 Pnwg 6.743 22,7 2.738 9,2 634 2,1 3.130 10,5 581 1,9 9.799 31,0 4.345 13,7 1.462 4,6 3.421 10,8 1.730 5,4 Brati 8.831 37,3 1.710 7,2 516 2,1 1.797 7,6 809 3,4 9.399 36,1 1.571 6,0 990 3,8 4.552 17,5 1.909 7,3 Klambu 1.531 8,7 2.653 15,0 2.453 13,9 6.786 38,6 94 0,5 4.656 23,2 1.236 6,1 4.182 20,8 6.768 33,7 465 2,3 Godong 6.527 17,2 4.254 11,2 956 2,5 4.372 11,5 1.722 4,5 9.822 25,4 4.426 11,4 2.337 6,0 8.124 21,0 2.810 7,2 Kd jati 2.033 9,7 4.097 19,5 1.180 5,6 7.553 36,1 474 2,2 4.204 18,4 1.282 5,6 3.918 17,1 5.568 24,3 840 3,6 Gubug 6.698 17,8 3.694 9,8 2.907 7,7 5.256 14,0 2.646 7,0 8.804 20,8 3.920 9,2 2.415 5,7 5.818 13,7 2.127 5,0 Tgwanu 3.665 14,0 4.176 16,0 1.231 4,7 6.268 24,0 625 2,3 6.835 22,8 4.462 14,8 995 3,3 5.059 16,8 2.183 7,2 Tg harjo 1.614 8,3 3.246 16,7 1.101 5,6 7.680 39,6 1.120 5,7 3.540 16,1 1.326 6,2 1.570 7,1 7.038 32,1 963 4,4 Ngringn 5.796 17,8 1.677 5,1 1.395 4,3 6.126 18,9 761 2,3 8.576 22,8 2.468 6,5 3.241 8,6 6.793 18,1 815 2,1 Wirosari 5.737 13,8 4.302 10,4 696 1,6 3.894 9,4 2.984 7,2 16.493 34,4 2.849 5,9 3.577 7,4 5.197 10,8 2.373 4,9 Tw harjo 7.281 27,7 5.841 22,2 758 2,8 891 3,3 1.326 5,0 10.043 34,3 3.378 11,5 1.134 3,8 1.823 6,2 1.607 5,4 Gbogan 5.696 16,7 7.794 22,9 459 1,3 1.865 5,4 627 1,8 7.102 17,7 10.396 25,9 4.550 11,3 7.651 19,0 652 1,6 Pkulon 11.127 22,5 3.479 7,0 4.451 9,0 5.843 11,8 228 1,2 9.443 16,6 9.271 16,2 6.114 10,7 9.819 17,2 273 0,4 Krdenan 8.219 22,2 4.976 13,4 2.710 7,2 3.054 8,2 107 0,2 7.756 18,6 5.216 12,5 3.621 8,7 4.510 10,8 1.051 2,5 Gabus 4.850 13,7 5.435 15,3 1.169 3,3 9.294 26,3 55 0,1 9.137 23,2 3.604 9,1 1.752 4,4 9.115 23,1 1.866 4,7 Jumlah 126.993 19,2 106.485 16,1 32.927 4,9 90.689 13,7 28.061 4,2 169.587 22,7 92.464 12,4 52.979 7,1 118.986 15,9 45.717 6,1


(7)

Perolehan suara pada lima partai politik diatas mengalami peningkatan maupun penurunan di setiap Kecamatan. Dinamisasi peningkatan maupun penurunan perolehan suara partai politik pada Pemilihan Umum Legislatif tahun 2009 dan 2014 terlihat dengan persentase perolehan suara oleh masing masing partai, baik Partai yang berideologi Islam, Basis Massa Islam ataupun Partai dengan ideologi Nasionalis. Data pada tabel 1.5 menunjukkan terjadinya perubahan perolehan suara di masing masing kecamatan, namun yang menarik dan perlu dicermati lebih dalam adalah terjadi pergeseran terhadap daerah basis massa atau kantung suara masing masing Partai Politik pada Pemilihan Umum Legislatif tahun 2009 dan 2014 disemua Daerah Pemilihan (Dapil) Kabupaten Grobogan. Perolehan suara terbanyak atau mayoritas di satu daerah pemilihan secara berturut turut dapat dimaknai daerah tersebut sebagai daerah basis massa atau kantung suara partai politik tertentu. Seperti hasil yang diperoleh Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) maupun Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Daerah Pemilihan (Dapil) Kabupaten Grobogan pada Pemilihan Umum Legislatif tahun 2009 dan 2014.

Tabel I.6 Daerah Basis Massa Partai Politik Pada Pemilu Legislatif 2009 dan 2014 Kab. Grobogan

No Daerah Pemilihan (Dapil) 2009 2014

1 I Golkar PDIP

2 II PDIP PDIP

3 III PDIP PKB

4 IV PDIP PDIP

5 V PKB PDIP

Sumber: KPUD Kab. Grobogan

Merujuk pada teori sosial Cliffoerd Geertz (1983) tentang kondisi sosioreligi masyarakat, seperti masyarakat santri dan abangan serta kondisi sosioekonomi seperti pekerjaan sebagai petani, buruh ataupun PNS pada kelompok politik mempengaruhi preferensi pilihan pada partai politik tertentu. Bagaimanakah korelasi Teori Sosial Clifford Geertz tersebut terhadap sebaran perolehan suara Partai Politik Islam, Basis Massa Islam maupun Partai Nasionalis pada Daerah Pemilihan (Dapil) I, II, III, IV dan V Kabupaten Grobogan dalam


(8)

Pemilihan Umum Legislatif tahun 2009 dan 2014?. Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan, maka penulis mengangkat penelitian ini dengan judul Analisis Sebaran Perolehan Suara Partai Politik Pada Pemilu Legislatif 2009 dan 2014 Kabupaten Grobogan Jawa Tengah (Korelasi Teori Clifford Geertz). Diharapkan dengan penelitian ini penulis dapat menganalisis korelasi Teori Sosial Clifford Geertz terhadap sebaran perolehan suara Partai Politik yang berideologi Islam, Basis Massa Islam maupun Partai dengan ideologi Nasionalis pada penyelenggaraan Pemilihan Umum Legislatif tahun 2009 dan 2014 disetiap Daerah Pemilihan (Dapil) Kabupaten Grobogan Jawa Tengah.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian permasalahan tersebut, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimanakah korelasi Teori Clifford Geertz terhadap sebaran perolehan suara Partai Politik Islam, Basis Massa Islam dan Nasionalis pada Pemilu Legislatif 2009 dan 2014 disetiap Daerah Pemilihan Kabupaten Grobogan Jawa Tengah?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pemaparan masalah diatas maka ditetapkan tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Menganalisis korelasi Teori Clifford Geertz terhadap sebaran perolehan suara Partai Politik Islam, Basis Massa Islam dan Nasionalis pada Pemilu Legislatif 2009 dan 2014 disetiap Daerah Pemilihan Kabupaten Grobogan Jawa Tengah.

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini ialah untuk memberikan informasi korelasi Teori Sosial Clifford Geertz terhadap sebaran perolehan suara Partai Politik Islam, Basis Bassa Islam maupun Partai Politik Nasionalis pada Pemilu Legislatif 2009 dan 2014 disetiap Daerah Pemilihan (Dapil) Kabupaten Grobogan Jawa Tengah.


(9)

1.5 Telaah Pustaka dan Penelitian Terdahulu 1.5.1 Telaah Pustaka

a. Geografi Politik

Geografi politik mempelajari kekuatan suatu negara dilihat dari kepemilikan sumberdaya alam, pemilihan umum, dan tema lainnya yang didalamnya terjadi interaksi antara manusia dan lingkungan dalam kehidupan politik (Sri Hayati dan Ahmad Yani, 2007). Peneliti memberikan analisis terhadap fenomena sosial yang terjadi diatas muka bumi, seperti halnya dalam Pemilu Kabupaten Grobogan dapat mempengaruhi geostrategi pada partai politik untuk memperoleh sebanyak mungkin suara dari konstituen mereka.

b. Partai Politik

Partai politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok Warga Negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila (UU No 2 Tentang Partai Politik, 2008). Sebuah partai tentunya memiliki tujuan, secara umum tujuan Partai Politik adalah untuk mencari dan mempertahankan kekuasaan guna melaksanakan dan mewujudkan program program yang telah mereka susun sesuai dengan ideologi tertentu. Sedangkan fungsi partai politik itu sendiri setidaknya ada empat, yakni 1) sebagai sarana komunikasi politik, 2) sebagai sarana sosialisasi politik, 3) sebagai sarana rekruitmen politik, 4) sebagai sarana manajemen konflik. Dari masa ke masa Partai Politik selalu berkembang, baik dari sisi jumlah maupun kekuatan dan ideologi. Namun sekarang, jika diklasifikasikan hanya terdapat dua partai yang memiliki basis ideologi kuat, yakni Nasionalis dan Islam.

c. Partai Politik Islam

Partai Politik Islam ialah Partai yang menggunakan identitas formalnya memakai azas dan simbol simbol islam dengan basis konstituen khusus umat islam (Haedar Nashir, 2004). Pelaksanaan Pemilu perdana di Indonesia, Partai Islam mendominasi perolehan suara. Namun dinamika politik yang terjadi di Indonesia, partai partai ini terpaksa membubarkan diri. Meskipun demikian kader


(10)

kader yang merasa butuh wadah sebagai aspirasi politik, mereka mendirikan partai partai Islam seperti Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), ataupun Partai Bulan Bintang (PBB). Perolehan suara Partai Islam ini pada Pemilu Legislatif tahun 2009 dan 2014 Kabupaten Grobogan memiliki trend positif alias mengalami kenaikan, kecuali perolehan suara Partai Bulan Bintang (PBB) yang justru mengalami penurunan pada Pemilu Legislatif tahun 2014.

Tabel I.7 Suara Partai Islam Pada Pemilu Leg. 2009 dan 2014 Kab. Grobogan

No Partai 2009 2014

1 PBB 5.861 3.626

2 PKS 26.573 43.084

3 PPP 32.927 52.979

Sumber: KPUD Kab. Grobogan d. Partai Politik Basis Massa Islam

Partai politik yang tidak memiliki identitas formal islam bahkan bersifat inklusif tetapi basis utama kontituennya adalam umat islam (Haedar Nashir, 2004). Sebagai contoh adalah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Amanat Nasional (PAN), partai ini mampu eksis dalam percaturan politik nasional berkat didukung konstituen dan loyalis yang kuat, sebagai contoh ialah PKB yang memiliki konstituen atau basis massa warga Nahdlatul Ulama’ (NU), sedangkan PAN memiliki basis massa warga Muhammadiyah. Partai Basis Massa Islam (PKB dan PAN) juga memiliki kecenderungan kenaikan perolehan suara pada Pemilu Legislatif tahun 2009 dan 2014 Kabupaten Grobogan.

Tabel I.8 Perolehan Suara Partai Politik Basis Massa Islam Pada Pemilu Legislatif 2009 dan 2014 Kab. Grobogan

No Partai 2009 2014

1 PKB 90.689 118.986

2 PAN 28.061 45.717

Sumber: KPUD Kab. Grobogan e. Partai Nasionalis

S. Kirbiantoro dan Dody Rudianto (2009) mengatakan bahwa Partai Nasionalis adalah Partai yang menggunakan ideologi Nasionalis-Pancasila sebagai landasan geraknya. Partai yang mengusung platform Nasionalis cenderung berhaluan sekuler, memiliki basis massa yang heterogen, baik dari kalangan umum bahkan kalangan umat islam. Pancasila diinternalisasi secara kuat


(11)

kepada seluruh kader dan konstituennya sebagai way of life. Partai Nasionalis yang memiliki grass root paling kuat di Kabupaten Grobogan ialah PDIP dan Golkar, sehingga perolehan suara dua partai pada Pemilun Legislatif tahun 2009 dan 2014 melampaui perolehan suara Partai Islam. Namun keunggulan ini tidak terjadi pada Partai Golkar, yang justru mengalami penurunan perolehan suara pada Pemilu Legislatif tahun 2014.

Tabel I.9 Suara Partai Nasionalis Pada Pemilu Leg. 2009 dan 2014 Kab Grobogan

No Partai 2009 2014

1 PDIP 129.993 169.587

2 P. Golkar 106.845 92.464

Sumber: KPUD Kab. Grobogan f. Pemilihan Umum

Pemilihan Umum merupakan sebuah bentuk manifestasi dari sistim demokrasi di Indonesia, yang kemudian menjadi momentum memilih para wakil rakyat. Dalam RUU Penyelenggaraan Pemilu dikatakan bahwa Pemilihan Umum adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang diselenggarakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil dalam NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD Republik Indonesia Tahun 1945. Pada awalnya Pemilu hanya untuk memilih DPR RI, DPRD Tingkat 1 dan 2, serta DPD RI. Namun peraturan tersebut diamandemen pada tahun 2002, maka kemudian Pemilu juga dilakukan untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden secara langsung, untuk pertama kalinya dilakukan pada Pemilu tahun 2004. Sesuai UU no 2 tahun 2007 dikemukakan pula peraturan mengenai pemilihan kepala daerah (Gubernur, Walikota/Bupati). Penyelengara pemilu adalah lembaga yang menyelengarakan Pemilu, terdiri atas Komisi Pemilihan Umum dan Badan Pengawas Pemilu. KPU dan BPP sebagai satu kesatuan fungsi penyelengaraan pemilu untuk memilih anggota DPR RI, DPD, dan DPRD, Presiden dan Wakil Presiden secara langsung oleh rakyat serta untuk memilih Gubernur, Bupati, dan Walikota secara demokratis (BAB I Kententuan Umum Pasal I ayat 5 RUU Penyelengaraan Pemilu). Bagian bagian yang merupakan sistem pemilu ialah 1) sistem hak pilih, 2) sistem pembagian daerah pemilihan, 3) sistem pemilihan, 4) sistem pencalonan.


(12)

1.5.2 Penelitian Terdahulu

Rayuna Hendawati (2006) dalam penelitiannya yang berjudul “Kajian Perilaku Pemilih Dalam Pemilihan Kepala Daerah (Perspektif Geografi)” hasil penelitian ini memberi simpulan bahwa kajian perilaku pemilih kepala daerah sangat dipengaruhi oleh kondisi demografis, sosiologis maupun psikologis masyarakat. Ciri khas analisis yang bersifat keruangan dan kewilayahan dapat menjawab penelitian penelitian sosial.

Yani, Hayati, Eridiana (2008) dalam penelitiannya yang berjudul “Kajian Geografi Politik Terhadap Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2008” hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa daerah kemenangan Hade, Aman dan Da’i tidak menunjukkan pola keruangan yang jelas, yang berarti Jawa Barat adalah daerah yang relatif homogen. Faktor yang menunjukkan segregasi wilayah seperti petani, nelayan, dipegunungan, dipantai, bahasa Sunda maupun bahasa Jawa Cirebon tidak nampak berpengaruh terhadap pilihan politik.

Afief Bagus Wicaksana (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Keruangan Basis Pemilih Partai Politik Pada Pemilihan Umum Tahun 2004 dan 2009 di Kabupaten Magelang” mengemukakan bahwa distribusi perolehan suara Partai Politik tersebar merata. Partai Politik Basis Massa Islam Tradisional memperoleh sumbangan suara terbanyak di wilayah pesantren dan pedesaan dengan corak masyarakat NU, sedangkan Partai Politik Basis Massa Islam Modern terjadi dinamika. Sebaran dan distribusi kantong suara tidak hanya berasal dari sumbangan warga Muhammadiyah dan Tarbiyah, melainkan juga dari wilayah basis warga NU. Hasil yang diperoleh untuk Partai Politik Nasionalis memiliki sebaran suara yang merata diwilayah pedesaan maupun di perkotaan.


(13)

Tabel I.10 Perbandingan Penelitian Sebelumnya

Penulis Rayuna Hendawati Yani, Hayati, Eridiana Afief Bagus Wicaksono

Tahun 2006 2008 2013

Judul Kajian Perilaku Pemilih Dalam Pelaksanaan Pemilukada (Perspektif Geografi)

Kajian Geografi Politik Terhadap Hasil Pemilihan Gubernur Jawa Barat Tahun 2008

Analisis Keruangan Basis Pemilih Partai Politik Pada Pemilihan Umum Tahun 2004 dan 2009 di Kabupaten Magelang

Tujuan • Mengetahui sebaran basis massa calon kepala daerah

• Mengetahui kondisi geografis kantong pemenangan pasangan Cagub Jabar 2008.

• Mengetahui faktor faktor berpengaruh terhadap hasil Pilkada Jabar tahun 2008.

• Mengetahui apakah tiap Dapil memiliki alasan alasan yang sama untuk memilih Cagub Jabar 2008.

• Mengetahui distribusi keruangan perolehan suara partai politik berbasis massa islam dan nasionalis pada saat pemilu 2004 dan 2009.

• Mengetahui pengaruh faktor sosiologis dan demografis masyarakat terhadap hasil pemilu 2004 dan 2009.

Metode Deskrisi Kuantitatif Pendekatan Deskriptif Deskripsi Kuantitatif dan Kualitatif

Hasil • Kajian perilaku pemilih dalam pemilihan kepala daerah sangat berhubungan dengan keadaan masyarakat secara demografis, sosiologis dan psikologis untuk lebih holistik mengetahui kepala daerah pilihan masyarakat harus dilakukan melalui kajian geografi.

• Kajian geografi dengan ciri khas analisisnya yang bersifat keruangan dan kewilayahan dapat menjawab penelitian penelitian sosial.

• Daerah kemenangan Hade, Aman dan Dai tidak menunjukkan pola yang jelas, sehingga dapat disimpulkan bahwa Jawa Barat merupakan wilayah politik yang relatif homogen.

• Faktor faktor yang menunjukkan segregasi wilayah seperti petani, nelayan, di

pegunungan, di pantai, atau berbahasa sunda, atau berbahasa jawa Cirebon tidak nampak berpengaruh terhadap pilihan politik.

Distribusi perolehan suara parpol basis massa islam tradisional memperoleh sumbangan suara terbanyak di wilayah pesantren dan pedesaan dengan corak masyarakat NU, sedangkan pada parpol basis massa islam modern terjadi dinamia, sebaran dan distribusi kantong suara tidak hanya mendapatkan sumbangan dari kantong warga Muhammadiyah dan Tarbiyah melainkan juga dari wilayah basis warga NU, sedangkan parpol basis massa nasionalis memiliki sebaran suara yang merata diwilayah pedesaan dan perkotaan di Kabupaten Magelang.


(14)

1.6 Kerangka Penelitian

Pemilihan Umum Legislatif merupakan media untuk memilih wakil wakil rakyat agar dapat duduk diparlemen dan menjalankan roda pemerintahan. Pada penyelenggaraan Pemilu Legislatif tahun 2009 diikuti oleh 44 partai politik, dan 15 partai politik pada Pemilu Legislatif tahun 2014. Partai Politik tersebut memiliki azas dan ideologi yang berbeda satu sama lain, mulai dari ideologi Islam, Basis Massa Islam dan Nasionalis. Dari sekian banyaknya partai politik peserta Pemilu Legislatif ditahun 2009 dan 2014, penulis memfokuskan pada lima Partai Politik yaitu, 1) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sebagai representasi Partai Islam, 2) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Amanat Nasional (PAN) sebagai perwakilan Partai Basis Massa Islam, 3) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Golongan Karya (Golkar) sebagai representasi Partai Nasionalis.

Dari perolehan suara masing masing partai tersebut menunjukkan diferensiasi dan dinamisasi, baik peningkatan maupun penurunan perolehan suara. Akan tetapi yang menarik adalah tidak terjadi pergeseran Basis Massa Partai Politik disetiap Daerah Pemilihan (Dapil) Kabupaten Grobogan pada Pemilihan Umum Legislatif tahun 2009 dan 2014. Merujuk pada teori Geertz (1983) yang menyatakan bahwa Masyarakat Jawa terbagi menjadi tiga kelompok politik, yakni Santri yang diasosiasikan dengan saudagar atau pedagang, Abangan identik dengan kaum tani dan buruh, Priyayi identik dengan birokrat, teknokrat dan Pegawai Negeri Sipil (PNS). Kondisi sosioreligi masyarakat seperti masyarakat santri dan abangan serta kondisi sosioekonomi seperti profesi sebagai petani, buruh ataupun PNS pada kelompok politik tersebut mempengaruhi preferensi pilihan pada partai tertentu. Dari teori sosial Clifford Geertz tersebut akan dianalisis korelasinya terhadap sebaran perolehan suara Partai Politik Islam, Basis Massa Islam maupun Partai Nasionalis pada Daerah Pemilihan (Dapil) I, II, III, IV dan V Kabupaten Grobogan dalam Pemilihan Umum Legislatif tahun 2009 dan 2014.


(15)

Gambar I.2 Diagram Alir Penelitian

Sumber: Penulis

Sumber: Penulis

Teori Sosial Geertz

Perolehan Suara Partai Politik Islam, Basis Massa Islam, Nasionalis Pada Pemilu Legislatif 2009 dan 2014 Kab. Grobogan

Daerah Pemilihan Kab. Grobogan

Perolehan Suara Partai Politik Islam, Basis Massa Islam,

Nasionalis Pada Pemilu Legislatif 2009

Perolehan Suara Partai Politik Islam, Basis Massa Islam,

Nasionalis Pada Pemilu Legislatif 2014 Peta Administrasi

Kab. Grobogan

Analsis Sebaran Dan Perubahan Perolehan Suara Partai Politik Islam, Basis Massa Islam, Nasionalis

Peta Dapil

Peta Perolehan Suara Partai Politik Islam, Basis Massa Islam, Nasionalis Pada Pemilu

Legislatif 2009

Peta Perolehan Suara Partai Politik Islam, Basis Massa Islam, Nasionalis Pada Pemilu


(16)

1.7 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang didukung dengan data kuantitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dan perilaku dari orang-orang yang dapat diamati (Moleong, 1990). Adapun tahapan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Penentuan Daerah Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Grobogan yang memiliki jumlah Pemilih 1.039.071 pada Pemilu Legislatif 2009 dan 1.096.933 pada Pemilu Legislatif 2014. Penelitian ini memiliki fokus kajian pada lima Partai Politik, yaitu 1) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sebagai representasi Partai Islam, 2) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Amanat Nasional (PAN) sebagai perwakilan Partai Basis Massa Islam, 3) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Golongan Karya (Golkar) sebagai representasi Partai Nasionalis. Hasil perolehan suara Partai Politik tersebut pada Pemilu Legislatif tahun 2009 dan 2014 menunjukkan diferensiasi dan dinamisasi, baik peningkatan maupun penurunan perolehan suara, akan tetapi yang menarik adalah tidak terjadi pergeseran Basis Massa Partai Politik disetiap Daerah Pemilihan.

b. Pengumpulan Data dan Jenis Data

Data data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu 1) Data perolehan suara Partai Politik pada Pemilu Legislatif 2009 dan 2014 yang didapat dari KPUD Kabupaten Grobogan. 2) Data Jenis Pekerjaan masyarakat yang diambil dari BPS Kabupaten Grobogan.

c. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif komparatif, yaitu suatu pembahasan yang bertujuan untuk memberikan analisis atas data perolehan suara dan Teori Sosial Clifford Geertz. Data yang dianalisis adalah data perolehan suara Partai Politik Islam, Basis Massa Islam dan Nasionalis, yang diwakili oleh PPP (Partai Islam), PKB dan PAN (Partai Basis Massa Islam), PDIP dan Golkar (Partai Nasionalis) pada Pemilu Legislatif 2009 dan 2014 Kabupaten Grobogan, kemudian dikomparasikan dengan Teori Sosial


(17)

Clifford Geertz tentang Kelompok Politik Masyarakat Jawa. Diharapkan dengan menggunakan teknik penelitian ini penulis dapat memberikan gambaran yang sistematis, faktual, aktual dan akurat mengenai fakta fakta seputar perolehan suara Partai Politik Islam, Basis Massa Islam dan Nasionalis pada Pemilu Legislatif 2009 dan 2014 Kabupaten Grobogan.

1.8 Batasan Operasional

Analisis adalah penelitian secara menyeluruh terhadap suatu hal atau peristiwa (Wahya, et all, 2013)

Geografi politik mempelajari kekuatan suatu negara dilihat dari kepemilikan sumberdaya alam, pemilihan umum, dan tema lainnya yang didalamnya terjadi interaksi antara manusia dan lingkungan dalam kehidupan politik (Sri Hayati dan Ahmad Yani, 2007)

Partai politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesai berdasarkan Pancasila (UU No 2 Tentang Partai Politik, 2008).

Partai Politik Basis Massa Islam merupakan Partai Politik yang tidak memiliki identitas formal islam bahkan bersifat inklusif tetapi basis utama kontituennya adalam umat islam (Haedar Nashir, 2004).

Partai Politik Islam adalah Partai Politik yang menggunakan identitas formalnya memakai azas dan simbol simbol islam dengan basis konstituen khusus umat islam (Haedar Nashir, 2004).

Partai Nasionalis adalah Partai yang menggunakan ideologi Nasionalis-Pancasila sebagai landasan geraknya (S. Kirbiantoro dan Dody Rudianto, 2009)

Pemilihan Umumadalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 (UU No 3 tahun 2009 Tentang Pemilu)


(1)

1.5.2 Penelitian Terdahulu

Rayuna Hendawati (2006) dalam penelitiannya yang berjudul “Kajian Perilaku Pemilih Dalam Pemilihan Kepala Daerah (Perspektif Geografi)” hasil penelitian ini memberi simpulan bahwa kajian perilaku pemilih kepala daerah sangat dipengaruhi oleh kondisi demografis, sosiologis maupun psikologis masyarakat. Ciri khas analisis yang bersifat keruangan dan kewilayahan dapat menjawab penelitian penelitian sosial.

Yani, Hayati, Eridiana (2008) dalam penelitiannya yang berjudul “Kajian Geografi Politik Terhadap Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2008” hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa daerah kemenangan Hade, Aman dan Da’i tidak menunjukkan pola keruangan yang jelas, yang berarti Jawa Barat adalah daerah yang relatif homogen. Faktor yang menunjukkan segregasi wilayah seperti petani, nelayan, dipegunungan, dipantai, bahasa Sunda maupun bahasa Jawa Cirebon tidak nampak berpengaruh terhadap pilihan politik.

Afief Bagus Wicaksana (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Keruangan Basis Pemilih Partai Politik Pada Pemilihan Umum Tahun 2004 dan 2009 di Kabupaten Magelang” mengemukakan bahwa distribusi perolehan suara Partai Politik tersebar merata. Partai Politik Basis Massa Islam Tradisional memperoleh sumbangan suara terbanyak di wilayah pesantren dan pedesaan dengan corak masyarakat NU, sedangkan Partai Politik Basis Massa Islam Modern terjadi dinamika. Sebaran dan distribusi kantong suara tidak hanya berasal dari sumbangan warga Muhammadiyah dan Tarbiyah, melainkan juga dari wilayah basis warga NU. Hasil yang diperoleh untuk Partai Politik Nasionalis memiliki sebaran suara yang merata diwilayah pedesaan maupun di perkotaan.


(2)

Tabel I.10 Perbandingan Penelitian Sebelumnya

Penulis Rayuna Hendawati Yani, Hayati, Eridiana Afief Bagus Wicaksono

Tahun 2006 2008 2013

Judul Kajian Perilaku Pemilih Dalam Pelaksanaan Pemilukada (Perspektif Geografi)

Kajian Geografi Politik Terhadap Hasil Pemilihan Gubernur Jawa Barat Tahun 2008

Analisis Keruangan Basis Pemilih Partai Politik Pada Pemilihan Umum Tahun 2004 dan 2009 di Kabupaten Magelang

Tujuan • Mengetahui sebaran basis massa calon kepala daerah

• Mengetahui kondisi geografis kantong pemenangan pasangan Cagub Jabar 2008.

• Mengetahui faktor faktor berpengaruh terhadap hasil Pilkada Jabar tahun 2008.

• Mengetahui apakah tiap Dapil memiliki alasan alasan yang sama untuk memilih Cagub Jabar 2008.

• Mengetahui distribusi keruangan perolehan suara partai politik berbasis massa islam dan nasionalis pada saat pemilu 2004 dan 2009.

• Mengetahui pengaruh faktor sosiologis dan demografis masyarakat terhadap hasil pemilu 2004 dan 2009.

Metode Deskrisi Kuantitatif Pendekatan Deskriptif Deskripsi Kuantitatif dan Kualitatif

Hasil • Kajian perilaku pemilih dalam pemilihan kepala daerah sangat berhubungan dengan keadaan masyarakat secara demografis, sosiologis dan psikologis untuk lebih holistik mengetahui kepala daerah pilihan masyarakat harus dilakukan melalui kajian geografi.

• Kajian geografi dengan ciri khas analisisnya yang bersifat keruangan dan kewilayahan dapat menjawab penelitian penelitian sosial.

• Daerah kemenangan Hade, Aman dan Dai tidak menunjukkan pola yang jelas, sehingga dapat disimpulkan bahwa Jawa Barat merupakan wilayah politik yang relatif homogen.

• Faktor faktor yang menunjukkan segregasi wilayah seperti petani, nelayan, di

pegunungan, di pantai, atau berbahasa sunda, atau berbahasa jawa Cirebon tidak nampak berpengaruh terhadap pilihan politik.

Distribusi perolehan suara parpol basis massa islam tradisional memperoleh sumbangan suara terbanyak di wilayah pesantren dan pedesaan dengan corak masyarakat NU, sedangkan pada parpol basis massa islam modern terjadi dinamia, sebaran dan distribusi kantong suara tidak hanya mendapatkan sumbangan dari kantong warga Muhammadiyah dan Tarbiyah melainkan juga dari wilayah basis warga NU, sedangkan parpol basis massa nasionalis memiliki sebaran suara yang merata diwilayah pedesaan dan perkotaan di Kabupaten Magelang.


(3)

1.6 Kerangka Penelitian

Pemilihan Umum Legislatif merupakan media untuk memilih wakil wakil rakyat agar dapat duduk diparlemen dan menjalankan roda pemerintahan. Pada penyelenggaraan Pemilu Legislatif tahun 2009 diikuti oleh 44 partai politik, dan 15 partai politik pada Pemilu Legislatif tahun 2014. Partai Politik tersebut memiliki azas dan ideologi yang berbeda satu sama lain, mulai dari ideologi Islam, Basis Massa Islam dan Nasionalis. Dari sekian banyaknya partai politik peserta Pemilu Legislatif ditahun 2009 dan 2014, penulis memfokuskan pada lima Partai Politik yaitu, 1) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sebagai representasi Partai Islam, 2) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Amanat Nasional (PAN) sebagai perwakilan Partai Basis Massa Islam, 3) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Golongan Karya (Golkar) sebagai representasi Partai Nasionalis.

Dari perolehan suara masing masing partai tersebut menunjukkan diferensiasi dan dinamisasi, baik peningkatan maupun penurunan perolehan suara. Akan tetapi yang menarik adalah tidak terjadi pergeseran Basis Massa Partai Politik disetiap Daerah Pemilihan (Dapil) Kabupaten Grobogan pada Pemilihan Umum Legislatif tahun 2009 dan 2014. Merujuk pada teori Geertz (1983) yang menyatakan bahwa Masyarakat Jawa terbagi menjadi tiga kelompok politik, yakni

Santri yang diasosiasikan dengan saudagar atau pedagang, Abangan identik dengan kaum tani dan buruh, Priyayi identik dengan birokrat, teknokrat dan Pegawai Negeri Sipil (PNS). Kondisi sosioreligi masyarakat seperti masyarakat santri dan abangan serta kondisi sosioekonomi seperti profesi sebagai petani, buruh ataupun PNS pada kelompok politik tersebut mempengaruhi preferensi pilihan pada partai tertentu. Dari teori sosial Clifford Geertz tersebut akan dianalisis korelasinya terhadap sebaran perolehan suara Partai Politik Islam, Basis Massa Islam maupun Partai Nasionalis pada Daerah Pemilihan (Dapil) I, II, III, IV dan V Kabupaten Grobogan dalam Pemilihan Umum Legislatif tahun 2009 dan 2014.


(4)

Gambar I.2 Diagram Alir Penelitian

Sumber: Penulis

Sumber: Penulis

Teori Sosial Geertz

Perolehan Suara Partai Politik Islam, Basis Massa Islam, Nasionalis Pada Pemilu Legislatif 2009 dan 2014 Kab. Grobogan

Daerah Pemilihan Kab. Grobogan

Perolehan Suara Partai Politik Islam, Basis Massa Islam,

Nasionalis Pada Pemilu Legislatif 2009

Perolehan Suara Partai Politik Islam, Basis Massa Islam,

Nasionalis Pada Pemilu Legislatif 2014 Peta Administrasi

Kab. Grobogan

Analsis Sebaran Dan Perubahan Perolehan Suara Partai Politik Islam, Basis Massa Islam, Nasionalis

Peta Dapil

Peta Perolehan Suara Partai Politik Islam, Basis Massa Islam, Nasionalis Pada Pemilu

Legislatif 2009

Peta Perolehan Suara Partai Politik Islam, Basis Massa Islam, Nasionalis Pada Pemilu


(5)

1.7 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang didukung dengan data kuantitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dan perilaku dari orang-orang yang dapat diamati (Moleong, 1990). Adapun tahapan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Penentuan Daerah Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Grobogan yang memiliki jumlah Pemilih 1.039.071 pada Pemilu Legislatif 2009 dan 1.096.933 pada Pemilu Legislatif 2014. Penelitian ini memiliki fokus kajian pada lima Partai Politik, yaitu 1) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sebagai representasi Partai Islam, 2) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Amanat Nasional (PAN) sebagai perwakilan Partai Basis Massa Islam, 3) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Golongan Karya (Golkar) sebagai representasi Partai Nasionalis. Hasil perolehan suara Partai Politik tersebut pada Pemilu Legislatif tahun 2009 dan 2014 menunjukkan diferensiasi dan dinamisasi, baik peningkatan maupun penurunan perolehan suara, akan tetapi yang menarik adalah tidak terjadi pergeseran Basis Massa Partai Politik disetiap Daerah Pemilihan.

b. Pengumpulan Data dan Jenis Data

Data data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu 1) Data perolehan suara Partai Politik pada Pemilu Legislatif 2009 dan 2014 yang didapat dari KPUD Kabupaten Grobogan. 2) Data Jenis Pekerjaan masyarakat yang diambil dari BPS Kabupaten Grobogan.

c. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif komparatif, yaitu suatu pembahasan yang bertujuan untuk memberikan analisis atas data perolehan suara dan Teori Sosial Clifford Geertz. Data yang dianalisis adalah data perolehan suara Partai Politik Islam, Basis Massa Islam dan Nasionalis, yang diwakili oleh PPP (Partai Islam), PKB dan PAN (Partai Basis


(6)

Clifford Geertz tentang Kelompok Politik Masyarakat Jawa. Diharapkan dengan menggunakan teknik penelitian ini penulis dapat memberikan gambaran yang sistematis, faktual, aktual dan akurat mengenai fakta fakta seputar perolehan suara Partai Politik Islam, Basis Massa Islam dan Nasionalis pada Pemilu Legislatif 2009 dan 2014 Kabupaten Grobogan.

1.8 Batasan Operasional

Analisis adalah penelitian secara menyeluruh terhadap suatu hal atau peristiwa (Wahya, et all, 2013)

Geografi politik mempelajari kekuatan suatu negara dilihat dari kepemilikan sumberdaya alam, pemilihan umum, dan tema lainnya yang didalamnya terjadi interaksi antara manusia dan lingkungan dalam kehidupan politik (Sri Hayati dan Ahmad Yani, 2007)

Partai politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesai berdasarkan Pancasila (UU No 2 Tentang Partai Politik, 2008).

Partai Politik Basis Massa Islam merupakan Partai Politik yang tidak memiliki identitas formal islam bahkan bersifat inklusif tetapi basis utama kontituennya adalam umat islam (Haedar Nashir, 2004).

Partai Politik Islam adalah Partai Politik yang menggunakan identitas formalnya memakai azas dan simbol simbol islam dengan basis konstituen khusus umat islam (Haedar Nashir, 2004).

Partai Nasionalis adalah Partai yang menggunakan ideologi Nasionalis-Pancasila sebagai landasan geraknya (S. Kirbiantoro dan Dody Rudianto, 2009)

Pemilihan Umumadalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 (UU No 3 tahun 2009 Tentang Pemilu)


Dokumen yang terkait

Strategi Pemenangan Partai Golkar Pada Pemilu Legislatif 2009 Di Kabupaten Mandailing Natal (Studi Kasus: Masyarakat Kecamatan Lembah Sorik Marapi)

3 65 167

Kekalahan Partai Politik Islam Dalam Pemilihan Umum 2009 (Analisis Menurunnya Hasil Perolehan Suara DPC PPP Kabupaten Mandailing Natal Pada Pemilu Legislatif 2009 Di Kabupaten Mandailing Natal)

0 43 144

PENURUNAN PEROLEHAN SUARA PARTAI POLITIK (Studi Penurunan Suara Partai PDIP Pada Pemilu Legislatif Di Kabupaten Gresik Tahun 2009)

0 6 23

Strategi komunikasi politik dalam perolehan suara Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada pemilu legislatif 2009 di Kabupaten Tegald

1 48 115

Analisis Perubahan Perolehan Suara Partai Politik pada Pemilu 2004 dan 2009

0 6 79

Analisis Sebaran Perolehan Suara Partai Politik Pada Pemilihan Umum Legislatif Tahun 2009 dan 2014 di Kota Magelang

0 3 8

ANALISIS SEBARAN PEROLEHAN SUARA PARTAIPOLITIK PADA PEMILU LEGISLATIF 2009 DAN 2014 Analisis Sebaran Perolehan Suara Partai Politik Pada Pemilu Legislatif 2009 Dan 2014 Kabupaten Grobogan Jawa Tengah (Korelasi Teori Clifford Geertz).

0 1 15

TEORI SOSIAL CLIFFORD GEERTZ DAN SEJARAH Analisis Sebaran Perolehan Suara Partai Politik Pada Pemilu Legislatif 2009 Dan 2014 Kabupaten Grobogan Jawa Tengah (Korelasi Teori Clifford Geertz).

0 1 8

ANALISIS SEBARAN PEROLEHAN SUARA PARTAIPOLITIK PADA PEMILU LEGISLATIF 2009 DAN 2014 Analisis Sebaran Perolehan Suara Partai Politik Pada Pemilu Legislatif 2009 Dan 2014 Kabupaten Grobogan Jawa Tengah (Korelasi Teori Clifford Geertz).

0 2 16

Hasil Penghitungan Suara Sah Partai Politik Peserta Pemilu Legislatif Tahun 2009

0 0 2