1
BAB I
PE NDAH ULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Pendidikan IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikanditingkat SDMI dan sederajat. Pendidikan IPS
merupakan integrasi dari ilmu-ilmu sosial yaitu sosiologi, ekonomi, antropologi budaya, psikologi sosial, sejarah, geografi dan lain-lain. Pendapat ini sejalan
dengan definisi Pendidikan IPS menurut the National Council for the Social Stadies
Sapriya,et al.2007: 4 menyebutkan bahwa: Pendidikan IPS adalah program yang dibangun oleh sejumlah disiplin
ilmu sosial, yakni sejarah, ekonomi, sosiologi, kewarganegaraan, geografi, dan semua modifikasi atau modifikasi mata pelajaran-mata pelajaran yang
memiliki materi dan tujuan yang berhubungan dengan masalah-masalah kemasyarakatan.
Sedangkan tujuan Pendidikan IPS menurut rumusan oleh Pennsylvania Council for the Social Studies
Supriatna, et al.2009: 6, yaitu: Fokus utama dari program Pendidikan IPS adalah membentuk individu-
individu yang memahami kehidupan sosial dunia manusia, aktivitas dan interaksinya yang ditujukan untuk menghasilkan anggota masyarakat yang
bebas, yang mempunyai rasa tanggung jawab untuk melestarikan, melanjutkan dan memperluas nilai-nilai dan ide-ide masyarakat bagi
generasi masa depan.
Dari tujuan Pendidikan IPS di atas dapat dipahami bahwa Pendidikan IPS merupakan suatu mata pelajaran yang mengkaji kehidupan sosial, aktivitas serta
interaksi manusia yang bertujuan untuk mentransfer nilai-nilai dan ide-ide yang ada pada masyarakat kepada generasi penerusnya sehingga dapat dilestarikan,
dilanjutkan, dan diperluas. Lebih rinci tujuan Pendidikan IPS di SD terdapat pada KTSP 2006: 175
yaituagar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. 1.
Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya
2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin
tahu,inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan 4.
Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalammasyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
Dalam tujuan Pendidikan IPS menurut KTSP ini mengungkapkan begitu pentingnya Pendidikan IPS untuk memperoleh kecakapan dalam kehidupan
bersosial. Oleh karena itu pembelajaran IPS diberikan untuk mempersiapkan kehidupan sosial siswa di tingkat lokal, nasional, maupun global.
Namun pembelajaran IPS di lapangan tidak menunjukan terhadap proses tercapainya penguasaan tujuan Pendidikan IPS.Guru sering kali tidak
memperhatikanpenggunaan model dalam mencapai tujuan pembelajaran.Menurut Joyce Weil Sagala, 2009: 175 model pembelajaran
yaitu “kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan
”. Selain itu dalam pembelajaran guru kurang memperhatikan karakteristik
anak sehingga suasana pembelajaran tidak kondusifdan berdampak pada rendahnya prestasi belajar. Hal ini sejalan dengan observasi yang dilakukan pada
tanggal 20 September 2012 di kelas V SDN Maja Selatan VII Kecamatan Maja Kabupaten Majalengka.
1.
Kinerja guru
a. Metode yang digunakan guru tidak menarik perhatian siswa untuk
belajar. b.
Dalam pengelompokan tidak ada pembagian tugas yang jelas. c.
Tidak mempersiapkan LKS dengan petunjuk yang jelas. d.
Tidak mempersiapkan bahan belajar dari berbagai sumber. 2.
Aktifitas siswa a.
Pembelajaran yang dilakukan hanya membuat sebagian siswa yang aktif. b.
Tidak adanya petunjuk dalam LKS mengenai pembagian tugas menyebabkan tugas diambil oleh siswa yang unggul.
c. Sebagian siswa banyak melakukan hal-hal di luar pembelajaran karena
tugas sudah dikerjakan oleh orang lain.
3. Nilai Hasil Belajar
a. Siswa yang tuntas hanya32 dari 19 siswa.
b.
Siswa yang belum tuntas 68 dari 19 iswa.
Perolehan nilai hasil belajar siswa kelas V SDN Maja Selatan VII pada materi Peninggalan Sejarah Islam dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 1.1 Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa
No Nama
Skor Nilai
Tafsiran Tuntas
Belum Tuntas 1
Dea Nurul Hidayah 4
57 √
2 Adinda Alisia Salsabila
6 85
√ 3
Dani Setiawan 4
57 √
4 Deti Herawati
6 85
√ 5
Elsa Nurul Apriliani 4
57 √
6 Pragistia Subandi
3 42
√ 7
Firman Nugraha 5
71 √
8 Faisal Ramdani
4 57
√ 9
Faisal Badru Jaman 4
57 √
10 Ivan Rivani
5 71
√ 11
Isa Badru Jaman 4.5
64 √
12 Jamila Dewi Fajriati
4 57
√ 13
M. Riyad Firdaus 4
57 √
14 M. Al-farizi
4 57
√ 15
Nida Laelatul Janah 7
100 √
16 Ridha Fadilah
1 14
√ 17
Selly Oktaviani 6
85 √
18 Wiwin Nurjanah
3 42
√ 19
Dede Ulfa 3
42 √
Jumlah 6
13 Presentasi
32 68
Keterangan: Kriteria Ketuntasan Minimal yaitu adalah 65 enam puluh lima Dari hasil analisis data awal peneliti menyimpulkan ada permasalahan yang
muncul di SDN Maja Selatan VII. Permasalahan ini harus segera diatasi untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan serta hasil belajar yang telah
ditentukan. Untuk mengatasi permasalahan ini peneliti mengajukan penerapan model kooperatif yang digabungkandenganpermainanhartakarunnegeriku. Dengan
penerapan model pembelajaran ini diharapkan siswa dapat terlibat dalam proses
pembelajaran secara aktif dan terjadi dialog antara berbagai komponen pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif yaitu model pembelajaran yang
menekankan adanya kerjasama antar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Seperti yang dikemukakan Slavin Taniredja, et al.
2011:54 „pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan secaraberkelompok, siswa dalam
satu kelas dijadikan kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai lima orang untuk memahami konsep yang difasilitasi oleh guru‟.
Permainan Hakakumerupakan perpanjangan dari harta karun negeriku yangmerupakanupayaintegrasipembelajarandenganpermainanuntukmenciptakanpe
mbelajaran yang menyenangkanbagisiswa.
Permainan Hakakumerupakan permainan mencari gambar-gambar peninggalan sejarah Islamyang ada di kotak
kepulauansesuai petunjuk yang ada pada peta yang dimilikinya. Setelah menemukan harta karun berupa gambar peninggalan-peninggalan sejarah Islam
yang dimaksud lalu gambar peninggalan tersebut di tempelkan pada peta.Setiap kelompok mengumpulkan harta karun berupa gambar peninggalan sejarah dan
membuat keterangan mengenai harta karun yang ditemukannya dengan bantuan buku petunjuk ataupun sumberlain yang tersedia. Melalui permainan ini
diharapkan siswa dapat mengenalbenda-benda peninggalan sejarah serta daerah peninggalan secara tepat, tidak hanya mengetahuai namanya saja setelah itu dapat
menganalisis makna dari adanya peninggalan tersebut. Adapun judul penelitian ini adalah “penerapan model kooperatif
denganpermainanhartakarunnegriku Hakakuuntuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi mengenal makna peninggalan sejarah Islam penelitian
tindakan kelas di kelas V SDN Maja Selatan VII Kecamatan Maja Kabupaten Majalengka”.
B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah