PENERAPAN MODEL KOOPERATIF DENGAN PERMAINAN HARTA KARUN NEGERIKU (HAKAKU) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI MENGENAL MAKNA PENINGGALAN SEJARAH ISLAM (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SDN Maja Selatan VII Kecamatan Maja Kabupaten Majal

(1)

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF DENGAN PERMAINAN HARTA KARUN NEGERIKU (HAKAKU) UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR SISWA PADA MATERI MENGENAL MAKNA PENINGGALAN SEJARAH ISLAM

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SDN Maja Selatan VII Kecamatan Maja Kabupaten Majalengka)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

ELMA LARINA YULIANA 0902781

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR KAMPUS SUMEDANG

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF DENGAN PERMAINAN HARTA KARUN NEGERIKU (HAKAKU) UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR SISWA PADA MATERI MENGENAL MAKNA PENINGGALAN SEJARAH ISLAM

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SDN Maja Selatan VII Kecamatan Maja Kabupaten Majalengka)

Oleh

Elma Larina Yuliana

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

© Elma Larina Yuliana. 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

i LEMBAR PERSEMBAHAN

PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan dan Pemecahan Masalah ... 4

1. Rumusan Masalah ... 4

2. Pemecahan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 10

1. Tujuan Penelitian ... 10

2. Manfaat Penelitian ... 11

D. Batasan Istilah ... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 13

A. Hakikat Pendidikan IPS di SD ... 13

1. Pengertian Pendidikan IPS di SD ... 13

2. Tujuan Pembelajaran IPS di SD ... 14

3. Ruang Lingkup Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial ... 16

4. Hasil Belajar Pendidikan IPS di SD ... 17

B. Teori Belajar yang Mendukung terhadap Kooperatif dengan Permainan Hakaku ... 18

1. Teori Belajar Jean Piaget ... 19

2. Teori BelajarVigotsky ... 20

3. Teori Belajar Jerome S. Bruner ... 21

C. Model Pembelajaran Kooperatif ... 23

1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif ... 23

2. Unsur-unsur Model Pembelajaran Kooperatif ... 24

3. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif ... 25

D. Permainan Edukasi ... 27

1. Pengertian Permainan Edukasi... 27

2. Manfaat Permainan Edukasi ... 27

3. Permainan Hakaku Sebagai Permainan Edukatif... 28

E. Materi Peninggalan Sejarah Islam di Indonesia ... 29

F. Penelitian yangRelevan ... 34


(4)

ii

a. Tempat Penelitian ... 37

b. Subjek Penelitian ... 40

c. Waktu Penelitian ... 40

2. Prosedur Penelitian ... 41

a. Metode Pelitian ... 41

b. Desain Penelitian ... 42

c. Langkah-langkah Penelitian ... 44

B. Instrumen Penelitian dan Evaluasi ... 46

C. Teknik Pengolahan Data ... 46

1. Pengolahan Data ... 49

a. Pengolahan Data Proses ... 49

b. Pengolahan Data Hasil ... 51

2. Analisis Data ... 52

D. Validasi Data ... 53

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN ... 55

A. Paparan Data Awal ... 55

B. Paparan Data Tindakan ... 60

1. Paparan Data TindakanSiklus I ... 60

a. Paparan Data Perencanaan Siklus I ... 60

b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus I ... 62

c. Paparan Data Hasil Belajar Siklus I ... 65

d. Analisis dan Refleksi Siklus I ... 71

2. Paparan Data TindakanSiklus II ... 77

a. Paparan Data Perencanaan Siklus II ... 77

b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus II ... 78

c. Paparan Data Hasil Siklus II ... 81

d. Analisis dan Refleksi Siklus II ... 85

3. Paparan Data TindakanSiklus III ... 92

a. Paparan Data Perencanaan Siklus III ... 92

b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus III ... 92

c. Paparan Data Hasil Siklus III ... 95

d. Analisis dan Refleksi Siklus III ... 100

C. Paparan Pendapat Siswa dan Guru ... 104

1. Paparan Pendapat Siswa ... 104

2. Paparan Pendapat Guru ... 104

D. Pembahasan ... 105

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 121

A. Kesimpulan ... 121


(5)

(6)

iv

Tabel Halaman

1.1 Data Awal Hasil Belajar Siswa ... 3

1.2 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif ... 6

2.1Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif ... 26

3.1JumlahSiswa SDN Maja Selatan VII ... 39

3.2Kondisi Guru SDN Maja Selatan VII ... 39

3.3 Daftar Siswa Kelas V SDN Maja Selatan VII ... 40

3.4Interpretasi Kemunculan Persentase ... 50

3.5Tafsiran Kemunculan Jumlah Skor Setiap Siswa ... 50

3.6Jumlah Skor Soal Evaluasi Mandiri ... 51

3.7 Format Penilaian Evaluasi Mandiri ... 52

4.1Hasil Observasi Kinerja Guru Data Awal ... 56

4.2Hasil Observasi Aktivitas Siswa Data Awal ... 58

4.3Hasil Belajar Siswa Data Awal ... 59

4.4Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 65

4.5Hasil Observasi Aktivitas Siswa SiklusI ... 68

4.6 Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 70

4.7Analisis dan Refleksi Siklus I ... 72

4.8 Rangkuman Paparan Siklus I ... 75

4.9 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 82

4.10 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 84

4.11 Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 86

4.12 Analisis dan Refleksi Siklus II ... 87

4.13 Rangkuman Paparan Siklus II ... 89

4.14 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III ... 95

4.15 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 97

4.16 Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 99

4.17 Analisis dan Refleksi Siklus III ... 100

4.18 Rangkuman Paparan Siklus III... 102


(7)

v

3.1 Denah SDN Maja Selatan VII………... 38

3.2 Model Spiral MenurutKemmis Taggart………... 43

3.3 Langkah-langkah Analisis Menurut Millis dan Huberm... 53

4.1 Diagram peningkatanKinerja Guru Siklus I……… .……... 66

4.2 DiagramObservasiAktifitasSiswaSiklus I………... 69

4.3 HasilBelajarSiswaSiklus I………... 71

4.4 DiagramKinerja Guru Siklus II……... 83

4.5 DiagramAktifitasSiswaSiklus II……..…... 85

4.6 DiagramHasilBelajarSiswaSiklus II…..…... 87

4.7 DiagramKinerja Guru SiklusIII... 96

4.8 DiagramAktifitasSiswaSiklus III... 98

4.9 DiagramHasilBelajarSiswaSiklus III... 100

4.10 DiagramPeningkatan Kinerja Guru... 114

4.11 DiagramPeningkatan AktivitasSiswa... 117


(8)

vi

Lampiran Halaman

LAMPIRAN A DATA AWAL

A.1 Rencana Pelaksanaan Pemnelajaran Awal... 128

A.2 Tabel Data Awal Tes Hasil Belajar... 133

A.3 Hasil Awal Tes Belajar Siswa... 134

LAMPIRAN B SIKLUS I B.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I... 136

B.2 Tabel Hasil Tes Belajar Siswa Siklus I... 161

B.3 Hasil Tes Belajar Siswa Siklus I... 162

B.4 Tabel Hasil Lembar Kerja Siswa Siklus I... 166

B.5 Hasil Lembar Kerja Siswa Siklus I... 167

B.6 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I... 171

B.7 Hasi Observasi Aktivitas Siswa Siklus I... 172

B.8 Hasil Wawancara Siswa Siklus I... 173

B.9 Hasil Wawancara Guru Siklus I... 174

B.10Hasil Catatan Lapangan Siklus I... 176

B.11Photo Kegiatan Pembelajaran Siklus I... 178

LAMPIRAN C SIKLUS II C.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II... 179

C.2 Tabel Hasil Tes Belajar Siswa Siklus II... 204

C.3 Hasil Tes Belajar Siswa Siklus II... 205

C.4 Tabel Hasil Lembar Kerja Siswa Siklus II... 210

C.5 Hasil Lembar Kerja Siswa Siklus II... 207

C.6 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II... 215

C.7 Hasi Observasi Aktivitas Siswa Siklus II... 216

C.8 Hasil Wawancara Siswa Siklus II... 217

C.9 Hasil Wawancara Guru Siklus II... 218

C.10Hasil Catatan Lapangan Siklus II... 220

C.11Photo Kegiatan Pembelajaran Siklus II... 222

LAMPIRAN D SIKLUS III D.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III... 223

D.2 Tabel Hasil Tes Belajar Siswa Siklus III... 247

D.3 Hasil Tes Belajar Siswa Siklus III... 248


(9)

vii

D.9 Hasil Wawancara Guru Siklus III... 260

D.10Hasil Catatan Lapangan Siklus III... 262

D.11Photo Kegiatan Pembelajaran Siklus III... 264

LAMPIRAN E INSTRUMEN E.1 Soal Tes Hasil Belajar E.1.1 Soal Tes Hasil Belajar Siklus I... 265

E.1.2 Soal Tes Hasil Belajar Siklus II... 267

E.1.3 Soal Tes Hasil Belajar Siklus III... 269

E.2 Format Tes Hasil Belajar... 271

E.3 Lembar Kerja Siswa... 272

E.3.1 Lembar Kerja Siswa Siklus I... 272

E.3.2 Lembar Kerja Siswa Siklus II... 273

E.3.3 Lembar Kerja Siswa Siklus III... 274

E.4 Format Lembar Kerja Siswa... 279

E.6 Pedoman Observasi Kinerja Guru... 280

E.7 Pedoman Observasi Aktivitas Siswa ... 285

E.8 Pedoman Wawancara pada Siswa... 288

E.9 Pedoman Wawancara pada Guru... 290

E.10Catatan Lapangan... 292

LAMPIRAN F SURAT-SURAT F.1 SK Pembimbing... 293

F.2 Surat Ijin Penelitian... 295

F.3 Surat Keterangan Penelitian... 296


(10)

1 BAB I PE NDAH ULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (Pendidikan IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikanditingkat SD/MI dan sederajat. Pendidikan IPS merupakan integrasi dari ilmu-ilmu sosial yaitu sosiologi, ekonomi, antropologi budaya, psikologi sosial, sejarah, geografi dan lain-lain. Pendapat ini sejalan dengan definisi Pendidikan IPS menurut the National Council for the Social Stadies(Sapriya,et al.2007: 4) menyebutkan bahwa:

Pendidikan IPS adalah program yang dibangun oleh sejumlah disiplin ilmu sosial, yakni sejarah, ekonomi, sosiologi, kewarganegaraan, geografi, dan semua modifikasi atau modifikasi mata pelajaran-mata pelajaran yang memiliki materi dan tujuan yang berhubungan dengan masalah-masalah kemasyarakatan.

Sedangkan tujuan Pendidikan IPS menurut rumusan oleh Pennsylvania Council for the Social Studies(Supriatna, et al.2009: 6), yaitu:

Fokus utama dari program Pendidikan IPS adalah membentuk individu-individu yang memahami kehidupan sosial dunia manusia, aktivitas dan interaksinya yang ditujukan untuk menghasilkan anggota masyarakat yang bebas, yang mempunyai rasa tanggung jawab untuk melestarikan, melanjutkan dan memperluas nilai-nilai dan ide-ide masyarakat bagi generasi masa depan.

Dari tujuan Pendidikan IPS di atas dapat dipahami bahwa Pendidikan IPS merupakan suatu mata pelajaran yang mengkaji kehidupan sosial, aktivitas serta interaksi manusia yang bertujuan untuk mentransfer nilai-nilai dan ide-ide yang ada pada masyarakat kepada generasi penerusnya sehingga dapat dilestarikan, dilanjutkan, dan diperluas.

Lebih rinci tujuan Pendidikan IPS di SD terdapat pada KTSP (2006: 175) yaituagar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya


(11)

2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan

4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalammasyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global. Dalam tujuan Pendidikan IPS menurut KTSP ini mengungkapkan begitu pentingnya Pendidikan IPS untuk memperoleh kecakapan dalam kehidupan bersosial. Oleh karena itu pembelajaran IPS diberikan untuk mempersiapkan kehidupan sosial siswa di tingkat lokal, nasional, maupun global.

Namun pembelajaran IPS di lapangan tidak menunjukan terhadap proses tercapainya penguasaan tujuan Pendidikan IPS.Guru sering kali tidak memperhatikanpenggunaan model dalam mencapai tujuan pembelajaran.Menurut Joyce & Weil (Sagala, 2009: 175) model pembelajaran yaitu “kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan”.

Selain itu dalam pembelajaran guru kurang memperhatikan karakteristik anak sehingga suasana pembelajaran tidak kondusifdan berdampak pada rendahnya prestasi belajar. Hal ini sejalan dengan observasi yang dilakukan pada tanggal 20 September 2012 di kelas V SDN Maja Selatan VII Kecamatan Maja Kabupaten Majalengka.

1. Kinerja guru

a. Metode yang digunakan guru tidak menarik perhatian siswa untuk belajar.

b. Dalam pengelompokan tidak ada pembagian tugas yang jelas. c. Tidak mempersiapkan LKS dengan petunjuk yang jelas. d. Tidak mempersiapkan bahan belajar dari berbagai sumber. 2. Aktifitas siswa

a. Pembelajaran yang dilakukan hanya membuat sebagian siswa yang aktif. b. Tidak adanya petunjuk dalam LKS mengenai pembagian tugas

menyebabkan tugas diambil oleh siswa yang unggul.

c. Sebagian siswa banyak melakukan hal-hal di luar pembelajaran karena tugas sudah dikerjakan oleh orang lain.


(12)

3. Nilai Hasil Belajar

a. Siswa yang tuntas hanya32% dari 19 siswa. b. Siswa yang belum tuntas 68% dari 19 iswa.

Perolehan nilai hasil belajar siswa kelas V SDN Maja Selatan VII pada materi Peninggalan Sejarah Islam dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 1.1

Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa

No Nama Skor Nilai Tafsiran

Tuntas Belum Tuntas

1 Dea Nurul Hidayah 4 57 √

2 Adinda Alisia Salsabila 6 85 √

3 Dani Setiawan 4 57 √

4 Deti Herawati 6 85 √

5 Elsa Nurul Apriliani 4 57 √

6 Pragistia Subandi 3 42 √

7 Firman Nugraha 5 71 √

8 Faisal Ramdani 4 57 √

9 Faisal Badru Jaman 4 57 √

10 Ivan Rivani 5 71 √

11 Isa Badru Jaman 4.5 64 √

12 Jamila Dewi Fajriati 4 57 √

13 M. Riyad Firdaus 4 57 √

14 M. Al-farizi 4 57 √

15 Nida Laelatul Janah 7 100 √

16 Ridha Fadilah 1 14 √

17 Selly Oktaviani 6 85 √

18 Wiwin Nurjanah 3 42 √

19 Dede Ulfa 3 42 √

Jumlah 6 13

Presentasi 32% 68%

Keterangan: Kriteria Ketuntasan Minimal yaitu adalah 65 (enam puluh lima) Dari hasil analisis data awal peneliti menyimpulkan ada permasalahan yang muncul di SDN Maja Selatan VII. Permasalahan ini harus segera diatasi untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan serta hasil belajar yang telah ditentukan. Untuk mengatasi permasalahan ini peneliti mengajukan penerapan model kooperatif yang digabungkandenganpermainanhartakarunnegeriku. Dengan penerapan model pembelajaran ini diharapkan siswa dapat terlibat dalam proses


(13)

pembelajaran secara aktif dan terjadi dialog antara berbagai komponen pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif yaitu model pembelajaran yang menekankan adanya kerjasama antar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Seperti yang dikemukakan Slavin (Taniredja, et al. 2011:54) „pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan secaraberkelompok, siswa dalam satu kelas dijadikan kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai lima orang untuk memahami konsep yang difasilitasi oleh guru‟.

Permainan Hakakumerupakan perpanjangan dari harta karun negeriku yangmerupakanupayaintegrasipembelajarandenganpermainanuntukmenciptakanpe mbelajaran yang menyenangkanbagisiswa. Permainan Hakakumerupakan permainan mencari gambar-gambar peninggalan sejarah Islamyang ada di kotak kepulauansesuai petunjuk yang ada pada peta yang dimilikinya. Setelah menemukan harta karun berupa gambar peninggalan-peninggalan sejarah Islam yang dimaksud lalu gambar peninggalan tersebut di tempelkan pada peta.Setiap kelompok mengumpulkan harta karun berupa gambar peninggalan sejarah dan membuat keterangan mengenai harta karun yang ditemukannya dengan bantuan buku petunjuk ataupun sumberlain yang tersedia. Melalui permainan ini diharapkan siswa dapat mengenalbenda-benda peninggalan sejarah serta daerah peninggalan secara tepat, tidak hanya mengetahuai namanya saja setelah itu dapat menganalisis makna dari adanya peninggalan tersebut.

Adapun judul penelitian ini adalah “penerapan model kooperatif denganpermainanhartakarunnegriku (Hakaku)untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi mengenal makna peninggalan sejarah Islam (penelitian tindakan kelas di kelas V SDN Maja Selatan VII Kecamatan Maja Kabupaten Majalengka)”.

B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.


(14)

a. Bagaimana perencanaan model kooperatif dengan permainan Hakaku untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi mengenal makna peninggalan sejarah Islam di kelas V SDN Maja Selatan VII Kecamatan Maja Kabupaten Majalengka?

b. Bagaimana pelaksanaan model pembelajaran kooperatif dengan permainan Hakaku untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi mengenal makna peninggalan sejarah Islam di kelas V SDN Maja Selatan VII Kecamatan Maja Kabupaten Majalengka?

Dalam pelaksanaan dapat diperinci sebagai berikut:

a) Bagaimana kinerja guru pada materi pembelajaran mengenal makna peninggalan sejarah Islam melalui penerapan model pembelajaran kooperatif dengan permainan Hakaku untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Maja Selatan VII Kecamatan Maja Kabupaten Majalengka?

b) Bagaimana aktivitas siswa pada pembelajaran materi mengenal makna peninggalan sejarah Islam melalui penerapan model pembelajaran kooperatif dengan permainan Hakaku untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas V SDN Maja Selatan VII Kecamatan Maja Kabupaten Majalengka?

c. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran materi mengenal makna peninggalan sejarah Islam melalui penerapan model pembelajaran kooperatif dengan permainan Hakaku untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas V SDN Maja Selatan VII Kecamatan Maja Kabupaten Majalengka?

2. Pemecahan Masalah

Berdasarkan hasil observasi mengenai pembelajaran IPS pada materi mengenal makna peninggalan sejarah Islam didapatkan bahwa pembelajaran yang dilakukan guru dengan metode kerja kelompok belum efektif yaitu belum adanya pembagian tugas sehingga tugas yang diberikan guru hanya dikerjakan oleh siswa yang unggul, tidak adanya petunjuk yang jelas terhadap LKS, dan penggunaan sumber belajar yang hanya menggunakan buku paket sebagai satu-satunya


(15)

sumber. Aktivitas siswa dalam pembelajaran banyak melakukan hal-hal diluar pembelajaran yang tidak terarah pada tujuan pembelajaran karena dapat deikerjakan oleh sebagian siswa. Sedangkan dari hasil tes yang dilakukan 68% atau 13 siswa nilainya masih dibawah KKM yang telah ditentukan.

Oleh karena itu perlu adanya desain pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar tersebut. Alternatif yang ditawarkan adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan permainan hakaku.

Model pembelajaran kooperatifadalah model pembelajaran yang menekankan adanya kerja sama dalam kelompok-kelompok kecil untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dengandifasilitasi oleh guru.

Langkah-langkah pembelajaran kooperatif menurut Ditnaga Dikti (Taniredja, et al. 2011: 61-62)yaitu:

1) Orientasi

2) Kegiatan Kelompok 3) Tes/ Kuis

4) Penghargaan kelompok

Sedangkan menurut Suprijono (2012: 65) langkah-langkah pembelajaran kooperatif digambarkanpada tabel berikut ini.

Tabel 1.2

Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif

FASE-FASE PERILAKU GURU

Fase 1: Present goals and set Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik

Menjelaskan tujuan

pembelajaran dan

mempersiapkan peserta didik siap belajar

Fase 2: present information Menyajikan informasi

Mempresentasikan informasi kepada peserta didik secara verbal

Fase 3: Organize student into learning teams

Mengorganisasikan peserta didik ke dalam tim-tim belajar

Memberikan penjelasan kepada peserta didik tentang cara pembentukan tim belajar dan

membantu kelompok

mellakukan transisi yang efisien Fase 4: Assist team work and study

Membantu kerja tim dan belajar

Membantu tim-tim belajar selama peserta didik mengerjakan tugasnya

Fase 5: Test on the materials Mengevaluasi

Menguji pengetahuan peserta didik mengenai berbagai materi


(16)

pembelajaran atau kelompok-kelompok mempresentasikan hasil kerjanya

Fase 6: Provide recognition

Memberikan pengakuan atau penghargaan

Mempersiapkan cara untuk mengakui usaha dan prestasi individu maupun kelompok

(Sumber: Suprijono, 2012: 65) Dari kedua sumber tersebut terdapat sedikit perbedaan mengenai langkah pembelajaran kooperatif,pada penelitian ini penelitimenerapkan langkah-langkah pembelajaran kooperatif berdasarkan Suprijono.

Manfaat penerapan model pembelajaran kooperatif Menurut Lie (2005) yaitu: 1. Siswa menjadi aktif.

2. Kegiatan belajar mengajar efektif dan efesien. 3. Siswa asor akan merasa terpacu untuk belajar. 4. Siswa mempunyai tugasnya masing-masing.

Dari beberapa manfaat penerapan model pembelajaran kooperatif menurut Lie maka diharapkan aktifitas siswa tidak hanya sekedar mencatat tetapi dapat berinteraksi dengan teman, sumber, maupun guru untuk membangun pengetahuannya sehingga materi pembelajaran dapat dikuasai dengan baik. Dalam pembelajaran model kooperatif ini pembelajaran tidak lagi terpusat pada guru dan adanya bentuk pemberian penghargaan merupakan penguatan terhadap pekerjaan yang dilakukannya sehingga siswa lebih termotivasi.

Selain beberapa manfaat penerapan kooperatif terdapat pula beberapa kelemahan-kelemahanpenerapan kooperatif menurut Lie (2005) yaitu“Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara lebih matang dan keberatan dari pihak siswa dalam berkelompok secara heterogen”.

Permainan hakaku merupakan permainan mencari gambar-gambar peninggalan sejarah Islam. Alat-alat yang digunakan dalam permainan ini yaitu harta karun, peta harta karun, kotak harta kepulauan, dan buku jejak peninggalan islam.

Harta karun yang dimaksud disini yaitu gambar peninggalan-peninggalan sejarah Islam. Peta harta karun yaitu peta Indonesia yang terdapat tanda silang dengan warna yang berbeda sesuai bentuk peninggalannya tanda silang tersebut berfungsi sebagai petunjuk harta karun yang harus dicari peninggalan daerah


(17)

tersebut.Kotak harta kepulauan yaitu kotak yang terdapat gambar pulau dan di dalamnya terdapat harta karun sesuai peninggalan pulau tersebut. Buku jejak peninggalan Islam yaitu buku petunjuk untuk membantu mencari harta karun yang dimaksud pada peta dan mengisi sesuai petunjuk yang telah diberikan.

Dengan permainan ini siswa dapat mengenal benda-benda peninggalan sejarah beserta bentuknya dan letak daerahnya di wilayah Indonesia. Setelah mengenal bentuk serta letak daerahnya diharapkan siswa mampu menjelaskan makna peninggalan-peninggalan sejarah pada masa Islam.

Manfaat dari permainan edukatif menurut Ismail (2006) yaitu: 1. Permainan dapat menciptakan suasana senang dalam belajar. 2. Permainan dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi.

3. Permainan dapat merangsang perkembangan emosi, dan perkembangan fisik anak.

4. Permainan dapat mengembangkan sikap aktif anak.

Langkah-langkah pembelajaran kooperatif dengan permainan harta karun negeriku adalah sebagai berikut.

1. Kegiatan Awal

a. Berdo‟a.

b. Guru melakukan apersepsi.

c. Guru menyampaikan indikator/ tujuan pembelajaran.

d. Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan. 2. Kegiatan Inti

a. Siswa mendengarkan penjelasan guru dengan benar.

b. Guru membagi siswa menjadi empat kelompok masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 anggota.

c. Guru membagikan peralatan permainan Hakaku (LKS, peta harta karun dan buku petunjuk jejak peninggalan Islam) kepada masing-masing kelompok.

d. Siswa mempelajari petunjuk pengerjaan yang ada di LKS.

e. Siswa mencari benda-benda peninggalan sejarah yang ada di kotak kepulauan sesuai petunjuk yang ada pada peta dengan bantuan buku jejak peninggalan Islam.


(18)

f. Setiap kelompok menempelkan benda-benda peninggalan yang didapatnya pada peta.

g. Setiap kelompok membuat keterangan/penjelasan pada setiap benda peninggalan sejarah sesuai pertanyaan yang ada pada peta.

h. Kelompok yang telah menyelesaikan permainan harta karun mengambil nomor sesuai urutan penyelesaian pengerjaannya.

i. Setiap kelompok secara bergiliran mempresentasikan hasil kerja kelompok sesuai urutan yang didapat.

j. Kelompok lain mencatat hasil kerja kelompok lain di lembar yang telah disediakan.

k. Siswa dan guru tanya jawab mengenai materi-materi yang telah dipelajari dalam kelompok untuk menghindari kesalahan.

3. Kegiatan Akhir

a. Siswa dan guru bersama-sama membuat kesimpulan b. Melakukan evaluasi

c. Memberi penghargaan kepada kelompok yang mendapat nilai tertinggi. Untuk melihat keberhasilan suatu penelitian maka peneliti menetapkan target yang ingin dicapai. Penetapan targetdalam penelitian ini meliputitarget proses dan hasil belajar. Dalam target proses terbagi kepada kegiatan guru dan aktivitas siswa. Berikut target peneliti dalam pembelajaran penerapan kooperatif dengan permainan Hakaku.

1. Kegiatan guru meliputi. a. Perencanaan

Target yang ingin dicapai pada tahap perencanaan ini yaitu 100% dengan mempertimbangkan ketercapaian pada masing-masing aspek yang ada pada tahap perencanaan.

b. Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan peneliti menetapkan target 88% dapat mencapai berbagai aspek yang terdapat pada tahap pelaksanaan yaitu kegiatan awal, inti, dan akhir. Penetapan target ini mempertimbangkan ketercapaian pada aspek-aspek yang terdapat pada tahap pelaksanaan.


(19)

2. Aktivitas Siswa

Target yang ingin dicapai pada aktivitas siswa ini yaitu 85% siswa dapat terlibat dalam pembelajaran. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran dapat diamati dari partisipasi, kerjasama, dan motivasi.

3. Target hasil

Target hasil yaitu berupa pemahaman siswa terhadap materi mengenal makna peninggalan sejarah Islam mencapai ketuntasan individual minimal memperoleh nilai 65 dan ketuntasan klasikal minimal adalah 80% dari jumlah siswa maka penilitian dinyatakan tuntas.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui perencanaan model pembelajaran kooperatif dengan permainan Hakaku dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi makna peninggalan sejarah Islam di kelas V SDN Maja Selatan VII Kecamatan Maja Kabupaten Majalengka.

2. Untuk mengetahui pelaksanaan model pembelajaran kooperatif dengan permainan Hakaku dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi makna peninggalan sejarah Islam di kelas V SDN Maja Selatan VII Kecamatan Maja Kabupaten Majalengka.

Dapat diperinci sebagai berikut:

a) Untuk mengetahui kinerja guru dalam materi pembelajaran materi makna peninggalan sejarah Islam dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan permainan Hakaku dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Maja Selatan VII Kecamatan Maja Kabupaten Majalengka.

b) Untuk mengetahui aktifitas siswa dalam materi pembelajaran makna peninggalan sejarah Islam dengan menerapkan model pembelajaran


(20)

kooperatif dengan permainan Hakaku di kelas V SDN Maja Selatan VII Kecamatan Maja Kabupaten Majalengka.

3. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa di kelas V SDN Maja Selatan VII Kecamatan Maja Kabupaten Majalengka pada materi makna peninggalan sejarah Islam dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan permainan Hakaku.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Adapun manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Manfaat bagi siswa

Melalui penerapan kooperatif dengan permainan hakaku dapat menumbuhkan minat siswa dalam pembelajaran IPS karena tidak akan merasa bosan dibandingkan dengan hanya menulis saja. Selain itu penerapan kooperatif dengan permainan Hakaku dapat menumbuhkan kerjasama antar siswa sehingga dapat mempermudah dalam pembelajaran.

2. Manfaat bagi guru

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, guru dapat mengembangkan kemampuan mengajarnya untuk menerapkan maupun mencoba melakukan pembelajaran yang lebih inovatif. Hasil penelitian yang dilakukan juga dapat digunakan sebagai rekomendasi perbaikan proses pembelajaran apabila mengalami masalah dengan karakteristik yang sama.

3. Manfaat bagi peneliti

Dari hasil penelitian yang dilakukan, peneliti dapat mengetahui gambaran pembelajaran ideal dari permasalahan-permasalahn yang dialami.

4. Manfaat bagi sekolah

Hasil penelitian yang dilakukan dapat membantu mencapai visi misi sekolah yang telah ditetapkan dan dapat menyelesaikan permasalahan pembelajaran pada materi mengenal makna peninggalan sejarah Islam.


(21)

E. Batasan Istilah

Batasan istilah diperlukan agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap judul penelitian yang dibuat. Penjelasan mengenai istilah-istilah yang terdapat dalam judul penelitian adalah sebagai berikut ini.

1. Model kooperatif adalah suatu model pembelajaran di mana dalam sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah empat sampai enam orang secara kolaboratif sehingga dapat meranngsang siswa lebih bergairah dalam belajar (Taniredja,et al. 2011: 55).

2. Permainan Hakakuyaitu merupakan adaptasi dari permainan berburu harta karun yang biasanya meliputi berbagai elemen. Misalnya, petunjuk mungkin perlu diuraikan dalam rangka untuk menentukan lokasi. Aktivitas lain yang mungkin berlangsung selama berburu harta karun adalah bahwa menjawab beberapa kuis atau pertanyaan trivia. Jawaban yang benar akan mencetak poin lebih banyak untuk tim manapun. (Tn, 2012)

3. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2006: 22).

4. Peninggalan sejarah Islam yaitu warisan pada masa Islam yang digunakan sebagai sumbersejarah seperti masjid, makam dan karya seni.


(22)

37 A. Rencana dan Prosedur Penelitian 1. Rencana Penelitian

a. TempatPenelitian

Tempat dilaksanakannya penelitian ini yaitu di SDN Maja Selatan VII yang berada diDusun Salamanggu,Desa Maja Selatan, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka.Pertimbangan pemilihan tempat penelitian ini karena adanya permasalahan dalam pembelajaran IPS pada materi mengenal makna peninggalan sejarah Islam.Permasalahan yang dialami yaitu pada kinerja guru yang hanya belum efektif menggunakan metode kelompok belajar aktivitas siswa dalam belajar di kelompok hanya mengandalkan salah satu temannya sehingga anggota yang lain hanya duduk dan melakukan hal-hal di luar pembelajaran dan berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa dimana dari 19 siswahanya 32% atau enam orangyang memenuhi KKM.

1) Lokasi Sekolah

LokasiSDN Maja Selatan VII berada di Dusun Salamanggu Desa Maja Selatan Kecamatan Maja Kabupaten Majalengka. SDN Maja Selatan VII memiliki sarana dan prasarana yang cukup lengkap yaitu memiliki dua lapangan yang terdiri dari lapangan tempat upacara yang berada di depan sekolah dan lapangan yang digunakan untuk bermain voli yang berada di belakang sekolah. Ruang bangunan memiliki sepuluh ruangan yang terdiri dari enam ruangan kelas, satu ruangan kantor, satu ruang mushola, dan dua kamar mandi. SDN Maja Selatan VII tidak memiliki ruangan perpustakaan, buku-buku yang ada disimpan di lemari yang ada di setiap ruangan kelas. Secara fisik bangunan-bangunan yang ada di SDN Maja Selatan VII cukup baik karena merupakan bangunan baru. Berikut ini merupakan denah SDN Maja Selatan VII Kecamatan Maja Kabupaten Majalengka.


(23)

Gambar 3.1

Denah SDN Maja Selatan VII 2) Keadaan Siswa

Siswa-siswa SDN Maja Selatan VII berasal dari wilayah-wilayah pemukiman sekitar seperti Dusun Salamanggu Desa Maja Selatan dan Dusun Jerokaso Desa Sadasari. Sebagian besar orang tua dari siswa-siswa SDN Maja Selatan VII memiliki mata pencaharian sebagai petani dan pedagang. Jumlah siswa SDN Maja Selatan VII secara keseluruhan dari kelas I dan kelas VI yaitu berjumlah 146 yang terdiri dari 78 siswa laki-laki dan 68 siswa perempuan. Sedangkan kelas V yang menjadi subbjek dalam penelitian ini yaitu berjumlah 19 orang yang terdiri dari sembilan orang siswa laki-laki dan sepuluh orang siswa perempuan. Untuk lebih jelas jumlah siswa SDN Maja Selatan VII dari kelas I sampai kelas VI terdapat pada tabel berikut ini.

Kelas III Kelas

IV Kelas

V Kelas

VI

Ke

las I

Ke

las II

R

ua

ng

guru

Mu sho la

w c

W C

Lapangan


(24)

Tabel 3.1

Jumlah Siswa SDN Maja Selatan VII

Kelas Jenis Kelamin Jumlah

L P

I 19 11 30

II 10 15 25

III 14 10 24

IV 11 11 22

V 9 10 19

VI 14 12 26

Jumlah 78 68 146

3) Kondisi Guru

Guru di SDN Maja Selatan VII berjumlah sepuluh orang dengan pendidikan lulusan program S-I dan memiliki tingkat golongan yang berbeda-beda. Berikut ini merupakan kondisi guru SDN Maja Selatan VII Kecamatan Maja Kabupaten Majalengka.

Tabel 3.2

Kondisi Guru SDN Maja Selatan VII

No Nama Status Tanggal

Lahir

Ijazah

Tahun Jabatan Gol 1 Mulyadi, S. Pd PNS 05-07-1960 SI. 2003 Kepsek IV/A 2 Elisyati Y, S. Pd PNS 05-10-1951 SI. 2007 G. Kelas I IV/A 3 Hernawati, S. Pd PNS 21-11-1962 SI. 2009 G. Kelas V IV/A 4 N. Cicih, S. Pd. I PNS 13-10-1959 SI. 2009 G. PAI IV/A 5 Haryati, S. Pd PNS 09-09-1963 SI. 2010 G. Kelas II IV/A 6 Mohammad S, S. Pd PNS 29-03-1963 SI. 2007 G. Kelas VI IV/A 7 Sutisna, S. Pd. I PNS 18-06-1964 SI. 2007 G. PAI IV/D 8 Nunung S, S. Pd PNS 04-01-1965 SI. 2008 G. Kelas III IV/A 9 Yaya Sunarya, S. Pd PNS 23-04-1965 SI. 2010 G. Kelas IV IV/C 10 Acis Mulyana, S. Pd PNS 06-12-1980 SI. 2006 G. Olahraga IV/A


(25)

b. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini yaitu siswa Kelas V SDN Maja Selatan VII tahun ajaran 2012-2013. Siswa berjumlah 19 orang yang terdiri dari sepuluh orang siswa perempuan dan sembilan orang siswa laki-laki.Pertimbangan pemilihan subyek ini yaitu karena rendahnya hasil belajar siswa pada materi Mengenal Makna Peninggalan Sejarah Islam yang 68% masih berada dibawah KKM. Berikut ini daftar siwa kelas V SDN Maja Selatan VII.

Tabel 3.3

Daftar Siswa Kelas V SDN Maja Selatan VII Nomor

Nama Siswa Jenis kelamin

Urut Induk L P

1 070801005 Dea Nurul Hidayah √

2 080901001 Adinda Alisya Salsabila √

3 080901002 Dani Setiawan √

4 080901003 Deti Herawati √

5 080901004 Elsa Nur Apriliani √

6 080901005 Firan Pragistio √

7 080901006 Firman Nugraha √

8 080901007 Faisal Badruzaman √

9 080901008 Faisal Ramdan √

10 080901009 Ivan Rivani √

11 080901011 Isa Badruzaman √

12 080901012 Fadilah Dwi Fajianti √

13 080901013 M. Riyadh Firdaus √

14 080901014 M. Alfarizi √

15 080901015 Nida Laelatu Janah √

16 080901016 Ridha Fadhilah √

17 080901017 Sely Oktaviani √

18 080901018 Wiwin Nurjanah √

19 091002024 Dede Ulfa √

Jumlah 9 10 Jumlah Seluruh 19

c. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama enam bulan yaitu pada bulan Januari sampai Juni tahun 2013. Pada bulan Januari kegiatan penelitian meliputi penyusunan proposal, seminar proposal, dan revisi proposal sesuai saran dari dosen penguji pada saat seminar proposal.Pada bulan Februari sampai bulan Mei kegiatan


(26)

meliputi bimbingan dan revisi, pelaksanaan tindakan dari tindakan siklus I, siklus II,dansiklus selanjutnya sampai target tercapai, pengolahan data, analisis data, dan penyusunan serta revisi. Sedangkan pada bulan Juni apabila laporan telah disetujui oleh dosen pembimbing maka selanjutnya yaitu sidang skripsi.

2. Prosedur Penelitian a. Metode Penelitian

Metode penelitian yangdigunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas(PTK).PTK merupakanpenelitian yang didasarkan pada permasalahan pembelajaran yang dirasakan guru terhadap kinerja guru, aktivitas siswa maupun hasil belajar siswa dengan memberikan suatu tindakan yang sengaja dimunculkan untuk dicermati keberhasilannya. Hal ini sesuai dengan PTK yang dipaparkan oleh Suharsimi at all. (2009) “suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama”.

Hal tersebut juga diperkuat dengan pengertian PTK yang dijelaskan Hopkins (Wiriaatmadja, 2006: 11) yaitu.

Penelitian tindakan yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan dengan tindakan subsantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.

Dalam penelitian ini guru mengalami permasalahan pada pembelajaran yaitu guru tidak menggunakan metode yang menarik perhatian siswa dan pembagian tugas kelompok yang tidak jelas menyebabkan aktivitas siswa dalam kelompok diambil alih oleh beberapa anggota dan anggota yang lainnyamelakukan hal-hal di luar pembelajaransehingga hasil belajar siswa 68% masih di bawah KKM.

Berdasarkan permasalahan yang dialami oleh guru tersebut maka guru merancang suatu tindakan dengan menerapkan kooperatif dengan permainan hakaku dan mencermati tingkat keberhasilannya dalam menyelesaikan permasalahan tersebut.


(27)

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif yaitu penelitian yang dilakukan pada suatu situasi dimana peneliti merupakan bagian pada situasi tersebut tanpa adanya manipulasi serta data yang diperoleh merupakan data kualitatif. Hal ini berdasarkan penjelasan pendekatan penelitian kualitatif menurut Arifin (2012: 29):

Yaitu penelitian untuk menjawab permasalahan yang memerlukan pemahaman secara mendalam dalam konteks waktu dan situasi yang bersangkutan, dilakukan secara wajar dan alami sesuai dengan kondisi objektif di lapangan tanpa adanya manipulasi, serta jenis yang dikumpulkan terutama data kualitatif.

Berdasarkan penjelasan yang dipaparkan Arifin kita dapat menyimpulkan bahwa PTK menggunakan penelitian Kualitatif karena penelitian dilakukan guru di tempat atau situasi yang bersangkutan dengan pekerjaannya yaitu di kelas tempat ia mengajar.

b. Desain Penelitian

Desain PTK memiliki banyak model salah satunya model spiral dari Kemmis dan Taggart.Pada dasarnya desain PTK memiliki pola yang sama yaitu berupa suatu siklus yang berulang sampai target tercapai.Penelitian ini menggunakan desain model spiral dari Kemmis dan Taggart. Pada desain model spiral dari Kemmis dan Taggart ini satu siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi dan setelah itu masuk ke siklus selanjutnya sampai penelitian mencapai target yang telah ditentukan.Berikut gambar skema pengembangan penelitian tindakan kelas Kemmis dan Taggart:


(28)

Gambar 3.2

Metode Penelitian Kelas Kemmis dan Mc Taggart (Wiriaatmadja, 2005:66)

Tahap perencanaan yaitu peneliti membuat atau menyusun suatu tindakan yang akan dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan berdasarkan data awal atau data yang telah diperoleh pada siklus sebelumnya. Hal ini berdasarkan penjelasan tahap-tahap perencanaan yang dilakukan Kemmis dan Taggart (Wiriaatmadja, 2006: 66) yang memaparkan „maka dirancanglah strategi bertanya untuk mendorong siswa untuk menjawab pertanyaan sendiri. Maka kegiatan ini

dilakukan pada tahap perencanaan‟.

Tahap pelaksanaan yaitu tahap peneliti melaksanakan tindakan berdasarkanperencanaan yang telah disusun. Hal ini juga merujuk pada tahap tindakan atau pelaksanaan menurut penelitian yang dilakukan Kemmis dan Taggart (Wiriaatmadja, 2006: 67) „mulai diajukan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa untuk mendorong mereka mengatakan apa yang mereka pahami, dan apa

yang mereka minati‟.

Tahap pengamatan yaitu kegiatan mengamati tindakan yang sedang dilakukan untuk melihat efektifitas tindakan yang dilakukan. Pada penelitian Kemmis dan


(29)

Taggart (Wiriaatmadja, 2006: 67) yaitu „pertanyaan-pertanyaan siswa dan jawaban-jawaban siswa direkam untuk melihat apa yang sedang terjadi‟.

Pada tahap refleksi yaitu peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang diberikan. Hasil dari refleksi ini manjadi bahan pertimbangan untuk melakukan langkah selanjutnya untuk memperbaiki perencanaan atau target sudah tercapai. Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan Kemmis dan Taggart (Wiriaatmadja, 2006: 67) yaitu suatu pengkajian dari hasil

observasi „ternyata kontrol kelas yang terlalu ketat menyebabkan tanya jawab

kurang lancar dilaksanakan sehingga tidak mencapai hasil yang bai, dan perlu

diperbaiki‟.

c. Langkah-langkah Penelitian

Berikut ini merupakan langkah-langkah penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan berdasarkan desain modelspiral dari Kemmis dan Taggart.

1) Perencanaan/ perencanaan kembali

Pada tahap Perencanaan/ perencanaan kembali yaitu peneliti memilih dan menyusunkembali mengenai tindakan untuk memperbaiki masalah yang telah ditemukan pada observasi awal atau siklus sebelumnya. Berdasarkan identifikasi masalah pada obeservasi awalpeneliti menyusun tindakan dengan menerapkan model kooperatif dan permainan hakaku.pada tahap ini perencanaan yang dilakukan peneliti yaitu.

a) Mengembangkan dan mengorganisasikanbahan ajar b) Mempersiapkan RPP

c) Mempersiapkan LKS

d) Mempersiapkan peralatan permainan harta karun negeriku.

e) Menentukan cara-cara pengorganisasian siswa agar dapat berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran dengan cara membuat kelompok belajar. 2) Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap pelaksanaan tindakan yaitu melaksanakan tindakan sesuai perencanaan yang telah dibuat. Berikut ini merupakan pelaksanaan tindakan


(30)

yang akan dilakukan dengan menerapkan model kooperatif dan permainan hakaku.

a) Kegiatan Awal (1) Berdo‟a.

(2) Guru melakukan apersepsi.

(3) Guru menyampaikan indikator/ tujuan pembelajaran.

(4) Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan.

b) Kegiatan Inti

(1) Siswa mendengarkan penjelasan guru dengan benar.

(2) Guru membagi siswa menjadi empat kelompok masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 anggota.

(3) Guru membagikan peralatan permainan Hakaku (LKS, peta harta karun dan buku petunjuk jejak peninggalan Islam) kepada masing-masing kelompok.

(4) Siswa mempelajari petunjuk pengerjaan yang ada di LKS.

(5) Siswa mencari benda-benda peninggalan sejarah yang ada di kotak kepulauan sesuai petunjuk yang ada pada peta dengan bantuan buku jejak peninggalan Islam.

(6) Setiap kelompok menempelkan benda-benda peninggalan yang didapatnya pada peta.

(7) Setiap kelompok membuat keterangan/penjelasan pada setiap benda peninggalan sejarah sesuai pertanyaan yang ada pada peta.

(8) Kelompok yang telah menyelesaikan permainan harta karun mengambil nomor sesuai urutan penyelesaian pengerjaannya. (9) Setiap kelompok secara bergiliran mempresentasikan hasil kerja

kelompok sesuai urutan yang didapat.

(10)Kelompok lain mencatat hasil kerja kelompok lain di lembar yang telah disediakan.

(11)Siswa dan guru tanya jawab mengenai materi-materi yang telah dipelajari dalam kelompok untuk menghindari kesalahan.


(31)

c) Kegiatan Akhir

(1) Siswa dan guru bersama-sama membuat kesimpulan (2) Melakukan evaluasi

(3) Memberi penghargaan kepada kelompok yang mendapat nilai tertinggi.

3) Tahap Pengamatan

Pada tahap ini yaitu mengamati pelaksanaan dari tindakan yang dilaksanakan. Tahap pengamatan merupakan kegiatan pengamatan langsung terhadap pelaksanaan tindakan yang dilakukan dalam PTK yaitu mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa dalam penerapan model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan hakaku. Tujuan pokok pengamatan adalah untuk mengetahui ada-tidaknya perubahan yang terjadi dengan adanya penerapan model pembelajaran kooperatif dengan permainan hakaku yang dilaksanakan. Pada tahap pengamatan ini peneliti bekerjasama dengan mitra untuk menjadi oberveruntuk mengamati tindakan yang sedang dilaksanakan. Mitra dalam penelitian ini yaitu guru kelas V SDN Maja Selatan VII yaitu Ibu Hernawati, S. Pd.

4) Tahap Refleksi

Pada tahap refleksi inipeneliti mengolah dan mengkaji data yang telah diperoleh dari tindakan yang telah dilaksanakan sehingga dapat dipertimbangkan langkah selanjutnya berdasarkan data tersebut. Pada tahap ini peneliti melakukan diskusi dengan mitra dan konsultan penelitian yaitu dosen pembimbing I dan pembimbing II untuk menentukan perbaikan yang harus dilakukan.

B. Instrumen Penelitian dan Evaluasi

Instrumen merupakan alat yang digunakan untuk memperoleh data penelitian.


(32)

untuk mengumpulkan data penelitian”.Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Tes

Tes adalah sederetan pertanyaan yang digunakan untuk mengukur ketercapaian indikator hal ini diperlukan untuk melihat hasil belajar siswa setelah diberikan tindakan.penjelasan tersebut berdasarkan tes yang dijelaskan Arifin

(2012: 118) “suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka melaksanakan kegiatan pengukuran, yang didalamnya terdapat berbagai pertanyaan- pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik untuk mengukur

aspek prilaku peserta didik”.

Tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes tertulisterbatas. Dimana

tes tertulis terbatas menurut pendapat Arifin (2012: 125) “dalam menjawab soal

bentuk uraian terbatas ini, peserta didik harus mengemukakan hal-hal tertentu sebagai batas-batasnya”.

Sedangkan metode tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode test retest. Metode test retest yaitu metode pemberian tes yang dilakukan pada setiap siklus menggunakan bentuk soal yang sama. Metode test retest menurut Wawank (2011) yaitu “mengggunaklan ukuran atau test yang sama untuk variabel tertentu pada satu saatpengukuran yang diulangi lagi pada saat yang lain”.

Metode test retest digunakan untuk melihat reliabilitas instrumen tes yang digunakan pada penelitian ini. Kelemahan dari metode test retest ini yaitu hasil belajar siswa yang diperoleh pada siklus selanjutnya bukan merupakan hasil dari proses pembelajaran yang dilakukan tetapi mengingat-ngingat jawaban tes sebelumnya.

2. Pedoman Observasi

Pedoman observasi yaitu lembar observasi yang digunakan untuk mengamati aspek-aspek yang terdapat dalam pembelajaran dalam hal ini yaitu aspek-aspek yang terdapat pada kinerja guru dan aktivitas siswa. Observasi sendiri yaitu kegiatan mengamati secara langsung dalam penelitian ini yaitu kegiatan pembelajaran.Metode observasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi sistematik. Observasi sistematikyaitu observasi menggunakan skala


(33)

yang dibuat oleh peneliti untuk memperoleh gambaran keberhasilan proses pembelajaran yang berlangsung. Hal ini berdasarkan Hopkins (Wiriaatmadja, 2006: 115) „pengamatan dengan menggunakan skala biasa disebut pengamatan

kelas secara sistematik‟.

Pada penelitian ini observasi memfokuskan kepada kegiatan-kegiatan khusus yang telah didiskusikan sebelumnya bersama observerdan konsultan penelitian hal ini dimaksudkan agar data yang diperoleh tidak bersifat umum.Observer hanya mengamati kegiatan yang sudah terdapat pada pedoman observasi dan mengisi skala yang tersedia sesuai dengan indikator yang telah ditentukan.Observasi digunakan untuk menilai ketercapaiankinerjaguru dan aktifitas siswa dalam proses pembelajaran yang dilakukan.

3. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara yaitu berupa lembar yang berisipertanyaan-pertanyaan yang disusun berdasarkan kisi-kisi. Pedoman wawancara ini dibuat agar pertanyaan yang diajukan peneliti terarah, sehingga dapat memperoleh informasi yang dibutuhkan. Pada penelitian ini wawancara dilakukan kepada observer dan siswa untuk memperoleh data dari sudut pandang yang berbeda. Berdasarkan penjelasan tersebut makabentuk wawancara yang digunakan yaitu wawancara terstruktur yaitu wawancara dengan bahan-bahan yang sudah dipersiapkan terlebih dahulu.Wawancara digunakan untuk mencari, memperkuat, dan mengklarifikasi data.

4. Catatan Lapangan

Catatan lapangan adalah catatan mengenai segala hal yang dianggap penting dalam berbagai aspek pembelajaran yang tidak tergambar oleh instrumen lainnya. Catatan lapangan digunakan peneliti untuk mencatatat hal penting mengenai keadaan kelas yang luput dari observasi. Pentingnya catatan lapangan yang mencakup seluruh aspek pembelajaran dipaparkan oleh Wiriaatmadja (2006: 125)

“penelitian Tindakan kelas yang beriklim kualitatif secara mendasar (grounden) dan mulai dari akar rumput (grass roots). Ia merupakan internal validty dari


(34)

C. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data 1. Pengolahan Data

a. Pengolahan Data Proses

Data yang diperoleh dari instrumen yang digunakan dapat berupa data kualitatif dan kuantitatif.Berikut ini pengolahan data yang diperoleh pada kegiatan proses.

1) Pedoman Observasi Kinerja Guru

Pengolahan lembar observasi kinerja guru dilakukan dengan cara menghitung perolehan skor pada aspek-aspek yang diamati pada format observasi. Aspek yang diamati pada observasi kinerja guru memfokuskan kepada tahap perencenaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Untuk mengetahui kemampuan guru dalam aspek tersebut maka digunakanlahskor dari nol sampai tiga. Pemberian skor disesuaikan dengan indikator yang dapat tercapai pada aspek yang diobservasi tersebut.

Skor yang diperoleh pada tiap tahap pembelajaran yang dilakukan oleh guru dijumlahkan dalam bentuk persentasi untuk melihat penilaian kemampuan secara keseluruhan pada tahap itu. Hal ini juga digunakan untuk melihat tercapainya target yang telah ditetapkan pada tahap tersebut. Perhitungan persentase skor tersebut yaitu.

� = × 100%

Keterangan : P = Persentase

F = jumlah kemunculan indikator N = jumlah keseluruhan indikator

Setelah dijumlahkan dalam bentuk persentasi data diubah menjadi data kualitatif dengan melihat indikator dari persentasi yang muncul. Berikut ini indikator kemunculan persentasi.


(35)

Tabel 3. 4

Interpretasi Kemunculan Persentase Persentase Kemunculan Interpretasi

80% p 100% Baik Sekali

60% p 80% Baik

40% p 60% Cukup

20% p 40% Kurang

0% p 20% Kurang Sekali

Kinerja guru dinyatakan berhasil apabila dapat mencapai target yang telah ditetapkan yaitu 100% pada tahap perencanaan, 88% pada tahap pelaksanaan, dan 78% pada tahap evaluasi.

2) Pedoman Observasi Aktifitas Siswa

Pengolahan lembar observasi siswa hampir sama dengan pengolahan lembar observasi guru yaitu dengan memberi skor pada aspek yang dinilai. Aspek yang dinilai pada aktivitas siswa ini yaitu partisipasi, kerjasama, dan motivasi. Masing-masing aspek menggunakan skor dari nol sampai tiga. Pemberian skor berdasarkan ketercapaian indikator pada setiap aspek.

Setiap aspek perolehan siswa dijumlahkan dan di tafsirkan kedalam penilaian kualitatif berupa baik, cukup, dan kurang. Kriteria penafsiran berdasarkan rentang kemunculan jumlah skor setiap siswa yaitu sebagai berikut.

Tabel 3.5

Tafsiran Kemunculan Jumlah Skor Setiap Siswa Rentang Jumlah Skor Tafsiran

0-3 Kurang

4-7 Cukup

8-9 Baik

Untuk melihat aktivitas siswa secara keseluruhan maka jumlah skor setiap siswa dijumlahkan dan diubah dalam bentuk persentasi seperti yang digunakan


(36)

pada pengolahan data observasi kinerja guru dan interpretasikan atau ditafsirkan berdasarkan kriteria kemunculan persentasi. Penafsiran kemunculan persentasi pada aktivitas siswa sama dengan persentasi kemunculan pada kinerja guru yang terdapat pada tabel. Keberhasilan aktivitas siswa apabila persentase kemunculan yaitu >78%.

3) Hasil Wawancara

Pengolahan data hasil wawancara yaitu dengan membaca secara cermat teks hasil wawancara kemudian dipilih jawaban yang mendukung terhadap informasi yang dibutuhkan dan menandai jawaban-jawaban yang memiliki kategori yang sama dan menyimpulkannya dari berbagai jawaban yang ada.

4) Hasil Catatan Lapangan

Pengolahan data hasil catatan lapangan yaitu dengan cara membaca data hasil wawancara dengan cermat lalu memilih data dan menandai data sesuai kategori informasi yang diperlukan dan memberi kesimpulan terhadap data yang diperoleh.

b. Pengolahan Data Hasil

Perolehan data hasil yang dilakukan dengan cara tes tertulis subjektif tertutup iniberupadata kuantitatif dan kualitatif. Data ini dipergunakan untuk mengukur keberhasilan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sehingga dapat melihat peningkatan hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan permainan hakaku. Dalam penelitian ini hasil belajar dikatakan tuntas apabila ketuntasan individual memperoleh nilai 65 dan ketuntasan klasikal

≥80%.

Adapun pengolahan data hasil belajar sebagai berikut.

1) Soal terditi dari tiga soal yang memiliki jumlah skor berbeda-beda. Tabel 3. 6

Jumlah Skor Soal Evaluasi Mandiri Nomor

soal Skor

1 12

2 3

3 6


(37)

2) Perhitungan Nilai Akhir Nilai Akhir = ��

� x 100

3) Ketuntasan siswa diukur menggunakan KKM yang telah ditetapkan SDN Maja Selatan VII yaitu 65.

4) Format penilaian

Tabel 3. 7

Format Penilaian Evaluasi Mandiri

2. Analisis Data

Analisis data yaitu adalah pengkajian terhadap data-data dengan cara menelaah, mempelajari, seluruh data yang terkumpul, kemudian data direduksi dengan memilih data yang penting dan kemudian disusun dan diklasifikasikan untuk mengambil suatu kesimpulan. Kesimpulan tersebut dijadikan pertimbangan untuk mengambil keputusan untuk tindakan selanjutnya. Sedangkan analisis di dalam PTK menurut Wardhani (2007) yaitu.

Upaya yang dilakukan guru yang berperan sebagai peneliti untuk merangkum secara akurat data yang telah dikumpulkan dalambentuk yang dapat dipercaya dan benar.

Analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan analisis data model interaktif menurut Milles dan Huberman. Aktivitas dalam analisis data menurut Milles dan Huberman (Sugiyono, 2005: 91) “yaitu data reduction, data No Nama Siswa

Nomor

Soal Jumlah skor

Nilai Akhir

Keterangan

1 2 3 T BT

1. 2. 3. ...

Jumlah Rata-rata Persentase


(38)

display, data conclusiondrawing/verification”. Berikut ini gambaran langkah-langkah analisis menurut Milles dan Huberman.

Periode pengumpulan data

Reduksi data

Antisipasi Selama Setelah

Display data

ANALISIS Selama Setelah

Kesimpulan/verifikasi

Selama Setelah

Gambar 3.2

Langkah-langkah Analisis Menurut Milles dan Huberman

Berdasarkan gambar 3.2di atas analisis memiliki tiga langkah yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan yang dilakukan dalam bentuk interktif dengan pengumpulan data sebagai suatu siklus.

Reduksi data yaitu data yang diperoleh dari lapangan dirangkum, dipilih hal yang pokok, dan memfokuskan pada hal-hal yang penting. Sajian data yaitu menyajikan data yang jelas dan terorganisir menggunakan chart.Penarikan kesimpulan dan verifikasi dilakukan dengan melihat apakah pertanyaan-pertanyaan peneliti telah terjawab atau memerlukan data yang lain lagi untuk mencari jawaban penelitian.

D. Validasi Data

Validasi data dalam penelitian kualitatif menurut pendapat Hopkins (Wiriaatmadja, 2008:168-171) yaitu:

1. Member Check 2. Triangulasi 3. Saturasi

4. Eksplanasi saingan 5. Audit trail


(39)

Dari berbagai macam validasi menurut Hopkins validasi data yang digunakan peneliti adalah member check, triangulasi, audit trail, dan expert opinion.

Member Checkyaitu memeriksa kembali data-data yang diperoleh selama observasi, wawancara, dan catatan lapangan dengan berdiskusi dengan guru ataupun siswauntuk memastikan data yang diperoleh tidak berubah atau tetap.

Triangulasi yaitu memeriksa kebenaran hipotesismaupun analisis yang dibuat peneliti dengan cara membandingkannya denganpendapat orang lain yang terlibat dalam kegiatan penelitian dalam hal ini yaitu guru dan siswa. Guru dan siswa diminta pendapatnya mengenai penerapan model kooperatif dengan hakaku pada materi mengenal makna peninggalan sejarah Islamyang hasilnya tergambar dalam bentuk wawancara.

Audit Trailyaitu peneliti mengecek prosedur serta metode pengumpulan data dengan cara mendiskusikannya dengan pembimbing, guru, serta rekan-rekan peneliti lainnya tahap ini dilakukan pada tahap refleksi.

Expert opinionyaitu peneliti meminta saran mengenai hasil temuan kepada pembimbing/dosen yang merupakan pakar dalam bidangnya sehingga langkah yang akan ditempuh selanjutnya dapat dipertanggungjawabkan dalam hal ini yaitu Ibu Ani Nur Aeni, M. Pd selaku pembimbing I dan Drs. H. Dadang Kurnia, M. Pd selaku dosen pembimbing II.


(40)

121 A. Kesimpulan

Berdasarkanhasilpenelitian, rumusanmasalahdanpembahasan yang dilakukanterhadappelaksanaandanhasiltindakanpenerapankooperatif dengan permainan hakaku pada materi mengenal makna peninggalan sejarah Islam di kelas V SDN Maja Selatan VIImakadapatdisimpulkansebagaiberikut.

1. PerencanaanPenerapanKooperatif dengan Permainan Hakaku

Padatahapperencanaandalampenelitianpenerapankooperatifdenganpermainan hakakuuntukmeningkatkanhasilbelajarsiswapadamaterimengenalmaknapeninggala

nsejarah Islam di Indonesia beberapahal yang

harusdipersiapkanyaitumengembangkandanmengorganisasikanbahan ajar seperti

menetapkanpokok-pokokbahasanbahan ajar

berdasarkanStandarKompetensidanKompetensiDasar yang tergambardalamindikatordantujuanpembelajaran,merancangbentuk, cara, sertaalat

yang diperlukanuntukmenunjangpermainanhakaku,

mengumpulkaninformasimengenaimateridariberbagaisumberuntukmencapaitujuan pembelajarantersebut,mempersiapkan RPP dengan langkah-langkah pembelajaran kooperatif dengan permainan hakaku, mempersiapkan LKS, mempersiapkanperalatanpermainanhakaku, menentukancara-carapengorganisasiankelompok. Dengan perencanaan yang baik maka pelaksanaan pembelajaran akan lebih efektif.

2. PelaksanaanPenerapanKooperatifdenganPermainanHakaku

Pelaksanaan

langkahpembelajarankooperatifdenganpermainanhakakuinimenggunakan langkah-langkah kooperatifmenurutSuprijono permainan hakaku dilaksanakan pada langkah membantu tim-tim belajar mengerjakan tugasnya. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif dan Hakaku yaitu.


(41)

a. Menjelaskantujuanpembelajarandanmempersiapkanpesertadidiksiapbelajarpa dapenelitianinilangkahtersebutdibagimenjaditigabagianyaituguru

mengkondisikansiswadengancaraberdo’adanmengecekkehadiran, guru melakukanapersepsi, dan guru menjelaskantujuanpembelajaran.

b. Mempresentasikaninformasikepadapesertadidiksecara

verbal.Padatahapinikegiatan guru

yaitumenjelaskanmaterimengenaimaknapeninggalansejarah Islam di

Indonesia denganmetodeceramahdantanyajaab yang

dituntunolehlembarmateri.

c. Memberikanpenjelasankepadapesertadidiktentangcarapembentukantimbelajar danmembantukelompokmelakukantransisi yang efisien.Padafaseini guru membuatsuatuteknikuntukmembentuktimbelajardenganefisien.

d.

Membantutim-timbelajarselamapesertadidikmengerjakantugasnya.Padatahapinitugas yang

diberikanberupasebuahpermainanhakakudan guru

membimbingsiswadalampermainanini.

e. Mengujipengetahuanpesertadidikmengenaiberbagaimateripembelajaranatauke lompok-kelompokmempresentasikanhasilkerjanya.

Padatahapiniyaitusiswamempresentasikanhasilkerjakelompokdanmelakukante stertulis.

f. Mempersiapkancarauntukmengakuiusahadanprestasiindividumaupunkelompo k.Padatahapini guru memberikanpenguatanterhadapprestasi yang telahdicapaiolehsiswabaiksecaraindividumaupunkelompok.

1) Kinerja Guru

Kinerja guru pada pembelajaran kooperatif dengan permainan hakaku mengalami peningkatan pada tiap siklusnya. Persentasekinerja guru padasiklus I tahapperencanaanyaitu 91%, tahappelaksanaan 81% danevaluasi 66%. padasiklus II tahapperencanaanyaitu 100%, tahappelaksanaan 86% danevaluasi 77% sedangkanpadasiklus III tahapperencanaanyaitu 100%, tahappelaksanaan 90% danevaluasi 88%. Hal ini menunjukan bahwa interpretasi kinerja guru berada pada tahap baik sekali.


(42)

2) Aktivitas Siswa

Secarakeseluruhanaktivitassiswa pada penerapan kooperatif dengan permainan hakaku berada pada interpretasi sangat baik.aktivitas siswa mengalamipeningkatanpadasetiapsiklus. Siklus I 75% siklus II 83% dansiklus III 87%.padasiklus III persentasiaktivitassiswasudahmencapai target yang telahditentukanyaitu ≥85% oleh karena itu tahap pelaksanaan ini dikatakan berhasil karena dapat mencapai target yang telah ditentukan.

3. HasilBelajarSiswadalamPenerapanKooperatifdenganPermainanHakaku Hasil belajar siswa mengenai mengenal makna peninggalan sejarah Islam pada data awal siswa yang tuntas memenuhi KKM ≥65 yaitu 32% atau enam orang dan siswa yang belum tuntas yaitu 68% atau 13 orang siswa. Hasil pada data awal tersebut memperlihatkan perbedaan pada hasil tindakan siklus I yaitu 57% atau 11 orang siswa yang tuntas dan 43% siswa yang belum tuntas atau delapan orang siswa yang belum tuntas. Pada tindakan siklus II hasil belajar juga memperlihatkan peningkatan yaitu siswa yang tuntas berjumlah 73% atau 14 orang dan yang belum tuntas yaitu 27% atau ataulima orang danpadasiklus III siswa yang tuntas yaitu 89% atau 17 orang dan siswa yang belum tuntas yaitu 11% atau hanya dua orang. Pada siklus III hasil belajar siswa telah mencapai atau melebihi target yang telah ditentukan yaitu ≥80%.

Peningkatan tersebut menunjukan bahwa hipotesis yang diajukan terbukti atau dapat dikatakan bahwa “Jika model kooperatifdenganpermainanhartakarunnegerikuditerapkanpadapembelajaran IPSmakahasilbelajarsiswatentangmaterimengenalmaknapeninggalansejarah Islamakanmeningkat”.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada proses dan hasil belajar siswa pada materi mengenal makna peninggalan sejarah Islam melalui penerapan kooperatif dengan permainan hakaku di kelas V SDN Maja Selatan VII Kecamatan Maja Kabupaten Majalengka, maka dikemukakanlah beberapa saran yaitu.


(43)

1. Bagi Guru

a. Dalam penerapan kooperatif dengan permainan hakaku hendaknya dipersiapkan lebih terencana agar memperoleh hasil yang lebih signifikan dan pelaksanaan lebih terkontrol.

b. Penerapan kooperatif dengan permainan hakaku diharapkan dapat digunakan dan dikembangkan kembali pada materi lainnya seperti persebaran fauna dan flora di Indonesia.

c. Guru hendaknyadapat membimbing jalannya diskusi pada setiap kelompok agar kegiatan diskusi berjalan lebih efektif.

2. Bagi Sekolah

a. Pihak sekolah hendaknya dapat meningkatkan sarana dan prasarana untuk mendukung pembelajaran yang dilaksanakan lebih variatif.

b. Pihak sekolah diharapkan lebih untuk lebih mendorong dilaksanakannya penelitian sehingga dapat menghasilkan inovasi-inovasi baru dalam pembelajaran.

3. Bagi Siswa

a. Siswa diharapkan agar dapat mengikuti arahan yang diberikan guru dalam pembelajaran.

b. Siswa dapat saling membantu dalam menguasai suatu pelajaran secara bersama-sama.

c. Siswa diharapkan dapat lebih terlibat aktif dalam pembelajaran. 4. Bagi Peneliti Lain

a. Bagi peneliti lain dapat dijadikan sebagai referensiuntuk menerapkan pembelajaran kooperatif dengan permainan hakaku dalam pelajaran lain yang memiliki karakteristik yang sama.

b. Dapat dijadikan gambaran mengenai pembelajaran kooperatif dengan permainan hakaku untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi mengenal makna peninggalan sejarah.


(44)

Bagi lembaga agar memberikan kesempatan yang lebih banyak kepada mahasiswa untuk melakukan penelitian dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan pembelajaran yang terjadi di SD.


(45)

125

7. Diterjemahkan oleh: Helly Prajitno Soejipto dan Sri Mulyantini Soetjipto. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arifin, Z. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosda Karya. Arifin, Z. (2012). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suhardjo, dan Supardi. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD/MI. Jakarta: BNSP.

Dahar, R.W. (1996). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Hanifah, N. (2009). “Model Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar”, dalam Model

Pembelajaran di Sekolah Dasar. Sumedang: Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang.

Hamid, S. (2012). Metode Edutainment. Jogjakarta: Diva Press.

Hernawati, D. (2010). Penerapan Model Cooperative Learning Melalui Metode Visual, Audio, Khinesthetic (VAK) untuk Meningkatkan Keragaman Suku Bangsa di Indonesia Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas V Semester 1 SDN Darongdong Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang. Skripsi Sarjana pada Program PGSD UPI Kampus Sumedang: tidak diterbitkan.

Ismail, A. (2009). Education Games. Yogyakarta: Pilar Media.

Legawan, D.K. (2007). Permainan Mencari Harta Karun Sebagai Teknik Pembelajaran Membaca Denah Pada Siswa Kelas VIII F SMP Negeri 2 Mandiraja. [Online]. Tersedia: http://www.theddigilib.com/doc/232270-abstrak-permainan-mencari-harta-karun-sebagai -teknik-pembelajaran-membaca-denah-pada siswa-kelas-viii-f-smp-negeri-2-mandiraja-tahun-ajaran-2006-2007 [27 September 2012]


(46)

Lie, A. (2004). Cooperative Learning. Jakarta: PT. Grasindo.

Marlina, R. (2010). Penerapan Pembelajaran Kooperatif Melalui Media Bola Bernomor untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pendidikan IPS Materi Sejarah Uang Di Kelas III SDN Cibeureum II Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang. Skripsi Sarjana pada Program PGSD UPI Kampus Sumedang: tidak diterbitkan.

Maulana. (2009). Memahami Hakikat Variabel, dan Instrumen Penelitian

Pendidikan dengan Benar. Bandung: Learn2Live „n Live2Learn.

Sagala, S. (2009). Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta. Sapriya, Nurdin dan Susilawati. (2008). Konsep Dasar IPS. Bandung:

Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan.

Solihatin dan Rahardjo. (2008).Cooperative Learning: Analisis Model Pembelajaran IPS. Bumi Aksara.

Sudjana, N. (2006). Penilaian Hasil Belajar Proses belajar mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2005). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Supriatna, Mulyani, dan Rokhayati. (2009). Pendidikan IPS SD. Bandung: UPI Press.

Suprijono, A. (2012). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka pelajar.

Suyono dan Haryanto. (2011). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Taniredja, Faridli, dan Harmianto. (2011). Model-model Pembelajaran Inovatif. Bandung: Alfabeta.

Tn. (2012). Berburu Harta Karun. [Online]. Tersedia: http://id.promb.net/berburu-harta-karun/papan-permainan/uang-kertas-darurat-935092.html [27 September 2012]

Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.


(47)

Wardhani, I.G.A.K. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka. Wati dan Hurriati. (2009). Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas V. Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional.

Wawank .(2011). Metode pengujian Reliabilitas. [Online].

Tersedia:http://wawank-wawank.blogspot.com/2011/12/metode-pengujian-reliabilitas.html?m=1 [17 Juni 2013]

Wiriaatmadja, Rochiat. 2006. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.


(1)

123

2) Aktivitas Siswa

Secarakeseluruhanaktivitassiswa pada penerapan kooperatif dengan permainan hakaku berada pada interpretasi sangat baik.aktivitas siswa mengalamipeningkatanpadasetiapsiklus. Siklus I 75% siklus II 83% dansiklus III 87%.padasiklus III persentasiaktivitassiswasudahmencapai target yang telahditentukanyaitu ≥85% oleh karena itu tahap pelaksanaan ini dikatakan berhasil karena dapat mencapai target yang telah ditentukan.

3. HasilBelajarSiswadalamPenerapanKooperatifdenganPermainanHakaku Hasil belajar siswa mengenai mengenal makna peninggalan sejarah Islam pada data awal siswa yang tuntas memenuhi KKM ≥65 yaitu 32% atau enam orang dan siswa yang belum tuntas yaitu 68% atau 13 orang siswa. Hasil pada data awal tersebut memperlihatkan perbedaan pada hasil tindakan siklus I yaitu 57% atau 11 orang siswa yang tuntas dan 43% siswa yang belum tuntas atau delapan orang siswa yang belum tuntas. Pada tindakan siklus II hasil belajar juga memperlihatkan peningkatan yaitu siswa yang tuntas berjumlah 73% atau 14 orang dan yang belum tuntas yaitu 27% atau ataulima orang danpadasiklus III siswa yang tuntas yaitu 89% atau 17 orang dan siswa yang belum tuntas yaitu 11% atau hanya dua orang. Pada siklus III hasil belajar siswa telah mencapai atau melebihi target yang telah ditentukan yaitu ≥80%.

Peningkatan tersebut menunjukan bahwa hipotesis yang diajukan terbukti

atau dapat dikatakan bahwa “Jika model

kooperatifdenganpermainanhartakarunnegerikuditerapkanpadapembelajaran IPSmakahasilbelajarsiswatentangmaterimengenalmaknapeninggalansejarah Islamakanmeningkat”.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada proses dan hasil belajar siswa pada materi mengenal makna peninggalan sejarah Islam melalui penerapan kooperatif dengan permainan hakaku di kelas V SDN Maja Selatan VII Kecamatan Maja Kabupaten Majalengka, maka dikemukakanlah beberapa saran yaitu.


(2)

1. Bagi Guru

a. Dalam penerapan kooperatif dengan permainan hakaku hendaknya dipersiapkan lebih terencana agar memperoleh hasil yang lebih signifikan dan pelaksanaan lebih terkontrol.

b. Penerapan kooperatif dengan permainan hakaku diharapkan dapat digunakan dan dikembangkan kembali pada materi lainnya seperti persebaran fauna dan flora di Indonesia.

c. Guru hendaknyadapat membimbing jalannya diskusi pada setiap kelompok agar kegiatan diskusi berjalan lebih efektif.

2. Bagi Sekolah

a. Pihak sekolah hendaknya dapat meningkatkan sarana dan prasarana untuk mendukung pembelajaran yang dilaksanakan lebih variatif.

b. Pihak sekolah diharapkan lebih untuk lebih mendorong dilaksanakannya penelitian sehingga dapat menghasilkan inovasi-inovasi baru dalam pembelajaran.

3. Bagi Siswa

a. Siswa diharapkan agar dapat mengikuti arahan yang diberikan guru dalam pembelajaran.

b. Siswa dapat saling membantu dalam menguasai suatu pelajaran secara bersama-sama.

c. Siswa diharapkan dapat lebih terlibat aktif dalam pembelajaran. 4. Bagi Peneliti Lain

a. Bagi peneliti lain dapat dijadikan sebagai referensiuntuk menerapkan pembelajaran kooperatif dengan permainan hakaku dalam pelajaran lain yang memiliki karakteristik yang sama.

b. Dapat dijadikan gambaran mengenai pembelajaran kooperatif dengan permainan hakaku untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi mengenal makna peninggalan sejarah.


(3)

125

Bagi lembaga agar memberikan kesempatan yang lebih banyak kepada mahasiswa untuk melakukan penelitian dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan pembelajaran yang terjadi di SD.


(4)

125

7. Diterjemahkan oleh: Helly Prajitno Soejipto dan Sri Mulyantini Soetjipto. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arifin, Z. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Arifin, Z. (2012). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suhardjo, dan Supardi. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD/MI. Jakarta: BNSP.

Dahar, R.W. (1996). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Hanifah, N. (2009). “Model Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar”, dalam Model

Pembelajaran di Sekolah Dasar. Sumedang: Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang.

Hamid, S. (2012). Metode Edutainment. Jogjakarta: Diva Press.

Hernawati, D. (2010). Penerapan Model Cooperative Learning Melalui Metode Visual, Audio, Khinesthetic (VAK) untuk Meningkatkan Keragaman Suku Bangsa di Indonesia Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas V Semester 1 SDN Darongdong Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang. Skripsi Sarjana pada Program PGSD UPI Kampus Sumedang: tidak diterbitkan.

Ismail, A. (2009). Education Games. Yogyakarta: Pilar Media.

Legawan, D.K. (2007). Permainan Mencari Harta Karun Sebagai Teknik Pembelajaran Membaca Denah Pada Siswa Kelas VIII F SMP Negeri 2 Mandiraja. [Online]. Tersedia: http://www.theddigilib.com/doc/232270-abstrak-permainan-mencari-harta-karun-sebagai -teknik-pembelajaran-membaca-denah-pada siswa-kelas-viii-f-smp-negeri-2-mandiraja-tahun-ajaran-2006-2007 [27 September 2012]


(5)

126

Lie, A. (2004). Cooperative Learning. Jakarta: PT. Grasindo.

Marlina, R. (2010). Penerapan Pembelajaran Kooperatif Melalui Media Bola Bernomor untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pendidikan IPS Materi Sejarah Uang Di Kelas III SDN Cibeureum II Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang. Skripsi Sarjana pada Program PGSD UPI Kampus Sumedang: tidak diterbitkan.

Maulana. (2009). Memahami Hakikat Variabel, dan Instrumen Penelitian Pendidikan dengan Benar. Bandung: Learn2Live „n Live2Learn.

Sagala, S. (2009). Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta. Sapriya, Nurdin dan Susilawati. (2008). Konsep Dasar IPS. Bandung:

Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan.

Solihatin dan Rahardjo. (2008).Cooperative Learning: Analisis Model Pembelajaran IPS. Bumi Aksara.

Sudjana, N. (2006). Penilaian Hasil Belajar Proses belajar mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2005). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Supriatna, Mulyani, dan Rokhayati. (2009). Pendidikan IPS SD. Bandung: UPI Press.

Suprijono, A. (2012). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka pelajar.

Suyono dan Haryanto. (2011). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Taniredja, Faridli, dan Harmianto. (2011). Model-model Pembelajaran Inovatif. Bandung: Alfabeta.

Tn. (2012). Berburu Harta Karun. [Online]. Tersedia: http://id.promb.net/berburu-harta-karun/papan-permainan/uang-kertas-darurat-935092.html [27 September 2012]

Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.


(6)

Wardhani, I.G.A.K. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka.

Wati dan Hurriati. (2009). Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas V. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Wawank .(2011). Metode pengujian Reliabilitas. [Online].

Tersedia:http://wawank-wawank.blogspot.com/2011/12/metode-pengujian-reliabilitas.html?m=1 [17 Juni 2013]

Wiriaatmadja, Rochiat. 2006. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.


Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE BERKIRIM SALAM DAN SOAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN TLOGOMAS 2 MALANG

4 25 17

PENERAPAN METODE KARYAWISATA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI MENGHARGAI PENINGGALAN SEJARAH PADA SISWA KELAS IV SDN PADANGASRI KABUPATEN MOJOKERTO

1 8 31

PENERAPAN STRATEGI MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MATERI PENINGGALAN SEJARAH SISWA KELAS V SDN ORO-ORO OMBO 02 BATU

0 10 18

PENERAPAN METODE INFORMATION SEARCH DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam Al-Hikmah Pondok Cabe)

4 60 151

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII

0 0 6

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DENGAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA SMA

0 0 13

PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI LUAS PERMUKAAN KUBUS DAN BALOK PADA SISWA KELAS V

0 0 19

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

0 22 8

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PECAHAN KELAS IV SEMESTER 2 SDN 1 BULUNGCANGKRING

0 0 23

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER (LT) DENGAN MEDIA SITUS PERADABAN DUNIA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SEJARAH (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X IIS 3 SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016)

1 1 14