Perbedaan Penelitian Penelitian-Penelitian Terkait

crossover. Hal ini mengingat terdapatnya peningkatan performance bila dikaitkan dengan jumlah gen yang mengalami crossover. Mengingat performance yang merupakan hasil penelitian adalah whole arithmetic crossover memiliki performance yang lebih baik dari simple arithmetic crossover dan Simple arithmetic crossover memiliki performance yang lebih baik daripada single arithmetic crossover.

2.7.2. Perbedaan Penelitian

Perbedaan penelitian yang pernah dilakukan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dapat dilihat pada Tabel 2.10. Tabel 2.10. Perbedaan Penelitian No Nama Peneliti Persamaan Perbedaan 1. Lin Chu Hsing, Jui Ling Yu, Jung Chun Liu, Wei Shen Lai, dan Chia Han Ho 2009 Sama-sama menerapkan algoritma genetika untuk mencari rute terpendek pada ITS Intelligent Transportation System di Taiwan Pembahasan dititikberatkan pada pengaruh jumlah gen dan kromosom di dalam mendapatkan solusi optimal. Penelitian ini tidak membahas mengenai pengaruh gen yang mengalami crossover di dalam mendapatkan solusi optimal. 2. Lukas Samuel, Toni Anwar, dan Willi Yuliani 2005 Sama-sama menerapkan algoritma genetika untuk menyelesaikan permasalahan Traveling Salesman Problem TSP Pembahasan penelitian mengenai penggunaan metode order crossover digabungkan dengan teknik insertion mutation untuk menyelesaikan permasalahan TSP. Penelitian ini hanya membahas penyelesaian permasalahan TSP dan tidak membahas mengenai performance dari algoritma genetika. 3. Annies Hannawati, Thing, dan Eleazar 2002 Menerapkan algoritma genetika untuk menyelesaikan masalah optimasi yang kompleks seperti mencari rute paling optimum Penelitian ini menggunakan beberapa metode seleksi yaitu roulette wheel, elitism, dan gabungan antara metode roulette wheel dan elitism, selain itu juga menggunakan dua jenis crossover yaitu one cut point crossover dan two cut point crossover. Namun, penelitian tidak membahas mengenai performance Atas metode arithmetic crissover dalam kaitannya dengan jumlah gen yang mengalami crossover. 4. K. Nasution 2012 Sama-sama menerapkan algoritma genetika untuk menyelesaikan permasalahan Traveling Salesman Problem Penelitian ini difokuskan pada pembahasan mengenai pengaruh dari nilai probabilitas crossover di dalam partially mapped crossover dan tidak membahas mengenai performance atas arithmetic crossover dalam kaitannya Universitas Sumatera Utara No Nama Peneliti Persamaan Perbedaan dengan jumlah gen yang mengalami crossover. 5. Kusum Deep dan Hadush Mebrahtu 2012 Penelitian ini sama seperti penelitian yang dilakukan oleh peneliti membahas mengenai penerapan algoritma genetika di dalam menyelesaikan permasalahan Traveling Salesman Problem Penelitian ini membahas mengenai pembuatan variasi pada partially mapped crossover dengan menentukan letak kromosom dalam posisi acak dan tidak membahas mengenai kaitan antara jumlah gen yang mengalami crossover dengan performance atas metode arithmetic crossover 6. Stjepan Picek, Domagoj Jakobovic dan Marin Gloub 2013 Penelitian ini membahas mengenai perbandingan performance atas metode arithmetic crossover dan beberapa metode crossover yang lain Penelitian ini membandingkan beberapa metode crossover di dalam menyelesaikan 24 permasalahan dengan menggunakan 16 metode crossover, tetapi penelitian ini tidak membahas mengenai kaitan antara jumlah gen yang mengalami crossover terhadap performance dari crossover khususnya arithmetic crossover 7. Sri Melvani Hardi 2014 Penelitian ini membahas mengenai pengaruh crossover di dalam performance algoritma genetika di dalam menyelesaikan permasalahan Traveling Salesman Problem TSP Penelitian ini pengaruh dari variasi terhadap performance dari algoritma genetika dan tidak membahas mengenai kaitan antara jumlah gen yang mengalami crossover dengan performance dari algoritma genetika

2.7.3. Kontribusi yang Diberikan