sekolah terjadi pada tingkat antar pribadi, maka penting bagi semua bawahan terutama atasan untuk melakukan komunikasi antar pribadi atau biasa disebut
dengan komunikasi interpersonal. Dalam kehidupan sekolah, komunikasi interpersonal memegang peranan
penting dalam mencapai tujuan hasil melalui kontak sosial dan interaksi antara kepala sekolah dan guru. Di dalam fungsi manajemen banyak informasi yang
harus dikomunikasikan kepada pimpinan sebagai bahan dasar acuan guna menyusun perencanaan program. Perencanaan perlu dikomunikasikan kepada
dewan guru untuk dapat dilaksanakan. Pengarahan mengharuskan pemimpin untuk berkomunikasi dengan bawahannya agar tujuan sekolah dapat tercapai.
Untuk itu, hubungan yang komunikatif dan dialogis antara kepala sekolah dan guru maupun sesama bawahan perlu dikembangkan, terutama bagi atasan dalam
rangka membina hubungan kerja, menciptakan suasana kerja yang penuh semangat dan penuh rasa tanggung jawab. Dengan adanya komunikasi
interpersonal yang efektif antara kepala sekolah dan guru maupun sesama guru dapat menciptakan suasana hubungan yang harmonis serta dapat menimbulkan
kepuasan kerja dewan guru. Makin efektif komunikasi interpersonal, makin tinggi pula kepuasan kerja guru.
Berdasarkan pembahasan di atas, diduga terdapat hubungan yang signifikan antara komunikasi interpersonal kepala dengan kepuasan keja guru.
Artinya semakin efektif komunikasi interpersonal antara atasan bawahan, maka makin tinggi pula kepuasan kerja guru dalam lingkungan sekolah tersebut.
2. Hubungan Etos Kerja Guru dengan Kepuasan Kerja Guru
Etos kerja dapat diartikan sebagai semangat yang ada pada diri guru dalam melaksanakan tugas yang dimanahkan kepadanya. Etos kerja dapat timbul sebagai
reaksi terhadap diri manusia yang menimbulkan eksistensi dalam diri manusia yaitu keinginan terhadap sesuatu yang ingin dipenuhi dalam hidupnya sehingga
terdorong untuk melakukan tindakan guna memenuhi dan memuaskan keinginannya. Dan untuk mencapainya, seorang guru harus memiliki etos kerja
yang tinggi.
Etos kerja memiliki hubungan dengan terciptanya kepuasan kerja yang ditunjukkan melalui sikap bekerja keras, pantang menyerah, dan bertanggung
jawab atas pekerjaannya, menyenangi pekerjaannya, motif berprestasi dan mendapatkan reward yang jelas, serta diberi kreativitas yang seluas-luasnya dalam
bekerja dengan sendirinya akan menumbuhkan kepuasan kerja guru. Etos kerja yang tinggi rasanya akan terbayar jika reward atas pekerjaan
tersebut jelas, dan sangat memungkinkan makin bertambah tingginya etos kerja. Maka dalam hal ini terdapat hubungan antara etos kerja guru dengan kepuasan
kerja guru.
3. Hubungan Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah dan Etos Kerja Guru dengan Kepuasan Kerja Guru
Dalam kepemimpinan suatu organisasi atau yang biasa disebut komunikasi interpersonal antara pimpinan dan anggotanya ataupun sesama anggota, sehingga
dimungkinkan terciptanya suatu suasana kerja yang harmonis, penuh semangat, penuh rasa tanggung jawab dan berorientasi pada penyelesaian tugas. Untuk itu
pemimpin dituntut agar memiliki kemampuan melakukan komunikasi interpersonal dengan anggotanya baik dalam bentuk verbal maupun non-verbal.
Aspek kemampuan
komunikasi dimaksudkan
sebagai sarana
mempengaruhi anggota, sehingga mereka memiliki motivasi dan etos kerja yang tinggi. Makin efektif komunikasi interpersonal dalam lembaga sekolah, makin
memungkinkan pula terciptanya suasana kerja yang baik dan membangkitkan prestasi kerja yang baik.
Kepala sekolah dan guru merupakan komponen-komponen yang berpengaruh dalam meningkatkan mutu pendidikan sekolah. Dalam organisaasi
sekolah hubngan antara kepala sekolah dan guru merupakan hubungan antara pimpinan dan bawahan. Untuk itu guna tercapainya mutu pendidikan yang
optimal diperlukan kerja sama yang sinergis antara kepala sekolah dan guru. Dalam organisasi sekolah, kepala sekolah dituntut menampilkan suatu
kepemimpinan yang mampu menciptakan iklim yang kondusif, sedangkan para guru dituntut memiliki sikap positif terhadap pekerjaan sehingga dapat
menampilkan persepsi dan kepuasan yang baik terhadap pekerjaan maupun etos kerja yang tinggi, yang pada akhirnya akan mencerminkan seorang guru yang
mampu bekerja secara profesional. Hubungan ini dapat dilihat dari adanya kepuasan dalam menerima hasil
kerja, munculnya sikap kerja sama dan rasa keadilan dikalangan guru, adanya situasi yang menyenangkan serta adanya peluang untuk meningkatkan karir akan
membuat guru-guru di Sekolah Menengah Pertama SMP Swasta Sabilina Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan memiliki tingkat kepuasan dalam bekerja.
Oleh karena itu diduga ada hubungan atau korelasi yag positif antara komunikasi interpersonal kepala sekolah dan etos kerja guru dengan kepuasan
kerja guru. Berdasarkan kerangka berfikir sebagaimana tersebut di atas, maka
paradigma penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:
X1, Y
X1,X2, Y
X2, Y
X = Variabel Bebas
Y = Variabel Terikat
= Arah Pengaruh
Gambar 4. Kerangka Pemikiran Penelitian
Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah X1
Komuniksi terbuka Penyebarluasan informasi
Respon terhadap situasi Pesan dan proses
Berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan
Etos Kerja Guru X2 Semangat kerja internal dan
eksternal guru Ketekunan dalam bekerja
Profesional dalam bekerja Kepuasan Kerja Y
Gajipenghasilanreward Kerjasama dan keadilan
Situasi kerja
yang menyenangkan
Insentif Peluang pengembangan
karir
F. Pengajuan Hipotesis