29
BAB III PEMBAHASAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis melakukan penelitian pada PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara Jl. SM.Raja No. 1 Medan. Sedangkan
waktu penelitian dilakukan pada bulan Mei sd Juni 2014.
B. Pengertian Budaya Organisasi
Budaya merupakan hasil cipta karsa manusia yang diperoleh berdasarkan pengalaman, kebiasaan yang dilakukan berkesinambungan. Setiap individu
memiliki seperangkat acuan budaya di dalam dirinya. Dengan kata lain, setiap kita menciptakan budaya kita sendiri akibat dari interaksi kita dengan lingkungan.
Sebuah organisasi yang terdiri dari berbagai kelompok individu yang bekerjasama dan berinteraksi satu sama lain, akan membentuk sebuah kebiasaan
yang lama-kelamaan akan membentuk budaya organisasi dalam sistem organisasi tersebut. Budaya organisasi merupakan pola terpadu yang dihasilkan dari perilaku
individu dalam organisasi termasuk pemikiran-pemikiran, tindakan-tindakan yang dipelajari. Kehidupan organisasi dalam dunia kerja ada di dalam budayanya.
Budaya disini bukan mengacu pada kebudayaan tradisional atau suku, ras, dan latar belakang individu. Budaya disini maksudnya adalah sesuatu cara untuk hidup
di dalam sebuah organisasi. Di dalam budaya organisasi ada iklim atau atmosfer emosional dan psikologis. Hal tersebut mencakup pada karyawan perusahaan itu
sendiri, yaitu semangat kerja, sikap, tingkat produktivitasnya, selain itu, budaya organisasi mencakup simbol berupa tindakan, rutinitas, percakapan, dan lain
sebagainya. http:www.anneahira.comcontoh-budaya-organisasi.htm Berikut ini dikemukakan beberapa pengertian budaya organisasi
menurutpara ahli: 1 Menurut Robinsdalam Matondang, 2008:50 budaya organisasi
mengacu kesuatu system makna bersama yang dibentuk oleh anggota- anggotanya sekaligus pembeda organisasi itu dengan organisasi lainnya.
2 Menurut Pettigrewdalam Sobirin, 2007:129“the system of such publicly and collectively accepted meanings operating for given group
at a given time”. Budaya organisasi adalah system makna yang diterima secara terbuka dan kolektif, yang berlaku untuk waktu tertentu bagi
sekelompok orang tertentu. 3 Menurut Browndalam Matondang, 2008:66 budaya organisasi
merupakan suatu konstelasi dari keyakinan-keyakinan kebiasaan- kebiasaan, sistem nilai-nilai, norma-norma prilaku merupakan suatu
cara-cara yang unik pada setiap organisasi, kemudian budaya organisasi tersebut menjadi pola dalam melaksanakan kegiatan dan tindakan dalam
organisasi. 4 Menurut Kilmanndalam Sutrisno 2010:2 Budaya organisasi dapat
didefenisikan sebagai perangkat sistem nilai-nilai values, keyakinan- keyakinan beliefs, asumsi-asumsi assumptions, atau norma-norma
yang telah lama berlaku, disepakati dan diikuti oleh para anggota suatu
organisasi sebagai pedoman perilaku dan pemecahan masalah-masalah organisasinya.
5 Menurut Schermerhon, dkk dalam
Mangkunegara 2008 :
113“organizational culture is the system of shared beliefs and values that develops within an organization and guides the behaviour of its
members” Organisasi adalah sistem keyakinan, nilai-nilai dan norma yang dikembangkan dalam organisasi yang dijadikan pedoman tingkah
laku bagi anggota-anggotanya. Dengan mendasarkan berbagai definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa
budaya organisasi merupakan satu unsur terpenting dalam perusahaan yanghakikatnya mengarah pada perilaku-perilaku yang dianggap tepat, mengikat
danmemotivasi setiap individu yang ada didalamnya. Halyang dapat kita sadari bahwa budaya itu bersifat stabil dan sulit untuk berubahkarena budaya
mencerminkan akumulasi pembelajaran dari sebuah kelompokcara mereka berpikir, merasakan, dan meyakinkan dunia bahwa budaya dapatmenciptakan
kesuksesan suatu organisasi. Selanjutnya dapat diketahui bahwa kita akan mulai menyadari bahwa tidak
ada budaya yangbenar atau salah, tidak ada budaya yang lebih baik atau lebih buruk, kecuali dalam hubungannya bagaimana cara suatu organisasi bertindak dan
lingkungan apa yang mendukung jalannya suatu operasi organisasi. Dengan demikian, setiap individu yang terlibat di dalamnya akan bersama-sama berusaha
menciptakan kondisi kerja yang ideal agar tercipta suasana yang mendukung bagi upaya pencapaian tujuan yang diharapkan.
Menurut Robbinsdalam Mangkunegara 2008 : 122-123 untuk menilai kualitas pelaksanaan budaya suatu organisasi dapat dilihat dari 16 faktor utama,
yaitu sebagaiberikut: 1
Inisiatif individu, yaitu tingkat tanggung jawab, kebebasan dan independensi yang dipunyai individu.
2 Norma–norma yang berlaku dalam organisasi.
3 Nilai-Nilai yang dominan dalam kehidupan organisasi.
4 Falsafah manajemen.
5 Peraturan-peraturan yang berlaku.
6 Iklim organisasi.
7 Perilaku individu.
8 Toleransi terhadap tindakan beresiko, yaitu sejauh mana para
pegawaidianjurkan untuk bertindak agresif, inovatif dan berani mengambilresiko.
9 Arah, yaitu sejauh mana organisasi tersebut menciptakan dengan
jelassasaran dan harapan mengenai organisasi. 10
Integrasi, yaitu tingkat sejauh mana unit-unit dalam organisasi didorong untuk bekerja dengan cara yang terkoordinasi.
11 Dukungan manajemen, yaitu tingkat sejauh mana para manajer
memberi komunikasi yang jelas, bantuan serta dukungan terhadap bawahan mereka.
12 Kontrol, yaitu jumlah peraturan dan pengawasan langsung yang
digunakan untuk mengawasi dan mengendalikan perilaku pegawai.
13 Indentitas, yaitu tingkat sejauh mana para anggota teridentifikasi
dirinya secara keseluruhan dengan organisasinya daripada dengan kelompok kerja tertentu atau dengan bidang keahlian professional.
14 Sistem imbalan, yaitu tingkat sejauh mana alokasi imbalan
kenaikangaji, promosi didasarkan atas criteria prestasi pegawai sebagaikebalikan dari senioritas, pilih kasih, dan sebagainya.
15 Toleransi terhadap konflik, yaitu tingkat sejauh mana para
pegawaidiberikan kebebasan untuk mengemukakan masalah yang ada danmemberikan kritik secara terbuka.
16 Pola-pola komunikasi, yaitu tingkat sejauh mana komunikasi
organisasi dibatasi oleh hierarki kewenangan yang formal.
C. Fungsi-fungsi Budaya Organisasi