PENUTUP 1. Simpulan "The right to tourism” dalam perspektif hak asasi manusia di Indonesia.

KERTHA PATRIKA • Volume 36 Nomor 2, September 2011 34 • JURNAL ILMIAH FAKULTAS HUKUM Dewi Kasih, 2003, Perjanjian Build Operate and Transfer Build Operate and Transfer Sebagai Alternatif Kerjasama Investasi Bidang Pariwisata di Bali, Tesis, Univ. Diponegoro, Semarang. James Penner et.al Editor, 2002, Introduction to Jurisprudence and Legal Theory Comentary and Material, London, Butter Wroths. Munir Fuady, 1998, Kontrak Pembangunan Mega Proyek, Citra Aditya Bakti, Bandung. Poerwadarminta, W.J.S, 1989, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka. Philipus M. Hadjon, 2007, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat Indonesia,, Surabaya, Peradaban. Raymond Wack, 1995, Jurisprudence, London, Blackstone Press Limited. Roberto and Porez, Suistainable Tourism : Emerging Global and Regional Regulation, Georgetown International Environment Law Review, ABI Inform Research. Subekti R, 1992, Aneka Perjanjian, Cet. Kesembilan, Citra Aditya Bakti, Bandung. Subekti R. Tjitro Sudibio R. 1999, Kitab Undang-undang Hukum Perdata, Edisi Revisi, Pradnya Paramita, Jakarta. Satjipto Rahardjo, Penyelenggaraan Keadilan dalam Masyarakat Yang Sedang Berubah, Masalah- masalah Hukum Nomor 1-6 Tahun X10 : 70. Wardana, 2006, Pengaruh Lingkungan Budaya dan Strategi Pemasaran Terhadap Kinerja Pemasaran dan Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan di Provinsi Bali, Disertasi, Univ. Airlangga, Surabaya. JURNAL ILMIAH FAKULTAS HUKUM • 35 PELANGGARAN TERHADAP PERATURAN TENTANG TATA RUANG WILAYAH PROPINSI BALI PADA PEMBANGUNAN HOTEL DAN RESTAORAN DI KABUPATEN BADUNG Oleh: Ni Nyoman Sukeni Abstract The purposes of this research are to identify the violation, to fi nd out the cause of the violation, and the solution that is benefi t the government to improve the regulation, to inform the society which build in order to protect the environment. The activities in this research are: 1 Data collection, 2 Data analysis, and 3 Data presentation. Data collection was conducted by doing interview, survey, and documentation. The method used was qualitative analysis. The result of the research is that the violation occurs on the border in front of the building, the distance on the right, left, and back of the building, make a new building without permission, no building permit, the height of the building, and the architecture. The solutions for the violation are: by reprimanding, asking to get building permit, demolishing the building. Key words: Spatial, violation, solution.

I. PENDAHULUAN

Bali dengan keindahan alam dan kekayaan seni budayanya berhasil menjadi salah satu tujuan wisata Indonesia. Sebagai tujuan wisata membawa resiko tersendiri. Seperti cepat mengalami perkembangan khususnya dalam pembangunan sarana pariwisata yang sebagai penunjang pertumbuhan ekonomi Bali. Perkembangan pembangunan berdampak pada penggunaan tanah dalam pembangunan hotel dan restaoran. Tanah yang diperlukan yakni adalah yang letaknya strategis, memilliki pemandangan yang indah, bahkan ada yang terletak pada zona yang dilindungi. Selain itu tanah merupakan sumbar alam yang terbatas adanya dan tidak dapat diperbaharui. Oleh karena itu dalam pemanfaatan tanah untuk pembangunan diperlukan kebijaksanaan dan kehati-hatian dalam rangka menjaga lingkungan hidup agar dapat digunakan secara berkesinambungan oleh generasi mendatang dan lestari adanya. Untuk itu diperlukan suatu aturan dalam penggunaan ruang tanah agar dapat memberikan manfaat yang sebesar- basarnya tanpa merusak lingkungan. Misalnya merusak pemandangan dengan tidak teraturnya bangunan, merusak terumbu karang, apabila tidak diatur sempadan pantai, dan mencemari kawasan suci dan sebagainya. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu pengelolaan lingkungan hidup sebagai upaya terpadu dalam pemanfaatanya, penatana, pengawasan dan pengendalian serta pemulihan lingkungan. Menurut Daud Silalahi, pemanfaatan sumber daya alam dalam rangka pembangunan harus digunakan secara rasional yang dapat memberikan manfaat yang sebesar mungkin dengan tidak merugikan kepentingan generasi mendatang 1 . Artinya dalam pembanguan nditerapkan asas kelestarian bagi sumber alam tanpa merusak lingkungan. Oleh karena itu menuirut Gatot ,P,R,M Soemartono, dalam melasanakan npembangunan perlu perencanaan yang matang dan berwawasan lingkungan artinya supaya sadar dan berencana menggunakan dan mengelola 1 Daud Silalahi. 1992. Hukum Lingkungan Dalam Sistem Penegakan Hukum Lingkungan Indonesia. Bandung : Alumni Kotak Pos 1282, Cetakan I, hal. 15 KERTHA PATRIKA • Volume 36 Nomor 2, September 2011 36 • JURNAL ILMIAH FAKULTAS HUKUM sumber daya alam secara bijaksana dalam pembangunan 2 . Dalam upaya mencapai tujuan di atas, pemerintah Propinsi Bali telah mengeluarkan Peraturan Tata Ruang yang terbaru yakni Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009, namun belum ada Peraturan Pelaksannannya. Peraturan sebelumnya adalah Undang-Undang Nomor 2 tahun 1974, Peraturan Daerah Kabupaten Badung, Undang-Undang Nomor 29 tahun 1995 tentang Tata Ruang Pemerintah Propinsi Bali, Bisama Parisada Hindu Darma Indonesia PHDI Thun 1994 dan Peraturan Mentri Pariwisata, Pos dan Telekumunikasi Nomor KM 94HK.130 MPTT-87. Selain peraturan di atas, juga diperlukan ijin prinsip dalam pembangunan sarana pariwisata hotel dan restoran yang dikeluarkan oleh pemerintah Pusat dalam hal menyertakan modal asing. Apabila tidak menyertakan modal asing dan ijin prinsip dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah. Walaupun telah diberlakukan beberapa peraturan tentang tata ruang dalam pembangunan sarana pariwisata khususnua hotel dan restoran, namun dalam penerapan peraturan tersebut terjadi beberapa pelanggaran. Hal ini terlihat dari laporan hasil Seksi Pengawasan Bangunan Dinas Cipta Karya tahun 2009. Pelanggaran yang terjadi seperti: tidak adanya jarak bangunan, tidak mempunyai IMB, penambahan bangunan tanpa ijin, tinggi bangunan, arsitektur, sepadan jalan dan lainnya. Sedangkan penyelesaian pelanggaran terhadap peraturan tata ruang hanya diselesaikan dengan memanggil yang berangkutan untuk ditegur tentang kesalahannya, disuruh mengurus ijin bagi yang belum mempunyai ijin, dan membongkar bangunan bagi yang melanggar tinggi bangunan. Berdasarkan latarbelakang di atas, maka perlu diadakan penelitian lebih lanjut dengan merumuskan beberapa masalah seperti: faktor-faktor apakah yang mendorong terjadinya pelanggaran, jenis pelanggaran apakah yang terjadi dalam penerapan peraturan tata ruang pada pembangunan hotel dan restoran, dan upaya-upaya apakah yang ditempuh dalam penyelesaian pelanggaran yang terjadi. Peneitian ini bertujuan untuk mengindentifi kasi pelanggaran yang terjadi, mengetahui faktor-faktor pendorong terjadinya pelanggaran, serta ingin mengetahui upaya–upaya yang ditempuh dalam penyelesaiannya .Sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: Untuk mengumpulan data lapangan primer digunakanteknik wawancara, sedangkan untuk mengumpulkan data kepustakaan skunder digunakan metode dokumen. Analisa data adalah kualitatif dan disajikan secara deskriptif analitis.

II. PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Hukum Lingkungan

Pengelolaan lingkungan sudah dilaksanakan dengan hati-hati dengan menerapkan beberapa peraturan dan kebijaksaan. Hal ini dilakukan karena adanya kekhawatiran akan rusaknya lingkungan dan makin berkurang sumber daya alam sehingga tidak dapat dinikmati oleh generasi mendatang. Selain itu permasalahan lingkungan bukan merupakan masalah negara yang bersangkutan saja, melainkan pihak-pihak negara luar pun turut campur dalam permasalah tersebut. Hal ini menunjukan kepedulian dunai terhadap lingkungan sangat besar, lebih-lebih lagi dalam era pembangunan yang berkelanjutan Sustainable Deploment yang memang memerlukan perhitungan yang cermat akan adanya daya dukung dan kesinambungan 2 Gatot, P, R.M Soemartono. 1996. Hukum Lingkungan Indonesia, Jakarta : Sinar Grafi ka, hal. 199.