Hak Asasi Sosial Prinsip Universalitas Hak Asasi Manusia

47 atau menghormati otonomi setiap orang atas dirinya sendiri kedaulatan individu. Sehingga sering disebut sebagai ‟hak-hak negatif‟. Dengan demikian menuntut ketiadaan intervensi oleh pihak-pihak luar negara maupun kekuatan sosial lainnya terhadap kedaulatan individu. 12 Berkenaan dengan itu, hak asasi menganut agama atau menganut kepercayaan bahkan tidak menganut agama sekalipun tidak boleh dilanggar oleh siapa pun.

2. Hak Asasi Sosial

Hak asasi sosial ini merupakan hak yang melekat pada pribadi manusia sebagai mahluk sosial. Sebagai mahluk sosial manusia mempunyai hak-hak ekonomi sosial dan budaya. Hak-hak manusia itu menyangkut hak untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok hidup, yakni pangan, sandang, kesehatan, kerja, dan pendidikan. 13 Hak-hak itu dimuat dalam International Covenant on Economic, Social and Cultural Rights ICESCR diratifikasi menjadi UU No. 11 Tahun 2005. Kovenan hak-hak ekonomi sosial dan budaya menjamin; 1 hak pekerjaan; 2 hak mendapatkan pelatihan teknis dan vokasional; 3 hak mendapatkan kenyamanan dan kondisi kerja yang baik; 4 hak membentuk serikat buruh; 5 hak menikmati jaminan sosial; 6 hak menikmati perlindungan melahirkan; 7 hak atas standar hidup layak, termasuk pangan, sandang, dan perumahan; 8 hak untuk terbebas dari kelaparan; 9 Hak untuk menikmati standar kesehatan fisik dan 12 Dengan kata lain, pemenuhan hak-hak yang dikelompokkan dalam generasi pertama ini sangat tergantung pada absen atau minusnya tindakan negara terhadap hak-hak tersebut. Jadi negara tidak boleh berperan aktif positif terhadapnya. Hampir semua negara telah memasukkan hak-hak ini ke dalam konstitusinya. Lihat, pusham.uii.ac.idham7_Chapter1.pdf , hlm. 12. 13 Lihat, Theo Huijbres, Filsafat Hukum…., hlm. 104. 48 mental; 10 hak atas pendidikan, termasuk pendidikan dasar; 11 hak untuk berperan serta dalam kehidupan budaya dan menikmati keuntungan dari kemajuan ilmu pengetahuan dan aplikasinya. Persamaan atau hak-hak generasi kedua muncul dari tuntutan supaya negara menyediakan pemenuhan terhadap kebutuhan dasar setiap orang, mulai dari makan sampai pada kesehatan. Negara dengan demikian dituntut bertindak lebih aktif supaya hak-hak tersebut dapat terpenuhi atau tersedia. 14 Karena itu hak-hak generasi kedua ini dirumuskan dalam bahasa yang positif: ‟hak atas‟ ‟right to‟, bukan dalam bahasa negatif: ‟bebas dari‟ ‟freedom from‟. Inilah yang membedakannya dengan hak-hak generasi pertama. 15 Hak Ekosob dan hak Sipol memang berbeda ‟generasi‟. Namun dalam praktiknya hak generasi pertama dan generasi kedua memiliki keterkaitan erat. Umpanya seseorang tidak bisa menjadi pegawai negeri sipil karena tidak menganut agama, maka bukan hanya hak sipil yang terlanggar tetapi juga hak ekonominya pun terancam. Hak Sipol dan Ekosob harus berjalan beriringan sehingga antara kepentingan individu dan kepentingan sosial berjalan seimbang.

3. Tiga Kewajiban Negara dalam Pemenuhan Hak Asasi Manusia