Kesulitan Belajar Deskripsi Teori 1. Belajar

9

2. Kesulitan Belajar

Dalam setiap proses kegiatan pasti terdapat suatu kendala atau hambatan tak terkecuali proses pembelajaran. Kesulitan berarti kesukaran, kesusahan, keadaan atau sesuatu yang sulit. Kesulitan merupakan suatu kondisi yang memperlihatkan ciri-ciri hambatan dalam kegiatan untuk mencapau tujuan sehingga diperlukan usaha yang lebih baik untuk mengatasi gangguan tersebut. Menurut Abin Syamsudin 2001 : 34, “kesulitan belajar adalah keadaan dimana anak didiksiswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya”. Abin menjelaskan terdapat empat kasus dalam kesulitan belajar yaitu : a. Kasus kesulitan belajar dengan latar belakang kurangnya motivasi dan minat belajar. b. Kasus belajar yang berlatar belakang sikap negatif terhadap guru, pelajaran, dan situasi belajar. c. Kasus kesulitan belajar dengan latar belakang kebiasaan belajar yang salah. d. Kasus kesulitan belajar dengan latar belakang ketidakserasian antara kondisi objektif keragaman pribadinya dengan kondisi objektif instrumental impuls dan lingkungannya. Menurut Saiful 2013: 201, “kesulitan belajar adalah kondisi siswa tidak dapat belajar dengan baik. Kondisi tersebut disebabkan adanya gangguan dalam proses belajar yang berasal dari faktor internal maupun dari faktor eksternal siswa”. Gangguan dalam proses belajar bisa muncul dimana saja dan kapan saja, dan setiap individu dari siswa berbeda-beda belum tentu sama, tetapi juga ada gangguan yang sama jika dalam satu sekolah yang sama karena keadaan atau kondisi sekolah tersebut. Gangguan dan ancaman tersebut dapat menjadi hambatan siswa dalam proses belajar. Hambatan dalam proses belajar akan 10 menimbulkan tujuan dari proses belajar tidak tercapai dengan maksimal, hambatan tersebut dapat menimbulkan kesulitan belajar pada peserta didik. Menurut Sugihartono 2013 : 128, “kesulitan belajar adalah suatu gejala yang nampak pada peserta didik yang ditandai dengan adanya prestasi belajar yang rendah atau di bawah norma yang telah ditetapkan ”. Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa batasan daripada norma yang telah ditetapkan setiap sekolah berbeda. Norma tersebut biasanya dituliskan dalam bentuk KKM atau Kriteria Ketuntasan Minimal dengan kata lain peserta didik yang mendapatkan nilai di bawah KKM dikategorikan sebagai siswa yang mengalami kesulitan belajar. Selain itu menurut Menurut Sugihartono 2013 : 154-155, peserta didik yang mengalami kesulitan belajar memiliki ciri-ciri diantaranya : a. Prestasi belajarnya rendah artinya sekor yang diperoleh di bawah rata-rata kelompoknya. b. Usaha yang dilakukan dalam kegiatan belajar tidak sebanding dengan hasil yang dicapainya. c. Lamban dalam mnegerjakan tugas. d. Menunjukan perilaku yang menyimpang dari perilaku temannya. e. Emosional misalnya mudah tersinggung, mudah marah, merasa rendah diri dan sebagainya. Lebih lanjut lagi Mulyadi 2010: 6, “kesulitan belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi dalam suatu proses yang ditandai adanya hambatan- hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar”. Dengan kata lain adanya hambatan-hambatan untuk mencapai hasil belajar tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa orang yang mangalami kesulitan belajar hasil belajarnya tergolong di bawah rata-rata. Dari berbagai sumber tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kesulitan belajar adalah kondisi dimana peserta didik mengalami hambatan atau ketidakmampuan dalam mendapatkan hasil belajar yang telah ditetapkan. 11

3. Jenis Kesulitan Belajar

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MEKANIKA TEKNIK DAN ELEMEN MESIN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DI KELAS X TEKNIK PEMESINAN SMK SWASTA TELADAN MEDAN T.A 2015/2016.

0 3 23

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MEKANIKA TEKNIK KELAS X TEKNIK PEMESINAN SMK NEGERI 2 MEDAN TA 2016/2017.

0 3 26

HUBUNGAN GAYA BELAJAR (VISUAL, AUDITORIAL DAN KINESTETIK) DENGAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN MENGGUNAKAN PERKAKAS TANGAN SISWA KELAS X KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN SMK NEGERI 2 MEDAN T.A 2016/2017.

0 2 35

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK UNTUK KELAS X TEKNIK PEMESINAN DI SMK NEGERI 2 DEPOK.

4 78 274

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN CNC DASAR KELAS XI KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK MESIN SMK NEGERI 2 WONOSARI.

0 0 168

PENGARUH PENGGUNAAN FASILITAS BELAJAR DAN KREATIVITAS SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK DASAR SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN SMK NEGERI 2 WONOSARI.

0 0 171

Pengembangan Model Uji Kompetensi dan Sertifikasi Keahlian Siswa SMK Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan.

0 0 2

ANALISIS KESULITAN BELAJAR MATA PELAJARAN STATIKA KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SISWA SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA.

0 0 120

ANALISIS KESULITAN BELAJAR MATA PELAJARAN STATIKA KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SISWA SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA.

0 1 158

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN MEKANIKA TEKNIK SISWA KELAS X TB-A SMK NEGERI 2 SURAKARTA

0 0 20