Tabel 4.2. Identitas Responden Generasi X Identitas
F Jenis Kelamin
Laki-laki 45
53,57 Perempuan
39 46,43
Tingkat Pendidikan SMA
18 21,42
D3 7
8,33 S1
35 41,67
S2 21
25 S3
3 3,57
Status Pernikahan Menikah
79 94,05
Belum Menikah 5
5,95 Sektor Pekerjaan
Pendidikan 41
48,81 Pegawai Negeri Sipil
10 11,9
Keagamaan 8
9,52 Pemerintahan
6 7,14
BUMN 3
3,57 Swasta
3 3,57
Jasa 2
2,38 DLL Perbankan, Peradilan Hukum,
Konsultan, Pariwisata, Perdagangan, Kehutanan, Lingkungan,
Perpustakaan, Infrastruktur, LSM, Kesehatan
11 1
13,1
Total 84
100 Ket: F: Frekuensi
4.2. Hasil Penelitian
4.2.1. Kreatifitas
Tabel 4.3. Perspektif Kreatifitas No
Interval Kategori
Gen Y Gen X
F F
1 1 ≤ x 2,2
Sangat rendah 9
5,14 14 16,67
2 2,2 ≤ x 3,4 Rendah
5 2,86
3 3,57
3 3,4 ≤ x 4,6 Cukup
17 9,71
2 2,38
4 4,6 ≤ x 5,8 Tinggi
27 15,43
7 8,33
5 5,8 ≤ x ≤ 7
Sangat tinggi 117
66,86 58 69,05
Total 175
100 84 100
Rata- rata 5.65
5.43
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa generasi Y cenderung memiliki kreatifitas yang tinggi, sebab rata-rata sebesar 5,65 yang berada
pada kategori tinggi. Hal ini berarti generasi Y senang memunculkan ide
dan inovasi baru dibandingkan memakai cara orang lain yang telah ada. Hal yang sama turut terjadi pada generasi X, dimana rata-rata sebesar 5,43 yang
berada pada kategori tinggi. Karyawan generasi X ternyata juga memiliki kreatifitas yang tinggi yang berarti bahwa mereka ingin melakukan proses
berpikir kreatif dan ingin mencetuskan ide serta inovasi baru. Hal ini turut diperkuat dengan hasil uji beda dimana signifikansinya sebesar 0,885.
0,885 0,05 yang berarti bahwa generasi Y dan generasi X memiliki kreatifitas yang sama.
4.2.2. Etika
Tabel 4.4. Perspektif Etika No
Interval Kategori
Gen Y Gen X
F F
1 1 ≤ x 2,2
Sangat rendah 12
6,86 5
5,95 2
2,2 ≤ x 3,4 Rendah
12 6,86
4 4,76
3 3,4 ≤ x 4,6
Cukup 19
10,86 8
9,52 4
4,6 ≤ x 5,8 Tinggi
23 13,14
3 3,57
5 5,8 ≤ x ≤ 7
Sangat tinggi 109
62,29 64 76,19
Total 175
100 84 100
Rata -rata 5.43
5.82
Generasi Y memiliki tingkat etika yang tinggi karena mencapai rata- rata sebesar 5,43. Hal ini menandakan bahwa mereka memiliki toleransi
yang rendah terhadap pelanggaran etika dan menjunjung tinggi nilai serta moral yang ada, terlebih di dalam organisasi. Sedangkan generasi X
memiliki tingkat etika yang sangat tinggi karena mencapai rata-rata sebesar 5,82. Hal ini menandakan bahwa etika generasi X lebih tinggi dibanding
etika pada generasi Y. Generasi X ternyata memiliki toleransi yang lebih rendah terhadap pelanggaran etika dan cenderung terus memegang kode
moral yang lebih ketat dibanding generasi Y.
4.2.3. Adaptasi
Tabel 4.5. Perspektif Adaptasi No
Interval Kategori
Gen Y Gen X
F F
1 1 ≤ x 2,2
Sangat rendah 7
4,00 7
8,33 2
2,2 ≤ x 3,4 Rendah 9
5,14 2
2,38 3
3,4 ≤ x 4,6 Cukup 19
10,86 4
4,76 4
4,6 ≤ x 5,8 Tinggi 29
16,57 9
10.71 5
5,8 ≤ x ≤ 7 Sangat tinggi
111 63,43
62 73,81 Total
175 100
84 100 Rata- rata
5.62 5.77
Kemampuan beradaptasi pada generasi Y dan generasi X tinggi dengan rata-rata sebesar 5,62 dan 5,77. Tingginya rata-rata menandakan bahwa
baik generasi Y maupun generasi X cenderung dapat menyesuaikan diri dengan baik. Termasuk saat berada pada perubahan yang tidak pernah
berhenti, mereka terbuka untuk menerima perubahan dan tidak kaku melawan perubahan, namun terus berusaha agar dapat menyesuaikan diri
dengan perubahan tersebut. Adapun hasil uji beda pada adaptasi adalah signifikansi sebesar 0,168 0.05 yang berarti bahwa generasi Y dan
generasi X memiliki kemampuan beradaptasi yang sama.
4.2.4. Kecepatan Kerja
Tabel 4.6. Perspektif Kecepatan Kerja No
Interval Kategori
Gen Y Gen X
F F
1 1 ≤ x 2,2
Sangat rendah 89
50,86 47 55,95
2 2,2 ≤ x 3,4 Rendah
17 9,71
2 2,38
3 3,4 ≤ x 4,6 Cukup
22 12,57
6 7,14
4 4,6 ≤ x 5,8 Tinggi
12 6,86
3 3,57
5 5,8 ≤ x ≤ 7
Sangat tinggi 35
20,00 26 30,95
Total 175
100 84 100
Rata-rata 3.15
3.35
Generasi Y cenderung memiliki kecepatan kerja yang rendah dilihat dari rata-rata yang terletak pada kategori rendah sebesar 3,15. Demikian
pula pada generasi X, mereka memiliki kecepatan kerja yang rendah
dengan rata-rata sebesar 3,35. Hal ini menandakan bahwa baik generasi Y maupun generasi X terlebih dahulu menjalani proses berpikir yang lebih
matang dengan menjalani berbagai prosedur atau proses tertentu sebelum mengambil tindakan. Di samping itu mereka lebih mementingkan proses
berpikir dan berefleksi terlebih dahulu sebelum bertindak. Hasil uji beda pada kecepatan kerja adalah signifikansi sebesar 0,524 0.05 yang berarti
bahwa mereka memiliki kecepatan kerja yang sama. 4.2.5.
Makna Pekerjaan
Tabel 4.7. Perspektif Makna Pekerjaan No
Interval Kategori
Gen Y Gen X
F F
1 1 ≤ x 2,2
Sangat rendah 7
4,00 3
3,57 2
2,2 ≤ x 3,4 Rendah 7
4,00 4
4,76 3
3,4 ≤ x 4,6 Cukup
8 4,57
2 2,38
4 4,6 ≤ x 5,8 Tinggi
16 9,14
7 8,33
5 5,8 ≤ x ≤ 7
Sangat tinggi 137
78,29 68 80,95
Total 175
100 84 100
Rata-rata 5.97
6.06
Generasi Y dan X ternyata memiliki penghayatan yang sangat tinggi akan makna pekerjaan yang mereka jalani. Bagi mereka pekerjaan bukan
hanya sekadar materi, namun juga tentang makna yang didapat yang membuat mereka merasa memiliki arti penting dan berkontribusi dalam
mencapai tujuan organisasi. Bahkan dengan menjalani pekerjaan yang bermakna, mereka merasa memiliki kehidupan yang bermakna. Hal ini
dapat dilihat dari rata-rata sebesar 5,97 dan 6.06 yang terdapat pada kategori sangat tinggi. Pada perspektif makna pekerjaan, hasil uji beda
adalah signifikansi sebesar 0,427 0,05 yang menadakan bahwa generasi Y dan generasi X memiliki perspektif yang sama pada makna pekerjaan.
4.2.6.
Learning Style
Tabel 4.8. Perspektif
Learning Style
No Interval
Kategori Gen Y
Gen X F
F 1
1 ≤ x 2,2 Sangat rendah
84 48,00
40 47,6 2
2,2 ≤ x 3,4 Rendah 18
10,29 5
6,00 3
3,4 ≤ x 4,6 Cukup 25
14,29 10 11,9
4 4,6 ≤ x 5,8 Tinggi
10 5,71
9 10,7
5 5,8 ≤ x ≤ 7
Sangat tinggi 38
21,71 20 23,8
Total 175
100 84 100
Rata-rata 3.3
3.49
Generasi Y memiliki rata-rata sebesar 3,3 yang berada pada kategori rendah. Hal ini menandakan bahwa mereka lebih memiliki untuk belajar
secara bertahap daripada mempelajari banyak hal sekaligus dalam waktu singkat. Sedangkan pada generasi X, rata-rata yang didapatkan adalah
sebesar 3,49 yang berada pada kategori cukup. Hal ini menandakan bahwa generasi X cukup senang belajar secara bertahap ataupun banyak hal.
4.2.7.
Teamwork
Tabel 4.9. Perspektif
Teamwork
No Interval
Kategori Gen Y
Gen X F
F 1
1 ≤ x 2,2 Sangat rendah
23 13,14
16 19,05 2
2,2 ≤ x 3,4 Rendah
11 6,29
1 1,19
3 3,4 ≤ x 4,6
Cukup 29
16,57 15 17,86
4 4,6 ≤ x 5,8
Tinggi 16
9,14 9
10,71 5
5,8 ≤ x ≤ 7 Sangat tinggi
96 54,86
43 51,19 Total
175 100
84 100 Rata-rata
5.1 4.94
Karyawan generasi Y dan X mendapatkan rata-rata sebesar 5,1 dan 4,94 pada kategori tinggi. Tidak terdapat perbedaan pada perspektif ini.
Berarti kedua generasi ini, yakni generasi Y dan generasi X sama-sama memiliki keinginan yang tinggi untuk bekerja dalam kelompok. Mereka
memiliki keinginan yang tinggi untuk terkoneksi dengan orang lain dan bekerja bersama rekan kerja. Bekerja bersama orang lain atau rekan kerja
dianggap dapat menciptakan atmosfer yang bersahabat, penuh dukungan
rekan kerja dan penuh kepedulian satu sama lain. Oleh karena itu mereka memilih untuk tidak bekerja sendiri, namun bersama kelompok. Pada uji
beda terhadap
teamwork
didapati hasil signifikansi sebesar 0,451 0,05 yang berarti bahwa generasi Y dan generasi X memiliki perspektif yang
sama terhadap
teamwork.
4.2.8. Metode Komunikasi
Tabel 4.10. Perspektif Metode Komunikasi No
Interval Kategori
Gen Y Gen X
F F
1 1 ≤ x 2,2
Sangat rendah 88
50,29 40 47,62
2 2,2 ≤ x 3,4 Rendah
16 9,14
6 7,14
3 3,4 ≤ x 4,6 Cukup
26 14,86
11 13,10 4
4,6 ≤ x 5,8 Tinggi 10
5,71 7
8,33 5
5,8 ≤ x ≤ 7 Sangat tinggi
35 20,00
20 23,81 Total
175 100
84 100 Rata-rata
3.19 3.47
Dari tabel 31 dapat dilihat bahwa generasi Y memiliki rata-rata sebesar 3,19 yang berada pada kategori rendah. Hal ini menandakan bahwa generasi
Y senang melakukan komunikasi melalui proses tatap muka dibanding melalui media komunikasi seperti
handphone
atau media sosial. Kemudian ketika dilihat dari generasi X, rata-rata yang didapat adalah sebesar 3,47
yang berada pada kategori cukup. Hal ini menandakan bahwa mereka cukup senang dengan melakukan komunikasi dua arah ataupun
menggunakan teknologi. 4.2.9.
Tipe Kepemimpinan
Tabel 4.11. Perspektif Tipe Kepemimpinan No
Interval Kategori
Gen Y Gen X
F F
1 1 ≤ x 2,2
Sangat rendah 6
3,43 5
5,95 2
2,2 ≤ x 3,4 Rendah 4
2,29 2
2,38 3
3,4 ≤ x 4,6 Cukup 13
7,43 4
4,76 4
4,6 ≤ x 5,8 Tinggi 17
9,71 4
4,76 5
5,8 ≤ x ≤ 7 Sangat tinggi
135 77,14
69 82,14
Total 175
100 84
100 Rata-rata
5.99 6.02
Generasi Y dan generasi X mendapatkan rata-rata sebesar 5,99 dan 6,02 yang berada pada kategori sangat tinggi. Artinya mereka memiliki
keinginan yang sangat tinggi untuk mendapatkan pemimpin dengan tipe kepemimpinan
yang partisipatif.
Tipe kepemimpinan
partisipatif merupakan tipe dari pemimpin yang mau mendengarkan, menerima dan
mengerti kebutuhan, keinginan dan ekspektasi karyawannya. Di samping itu, pemimpin dengan tipe ini cenderung mengasuh dan memelihara
karyawan dengan penuh dukungan dibanding memberi perintah kaku yang dilatarbelakangi kekuasaan. Pernyataan di atas turut diperkuat dengan hasil
uji beda, dimana ditemukan signifikansi sebesar 0,609 0.05 yang berarti bahwa baik generasi Y dan generasi X memiliki perspektif yang sama
terhadap tipe kepemimpinan.
4.2.10. Loyalitas
Tabel 4.12. Perspektif Loyalitas No
Interval Kategori
Gen Y Gen X
F F
1 1 ≤ x 2,2
Sangat rendah 24
13,71 21 25,00
2 2,2 ≤ x 3,4 Rendah
5 2,86
8 9,52
3 3,4 ≤ x 4,6 Cukup
32 18,29
11 13,1 4
4,6 ≤ x 5,8 Tinggi 22
12,57 12 14,29
5 5,8 ≤ x ≤ 7
Sangat tinggi 92
52,57 32 38,1
Total 175
100 84 100
Rata-rata 2,9
3,6
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa generasi Y mendapatkan rata-rata sebesar 2,9 yang berada pada ketegori rendah. Hal berbeda terjadi pada
generasi X yang mendapat rata-rata sebesar 3,6 yang berada pada kategori cukup. Hal ini menandakan bahwa mereka memiliki perbedaan perspektif
terkait loyalitas, dimana didukung dengan hasil uji coba dengan signifikansi sebesar 0,018 0.05. Hasil diatas memiliki makna bahwa generasi Y
memiliki loyalitas yang rendah kepada organisasi. Mereka menunjukan
bahwa mereka mendahulukan bekerja pada pekerjaan yang dirasa cocok, dibanding bekerja pada organisasi yang tidak menyajikan pekerjaan yang
cocok bagi mereka. Terdapat kemungkinan mereka dapat memilih untuk pindah ke organisasi lain demi mendapat pekerjaan yang diinginkan, sebab
pekerjaan apa yang dikerjakan lebih penting daripada organsasi apa wadah bekerja. Berbeda dengan generasi X yang cukup loyal terhadap organsisasi.
4.2.11. Pelatihan
Tabel 4.13. Perspektif Pelatihan No
Interval Kategori
Gen Y Gen X
F F
1 1 ≤ x 2,2
Sangat rendah 72
41,14 30 35,71
2 2,2 ≤ x 3,4
Rendah 15
8,57 7
8,33 3
3,4 ≤ x 4,6 Cukup
25 14,29
13 15,48 4
4,6 ≤ x 5,8 Tinggi
13 7,43
5 5,95
5 5,8 ≤ x ≤ 7
Sangat tinggi 50
28,57 29 34,52
Total 175
100 84 100
Rata-rata 3,7
4
Generasi Y mendapatkan rata-rata sebesar 3,7 yang berada pada kategori cukup. Hal ini menandakan bahwa generasi Y cukup senang
menjalankan pelatihan baik dengan metode konvensional maupun dengan metode modern yang menggunakan kemajuan teknologi. Kemudian pada
generasi X didapatkan rata-rata sebesar 4 yang berada pada kategori cukup pula yang menandakan bahwa mereka juga cukup senang menjalankan baik
metode konvensional seperti tatap muka, diskusi, dan mentoring maupun metode modern yang memanfaatkan kemajuan teknologi. Hal ini didukung
dengan hasil uji beda dengan signifikansi sebesar 0,178 0.05 yang berarti bahwa generasi Y dan generasi X ingin menjalani pelatihan dengan metode
yang sama.
4.2.12.
Feedback
Tabel 4.14. Perspektif
Feedback
No Interval
Kategori Gen Y
Gen X F
F 1
1 ≤ x 2,2 Sangat rendah
20 11,43
19 22,62 2
2,2 ≤ x 3,4 Rendah 6
3,43 4
4,76 3
3,4 ≤ x 4,6 Cukup 19
10,86 9
10,71 4
4,6 ≤ x 5,8 Tinggi 21
12,00 6
7,14 5
5,8 ≤ x ≤ 7 Sangat tinggi
109 62,29
46 54,76 Total
175 100
84 100 Rata-rata
5,4 4,9
Dapat dilihat hasil penelitian pada karyawan generasi Y dan generasi X terkait
feedback
yaitu rata-rata sebesar 5,4 dan 4,9 pada kategori tinggi. Tidak terdapat perbedaan diantara keduanya. Didukung pula dengan uji
beda dengan signifikansi sebesar 0,173 0.05 yang berarti bahwa generasi Y dan generasi X memiliki perspektif yang sama pada
feedback.
Generasi Y dan generasi X memiliki keinginan yang tinggi untuk mendapatkan
feedback
secepatnya secara langsung segera setelah pekerjaan selesai dikerjakan. Mereka merasa tidak perlu menunggu dalam jangka waktu yang
panjang untuk mendapatkan
feedback.
Di samping itu mereka tidak ingin diberikan
feedback
secara tidak langsung demi menjaga perasaan mereka, karena mereka bersedia mendengar
feedback
dengan jelas tanpa perlu ditutup-tutupi.
4.2.13.
Job Enrichment
Tabel 4.15. Perspektif
Job Enrichment
No Interval
Kategori Gen Y
Gen X F
F 1
1 ≤ x 2,2 Sangat rendah
12 6,86
13 15,48
2 2,2
≤ x 3,4 Rendah
3 1,71
10 11,9
3 3,4 ≤ x 4,6
Cukup 26
14,86 4
4,76 4
4,6 ≤ x 5,8 Tinggi
31 17,71
5 5,95
5 5,8 ≤ x ≤ 7
Sangat tinggi 103
58,86 52
61,9 Total
175 100
84 100
Rata-rata 5.5
5.2
Generasi Y dan generasi X tidak berbeda karena memiliki signifikansi setelah uji beda sebesar 0,337 0,05, bahkan mereka mereka memiliki rata-
rata sebesar 5,5 dan 5,2 yang menunjukan bahwa mereka senang mengerjakan pekerjaan yang menantang. Bila terdapat pekerjaan yang
menantang kemampuan diri mereka, membutuhkan tanggung jawab yang lebih tinggi serta otonomi yang lebih besar, karyawan generasi Y dan X
akan dengan senang menerimanya. 4.2.14.
Promosi
Tabel 4.16. Perspektif Promosi No
Interval Kategori
Gen Y Gen X
F F
1 1 ≤ x 2,2
Sangat rendah 82
46,86 51 60,71
2 2,2 ≤ x 3,4 Rendah
19 10,86
5 5,95
3 3,4 ≤ x 4,6 Cukup
21 12,00
6 7,14
4 4,6 ≤ x 5,8 Tinggi
12 6,86
8 9,52
5 5,8 ≤ x ≤ 7
Sangat tinggi 41
23,43 14 16,67
Total 175
100 84 100
Rata-rata 3.38
3
Generasi X dan generasi Y pada tabel ini memiliki rata-rata sebesar 3,38 dan 3 yang berada pada kategori rendah. Hal ini menandakan bahwa
mereka bersedia untuk tidak mendapatkan promosi dalam waktu yang cepat, namun bersedia mendapatkan promosi bila dirasa tepat pada waktu
tertentu oleh organisasi. Disamping itu mereka bersedia menjalani proses yang ada dan menunggu hingga tiba saat yang tepat sesuai keputusan
organisasi untuk mendapatkan promosi. Oleh karena itu, karyawan generasi Y dan X tidak memaksa untuk terburu-buru mendapatkan promosi kerja di
organisasi. Hal ini didukung oleh hasil uji beda sebesar 0,119 0.05 yang berarti bahwa tidak terdapat perbedaan perspektif pada promosi baik pada
generasi Y maupun pada generasi X.
4.2.15. Rotasi Kerja
Tabel 4.17. Perspektif Rotasi Kerja No
Interval Kategori
Gen Y Gen X
F F
1 1 ≤ x 2,2
Sangat rendah 26
14,86 29 34,52
2 2,2 ≤ x 3,4
Rendah 8
4,57 4
4,76 3
3,4 ≤ x 4,6 Cukup
27 15,43
8 9,52
4 4,6 ≤ x 5,8
Tinggi 29
16,57 10
11,9 5
5,8 ≤ x ≤ 7 Sangat tinggi
85 48,57
33 39,29 Total
175 100
84 100
Rata-rata 4,93
4,2
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa generasi Y memiliki rata-rata sebesar 4,93 yang berada pada kategori tinggi. Hal ini menandakan bahwa
mereka setuju dengan rotasi kerja karena ingin melakukan berbagai macam pekerjaan yang berbeda. Sedangkan pada generasi X didapat rata-rata
sebesar 4,2 yang berada pada kategori cukup. Hal ini menandakan bahwa mereka cukup senang menjalani rotasi kerja. Pernyataan diatas didukung
oleh hasil uji beda dengan signifikansi sebesar 0,022 0,005 yang berarti bahwa generasi Y dan generasi X memiliki perspektif yang berbeda
terhadap rotasi kerja.
4.2.16. Kompensasi
Tabel 4.18. Perspektif Kompensasi No
Interval Kategori
Gen Y Gen X
F F
1 1 ≤ x 2,2
Sangat rendah 66
37,71 48
57,14 2
2,2 ≤ x 3,4 Rendah
28 16,00
6 7,14
3 3,4 ≤ x 4,6
Cukup 25
14,29 11
13,1 4
4,6 ≤ x 5,8 Tinggi
17 9,71
1 1,19
5 5,8 ≤ x ≤ 7
Sangat tinggi 39
22,29 18
21,43 Total
175 100
84 100
Rata-rata 3.56
3.1
Hasil penelitian tentang kompensasi pada generasi Y dan X berbeda
dimana generasi Y mendapatkan rata-rata sebesar 3,56 yang berada pada kategori cukup, sedangkan generasi X mendapatkan rata-rata sebesar 3,1
yang berada pada ketegori rendah. Hal ini dapat dilihat pula dari hasil uji coba dengan signifikansi sebesar 0,048 0,05 yang menadakan bahwa
generasi Y dan generasi X memiliki perspektif yang berbeda terhadap kompensasi. Hasil ini menandakan bahwa generasi Y merasa cukup puas
dengan kompensasi yang ada. Sedangkan generasi X cenderung kurang puas dengan kompensasi yang ada, dimana mereka cenderung ingin
mendapatkan kompensasi yang besar dalam waktu singkat.
4.2.17. Instruksi Pekerjaan yang Perlu Dilakukan
Tabel 4.19. Perspektif Instruksi Pekerjaan yang Perlu Dilakukan No
Interval Kategori
Gen Y Gen X
F F
1 1 ≤ x 2,2
Sangat rendah 96
54,86 47
55,95 2
2,2 ≤ x 3,4 Rendah
19 10,86
11 13,10
3 3,4 ≤ x 4,6
Cukup 12
6,86 8
9,52 4
4,6 ≤ x 5,8 Tinggi
14 8,00
5 5,95
5 5,8 ≤ x ≤ 7
Sangat tinggi 34
19,43 13
15,48 Total
175 100
84 100
Rata-rata 3.03
2.9
Pada tabel ini dapat dilihat bahwa rata-rata sebesar 3,03 yang berada pada kategori rendah didapat oleh generasi Y dan rata-rata sebesar 2,9 yang
berada pada kategori rendah pula. Kesamaan perspektif pada instruksi pekerjaan yang perlu dilakukan juga didukung dengan hasil uji beda dengan
signifikansi sebesar 0,975 0,05. Hal ini menandakan bahwa baik generasi Y dan generasi X cenderung senang mendapatkan instruksi pekerjaan untuk
melakukan pekerjaan secara bertahap dibanding banyak pekerjaan dalam waktu bersamaan.
4.2.18. Keterlibatan dalam Pengambilan Keputusan Manajemen
Tabel 4.20. Perspektif Keterlibatan dalam Pengambilan Keputusan Manajemen No
Interval Kategori
Gen Y Gen X
F F
1 1 ≤ x 2,2
Sangat rendah 24
13,71 21
25,00 2
2,2 ≤ x 3,4 Rendah
13 7,43
6 7,14
3 3,4 ≤ x 4,6
Cukup 31
17,71 10
11,9 4
4,6 ≤ x 5,8 Tinggi
34 19,43
12 14,29
5 5,8 ≤ x ≤ 7
Sangat tinggi 73
41,71 35
41,67 Total
175 100
84 100
Rata-rata 4,8
4,53
Generasi Y mendapatkan rata-rata sebesar 4,8 yang berada pada kategori tinggi. Hal ini berarti bahwa mereka ingin dilibatkan dalam
pengambilan keputusan manajemen. Sedangkan pada generasi X didapatkan rata-rata sebesar 4,53 yang berada pada kategori cukup. Hal ini
menandakan bahwa mereka merasa cukup ingin dilibatkan dalam pengambilan keputusan manajemen.
4.2.19.
Work- family Balance
Tabel 4.21. Perspektif
Work-family Balance
No Interval
Kategori Gen Y
Gen X F
F 1
1 ≤ x 2,2 Sangat rendah
7 4,00
2 2,38
2 2,2 ≤ x 3,4 Rendah
7 4,00
0,00 3
3,4 ≤ x 4,6 Cukup 11
6,29 4
4,76 4
4,6 ≤ x 5,8 Tinggi 7
4,00 5
5,95 5
5,8 ≤ x ≤ 7 Sangat tinggi
143 81,71
73 86,9 Total
175 100
84 100 Rata-rata
6,2 6,43
Hasil penelitian ini adalah didapat rata-rata 6,2 untuk karyawan generasi Y dan 6,43 untuk karyawan generasi X. Hal ini menunjukan
bahwa mereka memiliki keinginan yang sangat tinggi untuk menghabiskan waktu yang seimbang antara kehidupan di tempat kerja dan bersama
keluarga. Mereka tidak ingin menghabiskan waktu untuk bekerja di tempat kerja. Sebab mereka ingin meluangkan waktu pula bersama keluarga,
suamiistri dan anak-anak mereka. Hal ini sesuai dengan hasil uji beda dengan signifikasi sebesar 0,659 0.05 yang berarti bahwa generasi Y dan
generasi X memiliki perspektif yang sama pada
work-family balance.
4.2.20. Fleksibilitas Jam Kerja
Tabel 4.22. Perspektif Fleksibilitas Jam Kerja No
Interval Kategori
Gen Y Gen X
F F
1 1 ≤ x 2,2
Sangat rendah 19
10,86 25
29,76 2
2,2 ≤ x 3,4 Rendah
11 6,29
2 2,38
3 3,4 ≤ x 4,6
Cukup 17
9,71 11
13,10 4
4,6 ≤ x 5,8 Tinggi
16 9,14
5 5,95
5 5,8 ≤ x ≤ 7
Sangat tinggi 112
64 41
48,81 Total
175 100
84 100
Rata-rata 5.47
4.7
Generasi X memiliki rata-rata sebesar 5,47 dan 4,7 yang berada pada kategori tinggi. Hal ini menandakan bahwa baik karyawan generasi Y dan
karyawan generasi X memiliki keinginan yang tinggi untuk memiliki jam kerja yang lebih fleksibel. Mereka tidak ingin bekerja dalam jam kerja yang
kaku, yang mengharuskan mereka bekerja pada jam-jam tertentu yang tak dapat diubah. Mereka ingin agar mereka tidak dikekang oleh jam kerja di
organisasi. Melalui tabel-tabel di atas dapat diketahui kecenderungan perspektif
generasi Y dan X dan perbandingannya. Untuk melihat gambaran kecenderungan perspektif mereka secara keseluruhan, maka disajikan
rekapitulasi perspektif generasi Y dan generasi X sebagai pembanding seperti berikut:
Tabel 4.23. Rekapitulasi Perspektif Nilai Individu No
Perspektif Sig
Generasi Y Generasi X
1 Kreatifitas
0,885 Tinggi 5,65
Memiliki kreatifitas yang tinggi
Tinggi 5,43 Memiliki kreatifitas yang
tinggi
2 Etika
0,052 Tinggi 5,43
Menjunjung nilai etika dalam bekerja
Sangat Tinggi 5,82 Sangat menjunjung nilai
etika dalam bekerja 3
Adaptasi 0,168
Tinggi 5,62 Mudah beradaptasi pada
perubahan Tinggi 5,77
Mudah beradaptasi pada perubahan
4 Kecepatan
Kerja 0,524
Rendah 3,15 Memilih untuk berpikir
terlebih dahulu sebelum melakukan tindakan dibanding
segera bertindak Rendah 3,35
Memilih untuk berpikir terlebih dahulu sebelum
melakukan tindakan dibanding segera bertindak
5 Makna
Pekerjaan 0,427
Sangat Tinggi 5,97 Sangat mementingkan makna
pekerjaan dari pekerjaan yang dilakukan
Sangat Tinggi 6,06 Sangat mementingkan
makna pekerjaan dari pekerjaan yang dilakukan
6
Learning Style
0,287 Rendah 3,3
Senang belajar secara bertahap daripada
mempelajari banyak hal sekaligus dalam waktu
singkat Cukup 3,49
Cukup senang belajar secara bertahap daripada
mempelajari banyak hal sekaligus dalam waktu
singkat
Sumber: Data diolah, 2016
Melalui tabel di atas dapat dilihat bahwa karyawan generasi Y dan X di Indonesia mempunyai perspektif nilai individu yang sama pada kreatifitas,
adaptasi, kecepatan kerja dan makna pekerjaan. Mereka memiliki kreatifitas yang tinggi, mudah beradaptasi, memilih untuk berpikir terlebih dahulu sebelum
melakukan tindakan dibanding segera bertindak, dan sangat mementingkan makna pekerjaan yang dilakukan. Sedangkan terdapat perspektis yang berbeda
pada etika dan
learning style,
dimana generasi Y menjunjung nilai etika dalam bekerja, namun generasi X lebih menjunjung nilai etika dibanding dengan
generasi Y. Pada perspektif
learning style
generasi Y senang belajar secara bertahap daripada mempelajari banyak hal sekaligus dalam waktu singkat,
namun generasi X hanya sekedar cukup senang belajar dengan cara seperti generasi Y.
Tabel 4.24. Rekapitulasi Perspektif Hubungan Kerja No
Perspektif Sig
Generasi Y Generasi X
1
Teamwork
0,451 Tinggi 5,1
Senang bekerja dalam kelompok dibanding bekerja
sendiri Tinggi 4,94
Senang bekerja dalam kelompok dibanding bekerja
sendiri
2 Metode
Komunikasi 0,155
Rendah 3,19 Senang melakukan
komunikasi melalui proses tatap muka dibanding
melalui media komunikasi seperti
handphone
atau media sosial
Cukup 3,47 Cukup senang melakukan
komunikasi melalui proses tatap muka dibanding
melalui media komunikasi seperti
handphone
atau media sosial
3 Tipe
Kepemimpinan 0,609
Sangat Tinggi 5,99 Sangat senang dengan tipe
kepemimpinan partisipatif Sangat Tinggi 6,02
Sangat senang dengan tipe kepemimpinan partisipatif
4 Loyalitas
0,018 Rendah 2,9
Mementingkan kecocokan dengan pekerjaan dibanding
kesetiaan pada organisasi Cukup 3,6
Cukup loyal pada organisasi
Sumber: Data diolah, 2016
Tabel di atas menunjukan bahwa karyawan generasi Y dan X di Indonesia memiliki perspektif terhadap hubungan kerja yang sama pada
teamwork
dan tipe kepemimpinan. Mereka sama-sama ingin bekerja dalam tim dan dipimpin oleh
pemimpin yang partisipatif. Namun terdapat pula perspektif yang berbeda pada metode komunikasi dan loyalitas. Generasi Y senang melakukan komunikasi
melalui proses tatap muka dibanding melalui media komunikasi. Namun, generasi X hanya cukup senang melakukan komunikasi melalui proses tatap
muka dan cukup senang pula bila harus melakukan komunikasi dengan perantara media komunikasi.
Tabel 4.25. Rekapitulasi Perspektif Sistem Kerja No
Perspektif Sig
Generasi Y Generasi X
1 Pelatihan
0,178 Cukup 3,7
Cukup senang menjalankan pelatihan yang
menggunakan metode konvensional, seperti tatap
muka, diskusi, dan mentoring serta cukup
senang pula menggunakan teknologi seperti audio
visual dan
teleconference
Cukup 4 Cukup senang menjalankan
pelatihan yang menggunakan metode konvensional, seperti
tatap muka, diskusi, dan mentoring serta cukup senang
menggunakan teknologi seperti audio visual dan
teleconference
2
Feedback
0,173 Tinggi 5,4
Senang mendapatkan
feedback
secara langsung segera setelah pekerjaan
dilakukan Tinggi 4,9
Senang mendapatkan
feedback
secara langsung segera setelah pekerjaan
dilakukan 3
Job Enrichment
0,337 Tinggi 5,5
Ingin mengerjakan pekerjaan yang menantang
Tinggi 5,2 Ingin mengerjakan pekerjaan
yang menantang 4
Promosi 0,119
Rendah 3,38 Bersedia mendapatkan
promosi pada waktu yang dianggap tepat oleh
organisasi, daripada memiliki keinginan
mendapat promosi dalam waktu singkat
Rendah 3 Bersedia mendapatkan
promosi pada waktu yang dianggap tepat oleh
organisasi, daripada memiliki keinginan mendapat promosi
dalam waktu singkat
5 Rotasi Kerja
0.022 Tinggi 4,93
Setuju dengan rotasi kerja karena sangat ingin
melakukan berbagai macam pekerjaan yang berbeda
Cukup 4,2 Cukup setuju dengan rotasi
kerja
6 Kompensasi
0.048 Cukup 3,56
Cukup puas dengan kompensasi sesuai yang
ditetapkan oleh organisasi Rendah 3,1
Puas dengan kompensasi sesuai yang ditetapkan oleh
organisasi dibanding meinginkan kompensasi yang
besar dalam waktu singkat
7 Instruksi
pekerjaan yang perlu
dilakukan 0.975
Rendah 3,03 Senang mendapatkan
instruksi untuk melakukan sebuah pekerjaan secara
bertahap dibanding diminta untuk melakukan banyak
pekerjaan dalam waktu bersamaan
Rendah 2,9 Senang mendapatkan
instruksi untuk melakukan sebuah pekerjaan secara
bertahap dibanding diminta untuk melakukan banyak
pekerjaan dalam waktu bersamaan
8 Keterlibatan
dalam Pengambilan
Keputusan Manajemen
0,314 Tinggi 4,8
Ingin dilibatkan dalam pengambilan keputusan
manajemen Cukup 4,53
Cukup ingin dilibatkan dalam pengambilan keputusan
manajemen
9
Work-family Balance
0,659 Sangat Tinggi 6,2
Sangat ingin menghabiskan waktu yang seimbang antara
kehidupan di tempat kerja dan bersama keluarga
Sangat Tinggi 6,43 Sangat ingin menghabiskan
waktu yang seimbang antara kehidupan di tempat kerja dan
bersama keluarga
10 Fleksibilitas
Jam Kerja 0,015
Tinggi 5,47 Menyukai jam kerja yang
fleksibel Tinggi 4,7
Menyukai jam kerja yang fleksibel
Sumber: Data diolah, 2016
Tabel 4.25 menunjukan bahwa generasi Y dan X di Indonesia memiliki perspektif terhadap sistem kerja yang sama pada pelatihan,
feedback, job enrichment,
promosi, instruksi pekerjaan yang perlu dilakukan,
work-family balance,
dan fleksibilitas jam kerja. Mereka cukup senang menjalankan pelatihan yang menggunakan metode konvensional, seperti tatap muka, diskusi,
dan mentoring daripada menggunakan teknologi seperti audio visual dan
teleconference
, senang mendapatkan
feedback
secara langsung segera setelah pekerjaan dilakukan, ingin mengerjakan pekerjaan yang menantang, bersedia
mendapatkan promosi pada waktu yang dianggap tepat oleh organisasi, daripada memiliki keinginan mendapat promosi dalam waktu singkat, senang
mendapatkan instruksi untuk melakukan sebuah pekerjaan secara bertahap dibanding diminta untuk melakukan banyak pekerjaan dalam waktu bersamaan,
sangat ingin menghabiskan waktu yang seimbang antara kehidupan di tempat kerja dan bersama keluarga, dan menyukai jam kerja yang fleksibel.
Sedangkan terdapat perbedaan pada perspektif rotasi kerja, kompensasi, dan keterlibatan dalam pengambilan keputusan manajemen. Generasi Y setuju
dengan rotasi kerja karena sangat ingin melakukan berbagai macam pekerjaan yang berbeda, cukup puas dengan kompensasi sesuai yang ditetapkan oleh
organisasi dan ingin dilibatkan dalam pengambilan keputusan manajemen. Sedangkan generasi X cukup setuju dengan kebijakan rotasi kerja, puas dengan
kompensasi sesuai yang ditetapkan oleh organisasi dibanding meinginkan kompensasi yang besar dalam waktu singkat dan cukup ingin dilibatkan dalam
pengambilan keputusan manajemen.
4.3. Pembahasan