Faktor Penyebab Plagiat Cara Menghindari Plagiat

presentasikan pada seminar internasional IEEE International Conference on Cybernetics and Intelligent Systems di Chengdu China, 21-24 Sptember 2008. Pengarang yang tercantum dalam makalh tersebut adalah MZ, SH dan YP. Setelah dilakukan pengecekan telah diketmukan oleh komite IEEE sebagai bentuk plagiasi dari makalah yang berjudul “On 3D Topological Relationships” yang dikarang oleh Siyka Zlatanova dan dipresentasikan pada the 11 th International Workshop on Database and Expert System Application, DEXA 2000, pp. 913- 919. Komite IEEE mengkategorikan plagiasi yang dilakukan oleh MZ sebagai plagiasi Level 1 paling berat. Pagiarisme yang dilakukan oleh MZ dilakukan dengan unsur kesengajaan tanpa diketahui oleh pembimbingnya. Kampus pun bsersikap dengan memberikan sanski yang tergolong sangat berat dengan mencabut disertasi dan ijasah. PRESS RELEASE ITB, 2010 2. Kasus plagiarisme yang kedua adalah kasus yang terjadi di universita terkemuka di Yogyakarta pada proragm doktoral S3. Mahasiswa S3 tersebut diketahui menjiplak skripsi mahasiswa S1 alumnus Universitas terkemuka di Surabaya. Kampus mengambil sikap dengan memberikan sanksi mencabut disertasi dan ijazahnya sehingga tidak berlaku lagi. Kemdikbud, 2016. 3. Kasus pagiarisme yang ketiga adalah kasus pada guru besar AABP yang dianggap sangat berat. AABP disinyalir melakukan tindakan plagiarisme dan diberikan sanksi dengan pemberhentian secara tidak hormat dengan dibatalkannya gelar guru besar atau profesor pada AABP. Kemdikbud, 2016.

F. Faktor Penyebab Plagiat

Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang, kususnya mahasiswa itu melakukan tindakan plagiat, menurut Ariani 2011 faktor-faktor tersebut antara lain sebagai berikut. 1. Minimnya sosialisasi. 2. Pemahaman kurang baik. 3. Pengawasan kurang permisif. 4. Kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi. 5. Kemalasan. 6. Terkikisnya kejujuran.

G. Cara Menghindari Plagiat

Tindakan plagiat dapat dihindari dengan motivasi dan keinginan yang kuat dari penulis, cara yang dapat digunakan selain dengan menuliskan kutipan langsung dengan cara benar, dapat pula dilakukan melalui penulisan kutipan tidak langsung dengan cara membuat paraphrase, membuat rangkuman, dan membuat simpulan. 1. Kutipan langsung; pengutipan langsung pendapat orang lain diperbolehkan dalam penulisan karya ilmiah. Kutipan langsung biasanya dicirikan oleh adanya tanda kutip ”...” yang ditempatkan di awal dan di akhir kalimat yang dikutipnya. Penulisan kutipan langsung, jika dilakukan tidak boleh terlalu banyak, pengutipan langsung akan menurunkan kredibilitas pengutipnya karena pendapat atau tulisan penulis sendiri justru menjadi sangat kurang. 2. Paraphrasing membuat paraphrase adalah menulis suatu pendapat orang lain dengan menggunakan kalimat sendiri yang berbeda dengan aslinya walaupun isi tulisan tetap sama dengan tulisan asli yang ditujuk. Dalam penulisan paraphrasing, penulis harus tetap menyebutkan sumber asli dari tulisan tersebut dan penulis bukan hanya menambah atau mengubah susunan kata saja, melainkan menulis ulang dalam kalimat sendiri yang benar-benar berbeda. Banyak ditemua bahwa tidak sedikit penulis yang nampak seolah-olah telah membuat paraphrase tetapi sebenarnya ia mengutip langsung pendapat orang lain atau menerjemahkan dari bahasa asing tanpa menyertakan tanda kutip. Stolley, K. Brizee, A. Paiz, JM. 2014 memberikan petunjuk membuat paraphrase yang baik yang dilakukan melalui enam langkah secara berurutan sebagai berikut. a. Bacalah tulisan orang lain yang ingin kita buat paraphrase tidak hanya sekali, tapi beberapa kali sampai mendapatkan maknanya. b. Selama membaca, buatlah catatan tentang kata-kata kunci dari tulisan tersebut. c. Kemudian, jauhkan tulisan tersebut, agar kita tidak terpengaruhi untuk mengutip lagi. d. Mulailah menuliskan makna dari tulisan yang kita baca tersebut dengan menggunakan kata- kata dan gaya bahasa kita sendiri; e. Setelah selesai, bandingkanlah tulisan versi kita dengan versi aslinya, untuk meyakinkan bahwa versi kita maknanya sama dengan versi aslinya; f. Catat kepustakaan aslinya untuk digunakan dalam kepustakaan karya tulis ilmiah kita. 3. Ringkasan merupakan cara mengutip tidak langsung dengan mengambil intisari dari sebuah tulisan. Dalam ringkasan, penulis mengungkapkan gagasan yang sama, namun tidak memberikan penjelasan secara detail. Ringkasan merupakan pernyataan singkat tentang poin-poin yang penting. Dengan kata lain, ringkasan merupakan parafrase gagasan utama dari sebuah naskah asli. 4. Menyimpulkan merupakan menarik suatu gagasan tertentu yang dilakukan pembaca dari informasi yang dinyatakan dalam teks yang ia baca. Berbeda dengan ringkasan, gagasan yang dinyatakan dalam kesimpulan tidak dituliskan secara eksplisit dalam teks yang dibaca, namun pembaca harus menggunakan apa yang ia pahami dari teks tersebut untuk bisa sampai ke kesimpulan. Berikut ini adalah contoh kutipan langsung dan kutipan tidak langsung parafrase, ringkasan, dan simpulan.

1. Kutipan Langsung