5 2 Bahan Ajar Plagiarisme. OK
PLAGIARISME
1. Pengantar
Materi ini akan mengantarkan peserta workshop lomba inovasi pembelajaran memahami tentang HaKI dan plagirisme, serta peserta workhshop bisa melakukan proses self review dan perbaikan terhadap karya tulis ilmiahnya sendiri agar terhindar dari plagiarisme. Proses pendampingan akan dilakukan oleh fasilitator melalui berbagai pendekatan, seperti kegiatan diskusi, tanya jawab dan simulasi. Kegiatan workshop ini akan dilengkapi dengan penerapan proses self review naskah karya inovasi pembelajaran menggunakan hasil dari cek similaritas dari aplikasi anti plagiarisme.
Harapan kami, semoga kegiatan dan materi workshop ini dapat bermanfaat bagi para pesert workshop inovasi pembelajaran sebagai bekal berkontribusi pada upaya peningkatan mutu pendidikan.
2. Kompetensi yang dicapai
Peserta dapat memahami HaKI dan plagiarisme serta dapat melakukan perbaikan naskah karya inovasi pembelajaran agar terhindar dari plagiarisme.
3. Indakator Pencapain Kompetensi a. Menjelaskan Konsep dasar HaKI
b. Menjelaskan perundangan tentang HaKI c. Membandingkan jenis HaKI
d. Mendeskripsikan prosedur pengajuan HaKI e. Menjelaskan konsep dasar plagiarisme f. Menjelaskan perundangan tentang plagirisme g. Menganalisis penyebab tindakan plagirisme h. Menganalisis contoh tindakan plagiarisme
(2)
j. Memahami Aplikasi anti plagirisme
k. Mengananalis karya ilmiah hasil pengecekan cek similarity
4. Ruang Lingkup Materi
Materi ini membahas konsep dasar HaKI, perundangan tentang HaKI, jenis HaKI, prosedur pengajuan HaKI, konsep dasar plagiarisme, perundangan tentang plagirisme, penyebab tindakan plagiarisme, contoh tindakan plagiarisme, tata cara pencegahan plagiarisme, aplikasi anti plagiarisme, karya ilmiah hasil cek similarity.
5. Uraian Materi A. Pendahuluan
Dengan bantuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), menyusun suatu karya tulis ilmiah menjadi lebih dimudahkan. Tanpa harus datang ke perpustakaan dan atau membeli sumber bacaan di toko buku, kita dapat mencari berbagai rujukan yang telah tersedia di dunia maya dengan cepat, murah, dan mudah. Tinggal browsing Mbah Google di laman internet, kita dapat memperoleh beratus, beribu, bahkan mungkin berjuta sumber bacaan yang dapat dirujuk sebagai bahan untuk menyusun suatu karya tulis ilmiah. Sudah dianggap umum bahwa kegiatan "copy" dan "paste" merupakan cara yang mudah dan cepat dalam membuat karya tulis ilmiah. Tanpa melalui pengolahan tertentu, cara tersebut tentunya tidaklah dapat dibenarkan apalagi tanpa mencantumkan rujukan yang jelas dan benar sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Penulisan karya tulis ilmiah dengan cara "copy" dan "paste" yang tidak sesuai aturan dapat dikategorikan sebagai tindakan plagiat.
Disadari atau tidak, tanpa bermaksud melakukan plagiat pun, kita mungkin telah melakukan tindakan plagiat. Tindakan plagiat bisa muncul dari ketidaktahuan, ketidaksengajaan, tetapi juga bisa karena memang sengaja dan berniat plagiat (tahu tapi tidak mau tahu). Tindakan plagiat yang
(3)
terakhir inilah yang mestinya harus dihindari dan tidak dimaafkan karena plagiat seperti itu bukan hanya berbohong juga dapat merugikan orang lain. Untuk mencegah dan menghindari tindakan plagiat, paparan tentang plagiarisme dan cara menghindari melakukan tindakan plagiat sebagaimana yang akan dipaparkan ini perlu untuk dipelajari lebih lanjut.
B. Pengertian Plagiarisme
Berdasarkan asal kata, kata plagiarisme itu berasal dari dari "plagiari(us)" dan "plagi(um)" dalam Bahasa Latin, yang berarti "penculik" dan "menculik". Terkait dengan pengertian plagiarisme, beberapa ahli mengatakan bahwa plagiarisme adalah tindakan yang tidak jujur yang dilakukan oleh seseorang yang mengakui karya orang lain sebagai karya miliknya (Suryono, 2012).
Dalam Permendiknas No. 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruang Tinggi, Pasal 1 Ayat 1 dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan plagiat adalah “perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan/atau karya ilmiah orang lain, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai”.
Jadi, sesuatu tindakan akan dikatakan memenuhi unsur plagiarisme jika seseorang menggunakan karya orang lain tanpa menyatakan sumbernya secara tepat, baik tindakan tersebut disengaja maupun tidak disengaja/ tidak tahu bahwa hal tersebut terindikasi plagiat.
Ada beberapa istilah yang terkait dengan plagiat, yaitu: Plagiarisme adalah padanan kata dari plagiat.
Plagiator adalah orang perseorang atau kelompok orang pelaku plagiat, masing-masing bertindak untuk diri sendiri, untuk kelompok dan atas nama suatu badan.
(4)
atau seluruh karya ilmiah sendiri tanpa menyebutkan bahwa karya tersebut sudah pernah dipublikasikan. Secara etika keilmuan tidak menyalahi apabila hak cipta dari karya sebelumnya masih sama penulisnya, tetapi dianggap ilegal (melanggar) apabila hak cipta dari karya sebelumnya sudah dialihkan ke pihak lain.
C. Kebijakan Plagiarisme
Ada beberapa produk hukum yang terkait dengan plagiarisme di Indonesia, diantaranya sebagai berikut.
1. Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta. 2. Permendiknas Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan
Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi.
3. Surat Dirjen Dikti Nomor 1311/D/C/2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat.
4. Surat Dirjen Dikti Nomor 190/D/T/2011 tentang Validasi Karya Ilmiah. 5. Surat Dirjen Dikti Nomor 3298/D/T/99 tentang Upaya Pencegahan
Tindakan Plagiat. D. Jenis Plagiarisme
Dalam beberapa literatur, terdapat beberapa jenis atau klasifikasi plagiat sebagai berikut.
1. Laman University of Arizona
(ht t p: / /ww w .u. a ri z on a . e d u/~rlo/482 / pla g ia r is m .p df ) mengidentifikasi ada tiga jenis tindakan plagiat, yaitu:
a. Menggunakan kata atau kalimat penulis lain (100%) tanpa mencatumkan kutipan yang sesuai dengan kaidah.
b. Menggunakan kata atau kalimat orang lain, kemudian merubahnya sebagian. Menggunakan kutipan atau tanpa kutipan termasuk plagiarisme
c. Meringakas atau menggunakan teknik pharapase tanpa menyebutkan sumber aslinya
(5)
menjadi lima tipe, yaitu: Tipe I : Copy Paste Tipe II : Word Switch Tipe III : Style
Tipe IV : Metaphore Tipe V : Idea
a. “Copy-paste”, menggunakan kalimat atau frase orang lain tanpa menggunakan tanda kutip dan tanpa merujuk sumber.
b. “Word-switch”, Jika kita menggunakan kalimat atau frase orang lain kemudian merubahanya sebagian, maka hal tersebut masih termasuk dalam kategori plagiriame sekalipun kita menyebutkan kutiap dan merujuk sumbernya.
c. “Style”, jika kita megikuti suatu sumber, mengmabil kalimat atau paragraf demi pragraf, meskpiun tidak ada satupun kalimat atau paragraf yang mirip tapi dari gaya penulisan sangat sama, hal tersebut juga masih termasuk plagiarisme.
d. “Metafora”, metafora digunakan untuk membuat sebuah gaagsan lebih jelas atau menggunakan suatu analogi tertentu yang milmilki nilai emosional bagi para pembaca. Jika kita belum bisa menemukan metafora orisinal untuk menggbambarkan suatu gagasan, gunakanlah metafora yang terdapat dalam sumber rujukan tanpa kita lupa untuk memberikan kredit bagi pemilkinya.
e. “ide”, jika kita menggunakan atau mengambil ide, pikiran, gagasa, atau pendapat orang lain tanpa menyebutkan sumber rujukan yang sesuai dengan kaidah.
E. Beberapa Plagiat
Berikut adalah contoh dari kasus tindakan plagiarisme yang terjadi pada lingkungan akademik di Inonesia.
1. Kasus plagiat M Z, kasus ini dilakukan oleh seorang mahasiswa pada program doktoral di ITB. MZ berhasil menyelesaikan disertasinya pada tahun 2008 dengan disertasi yang berjudul “topological relations for spatial anyalys”. Pada tahun yang sama tahun 2008, disertasi yang berjudul “topological relations for spatial anyalys” di
(6)
presentasikan pada seminar internasional IEEE International Conference on Cybernetics and Intelligent Systems di Chengdu China, 21-24 Sptember 2008. Pengarang yang tercantum dalam makalh tersebut adalah MZ, SH dan YP. Setelah dilakukan pengecekan telah diketmukan oleh komite IEEE sebagai bentuk plagiasi dari makalah yang berjudul “On 3D Topological Relationships” yang dikarang oleh Siyka Zlatanova dan dipresentasikan pada the 11th International Workshop on Database
and Expert System Application, DEXA 2000, pp. 913- 919. Komite IEEE mengkategorikan plagiasi yang dilakukan oleh MZ sebagai plagiasi Level 1 (paling berat). Pagiarisme yang dilakukan oleh MZ dilakukan dengan unsur kesengajaan tanpa diketahui oleh pembimbingnya. Kampus pun bsersikap dengan memberikan sanski yang tergolong sangat berat dengan mencabut disertasi dan ijasah. (PRESS RELEASE ITB, 2010)
2. Kasus plagiarisme yang kedua adalah kasus yang terjadi di universita terkemuka di Yogyakarta pada proragm doktoral (S3). Mahasiswa S3 tersebut diketahui menjiplak skripsi mahasiswa S1 alumnus Universitas terkemuka di Surabaya. Kampus mengambil sikap dengan memberikan sanksi mencabut disertasi dan ijazahnya sehingga tidak berlaku lagi. (Kemdikbud, 2016).
3. Kasus pagiarisme yang ketiga adalah kasus pada guru besar AABP yang dianggap sangat berat. AABP disinyalir melakukan tindakan plagiarisme dan diberikan sanksi dengan pemberhentian secara tidak hormat dengan dibatalkannya gelar guru besar atau profesor pada AABP. (Kemdikbud, 2016).
F. Faktor Penyebab Plagiat
Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang, kususnya mahasiswa itu melakukan tindakan plagiat, menurut Ariani (2011) faktor-faktor tersebut antara lain sebagai berikut.
(7)
1. Minimnya sosialisasi. 2. Pemahaman kurang baik. 3. Pengawasan kurang (permisif).
4. Kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi. 5. Kemalasan.
6. Terkikisnya kejujuran. G. Cara Menghindari Plagiat
Tindakan plagiat dapat dihindari dengan motivasi dan keinginan yang kuat dari penulis, cara yang dapat digunakan selain dengan menuliskan kutipan langsung dengan cara benar, dapat pula dilakukan melalui penulisan kutipan tidak langsung dengan cara membuat paraphrase, membuat rangkuman, dan membuat simpulan.
1. Kutipan langsung; pengutipan langsung pendapat orang lain diperbolehkan dalam penulisan karya ilmiah. Kutipan langsung biasanya dicirikan oleh adanya tanda kutip (”...”) yang ditempatkan di awal dan di akhir kalimat yang dikutipnya. Penulisan kutipan langsung, jika dilakukan tidak boleh terlalu banyak, pengutipan langsung akan menurunkan kredibilitas pengutipnya karena pendapat atau tulisan penulis sendiri justru menjadi sangat kurang.
2. Paraphrasing (membuat paraphrase) adalah menulis suatu pendapat orang lain dengan menggunakan kalimat sendiri yang berbeda dengan aslinya walaupun isi tulisan tetap sama dengan tulisan asli yang ditujuk. Dalam penulisan paraphrasing, penulis harus tetap menyebutkan sumber asli dari tulisan tersebut dan penulis bukan hanya menambah atau mengubah susunan kata saja, melainkan menulis ulang dalam kalimat sendiri yang benar-benar berbeda. Banyak ditemua bahwa tidak sedikit penulis yang nampak seolah-olah telah membuat paraphrase tetapi sebenarnya ia mengutip langsung pendapat orang lain (atau menerjemahkan dari bahasa asing) tanpa menyertakan tanda kutip.
Stolley, K. Brizee, A. Paiz, JM. (2014) memberikan petunjuk membuat paraphrase yang baik yang dilakukan melalui enam langkah secara
(8)
berurutan sebagai berikut.
a. Bacalah tulisan orang lain yang ingin kita buat paraphrase (tidak hanya sekali, tapi beberapa kali) sampai mendapatkan maknanya. b. Selama membaca, buatlah catatan tentang kata-kata kunci dari
tulisan tersebut.
c. Kemudian, jauhkan tulisan tersebut, agar kita tidak terpengaruhi untuk mengutip lagi.
d. Mulailah menuliskan makna dari tulisan yang kita baca tersebut dengan menggunakan kata- kata dan gaya bahasa kita sendiri; e. Setelah selesai, bandingkanlah tulisan versi kita dengan versi
aslinya, untuk meyakinkan bahwa versi kita maknanya sama dengan versi aslinya;
f. Catat kepustakaan aslinya untuk digunakan dalam kepustakaan karya tulis ilmiah kita.
3. Ringkasan merupakan cara mengutip tidak langsung dengan mengambil intisari dari sebuah tulisan. Dalam ringkasan, penulis mengungkapkan gagasan yang sama, namun tidak memberikan penjelasan secara detail. Ringkasan merupakan pernyataan singkat tentang poin-poin yang penting. Dengan kata lain, ringkasan merupakan parafrase gagasan utama dari sebuah naskah asli.
4. Menyimpulkan merupakan menarik suatu gagasan tertentu yang dilakukan pembaca dari informasi yang dinyatakan dalam teks yang ia baca. Berbeda dengan ringkasan, gagasan yang dinyatakan dalam kesimpulan tidak dituliskan secara eksplisit dalam teks yang dibaca, namun pembaca harus menggunakan apa yang ia pahami dari teks tersebut untuk bisa sampai ke kesimpulan.
Berikut ini adalah contoh kutipan langsung dan kutipan tidak langsung (parafrase, ringkasan, dan simpulan).
1. Kutipan Langsung
Tantangan yang harus dihadapi untuk menyelenggarakan sekolah inklusif tidak hanya menyusun legislasi dan peraturan, melainkan harus
(9)
memperhatikan hal-hal sebagai berikut, diantaranya "Penyediaan bantuan profesional bagi para guru dalam bentuk reorientasi pendidikan guru sehingga guru-guru baru dapat memberikan kontribusi kepada proses menuju inklusi dan bersikap fleksibel jika diperlukan" (Skjørten, 2001:hlm.14)
2. Kutipan Tidak Langsung a. Parafrase
Kalimat asli: Sekolah inklusif adalah sekolah yang mengijinkan peserta didik yang memiliki kebutuhan khusus untuk dapat belajar di kelas pendidikan umum (Choate, dalam Dyah, 2008:5).
Parafrase: Di sekolah inklusif, para siswa berkebutuhan khusus dapat mengikuti pelajaran di kelas bersama-sama dengan siswa lain yang tidak berkebutuhan khusus (Dyah, 2008)
b. Ringkasan
Sejalan dengan implementasi pendidikan inklusif, banyak peneliti dari berbagai negara melakukan penelitian tentang pendidikan inklusif, dalam hal ini sikap guru terhadap pendidikan inklusif. Jika dirangkum, maka hasil-hasil penelitian tersebut dapat dibagi menjadi beberapa kelompok variabel yang mempengaruhi sikap, sebagai berikut:
1) Jenis Sekolah.
a) Hasil penelitian Cochran (1998) dengan menggunakan STATIC (The Scale Of Teachers’ Attitude Toward Inclusive Classroom) menunjukkan bahwa guru pendidikan khusus memiliki sikap lebih positif terhadap pendidikan inklusif dibandingkan dengan guru umum. Guru sekolah dasar memiliki sikap lebih positif terhadap pendidikan inklusif dibandingkan dengan guru SMP, namun perbedaan antara guru pendidikan khusus dengan guru umum lebih besar dibandingkan dengan perbedaan antara guru SD dengan SMP.
b) Banyak guru kelas umum mempertimbangkan kelas khusus dalam penempatan optimal terhadap siswa berkebutuhan
(10)
khusus (Glickling & Theobald, 1975; Hudson, Graham, & Warner, 1979; Minke, Bear, Deemer, & Griffin, 1996; Moore & Fine, 1978; Vaughn, Schumn, Jallad, Slusher, & Saumell, 1996; dan Yasutake & Lerner, 1996 dalam Bunch & Finnegan, 2000). 2) Latar Belakang Pendidikan dan Pelatihan
a. Beberapa guru sekolah umum menyatakan bahwa mereka telah memilih untuk mengajar bidang ilmu tertentu dan bukan pendidikan khusus, dan kebijakan tentang pendidikan inklusif telah memaksa mereka untuk memasuki area yang tidak mereka yakini atau minati (Vaughn, et.al, 1996 dalam Ali, Mustapha, & Jelas, 2006).
b. Penelitian Sharma, dkk (2006) yang dilakukan terhadap para calon guru di Australia, Kanada, Hongkong, dan Singapura menunjukkan adanya perbedaan. Para calon guru dari Australia dan Kanada memiliki sikap yang lebih positif terhadap siswa-siswa disable dibandingkan dengan calon guru dari Hongkong dan Singapura. Namun studi ini juga menunjukkan bahwa sebagian besar calon guru memiliki sikap positif terhadap orang-orang disable dan inklusi, dan lebih percaya diri dalam menerapkan inklusi setelah memperoleh pelatihan inklusi dan/atau pengalaman dengan orang-orang disable.
c. Kesimpulan
Sekolah inklusif adalah sekolah yang menampung semua murid di kelas yang sama. Sekolah ini menyediakan program pendidikan yang layak, menantang, tetapi disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan setiap murid maupun bantuan dan dukungan yang dapat diberikan oleh para guru agar anak-anak berhasil (Stainback, 1980). Dalam penjelasan pasal 15 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa pendidikan khusus merupakan pendidikan untuk peserta didik yang berkelainan atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar
(11)
biasa yang diselenggarakan secara inklusif atau berupa satuan pendidikan khusus pada tingkat pendidikan dasar dan menengah. Dari definisi-definisi di atas dapat dirumuskan bahwa sekolah inklusif adalah sekolah imana peserta didik berkebutuhan khusus mendapatkan pelayanan pendidikan utama di dalam kelas umum dan di bawah tanggung jawab seorang guru kelas umum, serta menyediakan program pendidikan yang layak, menantang, tetapi disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan setiap murid maupun bantuan dan dukungan yang dapat diberikan oleh para guru, agar anak-anak berhasil.
Sumber:
Herlina. (2010). Sikap guru sekolah dasar terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusif. Bandung: Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. (Tesis). Tidak diterbitkan.
H. Aplikasi Anti Plagiarisme
Pesatnya perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi seperti teknologi internet, teknologi basi data, teknologi pencarian data perkembangan teknelogi tersebut memberikan kemudahan pada siapapun untuk menilai secara mandiri sebuah dokumen atau karya karya tulis, di antaranya dengan menggunakan alat bantu aplikasi anti plagirisme. Aplikasi tersebut menawarkan ragam fasilitas, fitur ataupun metode yang digunakan sehingga memudahkan pengguna dalam menggunakan aplikasi tersebut.
1. Aplikasi Viver
Aplikasi Viver software bersifat open source, bisa diunduh secara gratis di
(12)
http://www.scanmyessay.com/. Aplikasi ini tidak sepenuhnya berjalan berbasis web, pengguna harus menginstal aplikasi viver sehingga aplikasi ini berjalan dalam desktop. Sebelum menggunakan aplikasi ini, pengguna wajib untuk mendaftar dengan menggunakan e-mail. Aplikasi ini menampilkan skor atau hasil penelusuran atau pendeteksian dokumen dalam bentuk persen, aplikasi ini juga memberikan sumber referensi similar dalam sutu dokumen. Viver memberikan informasi yang dokumen pada setiap kata, kalimat atau dokumen lain yang bertebaran di berbagai situs dengan dokumen yang diunggah pada aplikasi ini. Aplikasi ini cukup tangguh untuk aplikasi berbasis open source. Pengguna bisa mengecek tingkat kesamaan antara satu dokumen dengan dokumen lainnya sehingga bisa membantu mendeteksi plagirisme sejak dini.
2. Plagtracker
Plagtraceker adalah aplikasi anti plagiarisme bersifat open source namun juga bisa di tingkatkan
menjadi aplikasi premium atau berbayar.
Pengguna dapat langung menggunakan aplikasi ini di situs resmi http://www.plagtracker.com/, aplikasi ini sedikit berbeda dengan aplikasi viver, aplikasi ini sepenuhnya berjalan secara online atau berbasis web sehingga kita membutuhkan konektifitas pada internte. Salah satu kelemahan dari aplikasi ini adalah pengguna hanya bisa melekukan proses scanning satu kali dalam satu hari jika hanya menjadi pengguna biasa (tidak berlanggan). Sebetulnya aplikasi ini memiliki berbagai kelebihan, seperti scanning dokumen dalam jumlah besar, chechking grammer, checking reference dan fasilitas lainnya, namun untuk mendapatkan fasilitas tersebut kita wajib menjadi pengguna premium dengan cukup membayar sekitar Rp 100.000,-/Bulan.
(13)
3. Duplichecker
Duplichecker adalah aplikasi anti palgiarsme yang 100 % gratis. Apliksi
ini berbasis
sepenuhnya
berbasis web, bisa diakses di situs resmi
https://www.duplichecker.com/. Pengguna yang tidak mendaftar disitus ini masih bisa menggunakan aplikasi ini namun hanya bisa melakukan proses scanning satu kali dalam satu hari, namun jika pengguna mendaftar dalam situs ini pengguna bisa melakukaan proses scanning sampai 50 kali dalam satu hari. Salah satu kelebihan dari aplikasi ini adalah terdapat beberapa tools lain yang gratis yang bisa digunakan oleh pengguna, seperti fasilitas grammer checker, word counst checeker dan lain sebagianya.
4. Turnitin
Turnitin adalah aplikasi anti plagiarisme yang melakukan proses scanning dokumen untuk melakuk
pengecekan kesamaan melalui database dan seluruh halaman situs yang ada di internet. Sampai sejauh ini turnitin dipercaya oleh 15.000 instiuti dan 30 juta pelajar disluruh dunia. Aplikasi ini bisa dikases di situs resmi http://turnitin.com/. Turnitin menyediakn 3 kelas utama, administrator class, instructur class, student class. Administrator class memiliki hak askses pada instructur class dan student class. Instructur class memiliki hak akses pada student class, sedagkan student class memilki hak akses hanya pada kelasnya sendiri. Untuk bisa menggunakan aplikasi ini
(14)
pengguna harus menjadi akun premium atau berbayar. Salah satu kelemahan dari aplikasi ini adalah setap dokumen yang diunggah pada database turnitin menjadi milik turnitin dan tidak dapat dihapus secara permanen.Turnitin memiliki database yang sangat besar dan memilki kemampuan proses scanning dokeumen yang cukup cepat dan akurat, oleh karena itu turnitin banyak digunakan di lingkungan akademik seperti perguruan tinggi.
Sebetulnya masih cukup banyak terdapat aplikasi anti plagiarisme yang bisa kita gunkkan, seperti : plagscan, write check, dustball, plagium, copyscape. Menemukan aplikasi tersebut di internet tidak sulit, kita hanya tinggal memasukkan kata kunci seperti : aplikasi anti plagiarisme, plagiarism software, plagiarism check dan lain sebaginya.
Sumber Rujukan
Permendiknas Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi.
Suganda, T. (2006). About plagiarism in scientific articles. Agrikultura 17:161-164.
Susilana, R. dan Rulyana, G. (2015). Panduan penilaian plagiarisme (similarity dan sitasi) karya tulis ilmiah pada pemilihan tenaga kependidikan berprestasi tahun 2016. Jakarta: Kemdikbud.
Suryono, I.A.S. (2012). "Plagiarisme dalam Penulisan Artikel Ilmiah" dalam Integritas akademik: Sekedar kata atau nyata. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Universitas Pendidikan Indonesia, Petunjuk teknis pencegahan plagiat Universitas Pendidikan Indonesia.
Sumber Online
Akhmaloka. (2010). Press release kasus plagiarisme .[Online]. Diakses dari https://www.itb.ac.id/files/12/20100423/pressRelease23042010.pdf Ariani, R.C. (2011). Opini mahasiswa fakultas ilmu sosial dan ilmu politik
Universitas Airlangga terhadap plagiarisme. Jurnal : Jurnal Sosial dan Politik, 2 (1). Tersedia http://journal.unair.ac.id/opini-mahasiswa- fakultas-ilmu-sosial-dan-ilmu-politik-universitas-airlangga-terhadap-plagiarisme-article-4707-media-135-category-.html, diakses pada 26 April 2017.
(15)
Barnbaum, C. (t.t.). Plagiarism : A student's guide to recognizing it and avoiding it.[Online]. Diakses dari
http://mypages.valdosta.edu/cbarnbau/ personal/ teaching_MISC/ plagiarism.htm
Ditjen GTK Kemdibud. (2016). Menghindari plagiarisme dalam karya tulis ilmiah. [PowerPoint slides]. Diakses dari http://gurupembaharu.com/wp-content/uploads/ 2016/12/9.-Tata-Tulis-Ilmiah-untuk-menghindari-plagiasi-1.ppt.
University of Arizona. (t.t.). Plagiarism. [Online]. Diakses dari http://www.u.arizona. edu /~rlo/ 482/plagiarism.pdf
Stolley, K. Brizee, A. Paiz, JM. (2014). Avoiding plagiarism. [Online]. Diakses dari https://owl.english.purdue.edu/owl/resource/589/01/ https://www.duplichecker.com/
http://www.plagtracker.com/ http://www.scanmyessay.com/ http://www.turnitin.com/
(1)
khusus (Glickling & Theobald, 1975; Hudson, Graham, & Warner, 1979; Minke, Bear, Deemer, & Griffin, 1996; Moore & Fine, 1978; Vaughn, Schumn, Jallad, Slusher, & Saumell, 1996; dan Yasutake & Lerner, 1996 dalam Bunch & Finnegan, 2000). 2) Latar Belakang Pendidikan dan Pelatihan
a. Beberapa guru sekolah umum menyatakan bahwa mereka telah memilih untuk mengajar bidang ilmu tertentu dan bukan pendidikan khusus, dan kebijakan tentang pendidikan inklusif telah memaksa mereka untuk memasuki area yang tidak mereka yakini atau minati (Vaughn, et.al, 1996 dalam Ali, Mustapha, & Jelas, 2006).
b. Penelitian Sharma, dkk (2006) yang dilakukan terhadap para calon guru di Australia, Kanada, Hongkong, dan Singapura menunjukkan adanya perbedaan. Para calon guru dari Australia dan Kanada memiliki sikap yang lebih positif terhadap siswa-siswa disable dibandingkan dengan calon guru dari Hongkong dan Singapura. Namun studi ini juga menunjukkan bahwa sebagian besar calon guru memiliki sikap positif terhadap orang-orang disable dan inklusi, dan lebih percaya diri dalam menerapkan inklusi setelah memperoleh pelatihan inklusi dan/atau pengalaman dengan orang-orang disable.
c. Kesimpulan
Sekolah inklusif adalah sekolah yang menampung semua murid di kelas yang sama. Sekolah ini menyediakan program pendidikan yang layak, menantang, tetapi disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan setiap murid maupun bantuan dan dukungan yang dapat diberikan oleh para guru agar anak-anak berhasil (Stainback, 1980). Dalam penjelasan pasal 15 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa pendidikan khusus merupakan pendidikan untuk peserta didik yang berkelainan atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar
(2)
biasa yang diselenggarakan secara inklusif atau berupa satuan pendidikan khusus pada tingkat pendidikan dasar dan menengah. Dari definisi-definisi di atas dapat dirumuskan bahwa sekolah inklusif adalah sekolah imana peserta didik berkebutuhan khusus mendapatkan pelayanan pendidikan utama di dalam kelas umum dan di bawah tanggung jawab seorang guru kelas umum, serta menyediakan program pendidikan yang layak, menantang, tetapi disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan setiap murid maupun bantuan dan dukungan yang dapat diberikan oleh para guru, agar anak-anak berhasil.
Sumber:
Herlina. (2010). Sikap guru sekolah dasar terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusif. Bandung: Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. (Tesis). Tidak diterbitkan.
H. Aplikasi Anti Plagiarisme
Pesatnya perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi seperti teknologi internet, teknologi basi data, teknologi pencarian data perkembangan teknelogi tersebut memberikan kemudahan pada siapapun untuk menilai secara mandiri sebuah dokumen atau karya karya tulis, di antaranya dengan menggunakan alat bantu aplikasi anti plagirisme. Aplikasi tersebut menawarkan ragam fasilitas, fitur ataupun metode yang digunakan sehingga memudahkan pengguna dalam menggunakan aplikasi tersebut.
1. Aplikasi Viver
Aplikasi Viver software bersifat open source, bisa diunduh secara gratis di
(3)
http://www.scanmyessay.com/. Aplikasi ini tidak sepenuhnya berjalan berbasis web, pengguna harus menginstal aplikasi viver sehingga aplikasi ini berjalan dalam desktop. Sebelum menggunakan aplikasi ini, pengguna wajib untuk mendaftar dengan menggunakan e-mail. Aplikasi ini menampilkan skor atau hasil penelusuran atau pendeteksian dokumen dalam bentuk persen, aplikasi ini juga memberikan sumber referensi similar dalam sutu dokumen. Viver memberikan informasi yang dokumen pada setiap kata, kalimat atau dokumen lain yang bertebaran di berbagai situs dengan dokumen yang diunggah pada aplikasi ini. Aplikasi ini cukup tangguh untuk aplikasi berbasis open source. Pengguna bisa mengecek tingkat kesamaan antara satu dokumen dengan dokumen lainnya sehingga bisa membantu mendeteksi plagirisme sejak dini.
2. Plagtracker
Plagtraceker adalah aplikasi anti plagiarisme bersifat open source namun juga bisa di tingkatkan
menjadi aplikasi premium atau berbayar.
Pengguna dapat langung menggunakan aplikasi ini di situs resmi http://www.plagtracker.com/, aplikasi ini sedikit berbeda dengan aplikasi viver, aplikasi ini sepenuhnya berjalan secara online atau berbasis web sehingga kita membutuhkan konektifitas pada internte. Salah satu kelemahan dari aplikasi ini adalah pengguna hanya bisa melekukan proses scanning satu kali dalam satu hari jika hanya menjadi pengguna biasa (tidak berlanggan). Sebetulnya aplikasi ini memiliki berbagai kelebihan, seperti scanning dokumen dalam jumlah besar, chechking grammer, checking reference dan fasilitas lainnya, namun untuk mendapatkan fasilitas tersebut kita wajib menjadi pengguna premium dengan cukup membayar sekitar Rp 100.000,-/Bulan.
(4)
3. Duplichecker
Duplichecker adalah aplikasi anti palgiarsme yang 100 % gratis. Apliksi
ini berbasis
sepenuhnya
berbasis web, bisa diakses di situs resmi
https://www.duplichecker.com/. Pengguna yang tidak mendaftar disitus ini masih bisa menggunakan aplikasi ini namun hanya bisa melakukan proses scanning satu kali dalam satu hari, namun jika pengguna mendaftar dalam situs ini pengguna bisa melakukaan proses scanning sampai 50 kali dalam satu hari. Salah satu kelebihan dari aplikasi ini adalah terdapat beberapa tools lain yang gratis yang bisa digunakan oleh pengguna, seperti fasilitas grammer checker, word counst checeker dan lain sebagianya.
4. Turnitin
Turnitin adalah aplikasi anti plagiarisme yang melakukan proses scanning dokumen untuk melakuk
pengecekan kesamaan melalui database dan seluruh halaman situs yang ada di internet. Sampai sejauh ini turnitin dipercaya oleh 15.000 instiuti dan 30 juta pelajar disluruh dunia. Aplikasi ini bisa dikases di situs resmi http://turnitin.com/. Turnitin menyediakn 3 kelas utama, administrator class, instructur class, student class. Administrator class memiliki hak askses pada instructur class dan student class. Instructur class memiliki hak akses pada student class, sedagkan student class memilki hak akses hanya pada kelasnya sendiri. Untuk bisa menggunakan aplikasi ini
(5)
pengguna harus menjadi akun premium atau berbayar. Salah satu kelemahan dari aplikasi ini adalah setap dokumen yang diunggah pada database turnitin menjadi milik turnitin dan tidak dapat dihapus secara permanen.Turnitin memiliki database yang sangat besar dan memilki kemampuan proses scanning dokeumen yang cukup cepat dan akurat, oleh karena itu turnitin banyak digunakan di lingkungan akademik seperti perguruan tinggi.
Sebetulnya masih cukup banyak terdapat aplikasi anti plagiarisme yang bisa kita gunkkan, seperti : plagscan, write check, dustball, plagium, copyscape. Menemukan aplikasi tersebut di internet tidak sulit, kita hanya tinggal memasukkan kata kunci seperti : aplikasi anti plagiarisme, plagiarism software, plagiarism check dan lain sebaginya.
Sumber Rujukan
Permendiknas Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi.
Suganda, T. (2006). About plagiarism in scientific articles. Agrikultura 17:161-164.
Susilana, R. dan Rulyana, G. (2015). Panduan penilaian plagiarisme (similarity dan sitasi) karya tulis ilmiah pada pemilihan tenaga kependidikan berprestasi tahun 2016. Jakarta: Kemdikbud.
Suryono, I.A.S. (2012). "Plagiarisme dalam Penulisan Artikel Ilmiah" dalam Integritas akademik: Sekedar kata atau nyata. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Universitas Pendidikan Indonesia, Petunjuk teknis pencegahan plagiat Universitas Pendidikan Indonesia.
Sumber Online
Akhmaloka. (2010). Press release kasus plagiarisme .[Online]. Diakses dari https://www.itb.ac.id/files/12/20100423/pressRelease23042010.pdf Ariani, R.C. (2011). Opini mahasiswa fakultas ilmu sosial dan ilmu politik
Universitas Airlangga terhadap plagiarisme. Jurnal : Jurnal Sosial dan Politik, 2 (1). Tersedia http://journal.unair.ac.id/opini-mahasiswa- fakultas-ilmu-sosial-dan-ilmu-politik-universitas-airlangga-terhadap-plagiarisme-article-4707-media-135-category-.html, diakses pada 26 April 2017.
(6)
Barnbaum, C. (t.t.). Plagiarism : A student's guide to recognizing it and avoiding it.[Online]. Diakses dari
http://mypages.valdosta.edu/cbarnbau/ personal/ teaching_MISC/ plagiarism.htm
Ditjen GTK Kemdibud. (2016). Menghindari plagiarisme dalam karya tulis
ilmiah. [PowerPoint slides]. Diakses dari
http://gurupembaharu.com/wp-content/uploads/ 2016/12/9.-Tata-Tulis-Ilmiah-untuk-menghindari-plagiasi-1.ppt.
University of Arizona. (t.t.). Plagiarism. [Online]. Diakses dari http://www.u.arizona. edu /~rlo/ 482/plagiarism.pdf
Stolley, K. Brizee, A. Paiz, JM. (2014). Avoiding plagiarism. [Online]. Diakses dari https://owl.english.purdue.edu/owl/resource/589/01/ https://www.duplichecker.com/
http://www.plagtracker.com/ http://www.scanmyessay.com/ http://www.turnitin.com/