menimbulkan tekanan bagi auditor yang menyebabkan stress. Stress dalam tahap rendah hingga menengah tersebut akan memacu auditor dalam melaksanakan
pekerjaan, sehingga menjadi lebih intensif dan lebih baik. Oleh karena itu, auditor dapat memenuhi anggaran waktu yang telah ditetapkan tanpa mengabaikan
kualitas dengan tetap memperhatikan independensi, kode etik dan prinsip-prinsip yang berlaku.
Tinggi
Kinerja
Rendah Rendah
Stres Tinggi
Gambar 2.1 Kurva U Terbalik: Hubungan antara Stres dan Kinerja
2.1.3 Tekanan Anggaran Waktu
Tekanan anggaran waktu merupakan kendala yang terjadi pada perikatan audit karena keterbatasan sumber daya berupa waktu yang dialokasikan untuk
melaksanakan seluruh tugas audit DeZoort dan Lord, 1997. Temuan hasil survey yang dilakukan secara luas di Amerika Serikat oleh Rhode mengindikasikan
adanya insiden yang menganggu dari perilaku disfungsional auditor yang utamanya disebabkan oleh tekanan anggaran waktu Otley dan Pierce 1996b.
Pada saat seorang auditor mengalami tekanan anggaran waktu, maka auditor akan memberikan respon dengan dua cara, yaitu fungsional dan
disfungsional De Zoort dan Lord, 1997. Tipe fungsional merupakan perilaku auditor untuk bekerja lebih baik dan menggunakan waktu sebaik-baiknya Kelley
dan Seiler, 1982; Cook dan Kelley, 1991; Otley dan Pierce, 1996a. Tipe disfungsional merupakan perilaku auditor yang berpotensi menyebabkan perilaku
penurunan kualitas audit Rhode dalam Simanjuntak 2008. Akers dan Eton 2003 menyatakan, saat auditor merasakan tekanan anggaran waktu selama
pelaksanaan tugas audit, maka auditor kemungkinan bertindak dengan cara fungsional, dengan melaksanan prosedur audit sebagaimana mestinya dan
melaporkan waktu sesungguhnya yang digunakan dalam pelaksanaan tugas tersebut, dengan cara disfungsional, yaitu tidak melakukan prosedur audit
sebagaimana mestinya, tetapi auditor mengklaim bahwa mereka telah melakukan prosedur audit sebagaimana mestinya. Cara disfungsional ini merupakan cara
auditor mengatasi tekanan anggaran waktu dengan perilaku penurunan kualitas audit.
Standar audit, sebelum melaksanakan audit, auditor harus merencanakan dan mengendalikan pekerjaannya secara efektif dan efisien. Semakin
kompetitifnya setiap KAP dalam memberikan jasa audit, KAP dituntut untuk dapat beroperasi secara efektif dan efisien. KAP diharuskan mengumpulkan bukti
kompeten yang cukup dalam memenuhi standar professional, dan sisi lain KAP diharuskan melakukan efisiensi melalui pengendalian biaya audit. Sebagian besar
biaya audit ditimbulkan oleh waktu audit, maka untuk meningkatkan efisiensi salah satu usaha yang sering ditempuh KAP adalah menetapkan anggaran waktu
audit secara ketat. Akibatnya, auditor merasa tertekan, dan dapat merugikan publik, yaitu memunculkan perilaku yang mengancam kualitas audit. Berikut
tindakan yang mungkin dilakukan oleh auditor yang merasakan tekanan anggaran waktu:
1 Melaksanakan proses audit sebagaimana mestinya dan melaporkan waktu
sebenarnya yang digunakan dalam pelaksanaan tugas tersebut. 2
Melaksanakan prosedur audit sebagaimana mestinya, tetapi memanipulasi catatan waktu dengan tidak melaporkan waktu sebenarnya yang digunakan
untuk pelaksanaan tugas audit. 3
Tidak melakukan prosedur audit sebagaimana mestinya, tetapi auditor mengklaim bahwa mereka telah melakukan prosedur audit sebagaimana
mestinya. Dalam hal ini auditor menanggulangi keandalan dengan perilaku reduksi kualitas audit.
2.1.4 Locus of Control