15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
Landasan teori merupakan dasar berpikir yang bersumber dari suatu teori yang relevan dan dapat digunakan sebagai tuntunan untuk memecahkan
permasalahan dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan kajian teoretis dan kajian empiris. Kajian teorites dalam penelitian ini terdiri dari grand theory dan
supporting theory . Grand theory, yaitu teori atribusi, sedangkan supporting
theory, yaitu teori U terbalik, tekanan anggaran waktu, locus of control, komitmen
organisasi, dan pengalaman. Kajian empiris dalam penelitian ini berasal dari research
yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya.
2.1.1 Teori Atribusi Attribution Theory
Teori atribusi
mempelajari proses
bagaimana seseorang
menginterpretasikan suatu peristiwa, alasan atau sebab perilakunya Suartana, 2010:181. Teori atribusi mengargumentasikan bahwa perilaku seseorang
ditentukan oleh kombinasi antara kekuatan internal, yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang, dan kekuatan eksternal orang lain, yaitu faktor-
faktor yang berasal dari luar diri seseorang. Teori ini mengacu pada bagaimana seseorang menjelaskan penyebab perilaku orang lain atau diri sendiri yang
ditentukan dari internal atau eksternal dan pengaruhnya terhadap perilaku individu Luthans, 2006.
Malone dan Robert 2009 mengatakan bahwa faktor penyebab tindakan pengurangan kualitas audit adalah faktor situsional saat melakukan audit seperti
review procedure dan quality control, dan time-budget pressures, serta faktor
internal, yaitu sisi personalitas dan karakter pribadi auditor. Salah satu karakter pribadi auditor tercermin dalam karakteristik profesional, komitmen organisasi,
keinginan bertahan pada KAP tempat bekerja, pengalaman bekerja sebagai auditor, maupun etika profesional yang mendasari kerja dari seorang auditor.
Pada penelitian yang dilakukan ini akan dikaji mengenai tekanan anggaran waktu, locus of control,
komitmen organisasi dan pengalaman. Dalam teori atribusi Correspondent Inference, perilaku berhubungan
dengan sifat atau karakteristik personal, berarti dengan melihat perilakunya dapat diketahui dengan pasti sikap atau karakteristik orang tersebut serta prediksi
perilaku seseorang dalam menghadapi situasi tetentu. Hubungan yang demikian adalah hubungan yang dapat disimpulkan correspondent inference, Febrina,
2012. Hubungan tersebut dapat diamati melalui hal berikut. 1
Melihat kewajaran perilaku. Orang yang bertindak wajar sesuai dengan keinginan masyarakat, sulit untuk dikatakan bahwa tindakannya
merupakan cermin karakternya, bisa saja karena suatu keharusan. 2
Pengamatan terhadap perilaku yang terjadi pada situasi yang memunculkan beberapa pilihan.
3 Memberikan peran berbeda dengan peran yang sudah biasa dilakukan.
Contohnya, seorang juru tulis diminta menjadi juru bayar. Dengan peran
baru, tampak
keaslian perilaku
yang merupakan
gambaran kepribadiannya.
Gordon dan Graham 2006 menjelaskan situasi di sekitar yang menyebabkan perilaku seseorang dalam persepsi sosial disebut dengan
dispositional attributions dan situational attributions. Dispositional attributions
merupakan penyebab internal yang mengacu pada aspek perilaku individual yang ada dalam diri seseorang, misalnya keperibadian, persepsi diri, kemampuan, dan
motivasi. Sedangkan situational attributions merupakan penyebab eksternal yang mengacu pada lingkungan sekitar yang dapat mempengaruhi perilaku, misalnya
kondisi sosial, nilai-nilai sosial, dan pandangan masyarakat. Penelitian ini menggunakan teori atribusi karena peneliti melakukan
studi empiris untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi auditor dalam menerima dysfunctional audit behavior, khususnya pada karakteristik personal
auditor itu sendiri. Karakteristik personal menjadi penentu utama dalam penerimaan dysfunctional audit behavior karena merupakan faktor internal yang
mendorong seorang individu untuk melakukan suatu aktivitas Febrina, 2012. Berdasarkan teori Konsensus Weiner Febrina, 2012, keberhasilan dan
kegagalan memiliki penyebab internal atau eksternal. Ketika seseorang dengan need of achievement
tinggi telah sukses, dia akan menganggap keberhasilan itu berasal dari faktor internal usaha dan kemampuan serta cenderung menganggap
kegagalan sebagai tindakan yang kurang usaha bukan karena tidak mampu.
2.1.2 Teori U Terbalik