14 Dengan demikian, maka pembelajaran IPA hendaknya dilakukan
melalui beberapa
tahap. Tahapan
tersebut digunakan
untuk mempermudah siswa dalam menerima materi pembelajaran yang
dipelajari. Tahap eksplorasi dapat meliputi kegiatan pengamatan, tahap pengenalan konsep seperti melakukan eksperimen sederhana, dan tahap
penerapan konsep yakni menerapkan hasil eksperimen ke dalam kehidupan sehari-hari.
B. Tinjauan tentang Karakteristik Siswa Sekolah Dasar
Usia siswa SD berkisar antara 7-12 tahun. Pada usia ini tahap berkembangan anak berada pada tahap perkembangan masa kanak-kanak
akhir. Menurut Piaget dalam Rita dkk, 2008:107 menyebutkan bahwa anak pada usia ini merupakan masa kanak-kanak akhir yang berada pada tahap
operasi konkret dalam berpikir dimana konsep pada masa awal kanak-kanak merupakan konsep yang samar-samar dan tidak jelas sekarang menjadi lebih
konkret. Pada masa ini anak sudah matang bersekolah dan sudah siap untuk masuk sekolah dasar. Anak mulai menggunakan operasi mental untuk
memecahkan masalah yang aktual yang bersifat konkret. Anak mampu berpikir logis meski masih terbatas pada masa sekarang.
Pemahaman anak tentang konsep ruangan, kausalitas, kategorinisasi, konvensi, dan penjumlahan meningkat dengan baik. Keputusan mengenai
sebab akibat juga mengalami peningkatan. Kemampuan mengkategorikan membantu anak untuk berpikir secara logis. Anak-anak pada tahap
15 pertumbuhan ini sudah dapat berpikir secara induktif, yakni melalui
observasi terkait gejala tentang suatu masyarakat, binatang, objek, atau kejadian kemudian menarik kesimpulannya.
Pada masa ini anak menyukai tantangan aritmatika, melakukan eksperimen sains sederhana, mendengarkan rekaman atau video dari pada
mendengarkan penjelasan guru, menyukai masa-masa sekolah, sulit untuk duduk diam di kelas, menyukai dan menggunakan keterampilan membaca
dan menulis untuk kegiatan non akademis, pemahaman sebab akibat yang semakin baik, masih menguasai konsep waktu, berat, isi, dan jarak, serta
mampu menelusuri kejadian berdasarkan ingatan Eileen Allen dan Lynn R. Marotz, 2010, 196.
Hal serupa juga dikemukakan oleh Husdarta dan Nurlan Kusmaedi 2010, 178 bahwa penalaran anak sudah bersifat operasional, mampu
berpikir runtut dan logis. Anak mampu untuk menyerap informasi secara selektif dan intensional. Kemampuan yang berkembang secara kualitatif
yaitu: 1 kombinasi atau klasifikasi, 2 reversibilitas, 3 asosiasi, 4 identitas, 5 konversi, dan 6 tata urutan.
Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa anak mulai menguasai pemahaman seperti sebab akibat, konsep waktu berat, isi, dan jarak. Anak
juga menyukai membaca dan menulis sehingga dapat menyimpulkan atas yang dipelajari. Selain itu, anak sudah mulai untuk berpikir secara konkret.
16
C. Tinjauan tentang Berpikir Analisis