2.1.4 Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan dapat dinilai dari beberapa segi, antara lain besar kecilnya ukuran perusahaan dapat ditunjukkan pada total nilai aktiva, total
penjualan, kapitalisasi pasar, jumlah tenaga kerja dan sebagainya. Semakin besar nilai item-item tersebut maka semakin besar pula ukuran perusahaan itu.
Semakin besar aktiva maka semakin banyak modal yang ditanam, semakin banyak penjualan maka semakin banyak perputaran uang dan semakin besar
kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ia dikenal dalam masyarakat. Ukuran perusahaan menunjukkan seberapa besar informasi yang terkandung
didalam perusahaan tersebut Dyer dan Mc Hugh 1975, Carslaw dan Kaplan 1991 dalam Hilmi
dan Ali 2006 dan Owusu-Ansah 2000 dalam penelitian mereka menemukan bahwa ukuran perusahaan secara signifikan mempunyai
hubungan dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Variabel yang mereka gunakan untuk menjelaskan ukuran perusahaan adalah total aset.
Bukti empiris yang ada menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki aset yang lebih besar dapat melaporkan lebih cepat dibandingkan dengan
perusahaan yang memiliki aset yang lebih kecil. Mereka berpendapat bahwa perusahaan yang memiliki sumber daya aset yang besar memiliki lebih
banyak sumber informasi, lebih banyak staf akuntansi dan sistem informasi yang lebih canggih, memiliki sistem pengendalian intern yang kuat, adanya
pengawasan dari investor, regulator dan sorotan masyarakat, hal ini memungkinkan perusahaan dengan ukuran yang besar dalam melaporkan
laporan keuangan auditannya lebih cepat ke publik dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil.
2.1.5 Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan 2.1.5.1 Laporan Keuangan
a. Definisi laporan keuangan Laporan keuangan menurut Baridwan 2004:17 merupakan
ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang
bersangkutan. Menurut IAI 2007:2, laporan keuangan merupakan bagian dari
proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan
yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana, catatan dan laporan lain serta materi
penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Laporan keuangan ini dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk
mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan oleh para pemilik perusahaan. Laporan keuangan juga digunakan untuk memenuhi tujuan-
tujuan lain yaitu sebagai laporan kepada pihak-pihak di luar perusahaan yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan.
Laporan keuangan memiliki arti yang penting dalam suatu perusahaan, pada dasarnya laporan keuangan menggambarkan kondisi
keuangan yang berasal dari proses kegiatan akuntansi keuangan yang telah menjalankan aktivitasnya selama periode tertentu. Laporan keuangan
disusun dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pihak dalam intern perusahaan yaitu manajemen serta pihak luar ekstern perusahaan yang
berkepentingan terhadap perusahaan, yaitu pemilik perusahaan pemegang saham, investor, kreditor, kantor pajak dan lain sebagainya guna menjadi
bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi. Laporan keuangan merupakan wujud pertanggung jawaban manajemen
kepada pemilik perusahaan, berdasarkan laporan keuangan perusahaan tersebut maka pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan dapat
mengetahui keberhasilan manajemen dalam mengelola perusahaan. Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa laporan
keuangan adalah sarana yang digunakan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan informasi mengenai kondisi perusahaan kepada pihak
internal maupun eksternal yang menjadi tanggungjawab manajemen. b. Tujuan laporan keuangan
Tujuan utama dari laporan keuangan adalah memeberikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan ekonomis. Para
pemakai laporan
akan menggunakannya
untuk meramalkan,
membandingkan dan menilai dampak keuangan yang timbul dari keputusan ekonomis yang diambilnya.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.1 paragraf 05 tahun 2007 menyatakan tujuan umum laporan keuangan adalah memberikan
informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka
membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggung jawaban stewardship manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya
yang dipercayakan kepada mereka. Tujuan laporan keuangan menurut APB Accounting Principles Board statmen No. 4 dalam Harahap 2002:
126-127 adalah sebagai berikut: 1. Tujuan khusus dari laporan keuangan adalah untuk menyajikan laporan
posisi keuangan, hasil usaha dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar dan sesuai dengan GAAP.
2. Tujuan umum laporan keuangan disebutkan sebagai berikut: Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber-sumber
ekonomi dan kewajiban perusahaan. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan
bersih yang berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba. Menaksir informasi keuangan yang dapat digunakan untuk
menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba. Memberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang perubahan
harta dan kewajiban. Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan para
pemakai laporan. c. Karakteristik laporan keuangan
Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu dapat dipahami, relevan, keandalan dan dapat diperbandingkan PSAK, 2007:5, berikut
uraian tentang ke empat karakteristik kualitatif pokok tersebut: 1. Dapat dipahami Understanbility
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh
pemakai. Penyajian informasi yang berlebihan harus dihindari karena dapat mengaburkan informasi yang signifikan dan membuat laporan
keuangan sulit dipahami.
2. Relevan Relevance Informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai
dalam proses pangambilan keputusan. Informasi dikatakan relevan apabila informasi tersebut memiliki manfaat, sesuai dengan tidakan
yang akan dilakukan oleh pemakai laporam keuangan. Informasi yang relevan akan bermanfaat bagi investor, kreditur, dan pemakai lainnya,
apabila informasi tersebut dapat digunakan untuk mengevaluasi masa lalu, masa sekarang, dan masa datang predictive value dan
menegaskan atau memperbaiki harapan yang dibuat sebelumnya feedback value. Agar relevan, informasi harus tersedia tepat waktu
bagi pengambil keputuasan sebelum mereka kehilangan kesempatan atau kemampuan untuk mempengaruhi keputusan yang diambil.
3. Keandalan Reliability
Agar informasi berguna bagi kebutuhan pemakai maka informasi tersebut harus andal reliable. Informasi memiliki kualitas andal jika
bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sehingga penyajian yang tulus atau jujur
faithful representation dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. Keandalan mengandung lima
aspek yaitu: 1 penyajian jujur, 2 substansi mengungguli bentuk, 3 netralitas, 4 pertimbangan sehat, dalam kondisi ketidakpastian
digunakan pertimbangan sehat yang mengandung kehati-hatian, 5 kelengkapan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap full
disclosure dalam batasan materialitas dan biaya. 4. Diperbandingkan comparability
Suatu informasi dikatakan bermanfaat apabila informasi tersebut dapat saling diperbandingakan baik antar periode maupun antar
perusahaan. Disamping itu, informasi dikatakan bermanfaat jika terdapat konsistensi dalam penyajiannya. Akan tetapi, perusahaan
diberi keleluasaan untuk mengubah metode Akuntansi yang diterapkan selama perubahan tersebut diungkapkan secara jelas dalam laporan
keuangan. d. Pengguna laporan keuangan
Laporan keuangan
menyajikan informasi-informasi
yang dibutuhkan oleh berbagai pihak yang menggunakannya, diantara pihak-
pihak tersebut antara lain:
1. Manajer Manajer perusahaan menggunakan laporan keuangan untuk menyusun
perencanaan perusahaan, mengevaluasi kemajuan yang dicapai dalam usaha mencapai tujuan dan melakukan tindakan-tindakan koreksi yang
diperlukan 2. Investor
Para investor menggunakan laporan keuangan untuk memonitor perusahaan dengan menggunakan laporan keuangan sebagai dasar
dalam mengambil keputusan investasi dalam sebuah perusahaan 3. Kreditur
Kreditur menggunakan laporan keuangan untuk menilai kemampuan keuangan calon pengambil kredit, dari laporan keuangan ini kreditur
bersedia memberikan kredit jika perusahaan yang dipandang mampu mengembalikan kredit dan bunganya tepat waktu.
4. Pemerintah Laporan keuangan juga dibutuhkan oleh badan-badan pemerintah
tertentu seperti badan pelayan pajak ataupun Bapepam untuk dapat menentukan pajak perusahaan atau mengawasi perusahaan.
5. Pemakai lainnya Laporan keuangan juga dibutuhkan oleh pemakai lainnya, pemakai
lainnya dalam hal ini adalah pihak-pihak lain yang memiliki kepentingan tertentu terhadap perusahaan seperti contoh organisasi
buruh yang membutuhkan laporan keuangan dalam rangka melakukan tindakan-tindakan sesuai dengan kepentingan mereka.
e. Analisis laporan keuangan Analisis laporan keuangan ini dapat digunakan untuk menilai
kinerja suatu perusahaan yang dilakukan dengan menggunakan data keuangan perusahaan. Teknik yang digunakan dalam menganalisis laporan
keuangan adalah rasio keuangan. Adapun rasio-rasio keuangan tersebut terdiri dari :
1 Rasio profitabilitas rentabilitas Rasio ini dapat digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan
dalam memperoleh laba kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba, Rasio ini terdiri dari : Gros Profit Margin
GPM, Net Profit Margin NPM, Operating Return On Assets OPROA, Return On Assets ROA, Return On Equity ROE,
Operating Ratio OPR. 2 Leverage Solvabilitas
Rasio ini dapat digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua utang-utangnya, Ratio ini terdiri atas : Debt
Ratio, Debt to Equity Ratio DER, Long-Term Debt to Equity Ratio, Long-Term Debt to Capitalization Ratio, Time Interest Earned, Cash
Flow Interest Coverage, Cash Flow to Net Income, Cash Return On Sales.
3 Rasio likuiditas
Rasio ini dapat digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi membayar kewajiban yang harus segera dipenuhi,
Rasio likuiditas ini antara lain : Current Ratio rasio lancar, Quick Ratio, Net Working Capital
4 Rasio Aktifitas Rasio ini dapat digunakan untuk mengukur sejauh mana efektifitas
penggunaan aset. Rasio ini terdiri dari: Total Assets Turnover, Fixed Asset Turnover, Account Receivable Turnover, Inventory Turnover,
Acerage Collection Period, Days Sales in Inventory. 5 Rasio Pasar
Rasio ini dapat menunjukkan informasi reting perusahaan yang diungkapkan dalam basis persaham Rasio ini terdiri dari : Divident
Yield DY, Divident Per Share DPS, Earning Per Share EPS, Divident Payout Ratio DPR, Price Earning Ratio PER, Book
Value Per Share BV, Price to Book Value PBV.
2.1.5.2 Penyampaian laporan keuangan
Pelaporan keuangan perusahaan publik di Indonesia diatur oleh UU No.8 Tahun 1995 tentang pasar modal, menurut undang-undang
tersebut diterangkan dengan jelas kewajiban untuk menyampaikan dan mengumumkan laporan yang berisi informasi berkala tentang kegiatan
usaha dan keadaan keuangan perusahaan publik. Ketentuan yang lebih spesifik tentang pelaporan perusahaan publik
diatur dalam Peraturan Bapepam Nomor VIII.G.2, Lampiran Keputusan
Ketua Bapepam Nomor: KEP-38PM2003 tentang Laporan Tahunan yang berlaku sejak tanggal 17 Januari 1996. Kemudian pada tanggal 7
Desember 2006, untuk meningkatkan kualitas keterbukaan informasi kepada publik, diberlakukanlah Peraturan Bapepam dan Lembaga
Keuangan LK Nomor X.K.6, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: KEP-134BL2006 yang diperbaharui kembali dengan
keluarnya keputusan ketua Bapepam dan Lembaga Keuangan LK Nomor: KEP-460BL2008 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan
Tahunan bagi Emiten atau Perusahaan Publik dimana hal tersebut tidak hanya sekedar untuk efektivitas pengawasan oleh Bapepam dan
ketersediaan informasi bagi masyarakat, tapi juga diperlukan oleh investor pemodal sebagai dasar pengambilan keputusan investasi. Laporan
keuangan yang harus diserahkan kepada Bapepam antara lain: 1 neraca, 2 laporan laba-rugi, 3 laporan saldo laba, 4 laporan arus kas, 5
catatan laporan keuangan 6 laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan, seperti: laporan
komitmen dan kontijensi perubahan untuk emiten dan perusahaan publik yang bergerak dibidang perbankan.
Menurut Ang1997 dalam Respati 2004 bahwa informasi yang tepat waktu berarti jangan sampai informasi yang disampaikan sudah basi
atau sudah menjadi rahasia umum. Dyer dan Mc Hugh 1975 dalam Hilmi dan Ali 2008 menggunakan tiga kriteria keterlambatan untuk melihat
ketepatan waktu dalam penelitiannya: 1 preliminary lag: interval jumlah
hari antara tanggal laporan keuangan sampai penerimaan laporan akhir preleminary oleh bursa 2 auditor’s report lag: interval jumlah hari antara
tanggal laporan keuangan sampai tanggal laporan auditor ditandatangani, 3 total lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai
tanggal penerimaan laporan dipublikasikan oleh bursa. Sesuai dengan peraturan yang ditetetapkan di Indonesia bahwa tepat
waktu merupakan kewajiban bagi perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI untuk menyampaikan laporan keuangan secara berkala.
Pada tahun 1996, BAPEPAM mengeluarkan lampiran keputusan ketua BAPEPAM No.80PM1996, yang mewajibkan bagi setiap emiten dan
perusahaan publik untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaan dan laporan auditor independennya kepada BAPEPAM
selambat-lambatnya 120 hari setelah tanggal laporan tahunan perusahaan. Namun sejak tanggal 30 September 2003, Bapepam semakin memperketat
peraturan dengan dikeluarkannya Peraturan Bapepam Nomor X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: KEP-36PM2003 tentang
Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala. Peraturan Bapepam Nomor X.K.2 ini menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan harus
disertai dengan laporan Akuntan dengan pendapat yang lazim dan disampaikan kepada Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga
90 hari setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Dan dalam Peraturan Bapepam dan LK Nomor X.K.6 dinyatakan bahwa dalam hal penyampaian
laporan tahunan dimaksud melewati batas waktu penyampaian laporan
keuangan tahunan sebagaimana diatur dalam Peraturan Bapepam Nomor X.K.2 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala, maka
hal tersebut diperhitungkan sebagai keterlambatan penyampaian laporan keuangan tahunan.
Laporan keuangan yang tepat waktu dapat mempengaruhi kemampuan manajemen dalam mengambil keputusannya. Jika terdapat
penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan manfaat didalam mempengaruhi kualitas
keputusan yang diambil manajemen.
2.1.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan suatu perusahaan, hal ini didasarkan oleh
penelitian-penelitian terdahulu yang meneliti tentang faktor-faktor yang memepengaruhi
ketepatan waktu
penyampaian laporan
keuangan perusahaan.
Hilmi dan Ali 2008 meneliti tentang ketepatan waktu dengan faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan
keuangan, penelitian dilakukan terhadap perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEJ periode 2004-2006. Hasil yang diperoleh dari penelitian
tersebut adalah profitabilitas yang diukur dengan ROA, likuiditas yang diukur dengan CR, kepemilikan publik dan reputasi kantor akuntan publik
dinyatakan berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.
Sedangkan penelitian yang dilakuakn oleh Respati 2004 yang dilakukan pada perusahaan yang terdaftar di BEJ pada tahun 1999
menghasilkan ROA dan outsider ownership secara signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan yang terdaftar
di BEJ. Penelitian yang dilakukan oleh Anisa 2004 mengenai ketepatan
waktu penyampaian laporan keuangan pada perusahaan yang lising di BEJ pada tahun 2000, memperoleh hasil bahwa hanya variabel opini auditor
yang berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan yang lising di BEJ.
Petrolina dan Mukhlasin 2003 meneliti tentang ketepatan waktu penyampaian laporan pada perusahan yang terdaftar di BEJ pada tahun
2000, menghasilkan profitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan dengan opini audit
berpengaruh terhadap interaksi antara profitabilitas dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.
Penelitian Ownsu-Ansah 2000 meneliti tentang ketepatan waktu pada perusahaan yang ada di pasar saham Zimbabwe, menjadikan ukuran
perusahaan, profitabilitas, waktu tunggu pelaporan dan umur perusahaan sebagai faktor-faktor yang diteliti dalam menentukan ketepatan waktu
penyampaian laporan. Berdasarkan beberapa penelitian diatas, terdapat
banyak faktor yang dapat mempengaruhi ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan. Berdasarkan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan tersebut, dalam penelitian ini hanya diambil beberapa faktor saja yang
akan digunakan untuk menguji kembali pengaruhnya. Faktor-faktor yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
Profitabilitas yang diukur dengan Return On Asset ROA. Leverage yang diukur dengan Debt to equity ratio DER
Likuiditas yang diukur dengan Current Ratio CR. Ukuran perusahaan yang diukur dengan Ln dari total aset yang dimiliki
perusahaan.
2.1.7 Perusahaan Properti