Hubungan profitabilitas, likuiditas, leverage, opini audit, kualitas auditor, dan ukuran perusahaan dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan

(1)

i

HUBUNGAN PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, LEVERAGE, OPINI AUDIT, KUALITAS AUDITOR, DAN UKURAN PERUSAHAAN DENGAN KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN (Studi Empiris pada Perusahaan Consumer Goods Industry Yang Terdaftar di BEI

periode 2013-2015)

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

ANGGRAENI AGUSTIARA NIM: 132114189

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(2)

(3)

(4)

iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Terkadang, kesulitan harus kamu rasakan terlebih dulu sebelum kebahagiaan yang sempurna datang kepadamu

R. A. Kartini

Skripsi ini kupersembahkan untuk: Allah Yang Maha Baik

Keduaorangtuaku Mbak Winda Ebil tersayang


(5)

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul: HUBUNGAN PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, LEVERAGE, OPINI AUDIT, KUALITAS AUDITOR, DAN UKURAN PERUSAHAAN DENGAN

KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN (Studi Empiris pada Perusahaan Consumer Goods Industry Yang Terdaftar di BEI

periode 2013-2015)

Dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 15 Juni 2017 adalah hasil karya saya. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau symbol yang menunjukan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijaaah yang telah diberikan oleh universtias batal saya terima.

Yogyakarta, 31 Juli 2017 Yang membuat pernyataan,


(6)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Anggraeni Agustiara

Nomor Mahasiswa : 132114189

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

HUBUNGAN PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, LEVERAGE, OPINI AUDIT, KUALITAS AUDITOR, DAN UKURAN PERUSAHAAN DENGAN

KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN (Studi Empiris pada Perusahaan Consumer Goods Industry Yang Terdaftar di BEI

periode 2013-2015)

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan, dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya untuk memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 31 Juli 2017 Yang menyatakan,


(7)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melipahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.

2. Albertus Yudi Yuniarto, S.E., MBA selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Ak., QIA., CA. selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

4. Ir. Drs. Hansiadi Yuli Hartanto, M.Si., Ak., QIA., CA. selaku dosen pembimbing akademik.

5. M. Trisnawati Rahayu, SE.,M.Si,Ak.,QIA.,CA selaku Dosen Pembimbing yang telah serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skipsi ini.

6. Semua dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah membagikan ilmu dan pengalamannya dalam proses perkuliahan.

7. Segenap karyawan Sekretariat Fakultas Ekonomi yang telah membantu untuk kelancaran penelitian ini.

8. Kedua orang tua, yang selalu sabar menguatkan saya dan selalu memotivasi saya untuk menyelesaikan penelitian ini

9. Keluarga besar kedua orang tua yang selalu mendukung dan memotivasi 10.Teman-teman kelas D Akuntansi 2013 yang selalu berbagi tawa, canda,


(8)

viii

11.Teman-teman Kelas MPAT G, terimakasih atas masukan, dinamika, dan kebersamaannya selama ini.

12.Teman-teman seperjuangan Akuntansi angkatan 2013 yang selalu berbagi ilmu yang bermanfaat.

13.Serta semua pihak yang sudah membantu selama penyelesaian Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 31 Juli 2017 Penulis


(9)

ix DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...ii

HALAMAN PENGESAHAN...iii

HALAMAN PERSEMBAHAN...iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS...v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH...vi

HALAMAN KATA PENGANTAR...vii

HALAMAN DAFTAR ISI...ix

HALAMAN DAFTAR TABEL...xi

HALAMAN DAFTAR GAMBAR...xii

ABSTRAK...xiii

ABSTRACT...xiv

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Rumusan Masalah ...5

C. Tujuan Penelitian ...6

D. Manfaat Penelitian ...6

E. Sistematika Penulisan ...7

BAB II LANDASAN TEORI ...9

A. Laporan Keuangan ...9

B. Profitabilitas dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan ...15

C. Likuiditas dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan...17

D. Leverage dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan...18

E. Opini Audit dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan ...21

F. Kualitas Auditor dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan...25

G. Ukuran Perusahaan dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan...30

H. Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan...33

BAB III METODE PENELITIAN...36

A.Jenis Penelitian...36

B.Waktu dan Tempat Penelitian...36

C.Subjek dan Objek Penelitian...36

D.Data penelitian...37

E. Cara Pengumpulan Data...38

F. Populasi dan Sampel...38


(10)

x

H.Teknik Analisis Data...42

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN...45

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN...47

A.Deskripsi Data...47

B.Analisis Data...49

1. Mengklasifikasikan Data Penelitian...49

2. Hubungan antara Profitabilitas dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan...54

3. Hubungan antara Likuiditas danKetepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan...56

4. Hubungan antara Leverage dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan...58

5. Hubungan antara Opini audit dan Ketepatan...60

Waktu Penyampaian Laporan Keuangan 6. Hubungan antara Kualitas auditor dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan...62

7. Hubungan antara Ukuran perusahaan dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan...64

C.Pembahasan...66

1. Hubungan antara Profitabilitas dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan...54

2. Hubungan antara Likuiditas dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan...56

3. Hubungan antara Leverage dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan...58

4. Hubungan antara Opini audit dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan...60

5. Hubungan antara Kualitas auditor dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan...62

6. Hubungan antara Ukuran perusahaan dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan...64

BAB VI PENUTUP...72

A. Kesimpulan...72

B. Keterbatasan Penelitian...72

C. Saran...73

DAFTAR PUSTAKA...75


(11)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Kriteria Pengujian Kekuatan Hubungan Antara Variabel...44 Tabel 4.1 Prosedur Penentuan Sampel...45 Tabel 5.1 Statistik Deskriptif Variabel Opini Auditor

Kualitas Auditor, dan Ketepatan Waktu...47 Tabel 5.2 Statistik Deskriptif Variabel ROA, CR, DER,

dan Ukuran Perusahaan...48 Tabel 5.3 Deskripsi Profitabilitas dan Ketepatan Waktu

Penyampaian Laporan Keuangan...54 Tabel 5.3.1 Hubungan Profitabilitas dan Ketepatan Waktu

Penyampian Laporan Keuangan...55 Tabel 5.4 Deskripsi Likuiditas dan Ketepatan Waktu

Penyampaian Laporan Keuangan...56 Tabel 5.4.1 Hubungan Likuiditas dan Ketepatan Waktu

Penyampaian Laporan Keuangan...57 Tabel 5.5 Deskripsi Leverage dan Ketepatan Waktu

Penyampaian Laporan Keuangan...58 Tabel 5.5.1 Hubungan Leverage dan Ketepatan Waktu

Penyampaian Laporan Keuangan...60 Tabel 5.6 Deskripsi Opini auditor dan Ketepatan Waktu

Penyampaian Laporan Keuangan...60 Tabel 5.7 Deskripsi Kualitas auditor dan Ketepatan Waktu

Penyampaian Laporan Keuangan...62 Tabel 5.7.1 Hubungan Kualitas auditor dan Ketepatan Waktu

Penyampian Laporan Keuangan...63 Tabel 5.8 Deskripsi Ukuran perusahaan dan Ketepatan Waktu

Penyampaian Laporan Keuangan...64 Tabel 5.8.1 Hubungan Ukuran perusahaan dan Ketepatan Waktu


(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 5.1. Histogram Distribusi Frekuensi Statistik

Deskriptif Profitabilitas...50 Gambar 5.2. Histogram Distribusi Frekuensi Statistik

Deskriptif Likuiditas...51 Gambar 5.3. Histogram Distribusi Frekuensi Statistik

Deskriptif Leverage...52 Gambar 5.4 Histogram Distribusi Frekuensi Statistik


(13)

xiii ABSTRAK

HUBUNGAN PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, LEVERAGE, OPINI AUDIT, KUALITAS AUDITOR, DAN UKURAN PERUSAHAAN DENGAN

KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN (Studi Empiris pada Perusahaan Consumer Goods Industry Yang Terdaftar di BEI

periode 2013-2015) Anggraeni Agustiara

NIM: 132114189 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2017

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara profitabilitas, likuiditas, leverage, opini audit, kualitas auditor, dan ukuran perusahaan dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi empiris. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2013-2015. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 31 perusahaan yang ditentukan berdasarkan kriteria tertentu. Teknik analisis yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan alat statistic crosstabs dan korelasi eta.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang sangat lemah antara profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan dan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Selain itu, terdapat hubungan yang lemah antara leverage, kualitas auditor dan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Opini auditor dan ketepatan waktu penyampian laporan keuangan tidak dapat dihitung karena seluruh opini auditor yang ditemukan adalah WTP pada perusahaan industri barang konsumsi.

Kata kunci: profitabilitas, likuiditas, leverage, opini audit, kualitas auditor, ukuran perusahaan, ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan


(14)

xiv ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN PROFITABILITY, LIQUIDITY, LEVERAGE, OPINION OF AUDITOR, AUDITOR QUALITY, FIRM SIZE

AND TIMELINESS OF FINANCIAL REPORTING

(An Empirical Study in Consumer Goods Industry Listed in the Indonesia Stock Exchange on 2013-2015)

Anggraeni Agustiara NIM: 132114189 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2017

This research aimed to determine the relationship between profitability, liquidity, leverage, audit opinion, auditor quality, and firm size and timeliness of financial reporting.

The type of the research was an empirical study. The population which is used in this research was consumer goods industry companies listed in Indonesia Stock Exchange in the year 2013-2015. The total of sample was 31 companies which were determined based on certain criteria. Analysis technique used was quantitative descriptive with statistical analysis of crosstabs and eta correlation.

The results showed that there was a very weak but positive relationship between profitability, liquidity, firm size and the timeliness of financial reporting. Furthermore, there were also a weak relationship between leverage, auditor quality and timeliness of financial reporting. Opinion of auditor for timeliness of financial reporting can not be counted because all opinions found are unqualified opinion in consumer goods industry company.

Keywords: profitability, liquidity, leverage, Opinion of auditor, auditor quality, firm size, timeliness of financial reporting.


(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, perkembangan pasar modal semakin meningkat pesat, tentunya menjadikan bisnis investasi akan semakin kompleks dengan persaingan antar perusahaan yang sangat ketat, terutama dalam penyediaan dan perolehan informasi dalam setiap pembuatan keputusan (Prastyo, 2016).

Setiap perusahaan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) berkewajiban untuk menyampaikan laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan dan telah melalui proses audit oleh akuntan publik secara tepat waktu (Andini, 2016).

Syarat utama untuk meningkatkan harga saham perusahaan go public

adalah dengan ketepatan waktu penyajian laporan keuangan. Perusahaan yang menyajikan laporan keuangan secara tepat waktu mengandung arti bahwa laporan keuangan tersebut mengandung berita baik sehingga para investor tertarik menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut sehingga harga saham menjadi naik.

Laporan keuangan merupakan wahana bagi perusahaan untuk mengkomunikasikan berbagai informasi dan pengukuran secara ekonomi mengenai sumber daya yang dimiliki serta kinerja kepada berbagai pihak yang mempunyai kepentingan atas informasi tersebut (Calen, 2012).

Jadi, laporan keuangan harus disampaikan tepat waktu karena untuk membantu dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi dan menghindari


(16)

tertundanya pengambilan keputusan tersebut. Ketepatan waktu adalah batasan penting pada penyampaian laporan keuangan. Pemakai laporan keuangan tidak hanya perlu memiliki informasi keuangan yang relevan dengan prediksi dan keputusannya, tetapi informasi harus lebih bersifat baru, dan tidak hanya berhubungan dengan periode yang lalu. Ketepatan waktu ini hanya mengandung arti bahwa informasi yang digunakan oleh investor dan kreditor harus bisa tepat saat pembuatan prediksi dan keputusan (Hendriksen, 1982). Dyer dan McHugh (1975) menyatakan bahwa ketepatan waktu publikasi laporan keuangan merupakan salah satu elemen pokok yang harus diperhatikan karena dapat mempengaruhi nilai informasi yang tercantum dalam laporan keuangan tersebut.

Laporan keuangan menjadi dasar pengambilan keputusan dan kebijakan bagi para pemilik, calon investor, dan pengguna lainnya. Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) mewajibkan laporan keuangan harus diaudit karena laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen kepada pemilik saham dan juga bagi pengambil keputusan.

Ketepatan waktu (timelines) dan jarak waktu antara akhir periode akuntansi dengan tanggal penyampaian laporan keuangan merupakan salah satu faktor penting dalam menyajikan suatu informasi yang relevan (Saleh, 2004).

Menurut Hanafi dan Halim (2007) profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan, baik dalam hubungan dengan penjualan, aset, dan modal saham tertentu. Perusahaan dengan kondisi keuangan yang baik (good news) biasanya akan segera menerbitkan laporan keuangan untuk menarik perhatian investor, kreditor, pelanggan, dan pengguna lain. Khususnya


(17)

buat investor, hal ini dilakukan karena kebanyakan investor lebih menyukai perusahaan yang mempunyai profitabilitas tinggi, dengan harapan perusahaan tersebut mampu memberikan pengembalian investasi yang tinggi pula.

Menurut William, et al (2008) menyatakan bahwa likuiditas juga merupakan perhatian utama para investor dan kreditur selain profitabilitas perusahaan. Perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi cenderung memiliki kondisi keuangan yang baik karena dapat segera mencairkan assets

(harta) yang tersedia untuk melunasi hutang (kewajiban) ketika jatuh tempo. Hilmi dan Ali (2008) menyatakan bahwa rasio leverage mengukur tingkat aktiva perusahaan yang telah dibiayai oleh penggunaan hutang. Leverage

keuangan dapat diartikan sebagai penggunaan aset dan sumber dana (source of find) oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap dengan maksud meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham.

Opini audit merupakan bagian dari laporan audit yang merupakan informasi utama dari laporan audit. Auditor menyatakan pendapat berpijak pada audit yang dilaksanakan pada perusahaan berdasarkan standar audit dan atas temuan-temuannya pada perusahaan.

Reputasi auditor sering digunakan sebagai gambaran dari kualitas audit, reputasi auditor didasarkan pada kepercayaan pemakai jasa auditor. Auditor skala besar juga lebih cenderung untuk mengungkapkan masalah-masalah yang ada karena mereka lebih kuat menghadapi risiko proses pengadilan. Hal ini berarti bahwa auditor skala besar memiliki insentif lebih untuk mendeteksi dan melaporkan masalah yang terdapat pada perusahaan yang diauditnya.


(18)

Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan menurut berbagai cara, yaitu: total assets, log size, nilai pasar saham dan lain-lain (Suwito dan Herawaty, 2005). Ukuran perusahaan dalam penelitian ini diukur dari total assets yang dimiliki perusahaan. Total assets

dipilih sebagai proksi dari variabel ukuran perusahaan ini dikarenakan total assets

lebih stabil dan representatif dalam menunjukkan ukuran perusahan dibanding kapitalisasi pasar dan penjualan yang sangat dipengaruhi oleh demand and supply

(Sudarmadji dan Sularto, 2007).

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan populasi pada perusahaan manufaktur sektor consumer goods industry. Consumer goods industry

merupakan salah satu sektor dari perusahaan manufaktur yang mempunyai peran aktif di pasar modal Indonesia. Consumer goods industry di Indonesia terdiri dari lima sub sektor yaitu food and beverages, tobacco manufactures, pharmaceuticals, cosmetic and household, housware. Consumer goods industry

erat kaitannya dengan kebutuhan pokok manusia karena produknya dapat dinikmati langsung oleh konsumen tanpa harus jatuh ke tangan produsen terlebih dahulu. Secara tidak langsung, sector consumer goods industry dapat mempresentasikan seberapa besar tingkat konsumtif masyarakat. Kebutuhan masyarakat akan barang konsumsi semakin tinggi seiring berjalannya waktu. Untuk memenuhi permintaan masyarakat, maka perusahaan-perusahaan yang bergerak pada sector consumer goods industry harus meningkatkan kinerjanya dan berusaha maksimal dalam menghasilkan produk-produk yang diinginkan masyarakat. Consumer goods industry memiliki prospek yang cukup baik dan


(19)

memiliki peluang yang terus berkembang dan memiliki tingkat persaingan yang tinggi, sehingga menuntut kinerja perusahaan yang selalu prima agar unggul dalam persaingan.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti memilih judul penelitian “Hubungan Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, Opini Audit, Kualitas Auditor, dan Ukuran Perusahaan dengan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan” (Studi Empiris pada Perusahaan Consumer Goods Industry Yang Terdaftar di BEI periode 2013-2015).

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah:

1. Apakah ada hubungan antara tingkat profitabilitas dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan ?

2. Apakah ada hubungan antara likuiditas dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan ?

3. Apakah ada hubungan antara leverage dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan ?

4. Apakah ada hubungan antara opini audit dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan ?

5. Apakah ada hubungan antara kualitas auditor dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan ?


(20)

6. Apakah ada hubungan antara ukuran perusahaan dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan ?

C.Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan:

1. Untuk mengetahui hubungan antara tingkat profitabilitas dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

2. Untuk mengetahui hubungan antara likuiditas dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

3. Untuk mengetahui hubungan antara leverage dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

4. Untuk mengetahui hubungan antara opini audit dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

5. Untuk mengetahui hubungan antara kualitas auditor dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

6. Untuk mengetahui hubungan antara ukuran perusahaan dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

D.Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna dan memberikan manfaat kepada berbagai pihak, antara lain:

1. Bagi peneliti

Penelitian ini merupakan bukti empiris sehingga dapat mengembangkan kemampuan penulis dalam mengaplikasikan teori-teori yang sudah


(21)

diperoleh sebelumnya dan ingin meneliti kembali seperti penelitian sebelumnya terutama dalam menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat sebagai referensi bagi mahasiswa untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta dapat sebagai pedoman pustaka untuk penelitian lebih lanjut.

3. Bagi pihak investor

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam menentukan investasi pada masa mendatang. Selain itu penelitian ini juga dijadikan sebagai sumber informasi bagi investor guna menentukan investasi dengan mengkaitkan ketepatan waktu pelaporan emiten.

4. Bagi Bapepam-Lembaga Keuangan

Menjadi bahan pertimbangan dalam pembuatan regulasi terkait sanksi, denda, dan jangka waktu penyampaian laporan keuangan yang berkualitas bagi perusahaan publik maupun non-publik untuk meningkatkan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

E. Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan masalah, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.


(22)

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini menguraikan teori pendukung yang digunakan sebagai landasan dalam melaksanakan penelitian.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan bagaimana penelitian ini dilaksanakan secara operasional. Dalam bab ini diuraikan mengenai jenis penelitian, waktu dan tempat penelitian, subjek dan objek penelitian, data penelitian, cara pengumpulan data, penentuan populasi dan sampel, variabel penelitian, dan teknik analisis data.

BAB IV : GAMBARAN PERUSAHAAN

Bab ini memberikan gambaran mengenai data yang digunakan dalam penelitian, cara peneliti menentukan populasi sasaran dan gambaran perusahaan manufaktur yang menjadi populasi sasaran. BAB V : ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang analisis dan pembahasan, yang membahas statistik deskriptif, pengklasifikasian data, analisis tabulasi silang (crosstabs), dan menentukan kecenderungan hubungan dalam penelitian.


(23)

Bab ini menguraikan tentang kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan dan keterbatasan penelitian serta saran bagi peneliti selanjutnya.


(24)

10 BAB II

LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan

Menurut Yadiati (2010: 52), “Laporan Keuangan adalah informasi keuangan yang disajikan dan disiapkan oleh manajemen dari suatu perusahaan kepada pihak internal dan eksternal, yang berisi seluruh kegiatan bisnis dari satu kesatuan usaha yang merupakan salah satu alat pertanggungjawaban dan komunikasi manajemen kepada pihak-pihak yang membutuhkannya”.

Menurut Hery (2013: 2-3), urutan laporan keuangan berdasarkan proses penyajiannya adalah sebagai berikut:

1. Laporan Laba Rugi (Income Statement) merupakan laporan yang sistematis tentang pendapatan dan beban perusahaan untuk satu periode waktu tertentu. Laporan laba rugi memuat informasi mengenai hasil usaha perusahaan yaitu laba/rugi bersih yang merupakan hasil dari pendapatan dikurangi beban.

2. Laporan Modal Pemilik (Statement of Owner’s Equity) adalah sebuah laporan yang menyajikan ikhtisar perubahan dalam modal pemilik suatu perusahaan untuk satu periode waktu tertentu (laporan perubahan modal). Pada perusahaan perseroan (corporation), laporan laba ditahan (retained earnings statement) dibuat untuk menyajikan ikhtisar perubahan dalam saldo laba ditahan.


(25)

3. Neraca (Balance Sheet) adalah sebuah laporan yang sistematis tentang posisi aktiva, kewajiban, dan modal perusahaan per tanggal tertentu. Tujuan neraca adalah untuk menggambarkan posisi keuangan perusahaan. 4. Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flows) adalah sebuah laporan yang

menggambarkan arus kas masuk dan arus kas keluar secara terperinci dari masing-masing aktivitas, mulai dari aktivitas operasi, aktivitas investasi, sampai pada aktivitas pendanaan (pembiayaan) untuk satu periode waktu tertentu.

Elemen-elemen Laporan Keuangan terdiri dari:

1. Aset (Asset) adalah sumber daya yang dikendalikan oleh suatu entitas sebagai akibat peristiwa masa lalu dan dari aset tersebut diharapkan ada manfaat ekonomi masa depan yang mengalir ke dalam entitas pada masa yang akan datang

2. Liabilitas (Liabilities) adalah kewajiban kini perusahaan yang timbul dari peristiwa masa lalu, yang penyelesaiannya mengakibatkan arus keluar sumber daya suatu entitas

3. Ekuitas (Equity) adalah kepentingan sisa dalam aset perusahaan setelah dikurangi semua liabilitas

4. Penghasilan (Income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama perioda akuntansi dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas, selain yang berasal dari kontribusi dari pemegang saham


(26)

5. Beban (Expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama perioda akuntansi dalam bentuk arus keluar atau deplesi aset, atau terjadinya kewajiban yang menurunkan ekuitas, selain yang berasal dari distribusi dari pemegang saham (Giri, 2012: 31).

Pihak-pihak yang memerlukan laporan keuangan adalah sebagai berikut:

1. Internal Users

a. Direktur dan Manager Keuangan

Untuk menentukan mampu tidaknya perusahaan dalam melunasi utangnya secara tepat waktu kepada kreditur, maka mereka membutuhkan informasi akuntansi mengenai besarnya uang kas yang tersedia di perusahaan pada saat menjelang jatuh temponya pinjaman/utang.

b. Direktur Operasional dan Manajer Pemasaran

Untuk menentukan efektif tidaknya saluran distribusi produk maupun aktivitas pemasaran yang telah dilakukan perusahaan, maka mereka membutuhkan informasi akuntansi mengenai besarnya penjualan.

c. Manager dan Supervisor Produksi

Mereka membutuhkan informasi akuntansi biaya untuk menentukan besarnya harga pokok produksi, yang pada akhirnya juga sebagai dasar untuk menetapkan harga jual produk per unit.


(27)

2. Eksternal Users

a. Investor

Menggunakan informasi akuntansi untuk mengambil keputusan dalam hal membeli atau melepas saham investasinya.

b. Kreditur

Menggunakan informasi akuntansi debitur untuk mengevaluasi besarnya tingkat risiko dari pemberian kredit atau pinjaman uang. c. Pemerintah

Berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan (wajib pajak) dalam hal perhitungan dan penetapan besarnya pajak penghasilan yang harus disetor ke kas negara.

d. Badan Pengawas Pasar Modal

Mewajibkan public corporation (emiten) untuk melampirkan laporan keuangan secara rutin kepada Bapepam.

e. Ekonom, Praktisi, dan Analisis

Menggunakan informasi akuntansi untuk memprediksi situasi perekonomian, menentukan besarnya tingkat inflasi, pertumbuhan pendapatan nasional (Hery, 2013: 3-5).

Menurut PSAK 01, “Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil


(28)

pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka”.

Karakteristik Laporan Keuangan perusahaan adalah sebagai berikut: 1. Relevan

Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang termuat di dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini, dan memprediksi masa depan, serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Dengan demikian, informasi laporan keuangan yang relevan dapat dihubungkan dengan maksud penggunaannya. Informasi dapat dikatakan relevan jika memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a. Memiliki manfaat umpan balik (feedback value), Informasi memungkinkan pengguna untuk menegaskan atau mengoreksi ekspektasi mereka di masa lalu.

b. Memiliki manfaat prediktif (predictive value), Informasi dapat membantu pengguna untuk memprediksi masa yang akan datang berdasarkan hasil masa lalu dan kejadian masa kini.

c. Tepat waktu, Informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat berpengaruh dan berguna dalam pengambilan keputusan.

d. Lengkap, Informasi akuntansi keuangan pemerintah disajikan selengkap mungkin, mencakup semua informasi akuntansi yang dapat


(29)

mempengaruhi pengambilan keputusan dengan memperhatikan kendala yang ada.

2. Andal

Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi. Informasi yang andal memenuhi karakteristik:

a. Penyajian jujur, Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan.

b. Dapat diverifikasi (verifiability), Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diuji, dan apabila pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yag berbeda, hasilnya tetap menunjukkan simpulan yang tidak berbeda jauh

c. Netralitas, Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak pada kebutuhan pihak tertentu.

3. Dapat dibandingkan

Pengguna harus dapat membandingkan laporan keuangan entitas antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja keuangan serta membandingkan laporan keuangan antar entitas untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja dan perubahannya secara relatif. Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya


(30)

atau laporan keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya. Perbandingan dapat dilakukan secara internal dan eksternal. Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila suatu entitas menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari tahun ke tahun. Perbandingan secara eksternal dapat dilakukan bila entitas yang diperbandingkan menerapkan kebijakan akuntansi yang sama.

4. Dapat dipahami

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dikatakan dapat dipahami jika pengguna mengerti dengan informasi-informasi yang disajikan dan mampu menginterpretasikannya. Hal ini dapat terlihat dari manfaat informasi yang disajikan tersebut terhadap pengambilan keputusan.

Menurut Harahap, laporan keuangan memiliki keterbatasan-keterbatasan, yaitu:

1. Laporan keuangan bersifat historis, berisi laporan atas kejadian yang telah lewat, sehingga tidak dapat dianggap sebagai satu-satunya sumber informasi dalam pengambilan keputusan.

2. Bersifat umum, bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu.

3. Adanya angka-angka yang merupakan taksiran dan berbagai pertimbangan, misalnya penyusutan atas aktiva atau harta tetap.

4. Disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis, diasumsikan pemakai laporan keuangan memahami istilah-istilah tersebut.


(31)

5. Adanya alternatif untuk menggunakan metode-metode perhitungan sehingga menimbulkan berbagai variasi, misalnya dalam perhitungan laba rugi, metode penyusutan, penilaian persediaan.

6. Tidak melaporkan informasi yang bersifat kualitatif yang sulit dikuantitatifkan.

B. Profitabilitas dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam

hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri (Sartono, 2012: 122). Semakin besar rasio profitabilitas, maka semakin baik pula kinerja perusahaan tersebut, sehingga cenderung untuk memberikan informasi tersebut kepada pihak lain yang berkepentingan.

Profitabilitas merupakan suatu indikator kinerja yang dilakukan manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan yang ditunjukkan dengan laba yang dihasilkan. Secara garis besar, laba yang dihasilkan perusahaan berasal dari penjualan dan investasi yang dilakukan oleh perusahaan. Perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi dapat dikatakan bahwa laporan keuangan tersebut mengandung berita baik maka perusahaan tersebut cenderung menyampaikan laporan keuangannya tepat waktu. Jika profitabilitas perusahaan rendah, hal ini mengandung berita buruk, sehingga perusahaan cenderung tidak tepat waktu menyampaikan laporan keuangannya (Hilmi, 2008) .


(32)

Profitabilitas diukur dengan menggunakan Return on Asset (ROA) yaitu rasio untuk mengukur efektivitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan cara memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Besarnya

ROA diketahui dengan membandingkan laba bersih setelah pajak dan rata-rata total aktiva (Ang, 1997).

Menurut Weston dan Copeland (1995) Return on Asset (ROA) biasanya disebut sebagai pengembalian atas total aktiva. Rasio ini mencoba mengukur efektifitas pemakaian total sumber daya oleh perusahaan. Kadang-kadang rasio ini disebut juga sebagai hasil pengembalian atas investasi (Return on Investment/ROI.)

Dalam penelitiannya Owusu dan Ansah (2000) menyatakan bahwa profitabilitas mempunyai hubungan yang signifikan dengan ketepatan waktu pelaporan keuangan. Oleh karena itu, perusahaan yang mampu menghasilkan profit cenderung lebih tepat waktu dalam pelaporan keuangannya dibandingkan perusahaan yang mengalami kerugian.

Tetapi hal ini berbeda dengan penelitian Dyer McHugh (1975) yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak secara signifikan mempunyai hubungan dengan keterlambatan pelaporan keuangan perusahaan, artinya tidak ada kecenderungan bagi perusahaan yang mengalami keuntungan untuk menyampaikan laporan keuangannya secara tepat waktu dan sebaliknya perusahaan yang mengalami kerugian akan terlambat.


(33)

C. Likuiditas dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Likuiditas perusahaan menunjukkan kemampuan untuk membayar kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya (Sartono, 2012:116). Likuiditas perusahaan dapat ditunjukkan oleh besar kecilnya aset lancar yaitu aset yang mudah untuk diubah menjadi kas yang meliputi kas, surat berharga, piutang, persediaan. Perusahaan yang mempunyai cukup kemampuan untuk membayar utang jangka pendek disebut sebagai perusahaan yang likuid.

Secara konvensional, jangka pendek dianggap periode hingga satu tahun meskipun jangka waktu ini dikaitkan dengan siklus operasi normal suatu perusahaan (periode waktu yang mencakup siklus pembelian-produksi-penjualan-penagihan) (Prastyo, 2016).

Likuiditas mengacu pada ketersediaan sumber daya (kemampuan) perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang jatuh tempo secara tepat waktu. Apabila perbandingan aset lancar dengan hutang lancar semakin besar, berarti semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam menutupi kewajiban jangka pendeknya. Tingkat likuiditas yang tinggi pada sebuah perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan tersebut dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan baik, sedangkan tingkat likuiditas yang rendah menunjukkan bahwa perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan baik. Perusahaan yang mempunyai tingkat likuiditas yang tinggi menunjukkan kabar baik bagi perusahaan, hal ini nantinya perusahaan akan menyampaikan laporan keuangan keuangannya secara tepat waktu karena akan membuat reaksi pasar menjadi positif


(34)

terhadap perusahaan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan rasio lancar (current ratio) yaitu menunjukkan sejauh mana hutang lancar dapat dipenuhi dengan aset lancar sehingga rasio ini yang paling lazim digunakan, (Nasution, 2009).

Nasution (2009) menemukan bahwa likuiditas mempunyai hubungan dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi aset lancar yang dimiliki perusahaan untuk membiayai hutang lancar perusahaan maka perusahaan itu akan lebih tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya.

D. Leverage dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan

Leverage dapat di definisikan sebagai penggunaan aktiva atau dana. Untuk penggunaan tersebut perusahaan harus menutup biaya tetap ataupun membayar beban tetap. Ada dua macam leverage, yaitu operating leverage

dan financial leverage. Operating leverage merupakan penggunaan aktiva dengan biaya tetap dengan harapan bahwa revenue yang dihasilkan oleh penggunaan aktiva dengan biaya tetap dan biaya variabel. Maka pada

financial leverage penggunaan dana dengan beban tetap itu adalah dengan harapan untuk pendapatan per lembar saham biasa. Pada financial leverage

baru timbul setelah perusahaan menggunakan dana dengan beban tetap, (Rianto, 2001).

Menurut Ang (1997) debt to equity ratio digunakan untuk mengukur tingkat leverage (penggunaan hutang) terhadap total shareholder’s equity


(35)

yang dimiliki perusahaan. Rasio ini berguna untuk menunjukkan kualitas kewajiban perusahaan serta berapa besar perbandingan antara kewajiban tersebut dengan aktiva perusahaan (Umar, 2001:113). Dalam penelitian ini

leverage diukur menggunakan debt to equity yaitu menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi hutang-hutangnya kepada pihak luar dan merupakan rasio yang mengukur hingga sejauh mana perusahaan dibiayai dari hutang, (Harahap, 2008).

Perusahaan yang mempunyai leverage tinggi berarti sangat tergantung pada pinjaman luar untuk membiayai aktivanya. Sedangkan perusahaan yang mempunyai leverage rendah lebih banyak membiayai investasinya dengan modal sendiri (Eddi; 1990: 61).

Apabila perusahaan memiliki sedikit hutang maka masih bisa dikatakan wajar karena hutang tersebut dapat memperbesar arus kas masuk dan dapat digunakan untuk menghasilkan laba perusahaan lebih banyak. Tetapi bila hutang perusahaan terlalu besar maka perusahaan tidak akan dapat membayar pinjaman dan bunga pinjaman, (Dwiyanti, 2010).

Tingginya rasio debt to equity atau rasio financial leverage

mencerminkan tingginya risiko keuangan perusahaan. Risiko keuangan perusahaan yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Kesulitan keuangan perusahaan merupakan berita buruk yang akan mempengaruhi kondisi perusahaan dimata masyarakat. Oleh karena itu, semakin tinggi rasio debt to equity suatu perusahaan maka perusahaan tersebut akan semakin tidak tepat waktu dalam penyampaian


(36)

laporan keuangan perusahaan (menunda informasi). Pihak manajemen cenderung akan mempengaruhi informasi tersebut dalam neraca (off balanced) dan macetnya sebagai leasing. Pihak manajemen cenderung akan menunda penyampaian laporan keuangan yang berisi berita buruk, karena waktu yang ada digunakan untuk menekan debt to equity ratio serendah-rendahnya (Hendriksen, 1992: 663).

Swharz dan Soo (1996) dalam penelitiannya menemukan bahwa perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan cenderung tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya dibanding perusahaan yang tidak mengalami kesulitan, hal ini dikarenakan perusahaan yang memiliki debt to equity ratio yang tinggi menunjukkan adanya kemungkinan bahwa perusahaan tersebut tidak bisa melunasi kewajiban atau hutangnya baik berupa pokok maupun bunganya. Sehingga ini merupakan berita buruk bagi perusahaan. Maka dari itu, pihak manajemen cenderung akan menunda penyampaian laporan keuangannya yang berisi berita buruk.

Tetapi hasil berbeda ditunjukkan dalam penelitian Ainun Naim (1998) yang menemukan bahwa debt to equity ratio tidak signifikan berhubungan dengan ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan.

E. Opini Audit dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Akuntan publik bertugas memberikan assurance terhadap kewajaran laporan keuangan yang disusun dan diterbitkan oleh manajemen. Assurance


(37)

akuntan publik. Akuntan publik sebagai pihak yang independen dalam melakukan pemeriksaan laporan keuangan suatu perusahaan akan memberikan opini terhadap laporan keuangan yang telah diauditnya. Opini audit terletak pada paragraf ketiga dalam laporan auditor, menurut Whittington dan Pany dalam Sukoco (2013) laporan auditor standar terdapat tiga paragraf utama yaitu: introductory paragraf, scope paragraf, dan opinion paragraf.

Opini audit merupakan bagian dari laporan audit yang merupakan informasi utama dari laporan audit. Auditor menyatakan pendapat berpijak pada audit yang dilaksanakan pada perusahaan berdasarkan standar audit dan atas temuan-temuannya pada perusahaan.

Terdapat lima jenis pendapat yang diberikan oleh auditor atas laporan keuangan yang telah diauditnya, yaitu: (Sugiri 2007: 288-289)

1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion), diberikan jika: a. Auditor telah melaksanakan audit berdasarkan standar pengauditan b. Auditor telah mengumpulkan bukti-bukti yang berkualitas dan cukup

untuk mendukung pendapat yang akan diberikannya

c. Auditor tidak mendapati adanya kesalahan atau penyimpangan yang material terhadap prinsip akuntansi yang berterima umum.

2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan (unqualified opinion with explanatory language) yang ditambahkan dalam laporan audit standar, diberikan jika:


(38)

b. Auditor telah mengumpulkan bukti-bukti yang berkualitas dan cukup untuk mendukung pendapat yang akan diberikannya

c. Auditor tidak mendapati adanya kesalahan atau penyimpangan yang material terhadap prinsip akuntansi yang berterima umum

d. Auditor menjumpai keadaan-keadaan tertentu yang harus dijelaskan secara khusus dengan menambahkan satu (atau lebih) paragraf penjelasan. Misalnya ketika auditor meragukan kemampuan perusahaan yang diaudit untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.

3. Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion), diberikan jika: a. Auditor telah melaksanakan audit berdasarkan standar pengauditan b. Auditor telah mengumpulkan bukti-bukti yang berkualitas dan cukup

untuk mendukung pendapat yang akan diberikannya, kecuali untuk bukti-bukti tertentu yang mungkin memang tidak ada atau tidak dapat diperoleh karena adanya pembatasan terhadap lingkup audit

c. Auditor tidak mendapati adanya kesalahan atau penyimpangan yang material, kecuali untuk hal-hal yang dikecualikan namun tidak akan memberikan pengaruh terhadap kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan, yang disebabkan oleh kurangnya bukti audit (baik karena ketiadaan bukti maupun karena pembatasan lingkup audit) atau adanya kesalahan atau penyimpangan terhadap prinsip akuntansi berterima umum.

4. Pendapat tidak wajar (adverse opinion), diberikan jika:


(39)

b. Auditor telah mengumpulkan bukti-bukti yang berkualitas dan cukup untuk mendukung pendapat yang akan diberikannya

c. Auditor mendapati adanya kesalahan atau penyimpangan yang material terhadap prinsip akuntansi berterima umum

5. Pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer of opinion)

a. Auditor tidak dapat melaksanakan audit berdasarkan standar pengauditan, khususnya karena ia tidak independen

b. Auditor tidak dapat mengumpulkan bukti-bukti yang berkualitas dan cukup untuk mendukung pendapat yang akan diberikannya, karena memang bukti-bukti tersebut tidak ada atau karena lingkup audit sangat dibatasi.

Perusahaan yang menerima pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) dianggap sebagai kabar baik (good news) sehingga menyampaikan laporan keuangannya lebih cepat. Sebaliknya yang menerima selain pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) dianggap sebagai kabar buruk (bad news), sehingga akan menyampaikan laporan keuangannya ke publik lebih lama karena banyak yang harus diteliti agar tidak salah saji, (Calen, 2012).

Andini (2016) dalam penelitiannya menemukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara opini auditor dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Hal ini diduga karena opini auditor yang diberikan kepada perusahaan sampel bukanlah opini yang merupakan sinyal buruk bagi investor dan pihak-pihak yang berkepentingan. Dalam


(40)

perusahaan sampel tidak ditemukan opini wajar dengan pengecualian, tidak wajar, maupun disclaimer. Opini wajar dengan tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan yang diberikan kepada 27 perusahaan sampel sebagian besar ditujukan untuk menjelaskan bahwa laporan keuangan anak tidak diaudit oleh KAP yang sama, dan bukan menyatakan sesuatu yang merupakan kabar buruk.

Dalam penelitian Whittred (1980) membuktikan bahwa audit report lag yang lebih panjang dialami oleh perusahaan yang menerima pendapat qualified opinion. Hal ini disebabkan karena proses pemberian pendapat qualified tersebut melibatkan negosisasi dengan klien, konsultasi dengan partner audit yang lebih senior dan perluasan lingkup audit. Kesimpulan yang sama juga dikemukakan dalam penelitian Ashton, Willingham, dan Elliott (1987) yang menyatakan bahwa perusahaan yang diberikan qualified opinion cenderung memiliki audit report lag yang lebih panjang, karena secara logika dapat dikatakan bahwa auditor membutuhkan waktu dan usaha untuk mencari prosedur audit ketika mengkonfirmasi kualifikasi audit.

F. Kualitas Auditor dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan

Sebagaimana dijelaskan oleh De Angelo bahwa kualitas audit adalah probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi auditnya. Standar


(41)

Profesional Akuntan Publik (SPAP) umum pertama menyebutkan bahwa audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. Standar umum yang kedua mengatur sikap mental independen auditor dalam tugasnya. Standar umum yang ketiga menyebutkan bahwa dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama (Mulyadi, 2002).

Pengukuran kualitas audit tetap masih merupakan sesuatu yang tidak jelas, tetapi pemakai laporan keuangan biasa mengaitkannya dengan reputasi auditor (Teoh and Wong, 1993). Auditor yang memiliki reputasi baik akan cenderung untuk mempertahankan kualitas auditnya agar reputasinya terjaga dan tidak kehilangan klien. Auditor yang memiliki banyak klien dalam industri yang sama akan memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang risiko audit khusus yang mewakili industri tersebut. (Hogan and Jeter, 1999).

Ada 4 ukuran kategori akuntan publik, yaitu (Arens & Loebbecke, 1997): 1. Kantor Akuntan Publik Internasional

Ada empat Kantor Akuntan Publik terbesar di Amerika Serikat yang disebut Kantor Akuntan Publik Internasional dengan julukan “The Big Four” masing-masing memiliki kantor disetiap kota besar di Amerika Serikat dan kota-kota besar lainnya di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Kelompok ini sempat dikenal sebagai “Delapan Besar”, dan berkurang menjadi “Lima Besar “melalui serangkaian kegiatan marger. Lima Besar menjadi Empat Besar setelah keruntuhan Arthur Andersen pada 2002,


(42)

karena terlibatnya dalam Skandal Enron. Kantor akuntan Arthur Andersen didakwa melawan hukum karena menghancurkan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan pengauditan Enron, dan menutup-nutupi kerugian jutaan dolar dalam Skandal Enron yang meledak pada tahun 2001. Hasil keputusan hukum secara efektif menyebabkan kebangkrutan global dari bisnis Arthur Andersen. Kantor-kantor koleganya di seluruh dunia yang berada di bawah bendera Arthur Andersen seluruhnya dijual dan kebanyakan menjadi anggota kantor akuntan internasional lainnya. Di Britania Raya, para partner Arthur Andersen setempat kebanyakan bergabung dengan Ernst & Young dan Deloitte Touche Tohmatsu. Di Indonesia, para partner Arthur Andersen pada akhirnya bergabung dengan Ernst & Young. Bangkrutnya Arthur Andersen meninggalkan hanya empat kantor akuntan internasional di seluruh dunia, yang menyebabkan masalah besar bagi perusahaan-perusahaan internasional besar, karena mereka diharuskan untuk menggunakan kantor akuntan yang berbeda untuk pekerjaan audit perusahaan dan layanan non auditnya. Karena itu, hilangnya salah satu kantor akuntan besar itu telah menurunkan tingkat kompetisi di antara kantor-kantor akuntan dan menyebabkan meningkatnya beban akuntansi bagi banyak klien. Keempat Kantor Akuntan Publik ini menyelenggarakan audit-audit bagi hampir semua perusahaan raksasa di Amerika Serikat dan seluruh dunia dan perusahaan lainnya yang lebih kecil.


(43)

Adapun KAP di Indonesia yang berafiliasi dengan KAP Big Four

antara lain sebagai berikut:

a. Deloitte Touche Tohmatsu (Deloitte) yang berafiliasi dengan Hans Tuanakotta Mustofa & Halim; Osman Ramli Satrio & Rekan; Osman Bing Satrio & Rekan.

b. Ernest & Young (EY) yang berafiliasi dengan Prasetio, Sarwoko & Sandjaja; Purwantono, Sarwoko & Sandjaja.

c. Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG) yang berafiliasi dengan Siddharta Siddharta & Widjaja.

d. PricewaterhouseCoopers (PwC) yang berafiliasi dengan Haryanto Sahari & Rekan; TanudiredjaWibisana & Rekan; Drs. Hadi Susanto & Rekan.

2. Kantor Akuntan Publik Nasional

Beberapa KAP lainnya di Amerika Serikat dianggap sebagai KAP berukuran Nasional karena memiliki cabang diseluruh kota besar Amerika Serikat, kantor Akuntan Publik ini memberikan pelayanan yang sama dengan “The Big Four’ dan melancarkan persaingan langsung dengan mereka dalam hal menarik klien. Selain itu juga memiliki hubungan dengan KAP di luar negeri sehingga juga memiliki potensi internasional. 3. Kantor Akuntan Publik Lokal dan Regional

Sebagian KAP di Indonesia merupakan KAP lokal atau regional, dan terutama sekali terpusat di Pulau Jawa. Beberapa diantaranya hanya melayani klien di dalam jangkauan wilayah. Lainnya memiliki beberapa


(44)

buah kantor cabang didaerah lain. KAP inipun bersaing dengan perusahaan lain dalam menarik klien termasuk bersaing dengan KAP Internasional dan Nasional.

4. Kantor Akuntan Publik Lokal Kecil

Salah satu faktor yang berkaitan dengan reputasi dari Kantor Akuntan Publik adalah quality dan prestige auditor. Dengan meningkatkan kualitas audit sehingga akan peran dan tanggung jawab auditor sebenarnya sudah diatur dalam standar profesional Akuntan Publik (SPAP) yang dikeluarkan oleh Auditing Standar Board (ABS). Standar tersebut dalam pelaksanaannya sering menimbulkan expectation gap yaitu terjadinya perbedaan antara apa yang masyarakat dan pemakai laporan keuangan percaya atau harapakan dari auditor dengan apa yang aditor yakin tanggung jawab yang diberikan. Maka untuk memberikan kepercayaan kepada klien, pemakaian laporan keuangan atau masyarakat pada umumnya tentang kualitas atau mutu jasa. Berdasarkan “Pedoman Etika” IFAC, maka syarat-syarat etika suatu organisasi akuntan sebaiknya didasarkan pada prinsip-prinsip dasar yang mengatur tindakan atau perilaku seorang akuntan dalam melaksanakan tugas profesionalnya. Prinsip tersebut adalah : integritas, objektifitas, independen, kepercayaan, standar-standar teknis, kemapuan profesional dan perilaku etika.

Auditor skala besar juga lebih cenderung untuk mengungkapkan masalah-masalah yang ada karena mereka lebih kuat menghadapi risiko proses pengadilan. Auditor skala besar memiliki insentif lebih untuk


(45)

mendeteksi dan melaporkan masalah yang terdapat pada perusahaan yang diauditnya. Perusahaan yang diaudit oleh KAP yang berkualitas baik akan menyampaikan laporan keuangan perusahaan lebih tepat waktu dibandingkan dengan perusahaan yang diaudit oleh KAP yang kurang berkualitas. Auditor skala besar juga lebih cenderung untuk mengungkapkan masalah-masalah yang ada karena mereka lebih kuat menghadapi risiko proses pengadilan. Argumen tersebut berarti bahwa auditor skala besar memiliki insentif lebih untuk mendeteksi dan melaporkan masalah yang terdapat pada perusahaan yang diauditnya (Dwiyanti, 2010).

Seperti hasil penelitian Oktorina dan Suharli (2005), yang menyatakan bahwa penggunaan kantor akuntan besar mempunyai hubungan dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Hal ini disebabkan KAP besar mampu mengerjakan pekerjaan auditnya secara lebih efisien dan efektif sehingga dapat selesai secara tepat waktu, sehingga perusahaan yang memakai KAP big four cenderung lebih tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya.

G. Ukuran Perusahaan dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan

Ukuran perusahaan dapat dinilai dari beberapa segi. Besar kecilnya ukuran perusahaan dapat didasarkan pada total nilai aktiva, total penjualan, kapasitas pasar, jumlah tenaga kerja dan sebagainya. Semakin besar item-item


(46)

tersebut maka semakin besar pula ukuran perusahaan tersebut. Semakin besar aktiva maka semakin banyak modal yang ditanam, semakin banyak penjualan maka semakin banyak perputaran uang dan semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin besar pula dikenal dalam masyarakat. (Hilmi, 2008). Oleh karena itu perusahaan-perusahaan berskala besar cenderung mengalami tekanan eksternal yang lebih tinggi untuk mengumumkan laporan audit lebih awal.

Menurut Machfoedz (1994) penentuan perusahaan didasarkan pada total asset perusahaan, kategori ukuran perusahaan yaitu:

1. Perusahaan Besar

Perusahaan besar adalah perusahaan yang memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp. 10.000.000.000,00 termasuk tanah dan bangunan. Memiliki penjualan lebih dari Rp. 50.000.000.000,00/tahun.

2. Perusahaan Menengah

Perusahaan menengah adalah perusahaan yang memiliki kekayaan bersih Rp1.000.000.000,00 – Rp10.000.000.000,00 termasuk tanah dan bangunan. Memiliki hasil penjualan lebih besar dari Rp1.000.000.000,00 dan kurang dari Rp50.000.000.000,00.

3. Perusahaan Kecil

Perusahaan kecil adalah perusahaan yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp200.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan dan memiliki hasil penjualan minimal Rp1.000.000.000/tahun.


(47)

Semakin besar aset suatu perusahaan maka akan semakin besar pula modal yang ditanam, semakin besar total penjualan suatu perusahaan maka akan semakin banyak juga perputaran uang dan semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin besar pula perusahaan dikenal oleh masyarakat. Ukuran perusahaan lebih disebabkan oleh ketersediaan informasi yang terpublikasi. Jumlah informasi yang terpublikasi untuk perusahaan meningkat seiring dengan ukuran perusahaan. Perusahaan besar lebih banyak disorot oleh masyarakat dibandingkan perusahaan kecil. Oleh karena itu perusahaan besar cenderung menjaga image

perusahaan dimata masyarakat. Untuk menjaga image tersebut perusahaan berusaha menyampaikan laporan keuangan secara tepat waktu (Hilmi, 2008).

Ukuran perusahaan dapat menunjukkan seberapa besar informasi yang terdapat di dalamnya, sekaligus mencerminkan kesadaran dari pihak manajemen mengenai pentingnya informasi, baik bagi pihak eksternal perusahaan maupun pihak internal perusahaan. Perusahaan besar cenderung untuk menyajikan laporan keuangan lebih tepat waktu daripada perusahaan kecil, (Saleh, 2004).

Perusahaan dengan ukuran besar memiliki kompleksitas tugas sehingga diperlukan pengadopsian TI untuk memenuhi kebutuhan sistem informasi sebagai solusi bagi penyelesaian tugas tersebut (Handayani, 2000). Adapun peran dari TI itu sendiri dapat dipahami karena sebagai sebuah teknologi yang menitikberatkan pada pengaturan sistem informasi


(48)

dengan menggunakan komputer. Dengan TI, dapat memenuhi kebutuhan informasi dunia bisnis dengan cepat, tepat waktu, relevan, dan akurat (Wilkinson dan Cerullo, 1997).

Semakin besar perusahaan maka akan lebih tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya, karena semakin besar perusahaan akan memiliki banyak sumber daya, lebih banyak staf akuntansi dan sistem informasi yang canggih serta memiliki sistem pengendalian intern yang kuat sehingga akan semakin mempercepat proses dalam penyelesaian laporan keuangan, (Sanjaya, 2016).

Owusu dan Ansah (2000) dalam penelitiannya menemukan bahwa ukuran perusahaan secara signifikan mempunyai hubungan dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Proksi yang mereka gunakan untuk variabel ukuran perusahaan ini adalah dengan total aset. Bukti empiris yang ada menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki aset yang lebih besar, melaporkan lebih cepat dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki aset yang lebih kecil. Schwartz dan Soo (1996) menyatakan bahwa ketaatan perusahaan kecil berbeda dengan perusahaan besar karena perusahaan kecil mempunyai keterbatasan staf dan pengalaman tetapi perusahaan besar keterlambatannya akan lebih sering dipertanyakan karena akan berakibat hilangnya investor dan ketidakstabilan pasar modal.

Tetapi berbeda dengan Andini (2016) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan


(49)

ketepatan waktu pelaporan keuangan, diduga karena perkembangan teknologi informasi akuntansi saat ini yang memudahkan auditor untuk mendapatkan data secara cepat dan tepat, dan biaya untuk mendapatkan teknologi informasi juga semakin bervariasi dan bersahabat yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan pemakai.

H. Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan

Tepat waktu diartikan bahwa informasi harus disampaikan sedini mungkin untuk dapat digunakan sebagai dasar untuk membantu dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi dan menghindari tertundanya pengambilan keputusan tersebut (Baridwan, 1997).

Masalah ketepatan waktu dalam pelaporan keuangan juga semakin bertambah penting seiring dengan kemajuan dunia bisnis yang semakin kompleks. Sistem pelaporan keuangan secara periodik telah berlangsung selama ini, tetapi masalahnya adalah bahwa lingkungan bisnis telah berubah secara dramatis. Dalam hal ini, users juga tentu saja membutuhkan informasi yang lebih segera. Sistem pelaporan keuangan mau tidak mau harus dapat mengikuti atau mencerminkan perubahan ini agar dapat memenuhi kebutuhan

users di masa depan. Dimasa mendatang, mungkin perlu dikembangkan sebuah sistem pelaporan keuangan yang dapat memenuhi kebutuhan penyebaran informasi keuangan yang lebih tepat waktu. Arus informasi keuangan merupakan komponen yang sangat kritis dalam output pelaporan


(50)

keuangan, apalagi dengan adanya perubahan yang begitu cepat dalam dunia bisnis yang nyata. (Hery, 2013: 15).

Ketepatan waktu juga menunjukkan bahwa laporan keuangan harus disajikan pada kurun waktu yang teratur untuk memperlihatkan perubahan keadaan perusahaan yang pada gilirannya mungkin akan mempengaruhi prediksi dan keputusan pemakai. Ketepatan waktu tidak menjamin relevansi, tapi relevansi informasi tidak dimungkinkan tanpa ketepatan waktu informasi mengenai kondisi dan proses perusahaan harus cepat dan tepat sampai kepada pengguna laporan keuangan (Dewi, 2013).

Perusahaan wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit selambat-lambatnya 90 hari setelah tahun buku berakhir (31 Desember) atau batas terakhir penyampaian laporan tanggal 31 Maret tahun berikutnya. Perusahaan dikategorikan terlambat apabila laporan keuangan dilaporkan setelah tanggal 31 Maret, sedangkan perusahaan yang tepat waktu adalah perusahaan yang menyampaikan laporan keuangan sebelum tanggal 31 Maret (Calen, 2012).

Pada tanggal 5 Juli 2011 BAPEPAM mengeluarkan Peraturan BAPEPAM No X.K.2, Lampiran keputusan ketua Bapepam dan LK No KEP-346/BL/2011 tentang penyampaian laporan keuangan berkala emiten atau perusahaan publik untuk memperbaharui keputusan Bapepam No KEP-36/PM/2003. Pada keputusan ketua Bapepam dijelaskan bahwa laporan keuangan tahunan wajib disertai dengan laporan Akuntan dalam rangka audit atas laporan keuangan dan wajib disampaikan kepada Bapepam dan LK dan


(51)

diumumkan kepada masyarakat paling lambat pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Apabila perusahaan tidak menyampaikan laporan keuangannya secara tepat waktu maka dikenakan sanksi administratif. Jika batas waktu penyampaian laporan keuangan jatuh pada hari libur, laporan keuangan wajib disampaikan paling lambat pada 1 (satu) hari kerja berikutnya.

Berdasarkan uraian yang sudah dijelaskan, berikut kerangka konseptualnya:

+

+ -

+

+ + Opini Audit (x4)

Profitabilitas (x1)

Likuiditas (x2)

Leverage (x3)

ketepatan waktu penyampaian laporan

keuangan (y)

Kualitas auditor (x5)


(52)

38 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi empiris, dengan melakukan penelitian yang berdasarkan pada pengalaman yang diperoleh dari penemuan dan pengamatan yang telah dilakukan. Studi empiris yaitu mencatat pengamatan dan proporsi berdasarkan pengalaman serta penggunaan matematika dan statistika untuk menggambarkan, menjelaskan, dan membuat prediksi berdasarkan atas data-data sekunder yang telah didokumentasikan (Cooper, Ronald, dan William, 1996). Penelitian ini dirancang untuk mengamati ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan manufaktur sector consumer goods industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2017. Lokasi penelitian ini dilakukan di pojok Bursa Efek Indonesia (BEI) Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang menyajikan laporan keuangan di situs resminya www.idx.co.id

C. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sector consumer goods industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang telah menerbitkan laporan keuangan tahun 2013-2015.


(53)

Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahun 2013-2015.

D. Data Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang umumnya berupa bukti, catatan, atau laporan historis yang telah tersusun di dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan. Jenis data dalam penelitian ini adalah data dokumenter, sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari sumber eksternal, yaitu data laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2013-2015. Berdasarkan jenis data yang digunakan, penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif karena menggunakan data berupa angka-angka.

Untuk variabel profitabilitas, likuiditas, leverage, dan ukuran perusahaan digolongkan ke dalam data interval. Data interval adalah data yang dihasilkan dari pengukuran, yang di dalam pengukuran itu diasumsikan terdapat satuan (unit) pengukuran yang sama. Untuk variabel kualitas auditor, opini audit, dan ketepatan waktu digolongkan ke dalam data nominal. Data nominal adalah ukuran yang paling sederhana, dimana angka yang diberikan kepada objek mempunyai arti sebagai label saja, dan tidak menunjukkan tingkatan apapun. Dalam penelitian ini, menggunakan korelasi eta karena mengukur korelasi dengan satu variabel dimana skala datanya nominal dan


(54)

interval untuk variabel lainnya dan mengacu pada penelitian sebelumnya, (Sugiyono, 2009).

E. Cara Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan cara dokumentasi yaitu dengan cara mengumpulkan, mencatat dan mengkaji data sekunder dari berbagai sumber, dengan cara menyalin data yang sudah tersedia dan sesuai dengan kebutuhan peneliti. Dalam penelitian ini, dokumentasi yang diperoleh berasal dari data laporan keuangan perusahaan

consumer goods industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013 sampai dengan 2015 melalui website www.idx.co.id.

F. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan consumer goods industry yang terdaftar di BEI pada periode 2013-2015. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yaitu pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu dimana umumnya disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian (Sugiyono, 2009: 216). Kriteria perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan consumer goods industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tiga tahun berturut-turut untuk periode 2013-2015 2. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan secara berturut-turut untuk


(55)

3. Perusahaan yang telah mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit menggunakan tahun buku yang berakhir pada 31 Desember.

G. Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Profitabilitas (X1) adalah rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Variabel profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return on Asset (ROA). ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari penggunaan aktiva. (Gumanti, 2011)

2. Likuiditas (X2) merupakan kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendek perusahaan. Variabel likuiditas dalam penelitian ini diproksikan dengan rasio lancar atau current ratio (CR). Rasio lancar mengukur kemampuan perusahaan memenuhi utang jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya (Hanafi, 2009: 75).

3. Leverage (x3) adalah menunjukkan proporsi utang yang digunakan untuk membiayai kegiatan investasi perusahaan. Salah satu alat yang dipakai untuk mengukur leverage adalah dengan menggunakan debt to equity

Return On Assets= Total AktivaLaba Bersih×100%


(56)

ratio. Semakin besar leverage perusahaan, semakin besar risiko kegagalan perusahaan.

Semakin rendah leverage perusahaan, semakin baik peringkat yang diberikan terhadap perusahaan (Gumanti, 2011).

4. Opini Auditor (X4) merupakan pendapat yang diberikan auditor atas kewajaran laporan keuangan suatu perusahaan. Terdapat lima jenis opini auditor, yaitu opini wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion), wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas (unqualified opinion with explanatory language), opini wajar dengan pengecualian (qualified opinion), opini tidak wajar (adverse opinion) dan tidak memberikan opini (disclaimer) (Mulyadi, 2009). Variabel ini diukur dengan variabel dummy. Jika perusahaan mendapat opini wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) maka diberi nilai 1, dan sebaliknya jika mendapat opini selain

unqualified opinion diberi nilai 0. 5. Kualitas auditor (X5)

Kualitas auditor dalam penelitian ini merupakan besar kecilnya Kantor Akuntan Publik yang digunakan perusahaan dalam mengaudit laporan keuangannya. Ukuran KAP dapat ditentukan menjadi dua golongan, yaitu KAP yang berafiliasi dengan KAP Big Four dan KAP yang tidak berafiliasi dengan Big Four. Variabel ini diukur dengan


(57)

menggunakan variabel dummy. Apabila perusahaan diaudit oleh KAP Big Four maka diberikan nilai 1. Sedangkan jika perusahaan diaudit oleh KAP

non Big Four, maka diberikan nilai 0.

6. Ukuran perusahaan (X6) merupakan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah penjualan, rata–rata total penjualan dan rata–rata total aktiva. Jadi, ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya aset yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam penelitian ini total aset di jadikan dalam bentuk logaritma natural. Hal ini di lakukan karena ukuran perusahaan yang di lihat dari total aset di nyatakan dalam jutaan rupiah sehingga membuat digit data terlalu besar, nilai, dan sebenarnya juga besar dari variabel lainnya sehingga dapat menyebabkan fluktuasi data yang berlebihan (Alichia, 2013). Dengan menggunakan logaritma natural, nilai tersebut dapat disederhanakan tanpa mengubah proporsi nilai asal yang sebenarnya. Adapun pengukurannya dengan menggunakan rumus :

SIZE = log natural total aset

7. Variabel terikat (Y) yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan. Variabel terikat ini diukur berdasarkan tanggal penyampaian laporan keuangan tahunan auditan ke Bapepam. Variabel ini diukur dengan menggunakan variabel dummy dengan kategorinya yaitu bagi perusahaan yang memiliki ketepatan waktu


(58)

(menyampaikan laporan keuangannya kurang dari 90 hari setelah akhir tahun atau sebelum tanggal 30 Maret) masuk kategori 1 dan perusahaan yang tidak tepat waktu (menyampaikan laporan keuangannya lebih dari 90 hari setelah akhir tahun atau setelah tanggal 30 Maret) masuk kategori 0.

H. Teknik Analisis Data 1. Mendeskripsikan Data

Mendeskripsikan data digunakan untuk memberikan deskripsi mengenai nilai dalam penelitian ini. Alat yang digunakan adalah nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata serta standar deviasi data yang bertujuan untuk memberikan gambaran suatu data penelitian sehingga data tersebut mudah dipahami.

2. Mengklasifikasikan Data

Pada penelitian ini, variabel penelitian diklasifikasikan kedalam beberapa kategori sehingga menjadi data ordinal dan nominal. Pengklasifikasian dapat didasarkan pada teori-teori yang ada maupun dengan melihat distribusi frekuensi setiap variabel profitabilitas, likuiditas, leverage, dan ukuran perusahaan menggunakan rumus (Azwar, 2007) :

Kategori rendah : X < Mi – Sdi

Kategori sedang : Mi –Sdi ≤ X < Mi + Sdi Kategori tinggi : X ≥ Mi + Sdi


(59)

Keterangan:

X = Skor Variabel Mi = Mean

Sdi = Standar Deviasi

3. Hubungan antar variabel penelitian a. Deskripsi variabel penelitian

Setelah membuat klasifikasi untuk setiap variabel tahapan selanjutnya adalah menganalisis hubungan antar variabel. Deskripsi data variabel penelitian adalah tabulasi silang (crosstabs). Tabel silang (crosstabs) merupakan tabel yang berfungsi untuk menjelaskan hubungan antar dua variabel atau lebih. Crosstabs menyajikan data dalam bentuk tabulasi yang meliputi baris dan kolom data untuk penyajian crosstabs adalah data berskala ordinal dan nominal (Santoso, 2015).

b. Menentukan hubungan antar variabel penelitian

1) Menentukan arah hubungan antar variabel penelitian

Arah hubungan antar variabel dapat diketahui dengan melihat nilai tanda korelasi apakah bernilai positif atau negatif. Jika tanda korelasi positif berarti hubungan searah, sebaliknya jika tanda negatif berarti hubungannya berlawanan (Santoso, 2015).

2) Menentukan kekuatan hubungan antar variabel penelitian

Menentukan kuat lemahnya hubungan antar variabel dengan melihat keeratan hubungan melalui nilai gamma.


(60)

Menurut Sugiyono (2009), nilai koefisien korelasi dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu:

Table 3.1 Kriteria Pengujian Kekuatan Hubungan Antara Variabel Nilai Koefisien Korelasi Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Lemah

0,20 – 0,399 Lemah

0,40 – 0,599 Cukup Kuat

0,60 – 0,799 Kuat


(61)

47 BAB IV

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

Perusahaan yang diteliti dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sector consumer goods industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Data penelitian berupa laporan keuangan auditan yang diterbitkan oleh perusahaan manufaktur sector consumer goods industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) secara konsisten pada tahun 2013 – 2015. Data tersebut diperoleh dengan mengakses www.idx.co.id. Setelah itu peneliti melakukan seleksi terhadap populasi untuk memperoleh sampel sesuai kriteria yang telah ditentukan sehingga peneliti memperoleh data sampel sebagai berikut:

Tabel 4.1 Prosedur Penentuan Sampel

Kriteria Jumlah

Perusahaan consumer goods industry yang

terdaftar di BEI tahun 2013-2015 38

Perusahaan consumer goods industry yang tidak secara berturut-turut menyampaikan laporan keuangan

(4) Perusahaan consumer goods industry tidak

mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit menggunakan tahun buku yang berakhir pada 31 Desember

(0)

Perusahaan yang terpilih menjadi sampel 34

Periode tahun 2013-2015 3 Tahun Perusahaan

Jumlah data pengamatan 102

Berdasarkan tabel 4.1, terdapat 38 perusahaan manufaktur sector consumer goods industry yang terdaftar di BEI selama periode tahun 2013-2015. Penelitian ini memilih perusahaan yang menyampaikan laporan keuangan selama 3 tahun berturut-turut. Terdapat 4 perusahaan yang tidak menyampaikan laporan keuangannya secara 3 tahun berturut-turut. Sehingga jumlah perusahaan menjadi


(62)

34 perusahaan setelah dikurangi dengan perusahaan yang tidak menyampaikan laporan keuangannya. Dan seluruh perusahaan tersebut sudah menyampaikan laporan keuangan yang sudah diaudit. Lalu perusahaan yang menjadi sampel sebanyak 34 perusahaan dikalikan dengan 3 periode sama dengan 102 jumlah data pengamatan. Kesimpulan dari hasil pengujian dan analisis pada bab berikutnya berlaku kepada sampel sejumlah 34 perusahaan, bukan seluruh perusahaan


(63)

49

BAB V

ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data

Langkah awal dalam penelitian ini adalah melakukan perhitungan statistik deskriptif variabel-variabel penelitian setelah mengeluarkan beberapa data ekstrim yang berjumlah 9 data ekstrim. Dalam penelitian ini, perusahaan yang memiliki data ekstrim ada 3 perusahaan, yaitu PT Bentoel Internasional Investama Tbk (RMBA), PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO), PT Merck Sharp Dohme Pharma Tbk (SCPI). Maka sebanyak 31 perusahaan akan dijadikan sampel dalam penelitian ini selama periode 2013-2015. Sehingga total sampel yang digunakan yaitu 31 x 3 = 93 data pengamatan.

Data yang akan dideskripsikan terdiri dari data variabel profitabilitas, likuiditas, leverage, opini audit, kualitas auditor, dan ukuran perusahaan. Hasil dari statistik deskriptif untuk variabel-variabel penelitian opini auditor, kualitas auditor, dan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 5.1

Statistik Deskriptif Variabel Opini Auditor, Kualitas Auditor, dan Ketepatan Waktu

Variabel Penelitian f %

Opini Auditor Wajar Tanpa Pengecualian 93 100,0

Kualitas Auditor Non big four 51 54,8

Big four 42 45,2

Total 93 100,0

Ketepatan Waktu Tidak Tepat Waktu 9 9,7

Tepat Waktu 84 90,3

Total 93 100,0


(1)

Lampiran 8: Hasil Perhitungan Ukuran Perusahaan

No Nama Tahun Total Aset Ln(Size) 1 DLTA 2013 872.682.405.000 27,495 2 DLTA 2014 997.443.167.000 27,628 3 DLTA 2015 1.038.321.916.000 27,669 4 ICBP 2013 77.777.940.000.000 31,985 5 ICBP 2014 86.077.251.000.000 32,086 6 ICBP 2015 91.831.526.000.000 32,151 7 INDF 2013 77.777.940.000.000 31,985 8 INDF 2014 86.077.251.000.000 32,086 9 INDF 2015 91.831.526.000.000 32,151 10 MYOR 2013 9.709.838.250.473 29,904 11 MYOR 2014 10.297.997.020.540 29,963 12 MYOR 2015 11.342.715.656.221 30,060 13 MLBI 2013 1.822.689.047.108 28,231 14 MLBI 2014 2.142.894.276.216 28,393 15 MLBI 2015 2.706.323.637.034 28,627 16 ROTI 2013 1.822.689.047.108 28,231 17 ROTI 2014 2.142.894.276.216 28,393 18 ROTI 2015 2.706.323.637.034 28,627 19 PSDN 2013 682.404.037.795 27,249 20 PSDN 2014 622.508.294.824 27,157 21 PSDN 2015 620.398.854.182 27,154 22 SKBM 2013 497.652.557.672 26,933 23 SKBM 2014 649.534.031.113 27,200 24 SKBM 2015 764.484.248.710 27,362 25 SKLT 2013 304.009.369.369 26,440 26 SKLT 2014 336.932.338.819 26,543 27 SKLT 2015 377.110.748.359 26,656 28 STTP 2013 1.470.059.394.892 28,016 29 STTP 2014 1.700.204.093.895 28,162 30 STTP 2015 1.919.568.037.170 28,283 31 AISA 2013 5.025.778.000.000 29,246 32 AISA 2014 7.373.868.000.000 29,629 33 AISA 2015 9.060.979.000.000 29,835 34 ALTO 2013 1.499.429.588.294 28,036 35 ALTO 2014 1.236.807.511.653 27,844 36 ALTO 2015 1.180.228.072.164 27,797


(2)

Lampiran 8: Hasil Perhitungan Ukuran Perusahaan (Lanjutan)

No Nama Tahun Total Aset Ln(Size) 37 ULTJ 2013 2.812.056.096.621 28,665 38 ULTJ 2014 2.918.133.278.435 28,702 39 ULTJ 2015 3.539.995.910.248 28,895 40 GGRM 2013 50.771.650.000.000 31,558 41 GGRM 2014 58.234.278.000.000 31,695 42 GGRM 2015 63.505.413.000.000 31,782 43 HMSP 2013 27.404.594.000.000 30,942 44 HMSP 2014 28.380.630.000.000 30,977 45 HMSP 2015 38.010.724.000.000 31,269 46 WIIM 2013 1.232.930.133.158 27,840 47 WIIM 2014 1.334.544.790.387 27,920 48 WIIM 2015 1.342.700.045.391 27,926 49 DVLA 2013 1.195.106.672.000 27,809 50 DVLA 2014 1.241.239.780.000 27,847 51 DVLA 2015 1.376.278.237.000 27,950 52 INAF 2013 1.297.630.005.512 27,892 53 INAF 2014 1.249.763.660.131 27,854 54 INAF 2015 1.533.708.564.241 28,059 55 KLBF 2013 11.319.399.302.160 30,058 56 KLBF 2014 12.439.267.396.015 30,152 57 KLBF 2015 13.696.417.381.439 30,248 58 KAEF 2013 2.514.724.243.714 28,553 59 KAEF 2014 3.012.778.637.568 28,734 60 KAEF 2015 3.236.224.076.311 28,805 61 MERK 2013 699.477.946.000 27,274 62 MERK 2014 711.055.830.000 27,290 63 MERK 2015 641.646.818.000 27,187 64 PYFA 2013 175.048.620.682 25,888 65 PYFA 2014 172.557.400.461 25,874 66 PYFA 2015 159.951.537.229 25,798 67 SQBB 2013 421.187.982.000 26,766 68 SQBB 2014 459.352.720.000 26,853 69 SQBB 2015 464.027.522.000 26,863 70 TSPC 2013 5.417.059.772.651 29,321 71 TSPC 2014 5.609.556.653.195 29,355 72 TSPC 2015 6.284.729.099.203 29,469 73 ADES 2013 441.064.000.000 26,812


(3)

Lampiran 8: Hasil Perhitungan Ukuran Perusahaan (Lanjutan)

No Nama Tahun Total Aset Ln(Size) 74 ADES 2014 502.990.000.000 26,944 75 ADES 2015 653.224.000.000 27,205 76 TCID 2013 1.473.919.541.356 28,019 77 TCID 2014 1.863.679.837.324 28,254 78 TCID 2015 2.082.096.848.703 28,364 79 MBTO 2013 614.837.006.986 27,145 80 MBTO 2014 623.002.100.394 27,158 81 MBTO 2015 648.899.377.240 27,199 82 MRAT 2013 441.645.283.514 26,814 83 MRAT 2014 500.138.658.228 26,938 84 MRAT 2015 497.090.038.108 26,932 85 UNVR 2013 12.703.468.000.000 30,173 86 UNVR 2014 14.280.670.000.000 30,290 87 UNVR 2015 15.729.945.000.000 30,387 88 KICI 2013 99.922.106.691 25,328 89 KICI 2014 100.322.024.001 25,332 90 KICI 2015 133.831.888.816 25,620 91 LMPI 2013 822.189.506.877 27,435 92 LMPI 2014 808.892.238.344 27,419 93 LMPI 2015 793.093.512.600 27,399


(4)

Lampiran 9: Pengklasifikasian Data

No Kode Tahun TIME ROA CR DER Opini Auditor

Kualitas Auditor

Ukuran Perusahaan 1 DLTA 2013 1 3 3 1 1 1 2 2 DLTA 2014 1 3 3 1 1 1 2 3 DLTA 2015 1 2 3 1 1 1 2 4 ICBP 2013 1 2 2 2 1 1 3 5 ICBP 2014 1 2 2 2 1 1 3 6 ICBP 2015 1 2 2 2 1 1 3 7 INDF 2013 1 2 2 2 1 1 3 8 INDF 2014 1 2 2 2 1 1 3 9 INDF 2015 1 2 2 2 1 1 3 10 MYOR 2013 1 2 2 3 1 0 2 11 MYOR 2014 1 2 2 3 1 0 2 12 MYOR 2015 1 2 2 2 1 0 2 13 MLBI 2013 1 2 2 3 1 1 2 14 MLBI 2014 1 2 2 2 1 1 2 15 MLBI 2015 1 2 2 2 1 1 2 16 ROTI 2013 1 2 2 3 1 1 2 17 ROTI 2014 1 2 2 2 1 1 2 18 ROTI 2015 1 2 2 2 1 1 2 19 PSDN 2013 1 2 2 2 1 1 2 20 PSDN 2014 1 1 2 2 1 1 2 21 PSDN 2015 1 1 2 2 1 1 2 22 SKBM 2013 1 2 2 3 1 0 2 23 SKBM 2014 1 2 2 2 1 0 2 24 SKBM 2015 1 2 2 2 1 0 2 25 SKLT 2013 1 2 2 2 1 0 1 26 SKLT 2014 1 2 2 3 1 0 1 27 SKLT 2015 1 2 2 3 1 0 1 28 STTP 2013 1 2 2 2 1 0 2 29 STTP 2014 1 2 2 2 1 0 2 30 STTP 2015 1 2 2 2 1 0 2 31 AISA 2013 0 2 2 2 1 0 2 32 AISA 2014 0 2 2 2 1 0 2 33 AISA 2015 0 2 2 2 1 0 2 34 ALTO 2013 0 2 2 3 1 0 2 35 ALTO 2014 0 2 2 3 1 0 2


(5)

Lampiran 9: Pengklasifikasian Data (Lanjutan)

No Kode Tahun TIME ROA CR DER Opini Auditor

Kualitas Auditor

Ukuran Perusahaan 36 ALTO 2015 0 1 2 3 1 0 2 37 ULTJ 2013 1 2 2 2 1 0 2 38 ULTJ 2014 1 2 2 1 1 0 2 39 ULTJ 2015 1 2 2 1 1 0 2 40 GGRM 2013 1 2 2 2 1 1 3 41 GGRM 2014 1 2 2 2 1 1 3 42 GGRM 2015 1 2 2 2 1 1 3 43 HMSP 2013 1 3 2 2 1 1 3 44 HMSP 2014 1 3 2 2 1 1 3 45 HMSP 2015 1 3 3 1 1 1 3 46 WIIM 2013 1 2 2 2 1 0 2 47 WIIM 2014 1 2 2 2 1 0 2 48 WIIM 2015 1 2 2 2 1 0 2 49 DVLA 2013 1 2 3 1 1 1 2 50 DVLA 2014 1 2 3 1 1 1 2 51 DVLA 2015 1 2 2 2 1 1 2 52 INAF 2013 1 1 2 2 1 0 2 53 INAF 2014 1 2 2 2 1 0 2 54 INAF 2015 1 2 2 3 1 0 2 55 KLBF 2013 1 2 2 1 1 1 2 56 KLBF 2014 1 2 2 1 1 1 3 57 KLBF 2015 1 2 2 1 1 1 3 58 KAEF 2013 1 2 2 2 1 0 2 59 KAEF 2014 1 2 2 2 1 0 2 60 KAEF 2015 1 2 2 2 1 0 2 61 MERK 2013 1 3 2 2 1 1 2 62 MERK 2014 1 3 3 1 1 1 2 63 MERK 2015 1 3 2 2 1 1 2 64 PYFA 2013 1 2 2 2 1 0 1 65 PYFA 2014 1 2 2 2 1 0 1 66 PYFA 2015 1 2 2 2 1 0 1 67 SQBB 2013 1 3 3 1 1 1 2 68 SQBB 2014 1 3 3 1 1 1 2 69 SQBB 2015 1 3 2 1 1 1 2 70 TSPC 2013 1 2 2 2 1 0 2


(6)

Lampiran 9: Pengklasifikasian Data (Lanjutan)

No Kode Tahun TIME ROA CR DER Opini Auditor

Kualitas Auditor

Ukuran Perusahaan 71 TSPC 2014 1 2 2 2 1 0 2 72 TSPC 2015 1 2 2 2 1 0 2 73 ADES 2013 1 2 2 2 1 0 2 74 ADES 2014 1 2 2 2 1 0 2 75 ADES 2015 1 2 2 2 1 0 2 76 TCID 2013 1 2 2 1 1 1 2 77 TCID 2014 1 2 2 2 1 1 2 78 TCID 2015 1 3 3 1 1 1 2 79 MBTO 2013 1 2 2 2 1 0 2 80 MBTO 2014 1 2 2 2 1 0 2 81 MBTO 2015 1 1 2 2 1 0 2 82 MRAT 2013 1 1 3 1 1 0 2 83 MRAT 2014 1 2 2 1 1 0 2 84 MRAT 2015 1 2 2 1 1 0 2 85 UNVR 2013 1 3 1 3 1 1 3 86 UNVR 2014 1 3 1 3 1 1 3 87 UNVR 2015 1 3 1 3 1 1 3 88 KICI 2013 1 2 3 2 1 0 1 89 KICI 2014 1 2 3 2 1 0 1 90 KICI 2015 1 1 3 2 1 0 1 91 LMPI 2013 1 1 2 2 1 0 2 92 LMPI 2014 1 2 2 2 1 0 2 93 LMPI 2015 1 2 2 2 1 0 2


Dokumen yang terkait

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Reputasi Auditor, Opini Audit, Profitabilitas, dan Solvabilitas terhadap Audit Delay (Pada Perusahaan Keuangan yang terdaftar di BEI pada tahun 2009-2011)

6 13 129

Pengaruh Profitabilitas, Opini Audit, Stuktur Kepemilikan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan

2 19 106

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN, STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN OPINI AUDITOR TERHADAP KETEPATAN WAKTU PELAPORAN KEUANGAN

0 4 14

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN Analisis Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur

0 2 14

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAPKETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN Analisis Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Ya

0 7 16

PROFITABILITAS DAN OPINI AUDIT TERHADAP KETEPATAN WAKTU PELAPORAN LAPORAN KEUANGAN PROFITABILITAS DAN OPINI AUDIT TERHADAP KETEPATAN WAKTU PELAPORAN LAPORAN KEUANGAN.

0 0 15

Hubungan profitabilitas, ukuran perusahaan dan kepemilikan publik dengan ketepatan waktu penyampian laporan keuangan.

0 1 85

Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Likuiditas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Perusahaan Properti yang Terdaftar di BEI.

0 4 91

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, OPINI AUDIT DAN LIKUIDITAS TERHADAP KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN (STUDI EMPIRIS PADA JAKARTA ISLAMIC INDEX TAHUN 2009- 2013)

0 0 15

PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN PERUSAHAAN DAN OPINI AUDIT TERHADAP KETEPATAN WAKTU PELAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

0 0 10