Rasio ini dapat digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi membayar kewajiban yang harus segera dipenuhi,
Rasio likuiditas ini antara lain : Current Ratio rasio lancar, Quick Ratio, Net Working Capital
4 Rasio Aktifitas Rasio ini dapat digunakan untuk mengukur sejauh mana efektifitas
penggunaan aset. Rasio ini terdiri dari: Total Assets Turnover, Fixed Asset Turnover, Account Receivable Turnover, Inventory Turnover,
Acerage Collection Period, Days Sales in Inventory. 5 Rasio Pasar
Rasio ini dapat menunjukkan informasi reting perusahaan yang diungkapkan dalam basis persaham Rasio ini terdiri dari : Divident
Yield DY, Divident Per Share DPS, Earning Per Share EPS, Divident Payout Ratio DPR, Price Earning Ratio PER, Book
Value Per Share BV, Price to Book Value PBV.
2.1.5.2 Penyampaian laporan keuangan
Pelaporan keuangan perusahaan publik di Indonesia diatur oleh UU No.8 Tahun 1995 tentang pasar modal, menurut undang-undang
tersebut diterangkan dengan jelas kewajiban untuk menyampaikan dan mengumumkan laporan yang berisi informasi berkala tentang kegiatan
usaha dan keadaan keuangan perusahaan publik. Ketentuan yang lebih spesifik tentang pelaporan perusahaan publik
diatur dalam Peraturan Bapepam Nomor VIII.G.2, Lampiran Keputusan
Ketua Bapepam Nomor: KEP-38PM2003 tentang Laporan Tahunan yang berlaku sejak tanggal 17 Januari 1996. Kemudian pada tanggal 7
Desember 2006, untuk meningkatkan kualitas keterbukaan informasi kepada publik, diberlakukanlah Peraturan Bapepam dan Lembaga
Keuangan LK Nomor X.K.6, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: KEP-134BL2006 yang diperbaharui kembali dengan
keluarnya keputusan ketua Bapepam dan Lembaga Keuangan LK Nomor: KEP-460BL2008 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan
Tahunan bagi Emiten atau Perusahaan Publik dimana hal tersebut tidak hanya sekedar untuk efektivitas pengawasan oleh Bapepam dan
ketersediaan informasi bagi masyarakat, tapi juga diperlukan oleh investor pemodal sebagai dasar pengambilan keputusan investasi. Laporan
keuangan yang harus diserahkan kepada Bapepam antara lain: 1 neraca, 2 laporan laba-rugi, 3 laporan saldo laba, 4 laporan arus kas, 5
catatan laporan keuangan 6 laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan, seperti: laporan
komitmen dan kontijensi perubahan untuk emiten dan perusahaan publik yang bergerak dibidang perbankan.
Menurut Ang1997 dalam Respati 2004 bahwa informasi yang tepat waktu berarti jangan sampai informasi yang disampaikan sudah basi
atau sudah menjadi rahasia umum. Dyer dan Mc Hugh 1975 dalam Hilmi dan Ali 2008 menggunakan tiga kriteria keterlambatan untuk melihat
ketepatan waktu dalam penelitiannya: 1 preliminary lag: interval jumlah
hari antara tanggal laporan keuangan sampai penerimaan laporan akhir preleminary oleh bursa 2 auditor’s report lag: interval jumlah hari antara
tanggal laporan keuangan sampai tanggal laporan auditor ditandatangani, 3 total lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai
tanggal penerimaan laporan dipublikasikan oleh bursa. Sesuai dengan peraturan yang ditetetapkan di Indonesia bahwa tepat
waktu merupakan kewajiban bagi perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI untuk menyampaikan laporan keuangan secara berkala.
Pada tahun 1996, BAPEPAM mengeluarkan lampiran keputusan ketua BAPEPAM No.80PM1996, yang mewajibkan bagi setiap emiten dan
perusahaan publik untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaan dan laporan auditor independennya kepada BAPEPAM
selambat-lambatnya 120 hari setelah tanggal laporan tahunan perusahaan. Namun sejak tanggal 30 September 2003, Bapepam semakin memperketat
peraturan dengan dikeluarkannya Peraturan Bapepam Nomor X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: KEP-36PM2003 tentang
Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala. Peraturan Bapepam Nomor X.K.2 ini menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan harus
disertai dengan laporan Akuntan dengan pendapat yang lazim dan disampaikan kepada Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga
90 hari setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Dan dalam Peraturan Bapepam dan LK Nomor X.K.6 dinyatakan bahwa dalam hal penyampaian
laporan tahunan dimaksud melewati batas waktu penyampaian laporan
keuangan tahunan sebagaimana diatur dalam Peraturan Bapepam Nomor X.K.2 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala, maka
hal tersebut diperhitungkan sebagai keterlambatan penyampaian laporan keuangan tahunan.
Laporan keuangan yang tepat waktu dapat mempengaruhi kemampuan manajemen dalam mengambil keputusannya. Jika terdapat
penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan manfaat didalam mempengaruhi kualitas
keputusan yang diambil manajemen.
2.1.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan