4. Return On Equity ROE Return On Equity ROE digunakan untuk menghitung kemampuan
perusahaan secara kesaluruhan didalam menghasilkan keuntungan dengan keseluruhan modal yang tersedia didalam perusahaan. Rasio ini dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut:
Laba setelah pajak Modal
ROE = x100
5. Operating Ratio OPR Operating Ratio OPR digunakan untuk mengukur besarnya biaya operasi per
rupiah penjualan. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
HPP + biaya adm. Penjualan Penjualan neto
OPR =
Terdapat banyak indikator yang dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas, namun dalam penelitian ini profitabilitas akan diukur dengan
menggunakan Return On Asset ROA. Return On Asset ROA digunakan sebagai indikator profitabilitas dalam penelitian ini dikarenakan ROA
merupakan rasio untuk mengukur kemampuan manajemen dalam memperoleh profitabilitas dan manajerial efisiensi secara overal, semakin besar ROA
semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan aset.
2.1.2 Leverage
Rasio ini dapat digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua utang-utangnya. Menurut Respati 2004, tingginya
leverage mencerminkan tingginya resiko keuangan perusahaan. Tingginya resiko ini menunjukkan adanya kemungkinan bahwa perusahaan tersebut tidak
bisa melunasi kewajiban atau hutangnya baik berupa pokok maupun bunganya. Resiko perusahaan yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan
mengalami kesulitan keuangan, kesulitan keuangan perusahaan merupakan berita buruk yang akan mempengaruhi kondisi perusahaan di mata
masyarakat. Pihak manajemen perusahaan yang sedang mengalami kesulitan keuangan akan cenderung menunda penyampaian laporan keuangan yang
berisi berita buruk. Rasio yang dapat digunakan untuk menghitung besarnya leverage terdiri atas:
1. Debt to Equity Ratio DER Debt to equity ratio DER digunakan untuk mengukur bagian dari setiap
rupiah modal sendiri yang dijadikan sebagai jaminan untuk keseluruhan utang yang diperoleh dengan rumus sebagai berikut :
Total Hutang Modal
DER =
2. Long-Term Debt to Equity Ratio Long-Term Debt to Equity Ratio digunakan untuk mengukur bagian dari setiap
rupiah modal sendiri yang dijadikan sebagai jaminan untuk utang jangka panjang. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Utang Jk. Panjang Modal sendiri
3. Time Interest Earned Ratio
Time Interest Earned Ratio digunakan untuk menghitung besarnya jaminan keuntungan untuk membayar bunga utang jangka panjang. Rasio ini dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut:
EBIT Bunga Utang Jk. Panjang
Dalam penelitian ini leverage diukur dengan menggunakan Debt to Equity Ratio DER yaitu hubungan jumlah pinjaman yang diberikan para kreditur
dengan modal yang dimiliki perusahaan.
2.1.3 Likuiditas
Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini membandingkan
kewajiban jangka pendek dengan sumber daya jangka pendek atau lancar yang tersedia untuk memenuhi kewajiban tersebut Van Horne dan
Wachowicz, 2005: 205-2006. Seharusnya semakin tinggi rasio lancar atau perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar, maka akan semakin besar
pula kemampuan perusahaan dalam menutupi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi menunjukkan bahwa
perusahaan tersebut memiliki kemampuan yang tinggi dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya. Hal ini merupakan berita baik good news bagi
perusahaan, sehingga perusahaan dengan kondisi seperti ini cenderung untuk tepat waktu dalam penyampaian laporan keuangannya karena investor akan
lebih tertarik pada perusahaan dengan likuiditas yang tinggi yang berarti
perusahaan memiliki kemungkinan yang kecil untuk menunda pembayaran utang jangka pendeknya. Likuiditas dapat diukur dengan rasio-rasio berikut:
1. Current Ratio rasio lancar Current Ratio rasio lancar adalah kemampuan perusahaan untuk membayar
utang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus:
Aktiva Lancar Hutang Lancar
CR =
2. Quick Ratio Quick Ratio adalah kemampuan perusahaan untuk membayar utang yang
harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus:
Kas + Efek + Piutang Hutang Lancar
QR =
3. Working Capital to Total Asset Ratio Working Capital to Total Asset Ratio digggunakan untuk menghitung
likuiditas dari total aktiva dan posisi modal kerja neto. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus:
Aktiva Lancar – Utang Lancar Jumlah Aktiva
Rasio yang sering digunakan untuk mengukur likuiditas suatu perusahaan adalah rasio lancar Current ratio, sehingga penelitian ini dalam mengukur
likuiditas menggunakan Current ratio.
2.1.4 Ukuran Perusahaan