merupakan daerah bertekanan tinggi yang berada setinggi diafragma. Sfingter ini berfungsi mempertahankan tonus waktu menelan dan relaksasi saat dilalui makanan yang
akan memasuki lambung serta mencegah refluks. Relaksasi juga diperlukan untuk bersendawa. Menurut letaknya esofagus terdiri dari beberapa segmen :
1. Segmen servikalis 5-6 cm C.VI-Th. I 2. Segmen torakalis 16-18 cm Th. I-V
3. Segmen diafragmatika 1-1,5 cm Th. X 4. Segmen abdominalis 2,5-3 cm Th. XI
Snell, 2006.
2.3. Gejala Klinis
2.3.1. Benda Asing di Telinga Benda asing di telinga dapat menyebabkan penurunan pendengaran jika berlama-
lama di diamkan di dalam telinga. Pada anak gejala yang ditemui berupa nyeri atau pendarahan dari telinga, kemungkinan disertai dengan tuli atau vertigo, bila saat benda
asing masuk atau usaha untuk mengeluarkannya menimbulkan trauma Walthy, 1997. Benda asing di telinga ada dua jenis yaitu, benda hidup dan benda mati. Benda
hidup binatang bisa berupa semut, nyamuk, kecoa atau serangga lainnya. Sedangkan benda lain bisa padi, karet penghapus, biji-bijian, krikil taupun benda lainnya. Jika benda
asing tidak diketahui, gejala juga tidak terlihat. Keadaan yang bisa dijumpai adalah nyeri dan sekret dari suatu otitis eksterna dan sering diikuti dengan tuli konduktif. Benda asing
akan menyebabkan tuli konduktif bila terjadi sumbatan total dari liang telinga Sosialisman, 2007.
Universitas Sumatera Utara
2.3.2. Benda Asing di Hidung Gejala sumbatan benda asing di dalam saluran napas tergantung pada lokasi
benda asing, derajat sumbatan total atau sebagian sifat, bentuk dan ukurang benda asing. Seseorang yang mengalami aspirasi benda asing akan mengalami 3 stadium. Stadium
pertama merupakan gejala permulaan, yaitu batuk-batuk hebat secara tiba-tiba, rasa tercekik, rasa tersumbat ditenggorokkan, bicara gagap dan obstruksi jalan nafas yang
terjadi dengan segera. Pada stadium kedua, gejala stadium permulaan diikuti oleh interval asimtomatik. Stadium ketiga, telah terjadi gejala komplikasi dengan obstruksi, erosi atau
infeksi sebagai akibat reaksi terhadap benda asing, sehingga timbul batuk-batuk, pneumonia, dan abses paru Junizaf, 2007.
2.3.3 Benda Asing di Trakea dan Bronkus Disamping gejala batuk dan dengan tiba-tiba yang berulang dengan rasa tercekik,
rasa tersumbat di tenggorok, terdapat gejala patognomonik yaitu audible slap, palpaory thud dan asthmatoid wheeze nafas berbunyi pada saat ekspirasi. Benda asing di trake
yang masih dapat bergerak, pada saat benda itu sampai di karina, dengan timbulnya batuk, benda asing itu akan terlempar ke laring Ludman, 1996.
Selain itu terdapat juga gejala suara serak, dispne, dan sianosis, tergantung pada besar benda asing serta lokasinya. Benda asing yang tersangkut di karina, yaitu
percabangan antara bronkus kanan dan bronkus kiri, dapat menyebabkan atelektasis pada satu paru dan emfisema paru sisi lain tergantung pada derajat sumbatan yang diakibatkan
oleh benda asing tersebut. Benda asing di bronkus, lebih banyak masuk ke dalam bronkus kanan, karena bronkus kanan hamper merupakan garis lurus dengan trakea, sedangkan
bronkus kiri membuat sudut dengan trakea. Pasien dengan benda asing di bronkus yang datang kerumah sakit kebanyakan
berada pada fase asimtomatik. Pada fase ini keadaan umum pasien masih baik dan foto roentgen toraks belum memperlihatkan kelainan Junizaf, 2007.
Universitas Sumatera Utara
2.3.4 Benda Asing di Esofagus
Gejala sumbatan akibat benda asing di esofagus tergantung pada ukuran, bentuk, dan jenis benda asing, lokasi tersangkutnya benda asing, komplikasi yang timbul dan
lama benda asing tertelan. Gejala permulaan benda asing di esofagus adalah rasa nyeri di daerah leher bila benda asing tersangkut di daerah servikal. Benda asing yang tersangkut
di esophagus bagian distal timbul rasa tidak enak atau rasa nyeri di punggung. Gejala lain, rasa nyeri ketika menelan, muntah, terkadang bisa ludah berdarah. Yunizaf, 2007.
2.4. Penatalaksanaan