Soekirman dari 1990-1995 di RSU Ulin Banjarmasin mendapatkan 33 kasus benda asing di esofagus. Dari jumlah tersebut, 22 kasus dijumpai pada anak
berumur dibawah 10 tahun. Benda asing yang terbanyak adalah uang logam sebanyak 17 kasus 51,5.
Di RSUP Dr. Kariadi Semarang dari 1994-1998, Pramono melaporkan 121 kasus benda asing esofagus dengan 52 kasus dijumpai pada anak berumur
dibawah 5 tahun dan 29 kasus pada anak berumur 6-14 tahun. Dari 81 kasus tersebut, benda asing terbanyak berupa uang logam sebanayk 78 kasus.
Berdasarkan data-data diatas, penelitian tentang gambaran karakteristik benda asing di telinga, hidung, trakea dan bronkus secara menyeluruh belum
pernah dilakukan. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk menelitinya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana prevalensi benda asing pada telinga, hidung, trakea-bronkus,
dan esofagus di Departemen THT FK USURSUP H Adam Malik Medan tahun 2010.
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui prevalensi benda asing pada telinga, hidung, trakea-bronkus, dan esofagus di Departemen THT FK USURSUP H Adam Malik
Medan tahun 2010.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui jumlah kasus benda asing
2. Untuk mengetahui data demografi, yaitu gambaran umur dan jenis
kelamin penderita yang mengalami kejadian benda asing 3
Untuk mengetahui jenis benda asing 4.
Untuk mengetahui jumlah kasus untuk setiap lokasi benda asing
Universitas Sumatera Utara
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi masyarakat, dapat memberikan gambaran tentang kasus benda asing
yang nilainya cukup bermakna sehingga perlu mendapatkan perhatian yang cukup.
2. Bagi Dinas Kesehatan Kota Medan dan tenaga kesehatan, penelitian ini
bermanfaat sebagai bahan evaluasi program, dan upaya peningkatan pelayanan kesehatan.
3. Untuk mengurangi angka kejadian kasus benda asing di bidang THT.
4. Sebagai informasi kepada kalangan medis tentang benda asing di telinga,
hidung, trakea-bronkus, dan esofagus di RSUP H Adam Malik. 5.
Sebagai masukan bagi praktisi kesehatan untuk melakukan deteksi dini terhadap benda asing yang terdapat di telinga, hidung, trakea-bronkus, dan
esofagus. 6.
Bagi penelitian lain, diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi tambahan untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berhubungan
dengan benda asing di telinga, hidung, trakea-bronkus, dan esofagus.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Benda Asing 2.1.1 Defenisi
Benda asing dalam suatu organ ialah benda yang berasal dari luar tubuh atau dari
dalam tubuh, yang dalam keadaan normal tidak ada Junizaf, 2007.
2.1.2 Jenis-jenis Benda Asing Benda asing yang berasal dari luar tubuh, disebut benda asing eksogen, biasanya
masuk melalui hidung atau mulut. Sedangkan yang berasal dari dalam tubuh, disebut benda asing endogen. Benda asing eksogen terdiri dari benda padat, cair, atau gas. Benda
asing eksogen padat terdiri dari zat organik, seperti kacang-kacangan yang berasal dari tumbuhan, tulang yang berasal dari kerangka binatang dan zat anorganik seperti paku,
jarum, peniti, batu dan lain-lain. Benda asing eksogen cair dibagi dalam benda cair yang bersifat iritatif, seperti zat kimia, dan benda cair non-iritatif, yaitu cairan dengan Ph 7,4.
Benda asing endogen dapat berupa sekret kental, darah atau bekuan darah, nanah, krusta, mekonium dapat masuk ke dalam saluran nafas bayi pada saat proses pernafasan Junizaf,
2007. Biasanya benda asing di telinga pada anak kecil jenis benda asingnya adalah
kacang hijau, karet penghapus dan pada orang dewasa seperti potongan korek api, kadang binatang kecoa, semut, atau nyamuk Sosialisman, 2007.
Benda asing penyebab sumbatan hidung biasanya sering terjadi pada anak-anak, misalnya seperti manik-manik, kancing, karet penghapus, kelereng, kacang polong, batu,
dan kacang tanah Hilger, 1997. Aspirasi benda asing juga sering kali ditemukan pada anak, meskipun dapat
terjadi pada segala usia. Pada anak usia empat tahun atau kurang tidak dapat mengunyah
Universitas Sumatera Utara