KARAKTERISTIK ANALISA DIAGRAM ALIR PENELITIAN

35

3.5.4 Penyerapan Air

Water Absorption dengan ASTM D-570 Uji penyerapan air dari hibrid komposit limbah botol plastik PET polietilen tereftalat berpengisi sekam padi dan abu sekam padi diuji dengan perendaman dalam air pada suhu ruangan setiap 24 jam hingga bahan komposit tidak lagi menyerap air jenuh. Spesimen tes berbentuk 25 mm x 25 mm sesuai ASTM D-570. Setelah itu dilakukan penimbangan untuk mengetahui berat awal, lalu dilakukan pencelupan. Setiap rentang 24 jam pencelupan, sampel diambil dan dibersihkan dengan kertas tisu untuk menyerap air kemudian di timbang sampai berat konstan.

3.5.5 KARAKTERISTIK

FOURIER TRANSFORM INFRA-RED FTIR Sampel yang dianalisa yaitu berupa PET LBPKM Limbah Botol Plastik Kemasan Minuman, sekam padi, abu sekam padi dan komposit hibrid LBPKM berpengisi abu sekam padi dan sekam padi untuk melihat apakah ada terbentuknya gugus baru. Analisa FTIR dilakukan di Laboratorium Penelitian Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara, Medan.

3.5.6 ANALISA

SCANNING ELECTRON MICROSCOPY SEM Sampel yang dianalisa yaitu hasil uji tarik komposit hibrid LBPKM berpengisi abu sekam padi dan sekam padi memiliki sifat paling baik yaitu rasio 9010 dan yang buruk yaitu rasio 955 serta PET limbah botol plastik kemasan miuman untuk melihat perubahan morfologi yang terjadi dari patahan komposit. Analisa SEM dilakukan di Laboratorium Terpadu, Universitas Sumatera Utara, Medan. Universitas Sumatera Utara 4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 50 100 150 200 1029.99 C-O 1145.72 C-C-O 2804.50 C-H 1951.96 C=C 744.52 C-H 1747.51 C=O PET T ra n sm it a n si Bilangan Gelombang cm -1 Universitas Sumatera Utara 37 Tabel 4.1 Rentang Bilangan Gelombang [46], Bilangan Gelombang Dari Berbagai Gugus Fungsi Pada Limbah Botol Plastik Kemasan Minuman LBPKM Bilangan Gelombang cm -1 [46] Panjang Gelombang yang Diperoleh Gugus Fungsi Senyawa 3000-2850 2804,50 C-H Alkana 2000-1667 1951,96 C=C Cincin aromatis benzena 1750-1730 1747,51 C=O Ester 1150-1085 1145,72 C-O-C Eter 1300-1000 1029,99 C-O Ester 900-675 744,52 C-H Cincin aromatis benzena Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa pada bilangan gelombang 2804,50 cm -1 menunjukkan gugus C-H dari regangan alkana, pada bilangan gelombang 1951,96 cm -1 menunjukkan gugus C=C dari regangan cincin aromatis benzena, pada bilangan gelombang 1747,51 cm -1 menunjukkan gugus C=O dari regangan ester, pada bilangan gelombang 1145,72 cm -1 menunjukkan gugus C-O-C dari regangan eter, pada bilangan gelombang 1029,99 cm -1 menunjukkan gugus C-O dari regangan ester, dan pada bilangan gelombang 744,52 cm -1 menunjukkan gugus C-H dari tekukan cincin aromatis benzena [46]. Universitas Sumatera Utara 4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 794.67 C-H 1240.15 C-O-C 1627.92 C=C 1874.81 C=O 2881.65 C-H 3429.43 O-H Abu Sekam Padi T ra n sm it a n si Bilangan Gelombang cm -1 Rentang Bilangan Gelombang cm -1 [46] Panjang Gelombang yang Diperoleh Gugus Fungsi Senyawa 3400-3200 3429,43 O-H Alkohol 3000-2850 2881,65 C-H Alkana 1750-1730 1874,81 C=O Karbonil dan Asetil 1600-1475 1627,92 C=C Cincin Aromatis Benzena 1250-1040 1240,15 C-O-C Eter 900-675 794,67 C-H Cincin Aromatis Benzena Universitas Sumatera Utara 4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 20 30 40 50 60 70 80 90 100 933.55 C-H 1870.95 C-H 2889.37 C=O 1334.74 C-O 1080.14 C-O-C 1647.21 C=C 3348.42 O-H Sekam Padi T ra n sm ita n si Bilangan Gelombang cm -1 Universitas Sumatera Utara 40 Tabel 4.3 Rentang Bilangan Gelomabang [46], Panjang Gelombang Dari Berbagai Gugus Fungsi Pada Sekam Padi Rentang Bilangan Gelombang cm -1 [46] Panjang Gelombang yang Diperoleh Gugus Fungsi Senyawa 3400-3200 3348,42 O-H Alkohol 3000-2850 2889,37 C-H Alkana 1750-1730 1870,95 C=O Karbonil dan Asetil 1600-1475 1647,21 C=C Cincin Aromatik Benzana 1300-1000 1337,74 C-O Ester 1250-1040 1080,14 C-O-C Eter 900-675 933,55 C-H Cincin Aromatis Benzena Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa pada bilangan gelombang 3348 cm -1 menunjukkan gugus O-H dari regangan alkohol pada rantai selulosa dan lignin, pada bilangan gelombang 2889,37 cm -1 menunjukkan gugus C-H dari regangan alkana, pada bilangan gelombang 1870,95 cm -1 menunjukkan gugus C=O dari regangan karbonil dan asetil pada kompenen xilen dari pentosan dan lignin [47], pada bilangan gelombang 1647,21 cm -1 menunjukkan gugus C=C dari regangan cincin aromatik pada lignin, pada bilangan gelombang 1334,74 cm - 1 menunjukkan gugus C-O dari regangan ester, pada bilangan gelombang 1080,14 cm -1 menunjukkan gugus C-O-C dari regangan eter, dan pada bilangan gelombang 933,55 cm -1 menunjukkan gugus C-H dari tekukan cincin aromatis benzena [46]. Universitas Sumatera Utara 4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 3429.43 O-H 1720.50 C=O 2893.22 C-H 1235.73 C-O-C 794.67 C-H Komposit Hibrid PET Sekam Padi Abu Sekam Padi T ra n sm ita n si Bilangan Gelombang cm -1 Bilangan Gelombang cm -1 [46] Panjang Gelombang yang Diperoleh Gugus Fungsi Senyawa 3400-3200 3429,43 O-H Alkohol 3000-2850 2893,22 C-H Alkana 1750-1730 1720,50 C=O Karbonil dan Asetil 1250-1040 1235,73 C-O-C Eter 900-675 794,67 C-H Cincin Aromatis Benzena Universitas Sumatera Utara 42 Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa pada bilangan gelombang 3429,43 cm -1 menunjukkan gugus O-H dari regangan alkohol pada rantai selulosa dan lignin, pada bilangan gelombang 2893,22 cm -1 menunjukkan gugus C-H dari regangan alkana, pada bilangan gelombang 1720,50 cm -1 menunjukkan gugus C=O dari regangan karbonil dan asetil pada kompenen xilan dari pentosan dan lignin [47], pada bilangan gelombang 1235,73 cm -1 menunjukkan gugus C-O-C dari regangan eter pada lignin dan pentosan, dan pada bilangan gelombang 794,67 cm -1 menunjukkan gugus C-H dari tekukan cincin aromatis benzena [46]. Dari gambar di atas juga terlihat bahwa tidak ada puncak baru yang muncul bila dibandingkan dengan karakteristik FTIR PET LBPKM, abu sekam padi dan sekam padi. Hal ini menunjukkan tidak terdapat reaksi kimia pada komposit hibrid yang dihasilkan. Penggabungan antara matriks dan bahan pengisi merupakan reaksi fisika saja. Universitas Sumatera Utara 0.000 0.002 0.004 0.006 0.008 0.010 0.012 0.014 0.016 0.018 0.020 1 2 3 4 5 6 7 St re ss M Pa Strain PET Hibrid Komposit 955 Hibrid Komposit 9010 Hibrid Komposit 8515 Universitas Sumatera Utara 44 matriks [50]. Hal ini juga yang penurunkan pemindahan tegangan stress stransfering dari matriks ke pengisi. Nilai Modulus Young dari PET LBPKM dan komposit hibrid berpengisi abu sekam padi dan sekam padi dapat ditunjukkan pada tabel 4.1. Tabel 4.5 Nilai Modulus Young PET Limbah Botol Plastik Kemasan Minuman LBPKM Dan Komposit Hibrid LBPKM Berpengisi Abu Sekam Padi dan Sekam Padi. Material Modulus Young [MPa] PET 274.626 Komposit PET- Hibrid 955 188.561 Komposit PET- Hibrid 9010 219.331 Komposit PET- Hibrid 8515 191.584 Modulus Young merupakan suatu parameter yang menunjukkan sifat kekakuan suatu bahan stiffness dimana nilai Modulus Young yang kecil menunjukkan bahan yang fleksibel dan nilai Modulus Young yang besar menunjukkan bahan yang kekakuan dan kegetasan stiffness and rigidity [50]. Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa nilai Modulus Young untuk komposit hibrid PET LBPKM-abu sekam padi dan sekam padi 955 memiliki nilai Modulus Young terkecil. Dan nilai Modulus Young untuk komposit hibrid rasio 9010 memiliki nilai Modulus Young terbesar. Ini menunjukkan bahwa PET LBPKM yang sifatnya sudah kaku getas apabila ditambahkan pengisi dengan abu sekam padi dan sekam padi akan membuat komposit semakin kaku dan getas. Tetapi pada rasio 8515 nilai Modulus Young turun, hal ini di sebabkan karena adanya bahan seperti lignin, pentosan, abu yang dapat menurunkan tingkat kerapuhan dan kegetasan dari matriks komposit LBPKM [51]. Universitas Sumatera Utara

4.3 PENGARUH

Dokumen yang terkait

Pengaruh Komposisi Limbah Sekam Padi Dan Abu Sekam Padi Sebagai Pengisi Komposit Hibrid Limbah Botol Plastik Kemasan Minuman Dengan Penambahan Gliserol Sebagai Plasticizer

4 27 99

Pengaruh Komposisi Limbah Sekam Padi Dan Abu Sekam Padi Sebagai Pengisi Komposit Hibrid Limbah Botol Plastik Kemasan Minuman Dengan Penambahan Gliserol Sebagai Plasticizer

0 0 20

Pengaruh Komposisi Limbah Sekam Padi Dan Abu Sekam Padi Sebagai Pengisi Komposit Hibrid Limbah Botol Plastik Kemasan Minuman Dengan Penambahan Gliserol Sebagai Plasticizer

0 1 2

Pengaruh Komposisi Limbah Sekam Padi Dan Abu Sekam Padi Sebagai Pengisi Komposit Hibrid Limbah Botol Plastik Kemasan Minuman Dengan Penambahan Gliserol Sebagai Plasticizer

0 0 6

Pengaruh Komposisi Limbah Sekam Padi Dan Abu Sekam Padi Sebagai Pengisi Komposit Hibrid Limbah Botol Plastik Kemasan Minuman Dengan Penambahan Gliserol Sebagai Plasticizer

0 0 18

Pengaruh Komposisi Limbah Sekam Padi Dan Abu Sekam Padi Sebagai Pengisi Komposit Hibrid Limbah Botol Plastik Kemasan Minuman Dengan Penambahan Gliserol Sebagai Plasticizer

0 0 6

Pengaruh Komposisi Limbah Sekam Padi Dan Abu Sekam Padi Sebagai Pengisi Komposit Hibrid Limbah Botol Plastik Kemasan Minuman Dengan Penambahan Gliserol Sebagai Plasticizer

0 0 15

Pengaruh Komposisi Limbah Sekam Padi Dan Abu Sekam Padi Sebagai Pengisi Komposit Hibrid Limbah Botol Plastik Kemasan Minuman

0 3 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Komposisi Limbah Sekam Padi Dan Abu Sekam Padi Sebagai Pengisi Komposit Hibrid Limbah Botol Plastik Kemasan Minuman

0 0 20

DAFTAR ISI - Pengaruh Komposisi Limbah Sekam Padi Dan Abu Sekam Padi Sebagai Pengisi Komposit Hibrid Limbah Botol Plastik Kemasan Minuman

0 1 17