6 3.
Salah satu alternatif untuk mengurangi pencemaran lingkungan yang diakibatkan limbah botol plastik kemasan minuman dari yang tidak dapat
terurai ter-biodegradable.
1.5 RUANG LINGKUP PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Operasi Teknik Kimia, Laboratorium Penelitian Fakultas Teknik, Departemen Teknik Kimia, Universitas
Sumatera Utara dan Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan Jl. Brig. Jend. Katamso Medan. Adapun bahan baku yang digunakan pada penelitian ini yaitu limbah
botol plastik kemasan minuman sebagai matriks dan sekam padi dan abu sekam padi sebagai pengisi. Variabel yang digunakan adalah :
1. Ukuran partikel sekam padi dan abu sekam padi yang dipakai 100 mesh.
2. Perbandingan komposisi limbah botol plastik kemasan minuman dengan
pengisi adalah 1000, 955, 9010, dan 8515 bb dalam 100 gram berat total komposit, di mana 100, 95, 90 dan 85 gram merupakan berat limbah
botol plastik kemasan minuman sedangkan 5, 10 dan 15 gram merupakan berat pengisi.
3. Perbandingan sekam padi dengan abu sekam padi adalah 11 bb
dalam variasi 5, 10 dan 15 gram total berat pengisi. Uji yang dilakukan pada komposit tersebut adalah uji tarik Tensile
Strength ASTM D638, uji lentur flexural strength ASTM D790, uji bentur Impact Strength ASTM D256, uji penyerapan air Water Absorption ASTM
D570 dan didukung oleh analisa Scanning Electron Microscopy SEM dan Fourier Transform Infra Red FTIR.
Universitas Sumatera Utara
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 MATERIAL KOMPOSIT
Penggunaan Polimer dan komposit dewasa ini kian meningkat di segala bidang kehidupan seperti untuk bamper mobil, bodi kendaraan, bodi pesawat
terbang, body perahu. Komposit berpenguat serat banyak diaplikasikan pada alat- alat yang membutuhkan material yang mempunyai perpaduan dua sifat dasar yaitu
kuat namun juga ringan. Trend perkembangan komposit dewasa ini beralih dari komposit dengan material penyusun sintetis ke komposit dengan material
penyusun dari bahan alami. Baik material untuk matrik maupun serat penguat telah dilakukan banyak penelitian untuk mendapatkan bahan natural yang layak
untuk digunakan selanjutnya sebagai alternatif pengganti bahan-bahan sintetis penyusun komposit [15].
Suatu komposit dapat didefinisikan sebagai senyawa yang dibuat oleh menggabungkan dua fisik atau lebih material, pemilihan pengisi filler atau agen
penguat dan pengikat matriks yang harus kompatibel untuk menghasilkan sebuah sistem multiphase dengan sifat yang berbeda dari bahan awal tetapi tetap
mempertahankan karakteristik dari bahan tersebut. Adhesi permukaan antara serat dan polimer melakukan peran penting dalam hubungan kekuatan tarik dari matriks
ke serat dan dengan demikian memberikan kontribusi terhadap kinerja komposit [16].
Komposit dibentuk dari dua jenis material yang berbeda, yaitu: 1.
Penguat reinforcement, yang mempunyai sifat kurang dapat dibentuk tapi lebih kaku serta lebih kuat.
2. Matrik, umumnya lebih dapat dibentuk tetapi mempunyai kekuatan dan
kekakuan yang lebih rendah [10]. Komposit dapat dibagi berdasarkan sifat dan dimensi fase tersebarnya yaitu:
1. Mikrokomposit
Dimensi fasa tersebarnya mikrokomposit yang memiliki ukuran antara 10
-8
– 10
-6
m. Mikrokomposit ini dapat dibagi atas tiga bagian berdasarkan ukuran dan bentuk fasa tersebarnya yaitu :
Universitas Sumatera Utara
8 i.
Mikrokomposit menggunakan penguat sebaran ii.
Mikrokomposit menggunakan penguat partikel iii.
Mikrokomposit menggunakan penguat serat 2.
Makrokomposit Biasanya dimensi fasa tersebarnya memiliki ukuran di atas 10
-6
m [17].
2.2 KOMPOSIT POLIMER