Karakteristik Masyarakat Madani Civil Society

pemusatan salah satu aspek kehidupan pada suatu kelompok masyarakat. Secara esensial, masyarakat memiliki hak yang sama dalam memperoleh kebijakan- kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah.

c. Peran Civil Society dalam Good Governance

Dalam praktek governance dijelaskan dalam World Bank dalam Endarti, 2005:124, peran masyarakat sama penting dan sejajar dengan peran pemerintah dan sektor swasta dalam pembuatan keputusan dan penyelenggaraan pelayanan publik. Dengan demikian partisipasi masyarakat merupakan salah satu dari karekteristik penting dalam praktek governance. Partisipasi dimaknai sebagai keterlibatan masyarakat yaitu sebuah proses dimana para stakeholders sebagai partisipan saling mempengaruhi dan berbagi kontrol atas inisiatif pembangunan, keputusan, dan juga sumberdaya yang akan mempengaruhi mereka. Partisipan bukanlah aktor tunggal melainkan dapat dibagi dalam stakeholders dalam entitas pemerintahan nasional, seperti menteri, parlemen, dan juga agen sektor publik di level sub-nasional, yaitu pemerintahan kabupaten, DPRD, dan sebagainya. Selain itu yang perlu ditekankan disini adalah partisipasi dari aktor- aktor di luar pemerintahan dan sektor swasta yang sudah dibahas di atas. Partisipasi masyarakat sebagai pilar utama demokrasi sangat dibutuhkan dalam menjalankan good governance. Sedangkan untuk menuju demokrasi menurut Thoha dalam Endarti, 2005:124 perlu terlebih dahulu dibangun civil society atau masyarakat madani. Dimana dengan adanya kekuatan civil society ini berarti negara telah berhasil melakukan pemberdayaan kepada rakyat, dan telah ada pengakuan atas hubungan yang erat antara kekuatan pemerintah, kekuatan rakyat sipil, dan kekuatan sektor privat. Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa peran masyarakat sama pentingnya dengan peran pemerintah dan swasta. Untuk mewujudkan demokrasi maka dibangunlah civil society atau masyarakat madani, dalam bentuk Lembaga Swadaya Masyarakat LSM.

3. Peran Swasta dalam Good Governance

Sektor swasta menurut Endarti 2005:123 secara umum dapat digolongkan menjadi: 1 Private for profit organization, termasuk dalam kategori ini adalah organisasi-organisasi yang bergerak di bidang bisnis klasik, baik yang berskala kecil maupun berskala besar, serta organisasi-organisasi bisnis modern yang berskala internasional dengan berbasis bisnis jaringan. 2 Private for non-profit organization, termasuk dalam organisasi ini adalah organisasi-organisasi non pemerintahan yang bersifat independen, yaitu lembaga-lembaga swadaya masyarakat LSM, yayasan-yayasan sosial, dan asosiasi-asosiasi independen lainnya yang memposisikan dirinya bukan sebagai profit oriented organization meskipun mereka adalah organisasi swasta. Dalam konsep governance, keberadaan sektor swasta merupakan mitra strategis pemerintah yang memiliki sumber-sumber daya yang tidak dimiliki oleh Pemerintah, sehingga kedudukan diantara mereka adalah sejajar. Peran sektor swasta sebagai mitra strategis pemerintah menurut Thoha dalam Endarti, 2005:124 dalam hal ini sangat diperlukan untuk mendukung terciptanya proses keseimbangan kekuasaan yang berlangsung dalam tata kepemerintahan yang baik. Effendi dalam Endarti 2005:124 menjelaskan bahwa pemerintah tidak lagi tampil menjadi pusat kekuasaan yang mengatur seluruh sendi kehidupan masyarakat, melainkan merupakan fasilitator dalam penyelenggaraan urusan- urusan publik. Sedangkan sektor swasta semakin dituntut perannya sebagai producer atau provider yang memproduksi barang dan jasa yang diperlukan masyarakat, menciptakan lapangan pekerjaan, dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Dapat disimpulkan bahwa peran swasta dalam good governance yaitu meliputi menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan.

D. Tinjauan Tentang Anak Jalanan

1. Pengertian Anak Jalanan

Anak jalanan, anak gelandangan atau kadang disebut juga secara eufemistis sebagai anak mandiri, sesungguhnya mereka adalah anak-anak yang tersisih, marginal, dan teralienasi dari perlakuan dari perlakuan kasih sayang karena kebanyakan dalam usia yang relatif dini sudah harus berhadapan dengan lingkungan kota yang keras, dan bahkan sangat tidak bersahabat. Suyanto 2010:185 mengatakan bahwa marginal, rentan, dan eksploitatif adalah istilah- istilah yang sangat tepat untuk menggambarkan kondisi dan kehidupan anak jalanan. Marginal karena mereka melakukan jenis pekerjaan yang tidak jelas jenjang kariernya, kurang dihargai, dan umumnya juga tidak menjanjikan prospek apapun di masa depan. Rentan karena resiko yang harus ditanggung