Peran Swasta dalam Good Governance

akibat jam kerja yang sangat panjang benar-benar dari segi kesehatan maupun sosial sangat rawan. Adapun disebut ekspolitatif karena mereka biasanya memiliki posisi tawar-menawar yang sangat lemah, tersubordinasi, dan cenderung menjadi objek perlakuan yang sewenang-wenang dari ulah preman atau oknum aparat yang tidak bertanggung jawab. Menurut Tata Sudrajat dalam Mulandar, 1996:150 memberikan definisi anak jalanan sebagai berikut: “Anak jalanan adalah pekerja anak informal karena sebenarnya bekerja di jalanan, tetapi sisi-sisi kehidupan anak jalanan dilihat dari aspek pekerjaan, bahkan pada beberapa anak jalanan, bekerja bukan merupakan hal yang mutlak lagi. Bagi anak jalanan persoalan sebenarnya bukan bekerja atau tidak, melainkan bagaimana harus tetap hidup survived .” Penggunaan istilah anak jalanan menurut Nugroho 2000:78 berimplikasi pada dua pengertian yang harus dipahami. Pertama, pengertian sosiologis, yaitu menunjuk pada aktifitas sekelompok anak yang keluyuran di jalan-jalan. Masyarakat mengatakan sebagai kenakalan anak, dan perilaku merteka dianggap mengganggu ketertiban sosial. Kedua, pengertian ekonomi, yaitu menunjuk pada aktifitas sekelompok anak yang terpaksa mencari nafkah di jalanan karena kondisi ekonomi orangtua yang miskin. Berdasarkan beberapa pengertian di atas mengenai anak jalanan, maka dapat disimpulkan bahwa anak jalanan adalah anak yang menghabiskan waktunya sehari-hari di jalanan baik itu bekerja atau kegiatan yang lainya, baik itu mereka masih berhubungan dengan orang tua, atau tidak berhubungan tapi kadang- kadang masih bertemu tapi tidak teratur, serta anak tidak berhubungan sama sekali dengan orang tuanya. Jika dilihat dari pengertian sosiologis seperti yang diungkapkan Nugroho, anak jalanan adalah sekelompok anak yang keluyuran di jalan-jalan. Masyarakat menganggap sebagai anak nakal dan perilaku mereka mengganggu ketertiban sosial. Sedangkan dari pengertian ekonomi, anak jalanan adalah sekelompok anak yang terpaksa mencari nafkah di jalanan karena kondisi ekonomi orang tua miskin.

2. Karakteristik Anak Jalanan

a. Berdasarkan Usia

Direktorat Kesejahteran Anak, Keluarga dan Lanjut Usia, Departemen Sosial 2001:30 memaparkan bahwa anak jalanan adalah anak yang sebagian besar waktunya dihabiskan untuk mencari nafkah atau berkeliaran di jalanan atau tempat-tempat umum lainnya, usia mereka berkisar dari 6 tahun sampain 18 tahun. Selain itu, dijelaskan oleh Departemen Sosial RI 2001: 23 –24, indikator anak jalanan menurut usianya adalah anak yang berusia berkisar antara 6 sampai 18 tahun. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa yang dapat dikategorikan sebagai anak jalanan adalah yang memiliki usia berkisar antara 6 sampai 18 tahun.

b. Berdasarkan Pengelompokan

Menurut Surbakti dkk. dalam Suyanto, 2010:186, berdasarkan hasil kajian di lapangan, secara garis besar anak jalanan dibedakan dalam 3 kelompok yaitu: Pertama, children on the street, yakni anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi – sebagai pekerja anak di jalan, tetapi masih mempunyai hubungan yang kuat dengan orang tua mereka. Sebagian penghasilan mereka dijalankan