kita adalah siswa yang masih membutuhkan bimbingan orang tuanya. Kita harus mengkomunikasikan kegiatan ini dengan orang tua. Bahkan
jika perlu kita undang orang tuanya untuk hadir dan mengawasi program yang telah kita rencanakan.
8 Mengadakan evaluasi
Evaluasi ini digunakan untuk mengontrol dan mengkaji keberhasilan program secara sistem.
B. Pembelajaran Matematika
a. Pengertian Matematika
Kitcher yang telah memfokuskan perhatiannya pada komponen dalam kegiatan matematika mengklaim bahwa matematika terdiri atas
komponen-komponen: Bahasa language yang dijalankan oleh para matematikawan, pernyataan
statements yang digunakan oleh para matematikawan, pertanyaan question penting yang hingga kini belum terpecahkan, alasan reason
yang digunakan untuk menjelaskan pernyataan dan ide matematika itu sendiri
[5]
Russel mendefinisikan bahwa matematika sebagai suatu studi yang dimulai dari pengkajian bagian-bagian yang sangat dikenal. Arah
yang dikenal tersusun baik konstruktif secara bertahap menuju arah yang rumit kompleks.
[6] Misalnya dari bilangan bulat ke bilangan
pecahan, bilangan real ke bilangan kompleks, dari penjumlahan dan perkalian ke diferensial dan integral, dan meniju matematika yang lebih
tinggi. Dari berbagai pandangan dan pengertian di atas, dapat disimpulkan
bahwa matematika adalah sebagai suatu bidang ilmu yang merupakan alat piker, berkomunikasi, alat untuk memecahkan berbagai persoalan
praktis, yang unsure-unsurnya logika dan instuisi, analisis dan konstruksi, generalitas dan individualistis, serta mempunyai cabang-cabang antara
lain aritmatika, aljabar, geometri, dan analisis. b.
Pengertian Pembelajaran Matematika Belajar merupakan tugas sehari-hari di sekolah. Belajar pada
manusia merupakan suatu proses psikologis yang berlangsung dalam interaksi aktif, subjek dengan lingkungan dan menghasilkan perubahan-
perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan sikap yang bersifat
menetap. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang pengertian belajar, dapat dilihat beberapa definisi yang dikemukakan oleh
para ahli yaitu: 1.
Menurut Muhibbin Syah belajar adalah Tahapan perubahan tingkah laku individu yang relitif menetap sebagai
hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.
[7]
2. Menurut Abdul Haling dalam Belajar dan Pembelajaran Sahabuddin
menyatakan bahwa: Belajar adalah suatu prose kegiatan yang menimbulkan kelakuan baru
atau merubah kelakuan lama sehingga seseorang lebih mampu memecahkan masalah dan menyesuaikan diri terhadap situasi-situasi
yang dihadapi dalam hidupnya. [8]
Hakikat belajar matematika adalah suatu aktifitas mental untuk memahami arti dan hubungan-hubungan serta simbol-simbol dan
kemudian diterapkan pada situasi nyata.
Reigeluth menyebutkan bahwa hasil dari belajar adalah semua efek yang dapat dijadikan sebagai indicator tentang nilai dari penggunaan
suatu metode di bawah kondisi yang berbeda. [9]
Untuk mengoptimalkan pembelajaran siswa pada mata pelajaran matematika, sebaiknya dalam proses pembelajarannya perlu
memerhatikan teori pemrosesan informasi. [10]
Sedikitnya ada empat tahap yang dilalui dalam teori pemrosesan informasi yakni:
Pemasukan informasi akan dicatat melalui indra, simpanan jangka pendek dimana informasi yang diterima hanya bertahan selama 0,5
sampai 2,0 detik,memori jangka pendek atau memori kerja dimana data dalam jumlah terbatas diperthankan selama 20 detik, dan memori jangka
panjang dimana data yang telah disanduikan menjadi bagian dari system pengetahuan.
[11] Hasil pembelajaran merupakan aspek keefektifan pengajaran.
Beberapa indicator kekefektifan pengajaran antara lain: kecermatan penguasaan perilaku, kecermatan untuk kerja, kesesuaian unjuk kerja,
dan kuantitas unjuk kerja. [12]
Kecermatan penguasaan perilaku juga dikenal tingkat kesalahan unjuk kerja. Makin cermat siswa dalam
menguasai perilaku yang dipelajari, makin efektif pengajaran yang telah diajarkan atau dengan kata lain makin kecil tingkat kesalahan, berarti
makin efektif pengajaran. Jadi dapat disimpulkan pembelajaran matematika adalah suatu
bentuk tindakan atau kegiatan yang dilakukan secara sadar dan tersistematis untuk mengembangka serta meningkatkan kemampuan
terhadap pengetahuan matematika. c.
Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran Matematika Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya
perubahan pada diri seseorang. [13]
Perubahan sebagai hasil dari proses belajar yang dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk, seperti perubahan
pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, ketrampilan, kecakapan, serta perubahan aspek aspek lain yang ada pada individu
yang sedang belajar. Dalam melaksanakan proses pembelajaran matematika sangat
diakui bahwa pembelajaran tidak bisa berjalan dengan lancar tanpa ada faktor-faktor yang mempengaruhi. Pada garis besarnya ada dua faktor
yang dapat mempengaruhi yaitu yang bersifat eksternal atau pengaruh
dari luar diri murid dan faktor internal pengaruh dari dalam diri murid itu sendiri, kedua faktor tersebut dapat dikemukakan secara berurutan
sebagai berikut:
1 Faktor Eksternal
Yang dimaksud faktor eksternal adalah faktor yang bersumber dari luar seperti:
a Pengaruh Guru
Menurut Muhibbin Syah bahwa: Pada bayangan situasi dari pengajaran sekitar 94 guru-guru cenderung
mengakui bahwa pengajaran yang baik seimbang dengan pengendalian kelas yang baik dan keterampilan guru yang baiktinggi mempunyai
korelasi yang signifikan terhadap meningkatnya prestasi belajar siswa yang lebih tinggi terhadap mata pelajaran.
[14]
Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan maka kompetensi guru sangat berperan penting dalam proses belajar mengajar.
Dengan berbagai kemampuan dasar yang dimiliki oleh guru sangat membantu untuk memperlancar pembelajaran karena guru yang memiliki
segudang kemampuan mampu untuk menciptakan proses belajar
mengajar yang efektif sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai dengan mudah. Selain itu, pribadi seorang guru juga berpengaruh
terhadap kegiatan pembelajaran. Seorang guru dengan pribadi yang baik akan mudah untuk berinteraksi dengan murid-muridnya, sedangkan
pribadi guru yang standar akan sangat mempengaruhi psikologis murid- muridnya dalam menerima pelajaran.
b Pengaruh Materi Pelajaran
Sesuai kurikulum 1975 dalam buku IIIa tentang petunjuk model satuan pelajaran semestinya dalam setiap melakukan pembelajaran selalu
harus dicantumkan materi pelajaran secara terinci. Jadi materi pelajaran tidak kurang pentingnya mempengaruhi keberhasilan proses
pembelajaran. Tapi tidak terlepas dari kemampuan murid-murid, karena materi yang disajikan membutuhkan penguasaan yang berbeda-beda
tergantung dari kesulitan materi yang diberikan oleh guru. c
Pengaruh Metode Belajar Mengajar Unsur metode mengajar berfungsi sebagai alat yang digunakan
oleh guru dalam mendidik atau mengajar murid. Apabila tanpa penentuan dan penguasaan metode mengajar seorang guru dalam proses
pembelajaran maka proses pembelajaran setidaknya akan mengalami hambatan atau proses belajar mengajar akan kurang berjalan dengan
optimal. d
Pengaruh Situasi Kelas Ruangan kelas adalah tempatnya berlangsungnya proses belajar
mengajar yang perlu mendapat perhatian. Ruangan kelas harus ditata dengan baik agar menimbulkan situasi kelas yang menarik bagi siswa
sehingga siswa akan senang dalam melakukan proses pembelajaran. e
Pengaruh Alat-alat Pelajaran dan Mengajar Alat-alat pelajaran dan mengajar atau bias disebut dengan alat
peraga berfungsi sebagai pembantu untuk lebih memudahkan menjelaskan, mengefektifkan, mempermudah serta memperlancar
komunikasi guru dengan murid dalam proses belajar mengajar. Hal-hal yang sulit dipahami karena bersifat abstrak akan lebih mudah dipahami
jika divisualisasikan dengan menggunakan alat peraga.
2 Faktor Internal
Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri pelajar ini terdiri dari: a
Faktor Fisik jasmani
Kondisi kesehatan anak yang kurang sehat dapat menjadi penghambat dalam proses pembelajaran. Kesehatan sangat berperan aktif
dalam kelancaran pembelajaran, anak yang sering sakit-sakitan akan sulit menangkap materi pelajaran sedangkan anak selalu dalam kondisi stabil
akan mudah untuk berkonsentrasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
b Faktor intelegensi
Faktor intelegensi seorang anak yang dimiliki merupakan kapasitas yang potensial, tetapi belum pasti ia dapat melaksanakan kapasitas itu
dalam bentuk konkret, begitu pula seorang anak dapat melaksanakan kapasitet itu dalam bentuk konkret tetapi hanya sampai pada tingkat
intelegensi yang dimilikinya. Faktor intelegensinya merupakan sebab yang dapat mempengaruhi suksesnya anak dalam belajar. Intelegensi ini
merupakan potensi anak yang dibawa sejak lahir, maka setiap anak yang dilahirkan tidak sama tingkat intelegensinya.
Oleh sebab itu, sebaiknya guru berusaha untuk mengetahui anak didiknya, dan mau menelusuri tingkat intelegensinya yang dimiliki oleh
setiap anak didiknya. Sehingga guru mampu menerapkan metode apa
yang sesuai dalam proses pembelajaran dengan tingkat intelegensi berbeda-beda yang dimiliki oleh siswanya.
c Faktor Bakat dan Minat
Potensi bakat yang dibawa sejak lahir umumnya dalam bidang- bidang tertentu sehingga orang yang memang telah mempunyai bakat
belajar sesuai dengan bakatnya dan secara tidak lansung proses pembelajaran akan berlangsung dengan lancar.
Minat merangsang kemampuan belajar siswa, karena minat belajar merupakan kecenderungan perasaan, maka murid cenderung untuk
menekuninya jika daya minatnya terhadap sauatau pelajaran tinggi. Ada tidaknya minat dalam suatu pelajaran, dapat dilihat dalam cara mengikuti
pelajaran. Dengan melihat tanda-tanda yang ada pada murid maka guru seharusnya berusaha untuk menfasilitasi minat siswa tersebut. Dengan
demikian murid akan menaruh perhatian yang penuh terhadap pelajaran.
C. Efektivitas Model Perencanaan Pembelajaran Kemp terhadap