Model Perencanaan Pembelajaran Kemp

Penggunaan Model Perencanaan Pembelajaran Kemp Dalam Pembelajaran matematika siswa kelas Xc MAN I Makassar. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Model Perencanaan Pembelajaran Kemp

a. Pengertian Perencanaan Pembelajaran Di dalam ilmu manajemen pendidikan atau ilmu administrasi pendidikan, perencanaan disebut dengan istilah planning yaitu persiapan menyusun suatu keputusan berupa langkah-langkah penyelesaian suatu masalah atau pelaksanaan suatu pekerjaan yang terarah pada pencapaian tertentu. [1] Perencanaan adalah proses yang sistematis dalam pengambilan keputusan tentang tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang. [2] Dengan demikian, desain atau perencanaan adalah suatu pemikiran atau persiapan untuk melaksanakan suatu pekerjaan atau untuk mengambil suatu keputusan terhadap apa yang akan dilaksanakan oleh seseorang untuk mencapai tujuan tertentu sesuai dengan yang telah ditetapkan dengan melalui prosedur yang sistematis dan memperhatikan prinsip-prinsip pelaksanaan tugas atau pekerjaan tersebut. Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri dari berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Komponen tersebut meliputi: tujuankompetensi, materi, metode dan evaluasi. [3] Keempat komponen pembelajaran tersebut harus diperhatikan oleh guru dalam memilih atau menentukan pendekatan dan model pembelajaran. Perencanaan pembelajaran merupakan proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pengajaran, penggunaan pendekatan dan metode pengajaran, dan penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Sembilan elemen yang harus diperhatikan untuk sebuah rencana pengembangan pembelajaran menyeluruh, yaitu : 1 Kenali masalah pembelajaran dan tentukan tujuan untuk merancang sebuah prgram pembelajaran. 2 Periksa karakteristik pelajar karena akan berdampak pada keputusan pembelajaran. 3 Kenali isi materi dan analisa komponen tugas yang terkait pada tujuan. 4 Titian tujuan pembelajaran. 5 Urutkan isi dalam setiap unit pembelajaran agar logis. 6 Rancang strategi pembelajaran sehingga tiap siswa dapat menguasai tujuan. 7 Rencanakan pesan pembelajaran kembangkan pengajaran. 8 Kembangkan alat cara evaluasi untuk menentukan tujuan, dan 9 Pilih sumber yang mendukung pengajaran dan aktifitas belajar. Tujuan perencanaan pembelajaran juga memiliki keuntungan dan kelemahan, antaralain: 1 Kelebihan a. Kerangka dari beberapa tujuan program pembelajaran dibuat atas kompetensi dasar b. Tujuan menginformasikan siswa apa yang akan dituntut atau diminta dari mereka. c. Tujuan membantu perancang program pembelajaran untuk berpikir secara jelas dan mengatur serta mengurutkan seuatu d. Tujuan mengidentifikasi tipe dan meningkatkan aktivitas yang diperlukan untuk menyukseskan pembelajaran. e. Tujuan menyediakan dasar pengevaluasian dengan pembelajaran siswa. f. Tujuan menyediakan sesuatu yang baik untuk berkomunikasi. 2 Kelemahan a. Hampir semua tujuan berhubungan dengan tingkat kognitif yang rendah b. Prosedur digunakan untuk menetapkan penerapan tujuan yang baik untuk kognitif dan psikomotor namun afektif tidak demikian. c. Pada saat tujuan boleh jadi digunakan dalam pembelajaran yang membutuhkan struktur kandungan yang tinggi seperti matematika dan sains, mereka dibatasi menggunakan sesuatu yang erat dengan kemanusiaan seperti seni, ilmu sosial dan lain sebagainya. d. Guru tidak dapat menentukan semua dampak kemajuan dari program pembelajaran. e. Membuat pembelajaran terlalu bersifat mekanik dan perorangan. Dalam perkembangan selanjutnya ada tiga alternatif pembelajaran yang memiliki kelebihan jika dibanding dengan alternatif lainnya. Tiga alternatif itu adalah group presentation, individualized learning, dan interaction between teacher and student. Ada beberapa alasan yang mendasari ketiga alternatif pembelajaran di atas. Bentuk pembelajaran di atas dinilai lebih efisien dan efektif karena dengan melakukan presentasi proses penyampaian informasi lebih bersifat massif. Selain itu setiap siswa memiliki kondisi poercepatan pemahaman yang berbeda dalam memahami suatu materi. a. Group Presentation Pada kegiatan ini guru atau siswa melakukan sebuah presentasi untuk menyampaikan sebuah materi. Kegiatan seperti ini harus ditunjang oleh tempat yang memadai seperti di dalam kelas atau aula. Dalam pelaksanaannya penyaji dapat menggunakan alat bantu untuk menyampaikan presentasinya, alat itu dapat berupa media audio, visual, atau audio visual. Ada tiga karakter manusia yang akan ditunjukkan oleh siswa dalam kegiatan ini. Karakter pertama adalah siswa yang aktif berinteraksi. Siswa akan aktif dalam kegiatan diskusi, ia akan berpendapat, bahkan tetap berkonsultasi dengan penyaji setelah kegiatannya selesai. Tipe kedua adalah siswa yang hanya bekerja di tempat duduknya. Dan karakter ketiga adalah siswa yang bersifat kritis pada setiap materi yang disampaikan oleh penyaji dan biasanya keikutsertaannya lebih cenderung ke arah banyak bertanya. b. Individualized Learning Yang melatar belakangi konsep ini adalah bahwa setiap orang memiliki tingkat kecerdasan dan percepatan pemahaman yang berbeda. Selain itu setiap siswa juga memiliki pola pikir dan cara belajar yang berbeda. Untuk itu, guru harus dapat mendesain jenis pembelajaran yang sesuai dengan keadaan dan karakteristik yang dimiliki oleh siswa. Istilah lain untuk bentuk pembelajaran seperti ini adalah self instruction, independent study, individualized prescribed instruction, dan self directed atau self-paced learning. c. Interaction between Teacher and Students Format pembelajaran seperti ini adalah pembentukan kelompok – kelompok kecil. Dalam kelompok itu guru dan siswa melakukan diskusi dan saling bertukar pikiran sehingga dapat terjadi proses mengambil pelajaran dari peserta lainnya dengan metode ini juga setiap peserta akan dapat saling memahami karakter satu sama lain. Agar memperoleh hasil yang maksimal, maka anggota kelompok ini harus dibatasi. Kelompok ini terdiri dari tujuh sampai 12 orang. Ada beberapa kelebihan yang dapat diambil dari model ini. Dengan model ini para peserta akan terlatih dalam kemampuan mendengar dan berbicara. Hal ini terlatih ketika mereka tengah menyampaikan pendapat. Selain itu, bentuk ini juga melatih kepemimpinan. b. Model perencanaan pembelajaran Kemp Perencanaan pembelajaran model Kemp yang biasa juga disebut dengan model pengembangan instruksional Kemp memiliki beberapa langkah yang sangat mudah dipahami oleh para peserta didik sehingga bisa langsung diterapkan dalam proses pembelajaran. Kedelapan langkah itu dikemukakan dalam Instructional Design A Plan for Unit and Course Development, sebagai berikut: Pada kemp ini dapat digunakan pada level SD sampai dengan Perguruan Tinggi. Dan menurut pola kemp itu pada dasarnya dibuat untuk menjawab pertanyaan mengenai tiga keputusan berpikir yaitu: Apa yang harus dipelajari tujuan, prosedur dan sumber apa yang sebaiknya ada supaya tercapai tingkat belajar yang dikehendaki aktivitas dan sumber, dan bagaimana mengetahui bahwa belajar telah berlangsung evaluasi . Langkah-langkah pengembangan instruksional yaitu: 1 Menentukan Tujuan Umum General Purposes TU merupakan tujuan yang ingin dicapai untuk masing-masing pokok pembahasan. Dalam pembelajaran TU ditentukan agar pembelajaran menjadi lebih terarah. Tujuan di perlukan agar hasil perencanaan nantinya dapat mengembangkan kompetensi yang akan menolong pelajar agar dapat bepartisipasi dalam lingkungan masyarakat, selain itu, tujuan mesti mengenal perubahan dalam kebutuhan pelajar dan keterkaitannya dengan apa yang seharusnya diberikan pada siswa. Semua program pembelajaran hendaknya didasarkan pada pengembangan tujuan dan tujuan-tujuan itu dapat diambil dari tiga sumber yaitu masyarakat, pelajar itu sendiri, dan kawasan pembelajaran. Sebenarnya, tujuan-tujuan itu terdiri atas filsafat dan dari pertimbangan etika serta tuntutan dari masyarakat yang menghendaki hasil output pembelajaran tersebut. Sebuah perencanaan mesti menentukan topik utama. Topik tersebut akan menjadi cakupan program pembelajaran yang dibuat. Topik biasanya disusun secara logis, paling simpel, dan konkret sehingga orang dapat lansung melihat gambaran dari rencana program pembelajaran tersebut. Topik dapat disusun berdasarkan pengalaman yang didapat atau pemikiran yang menjadi dasar sesuatu yang akan dibuat. Ketika tim pembelajaran untuk kali pertama menentukan tujuan umum, banyak dari mereka yang menggunakan istilah-istilah penting sebagai penunjang atau penggambaran topik agar dapat memahami dengan benar keluaran output dari rancangan pembelajaran. Berikut beberapa pernyataan dari tujuan umum yang biasanya digunakan untuk menggambarkan topik: a. Untuk memperoleh kemampuan apa b. Untuk menilai c. Untuk menjadi tahu akan d. Untuk menjadi akrab dengan e. Untuk dikenalkan pada f. Untuk percaya dalam g. Untuk memahami h. Untuk memutuskan i. Untuk menikmati j. Untuk mengetahui arti dari k. Untuk memiliki perasaan pada l. Untuk mengenali m. Untuk belajar n. Untuk meniru o. Untuk menguasai p. Untuk merasakan q. Untuk mengerti r. Untuk menggunakan Jadi perencanaan pembelajaran sering dimulai dengan pernyataan yang berorientasikan pada tujuan umum bagi topik yang telah ada sebelumnya. 2 Menentukan karakteristik siswa Learner Characteristic Dengan menentukan karakteristik siswa kita bisa mengetahui latar belakang pendidikan, sosial budaya peserta didik, serta bisa menjadi pedoman dalam menentukan langkah-langkah yang perlu diambil untuk mendukung lancarnya proses pembelajaran. Ketika mendesain sebuah rencana pembelajaran, kita mesti cepat memutuskan karakteristik dari siswa karena dengan mengetahui karakteristik tersebut sangat membantu dalam membuat perencanaan pembelajaran. Faktor-faktor yang mesti diperhatikan dalam membantu menentukan karakteristik siswa yaitu: Faktor akademi,antara lain jumlah siswa, latar belakang akademi pendidikan, rata-rata nilai, tingkat kepintaran, tingkatan membaca, prestasi dan tes kemampuan, adat kebiasaan, kemampuan untuk bekerja sendiri, latar belakang pelajaran atau topik, motivasi untuk belajar, harapan-harapan belajar, dan aspirasi kebudayaan. Faktor sosial, antara lain umur, tingkat kematangan, bakat spesial, emosi dan kejiwaan, hubungan antar pelajar. Informasi-informasi dari kandungan faktor-faktor di atas dapat diperoleh dari kumpulan catatan siswa dan dari konsultasi dengan guru- guru, bimbingan konseling, dan lain-lain. Hasil dari daftar informasi tersebut, sebaiknya ditambah dengan survai perilaku dan tes awal. Faktor lain seperti kondisi dan gaya belajar juga mesti dicatat dan diperhatikan pada saat perencanaan agar ciri-ciri pelajar yang diidentifikasi dapat lebih sempurna. 3 Indikator Learning Objectives Indikator atau tujuan instruksional ini bagi peserta didik antara lain berguna untuk mengetahui apa yang harus dikerjakan, bagaimana mengerjakannya, dan kriteria keberhasilannya. Bagi guru, indikator ini membantu dalam menentukan materi dan evaluasi pelajaran. Semua tujuan pembelajaran mesti diwujudkan sebagai syarat yang akan meningkatkan aktivitas pembelajaran. Dengan menciptakan tujuan- tujuan yang pasti, kita dapat mengetahui dengan jelas apa yang ingin kita ajarkan dan kemudian dapat memutuskan apa-apa saja yang telah dicapai. Menentukan tujuan merupakan sebuah aktivitas yang bersifat pengembangan yang meminta ketelitian, perubahan, dan penambahan. Bagi sebagian guru, tujuan dapat menjadi jelas setelah pelajaran dibuat garis besarnya. Kategori dari tujuan pembelajaran dapat dikelompokkan mejadi tiga bagian yaitu: Kognitif, merupakan kategori yang memberikan perhatian yang lebih dalam program pendidikan. S.Bloom.dkk, sebuah taksonomi bagi kognitif. Dalam hal ini, dia kognitif dimulai dari pengetahuan sederhana sampai tingkat tertinggi yaitu: a. Mengetahui, merupakan kemampuan untuk mengingat, mengulang kembali apa yang didapat dan lain sebagainya. b. Memahami, merupakan kemampuan untuk menafsirkan informasi yang diperoleh. c. Penerapan atau aplikasi, merupakan kemampuan untuk menggunakan atau menerapkan informasi, teori-teori, prinsip-prinsip hukum-hukum dari situasi baru. d. Analisis, merupakan kemampuan untuk membagi pengetahuan yang rumit menjadi bagian-bagian yang terurai dan mengetahui hubungan tiap bagian e. Sintesis, merupakan kemampuan untuk menyatukan bagian-bagian yang terpisah menjadi bentuk baru. f. Evaluasi, merupakan kemampuan untuk menilai berdasarkan pada pengetahuan pemberian kriteria. Kriteria yang kedua adalah psikomotor. Ini adalah kemampuan dalam menggunakan dan mengkoordinasi otot rangka dalam aktivitas fisik dan melakukan sesuatu. Psikomotor ini meliputi: a. Pergerakan tubuh yang kasar; b. Pergerakan halus dikoordinasi; c. Komunikasi non-lisan; d. Tingkah laku berbicara. Kategori yang ketiga adalah afektif. Ini meliputi sikap, penilaian atau penghargaan, nilai-nilai dan emosi seseorang. David R.Krathwohl.dkk membagi afektif dalam lima tingkatan: 1 Penerimaan, keinginan untuk memberikan perhatian pada sebuah aktivitas; 2 Menanggapi, keinginan untuk mereaksi sesuatu. 3 Penilaian, keinginan untuk menerima sesuatu melalui sikap yang positif 4 Pengorganisasian, ketika menemukan situasi yang memiliki lebih dari satu penerapan, keinginan untuk mengorganisasi nilai dapat digunakan; 5 Penggambaran sebuah nilai yang kompleks. Sekarang kita beralih pada prosedur dalam penulisan tujuan pembelajaran.adapun prosedur dalam menulis tujuan tersebut yaitu: a. Dimulai dengan sebuah tindakan yang menggambarkan perilaku aktivitas oleh pelajar. b. Mengikuti perilaku dengan referensi yang menggambarkan sesuatu yang lagi disenangi. c. Jika bagian-bagian yang diperlukan tersebut memerlukan beberapa hitungan, tambahkan standar performance yang mengidentifikasi pencapaian minimum yang dapat diterima. d. Sebagai kebutuhan pemahaman siswa dan agar menetapkan keperluan evaluasi, tambahkan beberapa kriteria-kriteria; 4 Menentukan materi pelajaran Subject Content Dalam menentukan materi pelajaran harus disesuaikan dengan TIK yang telah ditentukan sebelumnya. Materi harus berdasarkan pada tujuan pembelajaran. Karena bagian terpenting dari desain pembelajaran terletak pada tujuan pembelajaran itu sendiri. Dalam beberapa kasus, isi dari materi pembelajaran adalah turunan dari tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dapat diartikan sebagai apa yang akan dituju oleh materi pembelajaran. Atau dengan kata lain, tujuan pembelajaran adalah hasil dari materi pembelajaran. Dalam pembelajaran yang bersifat tradisional biasanya para guru menjadikan materi pembelajaran sebagai titik berangkat dari sebuah pembelajaran dan hal itu masih banyak terjadi hingga hari ini. Ada beberapa hal yang harus kita lakukan dalam menentukan isi pembelajaran yaitu mencakup pemilihan dan pengaturan dari pengetahuan yang spesifik, skill, dan faktor sikap pendirian. Dalam menetukan level tujuan kita dapat memakai prinsip pembelajaran behavior-nya Gagne yaitu fakta, konsep, hal – hal yang terpenting, dan problem solving. Jika siswa sudah mempelajari hal-hal penting dalam suatu pembelajaran maka selanjutnya diharapkan mereka dapat mengaplikasikannya dan dapat dikorelasikan dengan situasi masalah. Langkah-langkah itu adalah: a Menerangkan kejadian. b Menduga alasan. c Memprediksi konsekuensi. d Mengontrol situasi. e Memecahkan masalah. 5 Menetapkan penjajagan awal Pre test Tes awal ini perlu untuk mengetahui sejauh mana peserta didik telah memenuhi persyaratan belajar yang yang diperlukan untuk mengikuti program pengajaran. Penilaian awal memiliki peranan yang cukup penting dalam model desain ini. Dengan melakukan hal ini kita dapat mengetahui tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh murid. Mengetahui kondisi pengetahuan murid sangat membantu kita dalam mendesain pembelajaran. Penilaian awal juga dapat membantu untuk mengevisiensikan pembelajaran. Dengan melakukan tahapan ini kita dapat mengetahui tingkatan pengetahuan murid. Dengan demikian seorang murid tidak perlu membuang – buang waktu untuk mempelajari kembali materi yang telah mereka kuasai. Ada dua hal yang dapat kita lakukan dalam Pre- Assessment yaitu prerequisite test dan pretest. 6 Menentukan strategi program belajar mengajar Dalam memilih strategi belajar mengajar ini harus sesuai TIK, selain itu juga harus memperhatikan faktor: efisiensi, efektivitas, ekonomis, dan praktis. Tahapan ke enam dari model pembelajaran Kemp membicarakan tentang aktifitas belajar – mengajar dan sumber – sumber belajar. Pada tahapan ini dijelaskan tentang bentuk – bentuk dari kegiatan belajar yang efektif dan media – media yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar. Dalam melakukan proses pembelajaran hendaknya kita memilih alternatif kegiatan yang paling efektif dan sesuai dengan keadaan siswa. Namun demikian sebenarnya tidak ada rumus yang baku untuk mensinkronkan alternatif jenis kegiatan pembelajaran dengan kebutuhan dan kondisi siswa. Namun kita masih dapat menentukan jenis alternatif pembelajaran dengan cara menganalisis setiap kelebihan dan kekurangannya lalu disinkronkan dengan keadaan siswa. 7 Mengkoordinasi sarana penunjang, yang meliputi tenaga fasilitas, alat, waktu dan tenaga. Umumnya para guru dapat mendesain pembelajaran dengan bantuan buku manual. Namun hal itu hanya terbatas pada pembelajaran yang bersifat tradisional saja. Padahal ilmu pendidikan senantiasa berkembang dan terus mengeluarkan produk – produk baru yang lebih canggih lagi. Dari sinilah masalah muncul, karena para guru tidak menguasai produk – produk baru tersebut. Di sinilah peran seorang pendesain diperlukan. Selanjutnya kita memerlukan beberapa hal yang dapat menunjang program pembelajaran. Hal itu diantaranya adalah biaya, fasilitas, peralatan, waktu dan jadwal, serta kordinasi dengan aktifitas lainnya. a. Biaya. Dana merupakan hal yang amat krusial dalam pengembangan pendidikan. Semua program baru yang akan dipakai tentunya memerlukan dana untuk memulainya. Sekolah yang ingin mengembangkan program pendidikannya misalnya saja dengan membuat inovasi baru, penelitian, dan pengembangan memerlukan biaya untuk menjalankannya. Pemanfaatan biaya dilakukan ketika masa pengembangan dan selama pemakaian peralatan. b. Fasilitas. Proses pembelajaran tentunya membutuhkan fasilitas yang memadai untuk keberlangsungannya. Berikut adalah kegiatan beserta fasilitas yang dibutuhkannya. Dalam kegiatan presentasi, kita membutuhkan proyektor audio visual, sound sistem, dan perlengkapan lainnya.Tempat pembelajaran mandiri. Merupakan sebuah tempat yang diperuntukkan untuk para siswa dalam melakukan proses pembelkajaran mandiri. Ruangan untuk kegiatan belajar kelompok. Ruangan ini didesain dengan furniture yang tidak formal. Kemudian dilengkapi dengan proyektor audio visual, dan papan display misalnya papan tulis dan ruang peralatan. Ruang ini digunakan untuk menyimpan barang – barang yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Dari ruang ini pula dikordinirnya setiap peralatan yang digunakan untuk membantu proses pembelajaran. c. Peralatan Dalam menjalankan program yang telah dijalankan tentunya memerlukan beberapa peralatan untuk menunjang kegiatan tersebut. Dalam mendesain sebuah program kita harus memastikan bahwa kita memiliki atau setidaknya dapat mengusahakan peralatan yang akan kita pakai. Karena ketidak tersediaan alat bisa sangat mempengaruhi program yang akan dijalankan. Selain itu kita harus mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang alat yang akan kita gunakan dari orang yang kompeten di bidang itu. Kita harus mencari tahu informasi tentang peralatan yang akan kita gunakan dengan demikian kita dapat memilih barang yang tepat. Peralatan yang kita pilih sebaiknya peralatan yang mudah dipergunakan dan memiliki resiko yang kecil. Hal penting lainnya adalah kita tetap membutuhkan orang-orang yang kompeten dengan peralatan itu. Selain itu kita jangan terjebak dengan barang-barang yang canggih, namun sebenarnya kita tidak memerlukan kecanggihannya agar kita tidak terjebak pada mubazir. d. Waktu dan Jadwal. Dalam menentukan program hendaknya kita memperhatikan jadwal dan waktu yang tepat. Jangan sampai waktu yang kita tentukan bentrok dengan kegiatan lainnya. Selain itu kita juga harus memperhatikan jangan sampai waktu yang kita pilih ternyata bentrok dengan program lain yang ternyata belum selesai. e. Kordinasi Aktivitas apapu harus dikordinasikan, terutama program yang akan dibuat dengan pihak-pihak lainnya. Misalnya saja untuk masalah perizinan. Terutama sekali jika siswa yang menjadi bagian dari program kita adalah siswa yang masih membutuhkan bimbingan orang tuanya. Kita harus mengkomunikasikan kegiatan ini dengan orang tua. Bahkan jika perlu kita undang orang tuanya untuk hadir dan mengawasi program yang telah kita rencanakan. 8 Mengadakan evaluasi Evaluasi ini digunakan untuk mengontrol dan mengkaji keberhasilan program secara sistem.

B. Pembelajaran Matematika