BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang dilakukan terhadap tumbuhan daun Ganjeng Piper betle L. maka dapat disimpulkan bahwa Ekstrak n-Heksan daun Ganjeng
dapat digunakan sebagai antikanker dengan nilai LC
50
terendah yaitu 17,37 dan berdasarkan hasil identifikasi senyawa golongan, daun Ganjeng ini mengandung
senyawa aktif yaitu steroid atau triterpen dengan ditandai dengan munculnya noda berflouresensi coklat atau biru.
B. Saran
1. Laboratorium Sebaiknya alat dan bahan dilengkapi lagi di dalam lab agar mahasiswa yang
akan praktikum tidak lagi harus membeli alat yang belum ada. 2. Asisten
Untuk saran mungkin kak, sebaiknya lebih tegas lagi sama kami kak, apalagi sama teman kelompok kami yang laki-laki hehe. Terima kasih kak atas semua waktu
yang telah diluangkan untuk membimbing kami selama lab. Saya pribadi merasa senang dan bangga jadi praktikan kakak
. Semoga penelitiannya dilancarkan kak, dan bisa cepat wisuda aamiin
LAMPIRAN I SKEMA KERJA
A. Penyiapan Sampel Diucapkan basmalah
Dipetik daun secara langsung pada bagian tangkainya Dicuci bersih daun yang telah dipetik tadi
Dikeringkan daun dengan cara diangin- anginkan pada tempat yang tidak terkena cahaya matahari langsung
Dipotong-potong kecil dan disortasi kering jika sampel telah kering B. Maserasi
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan Ditimbang sampel daun paliasa 200 gr kemudian dimasukkan
kedalam toples Ditambahkan pelarut metanol sampai sampel terbasahi semua sampel
terendam Diaduk-aduk sampel
Ditutup toples dengan menggunakan aluminium foil Ditutup rapat toples dengan penutupnya
Dibiarkan selama kira-kira 24 jam proses maserasi sehingga semua zat aktif telah terekstraksi semua
C. Penyarian Dilakukan penyarian, sampel yang telah didiamkan kemudian
disaringmenggunakan kain putih dan corong yang telah disumbat kapas
Dilakukan proses remaserasi sampel yang telah disaring tadi Ditampung hasil maserasi
D. Refluks Diucapkan basmalah
Disiapkan alat dan bahan Ditimbang sampel daun sirih 50 gram
Dimasukkan ke dalam labu alas bulat
Ditambahkan 500 ml metanol ke dalam labu alas bulat Dirangkai alat refluks
Dimulai penyarian dan ditunggu hingga 3-4 jam Setelah itu, disaring hingga didapatkan ekstrak cair dan ampas
E. Sokletasi Diucapkan basmalah
Disiapkan alat dan bahan
Ditimbang sampel 50 gram
Dimasukkan kedalam labu alas bulat
Ditambahkan 500 ml metanol kedalam labu alas bulat
Dirangkai alat sokletasi
Dimulai penyarian hingga 20-24 siklus
Setelah itu, ditampung hasil ekstraksi F. Parisi Cair-Padat
Disiapkan alat dan bahan
Ditimbang ekstrak metanol sebanyak 2,067gram
Dilarutkan dengan n-heksan sampai ekstrak terendam
Diletakkan diatas magnetic stirrer
Ditunggu selama 5 menit
Dipipet ekstrak dan dimasukkan kedalam tabung sentrifuge sebanyak 6 tabung
Disentrifuge dengan kecepatan 2500 rpm selama 5 menit
Dipisahkan antara ekstrak larut heksan dan tidak larut heksan
Dilakukan terus menerus hingga larutan n heksan jernih G. Partisis Cair-Cair
Ditimbang ekstrak metanol sebanyak 8 gram Dilarutkan ekstrak dengan 30ml hexan dan dimasukkan kedalam
corong pisah Disuspensikan ekstrak yang tidak larut dalam 5ml aquadest dan
dimasukkan kedalam corong pisah Digojok corong pisah hingga homogen dan diidiamkan selama
beberapa menit hingga terbentuk dua lapisan pelarut
Ditampung lapisan hexan dan dimasukkan kembali lapisan air dan ditambahkan kembali dengan 30 ml hexan yang baru , dilakukan
sebanyak5 kali Diuapkan lapisan hexan yang diperoleh dan diitimbang ekstrak kental
hexan dan sebagian dimasukkan kedalam vial Ditambahkan lapisan air dengan pelarut n-butanol jenuh air sebanyak
10ml didalam corong pisah kemudian digojok Didiamkan corong pisah selama beberapa saat hingga terbentuk dua
lapisan pelarut
Ditampung lapisan n-butanol dan dimasukkan kembali lapisan air dan ditambahkan kembali dengan 10ml, n-butanol dilakukan sebanyak
lima kali Ditambahkan 25ml n-butanol, dilakukan sebanyak dua kali
Diuapkan ekstrak n-butanol hingga terbentuk ekstrak kental Ditimbang ekstrak dan dimasukkan kedalam wadah
Dilakukan identifikasi senyawa dengan menggunakan metode KLT H. BSLT
1. Pembuatan air bebas protozoa Ditimbang garam tidak beriodium sebanyak 37 gram
Diukur aquadest sebanyak 1L Dimasukkan aquadest kedalam wadah toples
Ditambahkan garam tidak beriodium kemudian diaduk hingga larut Disaring
2. Penyiapan larva udang Dimasukkan telur udang ke dalam wadah penetas yang berbentuk
kerucut berisi air laut Disinari dengan lampu dan dilengkapi dengan aerator sebagai sumber
oksigen dan menjaga agar telur tidak mengendap Didiamkan selama 24 jam
3. Penyiapan larutan stock
Ditimbang masing-masing 50gram ekstrak larut heksan, tidak larut heksan, larut metanol
Dimasukkan masing-masing ke dalam vial Ditambahkan pelarut, larut hexan hexan, tidak larut hexan n -
butanol, larut metanol metanol
4. Pelaksanaan uji
Disiapkan alat dan bahan Ditambahkan air laut 2 ml ke dalam masing-masing vial yang berisi
larutan sampel dan control air pelarut Ditambahkan masing-masing 10 ekor larva udan ke dalam vial
dicukupkan dengan air laut sampai volume 3 ml Ditambahkan masing-masing vial dengan dua tetes suspensi ragi
sebagai sumber makan Disimpan 1 x 24 jam
Dihitung jumlah larva yang mati Diamati
I. Fraksinasi Diucapkan basmalah
Disiapkan alat dan bahan yang digunakan Ditimbang dan dimasukkan serbuk silika ke dalam senter glass lalu
dimampatkan sebanyak 13 gram
Ditimbang serbuk silika 7 gram dan ekstrak larut n-heksan 1,5 gram lalu digerus di lumpang hingga homogen
Dicampurkan serbuk silika dan ekstrak n-heksan yang telah dihomogenkan, dimasukkan ke dalam center glass lalu dimampatkan kemudian di
letakkan kertas saring di atasnya Difraksinasi sampel dengan kromatograsi cair vakum menggunakan eluen
n-heksan, etil dan metanol dengan berbagai perbandingan dari tingkat kepolaran dari rendah ke tinggi
Ditampung hasil fraksinasi masing-masing perbandingan dalam mangkok kecil, lalu diuapkan
Dimasukkkan hasilnya ke dalam vial lalu diencerkan dengan pelarut
Ditotolkan pada lempeng kemuadian dielusi dengan eluen heksan : etil
Dilihat penampakan noda pada lempeng dibawah uv 254 dan 366
Sampel yang mempunyai profil KLT yang sama digabung hingga diperoleh fraksi
J. Kromatografi Lapis Tipis Preparative 1. Pembuatan lempeng preparativ
Ditimbang serbuk silika gel 20 gram untuk tiga lempeng
Dibuat suspensi silika dengan memasukkan silika gel 20 gram ke dalam Erlenmeyer dan dilarutkan dengan 50 ml aquadest
Dikocok hingga homogen
Dituang suspensi silika gel di atas lempeng kemudian lempeng digoyang - goyangkan hingga semua suspensi silika rata menutupi
permukaan lempeng
Didiamkan 1 x 24 jam
Diaktifkan dioven selama 1 - 2 jam suhu 110°C 2. Penotolan sampel
Disiapkan alat dan bahan
Dilarutkan ekstrak fraksi A dalam vial dengan pelarut kloroform : methanol 1:1
setelah larut, ditotolkan pada lempeng preparatif yang telah diaktifkan menggunakan pipa kapiler
diukur eluen hexan : etil 3:1 masing-masing 45 ml dan 15 ml
dimasukkan eluen ke dalam chamber lalu dijenuhkan
setelah chamber dalam keadaan jenuh, dimasukkan lempeng preparatif yang telah dtotolkan ke dalam chamber
ditutup chamber dan ditunggu hingga proses elusi selesai
setelah proses elusi selesai, dikeluarkan lempeng lalu diangin-anginkan hingga eluennya menguap
dilihat penampakan noda yang berbentuk pita pada uv 366 nm dan 254 nm
diberi tanda noda yang dibentuk kemudian dikeruk
diperoleh dua noda
ditambahkan masing-masing noda dengan pelarut kloroform : methanol sebanyak 10 ml
kemudian dipipet ke dalam tabung sentrifuge
disentrifuge dengan kecepatan 2500 rpm dalam waktu 5 menit
diperoleh 2 lapisan yaitu cairan bening dan endapan
dipipet masing-masing cairan bening dari masing-masing noda ke dalam 2 vial yang berbdea
K. Multieluen Disiapkan alat dan bahan
Disiapkan noda hasil kromatografi lapis tipis preparatif yang akan ditotol pada lempeng silika gel noda 1 dan noda 2
ditotol masing-masing noda pada lempeng silika gel yang telah diaktifkan
disiapkan eluen hexan : etil 5:1, kloroform : etil 1:1 dan etil : metanol 1:5
dielusi masing-masing noda dengan eluen yang telah disiapkan diamati penampakan noda pada lampu UV
L. Identifikasi senyawa golongan Disiapkan alat dan bahan
Diukur eluen hexan : etil 3:1 sebanyak 60 ml, di mana hexan 45 ml dan etil 15 ml
Diaktifkan lempeng akan digunakan
Diberi batas atas dan batas bawah pada lempeng
Ditotol sampel yang terdiri atas dua noda pada lempeng
Dimasukkan eluen hexan : etil ke dalam chamber
Dijenuhkan chamber
Dimasukkan lempeng yang telah ditotol
Ditunggu hingga proses elusi selesai
Diamati penampakan noda pada lampu UV Diidentifikasi noda yang tampak
+ dragondorff + LB + AlCl
3
+FeCl
3
+ KOH etanolik + H
2
SO
4
+ berwarna diamati diamati
+ biru,hitam + warna merah
Jingga dengan dilampu UV di lampu UV latar belakang
kuning + coklat,biru + kuning
LAMPIRAN II PERHITUNGAN
A. Ekstraksi
Rendamen = ekstrak kering
bobot simplisia × 100
B. Partisi
1. Rendamen larut n-heksan Rendamen =
ekstrak kering bobot simplisia
× 100
= 1,5 g
2,067 g × 100
= 72,56 2. Rendamen tidak larut n-heksan
Rendamen = ekstrak kering
bobot simplisia × 100
= 0,2 g
2,067 g × 100
= 9,67
C. Kromatografi Lapis Tipis KLT
Rf = Jarak tempuh noda
Jarak tempuh eluen 1. Ekstrak larut n-heksan
a. Kasat mata Rf
1
= 0,8
5,5 = 0,58 cm
Rf
2
= 4
5,5 = 0,72 cm
b. UV 254 Rf
1
= 3,5
5,5 = 0,63 cm
c. UV 366 Rf
1
= 1,5
5,5 = 0,27 cm
Rf
2
= 2
5,5 = 0,36 cm
Rf
3
= 2,5
5,5 = 0,45 cm
Rf
4
= 3
5,5 = 0,54 cm
Rf
5
= 3,5
5,5 = 0,63 cm
2. Ekstrak tidak larut n-heksan a. Kasat mata
Rf
1
= 4
5,5 = 0,72 cm
Rf
2
= 5
5,5 = 0,90 cm
b. UV 254 Rf
1
= 2,5
5,5 = 0,45 cm
c. UV 366 Rf
1
= 2
5,5 = 0,36 cm
Rf
2
= 2,5
5,5 = 0,45 cm
Rf
3
= 3,5
5,5 = 0,63 cm
Rf
4
= 4
5,5 = 0,72 cm
Rf
5
= 4,5
5,5 = 0,81 cm
3. Ekstrak metanol a. Kasat mata
Rf
1
= 0,8
5,5 = 0,14 cm
Rf
2
= 1
5,5 = 0,18 cm
Rf
3
= 2
5,5 = 0,36 cm
Rf
4
= 4,2
5,5 = 0,76 cm
b. UV 254 Rf
1
= 3
5,5 = 0,54 cm
Rf
2
= 3,5
5,5 = 0,63 cm
c. UV 366 Rf
1
= 0,7
5,5 = 0,12 cm
Rf
2
= 1,3
5,5 = 0,23 cm
Rf
3
= 2,5
5,5 = 0,45 cm
Rf
4
= 3,5
5,5 = 0,63 cm
Rf
5
= 4
5,5 = 0,72 cm
D. Brine Shrimp Lethality Test BSLT
1. Pembuatan konsentrasi
a. Larutan stock 10.000 ppm
ppm = mg
L =
μg mL
30 mg 30 mL
= 30 μg
3 mL ×
100 10000
10000 μ g 1 L
= 10000 ppm
b. Larutan konsentrasi 10, 100, 1000 ppm
1 10 ppm V
1
× M
1
= V
2
× M
2
x . 1000 μg
mL = 5 mL . 1000
μg mL
x = 5000
μg mL
10000 μg
mL x = 0,5 mL
x = 500
µL
× 5 replikasi x = 2500
µL
2 100 ppm
V
1
× M
1
= V
2
× M
2
x . 1000 μg
mL = 5 mL . 100
μg mL
x = 5000
μg mL
10000 μg
mL x = 0,05 mL
x = 50 µL × 5 replikasi x = 250 µL
3 1000 ppm V
1
× M
1
= V
2
× M
2
x . 1000 μg
mL = 5 mL . 100
μg mL
x = 5000
μg mL
10000 μg
mL x = 0,005 mg
x = 5
µL
× 5 replikasi x = 25
µL
2. Kematian Larva = Jumlah larvauji mati− jumlahlarva kontrolmati
Jumlahtotal larvauji x
100
a. Ekstrak larut n-heksan 1 1000 ppm
Kematian Larva = 43−0
50 × 100 = 86
2 100 ppm Kematian Larva =
30−0 50
× 100 = 60 3 10 ppm
Kematian Larva = 24−0
50 × 100 = 48
b. Ekstrak tidak larut n-heksan 1 1000 ppm
Kematian Larva = 32−0
50 × 100 = 64
2 100 ppm Kematian Larva =
23−0 50
× 100 = 46 3 10 ppm
Kematian Larva = 15−0
50 × 100 = 30
c. Ekstrak metanol
1 1000 ppm Kematian Larva =
39−0 50
× 100 = 78 2 100 ppm
Kematian Larva = 31−0
50 × 100 = 62
3 10 ppm
Kematian Larva = 25−0
50
×
100 = 50 3. Nilai LC
50
a. Ekstrak larut n-heksan y = ax + b
LC
50
= anti log x y = 0,565x + 4,296
LC
50
= anti log 1,24 y = 4,296 + 0,565x
LC
50
= 17,37 5 = 4,296 + 0,565x
0,565x = 5 - 4,296 0,565x = 0,704
x = 0,704
0,565 x = 1,24
b. Ekstrak tidak larut n-heksan y = ax + bLC
50
= anti log x y = 0,44x + 4,033
LC
50
= anti log 2,19 y = 4,033 + 0,44x
LC
50
= 154,88 5 = 4,033 + 0,44x
0,44x = 5 - 4,033 0,44x = 0,967
x = 0,967
0,44 x = 2,19
c. Ekstrak metanol y = ax + b
LC
50
= anti log x y = 0,385x + 4,5
LC
50
= anti log 1,29 y = 4,5 + 0,385x
LC
50
= 19,49 5 = 4,5 + 0,385x
0,385x = 5 - 4,5 0,385x = 0,5
x = 0,5
0,385 x = 1,29
E. Fraksinasi