ke dalam senter glass lalu dimampatkan. Diletakkan kertas sering diatasnya. Difraksinasi sampel dengan kromotografi cair vakum menggunakan eluen n-hexan,
etil, dan metanol dengan berbagai perbandingan yang telah diketahui. Dimasukkan eluen n-hexan 60 ml, hexan:etil, dan etil:metanol masing-masing perbandingan ke
dalam senter gelas lalu hasil fraksinasinya ditampung dalam wadah yang telah disiapkan. Diuapkan hasil fraksi hingga diperoleh ekstrak kental. Difraksinasi
masing-masing ekstrak yang diperoleh dari berbagai perbandingan eluen saat dimasukkan ke dalam vial lalu diencerkan dengan pelarut kloroform:metanol. Ditotol
ekstrak yang telah larut pada lempeng kemudian dielusi dengan eluen hexan:etil dengan perbandinga 3:1. Dilihat penampakan noda pada lempeng di bawah UV 254
nm dan 366 nm. Digabungkan sampel yang mempunyai profil KLT yang sama hingga diperoleh 2 fraksi fraksi A dan fraksi B. Diuapkan pelarut fraksi yang
diperoleh kemudian ditimbang. Dimasukkan masing-masing fraksi ke dalam vial secukupnya lalu dilarutkan dengan kloroform:metanol. Ditotol masing-masing fraksi
pada lempeng kemudian dielusi. Fraksi A dielusi dengan hexan:etil 3:1 dan fraksi B dielusi dengan eluen etil:metanol 7:1. Dilihat penampakan noda fraksi A dan fraksi
B di bawah lampu UV 254 nm dan 366 nm. 10. Kromatografi Lapis Tipis Preparatif
a. Pembuatan lempeng
Dibaca basmalah. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Ditimbang serbuk silika sebanyak 20 gram. Diukur 50 ml aquadest. Dihomogenkan serbuk
silika dan aquadest ke dalam erlenmeyer hingga terbentuk bubur silika. Dituang bubur silika di atas lempeng kaca berukuran 20cm x 20cm dan diratakan. Didiamkan
lempeng 1x24 jam. Diaktifkan lempeng dalam oven dengan suhu 110 C selama 1-2
jam.
b. Penotolan sampel
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Dilarutkan ekstrak fraksi A dalam vial dengan pelarut kloroform:metanol 1:1. Ditotolkan ekstrak yang larut
pada lempeng preparatif yang telah diaktifkan menggunakan pipa kapiler. Diukur eluen hexan:etil 3:1 masing-masing 45 ml dan 15 ml lalu dimasukkan ke dalam
chamber lalu dijenuhkan. Setelah chamber jenuh, lempeng preparatif yang telah ditotol dimasukkan ke dalam chamber kemudian chamber ditutup dan ditunggu
hingga proses elusi selesai. Setelah proses elusi selesai, lempeng dikeluarkan dari chamber lalu diangin-anginkan hingga eluennya menguap. Dilihat penampakan noda
yang berbentuk pita pada UV 366 nm dan 254 nm. Diberi tanda noda yang berbentuk pita lalu dikeruk. Diperoleh 2 noda kemudian masing-masing noda di masukkan ke
dalam 2 mangkok berbeda yang telah ditimbang dan diberi tanda noda 1 dan noda 2. Ditambahkan masing-masing noda dengan kloroform:metanol 1:1 sebanyak 10 ml,
lalu dihomogenkan kemudian dipipet ke dalam tabung sentrifuge. Disentrifuge sampel dengan kecepatan 2500 rpm dalam waktu 5 menit. Setelah disentrifuge
diperoleh dua lapisan yaitu cairan yang bening dan endapan. Dipipet cairan yang bening dari masing-masing noda ke dalam 2 vial yang berbeda yang telah ditimbang.
11. Multieluen dan dua dimensi
a. Multieluen
1 Pengaktifan lempeng Dibaca basmalah. Diambil lempeng yang akan digunakan yaitu lempeng
silika gel F 254 yang berukuran 20cm x 20cm, dipotong dengan ukuran 7cm x 2cm. diaktifkan dalam oven pada suhu 110
C selama 30-60 detik. Setelah diaktifkan lempeng diukur batas atas dan batas bawahnya.
2 Penotolan sampel Dibaca basmalah. Disiapkan alat dan bahan. Disiapkan 2 noda hasil
kromatografi lapis tipis preparatif yang akan ditotol pada lempeng silika gel yaitu noda 1 dan noda 2. Ditotol masing-masing noda pada lempeng silika gel yang telah
diaktifkan. Disiapkan eluen yaitu hexan:etil 5:1, kloroform:etil 1:1, dan etil:methanol 1:5. Dielusi masing-masing noda dengan eluen yang telah disiapkan.
Kemudian diamati penampakan noda masing-masing di bawah lampu UV 366 nm.
b. Dua dimensi