Kromatografi Kolom Kromatografi Cair Vakum

d. Uji BSLT

Dimasukkan 10 ekor larva udang Artemia salina L. ke dalam vial dan dicukupkan dengan air laut sampai 5 ml. Ditambahkan 1 tetes suspensi ragi 9 mg5 ml ke dalam vial. Dihitung jumlah larva yang mati setelah 1x24 jam.

e. Penyiapan larutan uji

Ditetaskan larva udang dalam wadah penetas berbentuk kerucut berisi air laut yang dilengkapi dengan lampu sebagai sumber cahaya dan aerator sebagai sumber O 2. Dibiarkan selama 1x24 jam. Dipindahkan ke dalam wadah gelap yang disisinya merupakan wadah terang. Ditandai larva uji yang baik dengan larva yang berada pada wadah yang terang. 9. Kromatografi Kolom KK dan Kromatografi Cair Vakum KCV

a. Kromatografi Kolom

Diucapkan basmalah. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Dibebas lemakkan dengan dibilas menggunakan metanol. Dimasukkan kapas pada bagian bawah dari kolom. Dimasukkan silika gel sampai mengisi ¾ dari kolom lalu ketuk-ketuk hingga tidak terbentuk gelembung gas. Dikeluarkan silika dan ditimbang. Ditimbang sampel dengan perbandingan 1:100 sampel dan silika . Disuspensikan silika gel dan ekstrak dengan eluen pertama. Dimasukkan ke kolom lalu mampatkan. Dimasukkan selapis kertas saring di bagian atas. Ditampung isolat dalam vial dengan kecepatan alir 20 tetes per menit. Ditotolkan pada lempeng. Dilihat penampakan noda pada lampu UV 254 nm dan 366 nm. Digabung sampel dengan profil KLT yang sama lalu hitung nilai Rf nya.

b. Kromatografi Cair Vakum

Diucapkan basmalah. Disiapkan alat dan bahan. Ditimbang 7 gram serbuk silika dan 1,5 ekstrak larut n-hexan lalu digerus dilumpang hingga homogen. Dimasukkan serbuk silika gel dan ekstrak larut n-heksan yang telah dihomogenkan ke dalam senter glass lalu dimampatkan. Diletakkan kertas sering diatasnya. Difraksinasi sampel dengan kromotografi cair vakum menggunakan eluen n-hexan, etil, dan metanol dengan berbagai perbandingan yang telah diketahui. Dimasukkan eluen n-hexan 60 ml, hexan:etil, dan etil:metanol masing-masing perbandingan ke dalam senter gelas lalu hasil fraksinasinya ditampung dalam wadah yang telah disiapkan. Diuapkan hasil fraksi hingga diperoleh ekstrak kental. Difraksinasi masing-masing ekstrak yang diperoleh dari berbagai perbandingan eluen saat dimasukkan ke dalam vial lalu diencerkan dengan pelarut kloroform:metanol. Ditotol ekstrak yang telah larut pada lempeng kemudian dielusi dengan eluen hexan:etil dengan perbandinga 3:1. Dilihat penampakan noda pada lempeng di bawah UV 254 nm dan 366 nm. Digabungkan sampel yang mempunyai profil KLT yang sama hingga diperoleh 2 fraksi fraksi A dan fraksi B. Diuapkan pelarut fraksi yang diperoleh kemudian ditimbang. Dimasukkan masing-masing fraksi ke dalam vial secukupnya lalu dilarutkan dengan kloroform:metanol. Ditotol masing-masing fraksi pada lempeng kemudian dielusi. Fraksi A dielusi dengan hexan:etil 3:1 dan fraksi B dielusi dengan eluen etil:metanol 7:1. Dilihat penampakan noda fraksi A dan fraksi B di bawah lampu UV 254 nm dan 366 nm. 10. Kromatografi Lapis Tipis Preparatif

a. Pembuatan lempeng