PENDAHULUAN Sehubungan beberapa minggu yang telah lalu masyarakat kembali mendengar

PENTINGNYA TRANSPARANSI TERHADAP KEPERCAYAAN MASYARAKAT

A. PENDAHULUAN Sehubungan beberapa minggu yang telah lalu masyarakat kembali mendengar

pemberitaan terkait dengan permasalahan yang terjadi di DKI Jakarta antara Ahok dan DPRD RI, dengan dugaan penyeludupan anggaran sebesar Rp 12,1 triliun. Meskipun masyarakat tidak mengetahui dengan jelas permasalahan yang terjadi. Namun sebagian masyarakat tentunya mempunyai pandangan yang berbeda, salah satunya bahwa masih banyak aparatur maupun pejabat negara yang berusaha untuk menjadi koruptor di negaranya sendiri dengan menggunakan kesempatan terhadap wewenang yang dimilikinya. Jika Ahok tidak tegas terhadap pemasalahan tersebut, mungkin masyarakat tidak akan pernah mengetahui permasalahan yang sebenarnya. Anggaran yang seharusnya digunakan untuk kepentingan masyarakat disalah gunakan. Bahkan anggaran yang ajukan dari pihak DPRD tidak sesuai dengan biaya yang semestinya sehingga Ahok menyebutnya sebagai dana siluman. Sampai saat ini permasalah tersebut belum terselesaikan bahkan oknum yang terkait dengan kasus tersebut masih belum ditangkap. Masyarakat tentunya bingung karena tidak mengetahui dengan jelas permasalahan yang sebenarnya, bahkan sekolah-sekolah terkait dengan pengadaan UPS menyatakan bahwa mereka tidak ada permintaan UPS. Selain itu, sekolah yang tidak adanya pengajuan pengadaan UPS tapi diberikan dan secara tiba-tiba kemudian biaya yang sangat tinggi dari yang semestinya. Hal ini tentunya terdapat opsesi dari masyarakat sehingga rakyat semakin diresahkan masyarakat apalagi DPRD sebagai perwakilan dari rakyat pada kenyataannya terlibat dalam anggaran yang tujuannya seharusnya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tetapi digunakan manfaatkan untuk mencari keuntungan pihak tertentu. Di khawatirkan tingkat kepercayaan masyarakat semakin berkurang terhadap pemerintahan di negara ini, terutama dalam hal kebijakan yang mengatas namakan kepentingan publik. Ahok menolak memasukkan RAPBD 2015 yang diajukan DPRD RI Jakarta. Gubernur DKI Jakarta mengajukan anggaran sebesar Rp 73,08 triliun. Dari anggaran sebesar itu Ahok menilai ada dana yang diseludupkan sebesar Rp 12,1 triliun yang diusulkan DPRD DKI dan di gunakan untuk berbagai proyek yang dinilai tidak jelas manfaatnya. Di antaranya UPS, alat fitness, scanner dan printer. http: Liputan6.com 1432015, pukul 18.44 WIB. Ahok menilai oknum DPRD tak mungkin ‘main” sendiri. Sebab, yang bisa memasukkan anggaran ke dalam APBD hanya Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD. Selain itu, permainan anggaran ini tidak hanya berlaku pada tahun 2015, tetapi juga APBD pada tahun-tahun sebelumnya. Munculnya “dana siluman” diungkapkan Ahok saat menilai adanya ketidakwajaran dalam anggaran UPS. http: Liputan6.com 1632015.Pukul 09.31 WIB. Sehingga Ahok mengeluarkan kebijakan untuk pengadaan E-Budgeting agar seluruh masyarakat bisa mengetahui alokasi anggaran negara maupun daerah. 16

B. PEMBAHASAN Berdasarkan UU No. 32 Tahun 2004 terdapat perubahan dalam penetapan