Kerangka Berpikir KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Berpikir

Sampai saat ini penyebab pasti dari kanker ovarium masih diperdebatkan, namun beberapa faktor risiko yang dianggap mampu mengakibatkan terjadinya kanker ovarium, antara lain: faktor genetik, umur, kehamilan, penggunaan obat kontrasepsi hormonal, terapi hormon pengganti pada masa menopause, Indek Massa Tubuh IMT dan riwayat adanya keluarga dengan kanker ovarium, mamae, dan kolon. Berbagai kelainan genetik diduga berperan dalam menentukan terjadinya kanker ovarium. Beberapa gen dan ekspresi protein gen yang mengalami kelainan dan terlibat dalam karsinogenesis terjadinya kanker ovarium telah diketahui. Kelainan pada gen dan ekspresi protein gen tersebut dapat dibagi menjadi tiga, yaitu onkogen yang memicu pertumbuhan, inaktivasi gen supresor tumor dan perubahan gen apoptosis. Pertama adalah onkogen, beberapa gen yang termasuk dalam kelompok ini diantaranya adalah gen HER2-neu, RAS, MYC, dan CDK1. Onkogen merupakan suatu kelainan pada gen yang mengakibatkan terjadinya peningkatan aktivasi pertumbuhan dan atau pembelahan seluler, sehingga akan mengarahkan sel pada pertumbuhan yang tidak terkendali. Kedua adalah inaktivasi gen supresor tumor. Gen-gen yang termasuk dalam kelompok ini meliputi BRCA1, BRCA2 dan P53. Adanya inaktivasi pada BRCA1 36 dan BRCA2 mengakibatkan terjadinya gangguan penyembuhan kerusakan sel atau DNA. P53 yang mengalami inaktivasi, misalnya pada sel yang mengalami mutasi atau kehilangan gen P53, maka ekspresi p53 tidak terjadi atau terjadi ekspresi p53 namun tidak dapat mengaktivasi proses transkripsi pada beberapa gen target seperti gen inhibitor kinase dipendent-cyclin CDKN1A P21 dan GADD45. Kegagalan ekspresi p21 mengakibatkan siklus sel tidak dapat berhenti pada akhir fase G1 dan ekspresi GADD45 mengakibatkan tidak terjadinya perbaikan DNA. Keberadaan onkogen dan inaktivasi gen supresor tumor selanjutnya akan mengakibatkan proliferasi sel menjadi tidak terkontol. Ketiga, perubahan pada gen pengatur apoptosis, terutama diperankan oleh BAX dan BCL2. Pada perubahan fungsi proapoptosis dari gen BAX, di mana tidak terjadi aktivasi BAX akan mengakibatkan sel tidak mampu mengalami proses apoptosis. Perubahan fungsi anti apoptosis gen BCL2, justru akan memperberat ketidakmampuan sel untuk mengalami proses apoptosis. Pada akhirnya, proliferasi sel yang tidak terkendali dan kegagalan proses apoptosis akan berdampak pada terfiksasinya mutasi pada sel yang membelah, khususnya DNA sehingga mengarahkan sel menuju proses transformasi ganas, salah satunya adalah kanker ovarium.

3.2 Konsep Penelitian