Epidemiologi kanker ovarium Kanker Ovarium

2.2 Kanker Ovarium

Kanker ovarium merupakan tumor ganas pada ovarium yang memiliki histogenisitas yang beraneka ragam, di mana dapat berasal dari ketiga dermoblast baik ekoderm, mesoderm dan endoderm. Kanker ini berdasarkan atas sel-sel penyusun ovarium dapat dibagi menjadi tiga tipe utama, yaitu: kanker ovarium tipe epitelial, germinal dan stromal Busman, 2008. Sampai saat ini penyebab pasti dari kanker ovarium masih diperdebatkan, namun beberapa faktor risiko yang dianggap dapat menjadi penyebab timbulnya kanker ovarium, antara lain: adanya riwayat keluarga penderita kanker ovarium, mamae, dan kolon, mutasi pada gen BRCA 1 dan BRCA 2, umur di atas 50 tahun, wanita yang tidak memiliki anak atau nullipara, dan wanita yang memiliki anak pada umur lebih dari 35 tahun Ari, 2008.

2.2.1 Epidemiologi kanker ovarium

Kanker ovarium merupakan keganasan ketiga terbanyak pada saluran genitalia wanita. Kanker ovarium sangat sulit ditemukan pada stadium awal, sehingga sebagian besar kasus baru ditemukan pada stadium yang telah lanjut Ari, 2008. Adanya keterlambatan dan kesulitan dalam melakukan diagnosis pada kanker ovarium ini sangat berhubungan dengan sifat totipoten dari ovarium, lokasi ovarium yang tersembunyi di dalam kavum pelvis, mudah terjadinya metastasis, gejala yang tidak spesifik, sosial budaya, dan pendidikan masyarakat yang relatif rendah. Terlebih lagi, deteksi dini dari kanker ovarium, sampai saat ini masih belum dapat dilakukan Berek dan Natarajan, 2007. Kanker ovarium sebagian besar terjadi pada wanita umur 40 sampai 65 tahun dan sangat jarang terjadi pada umur di bawah 40 tahun. Angka kejadian kanker ovarium mengalami peningkatan seiring dengan pertambahan umur wanita, di mana kurang lebih sebesar 16 kasus per 100.000 wanita umur 40 sampai 44 tahun meningkat menjadi 57 kasus per 100.000 wanita umur 70 sampai 74 tahun. World Health Organization WHO pada tahun 2002 melaporkan bahwa kanker ovarium di Indonesia menempati urutan ke empat terbanyak dengan angka insiden mencapai 15 kasus per 100.000 wanita setelah kanker payudara, korpus uteri, dan kolorektal Fauzan, 2009. Di Amerika serikat, jumlah kasus baru dan angka mortalitas kanker ovarium meningkat setiap tahunnya, di mana pada tahun 2002 diperoleh sebanyak 23.300 kasus, dengan angka kematian sebesar 56,29 dari kasus tersebut. Pada tahun 2003 meningkat menjadi 25.400 kasus dengan angka kematian sebesar 59,66 dari kasus dan tahun 2007 menjadi 22.430 kasus baru dengan angka kematian meningkat mencapai 68,12. Bahkan pada tahun 2010 diperkirakan sebanyak 21.880 kasus baru akan terdiagnosis dengan angka kematian yang masih tinggi yaitu sebesar 63,30 American Cancer Society, 2010. Penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional RSUPN Cipto Mangunkusumo pada tahun 2008 didapatkan adanya peningkatan angka kejadian kanker ovarium setiap tahunnya yang dirawat di RSUPN Cipto Mangunkusumo dari tahun 2003 sampai 2007 gambar 2.6 Fauzan, 2009. Gambar 2.6 Angka Kejadian Kanker Ovarium di RSUPN Cipto Mangunkusumo pada Tahun 2003 sampai 2007 Fauzan, 2009 Angka kejadian kanker ovarium di Indonesia berdasarkan data Badan Registrasi Kanker pada tahun 2006 mencapai 11,9 Badan Registrasi Kanker, 2006. Angka kejadian kanker ovarium di Rumah Sakit Umum Pusat RSUP Sanglah pada tahun 2005 diperoleh sebesar 35 dari seluruh kanker ginekologi dengan survival rate selama lima tahunnya hanya sebesar 15 Karyana, 2005.

2.2.2 Faktor risiko kanker ovarium