Definisi operasional variabel Variabel Penelitian .1 Identifikasi variabel

4.5 Variabel Penelitian 4.5.1 Identifikasi variabel Identifikasi variabel adalah sebagai berikut: 4.5.1.1 Variabel bebas : stadium kanker ovarium 4.5.1.2 Variabel tergantung : protein 53 p53 4.5.1.3 Variabel terkontrol : umur, paritas, Indek Massa Tubuh IMT, riwayat kontrasepsi hormonal, riwayat terapi hormonal pada masa menopause, riwayat keluarga kanker ovarium, mamae, dan kolon.

4.5.2 Definisi operasional variabel

Adapun definisi operasional variabel penelitian adalah sebagai berikut: a. Protein 53 p53 adalah suatu polipeptida yang diekspresikan atau dikode oleh gen P53 yang dinilai secara imunohistokimia menggunakan antibodi monoklonal p53 Labvision, secara semikuantitatif, diantara 200 epitel ganas, diamati dengan mikroskop cahaya binokuler merk Olympus dengan pembesaran 400 kali. Penghitungan dilakukan pada sepuluh lapangan pandang dimulai dari bagian tumor dengan ekspresi p53 terkuat ke bagian yang lebih lemah. Pemeriksaan imunohistokimia p53 dikerjakan di Bagian Patologi Anatomi RSUP Sanglah. Interpretasi p53 dilakukan tanpa mengetahui data klinikopatologi pasien. Sel yang mengekspresikan p53 akan tampak berwarna coklat pada membran sel. Penilaian ekspresi p53 ditentukan berdasarkan analisis persentase sel tumor yang positif dan intensitas pewarnaan, yang kemudian diberikan skor 0, 1+, 2+, dan 3+ Rosai, 2004. Kemudian dari skor tersebut dikelompokkan menjadi dua yaitu ekspresi p53 dikatakan + apabila skor 1+, 2+, atau 3+. Ekspresi p53 dikatakan - apabila skor 0, Yamashita, 2004. b. Stadium kanker ovarium adalah derajat beratnya kanker ovarium menurut International Federation of Gynecology and Obstetrics FIGO yang diperoleh berdasarkan evaluasi pembedahan terhadap tumor ovarium primer dan penyebarannya, yang terdiri dari stadium I, II, III, dan IV. Stadium kanker ovarium diperoleh dari data atau rekam medis pasien. c. Umur adalah usia pasien dalam tahun yang diperoleh dari rekam medis pasien. d. Paritas adalah jumlah janin viabel yang dilahirkan, diperoleh dari rekam medis pasien. e. Indek Massa Tubuh IMT adalah indek antopometri yang dihitung dengan menggunakan parameter berat badan dan tinggi badan, yaitu barat badan dalam kilogram dibagi dengan kuadrat dari tinggi badan dalam meter. Barat badan dan tinggi badan diperoleh dari catatan rekam medis. Kemudian hasil perhitungan tersebut dimasukkan dalam kelompok berdasarkan kategori IMT menurut Departemen kesehatan Depkes tahun 1994, dapat dilihat pada tabel 4.1 Supariasa, 2001. Tabel 4.1 Kategori Indek Massa Tubuh IMT untuk Indonesia Kategori IMT kgm 2 Kurang berat badan berat 17,0 Kurang berat badan ringan 17,0 – 18,5 Normal 18,5 – 25,0 Kelebihan berat badan ringan 25,0 – 27,0 Kelebihan berat badan berat 27,0 Supariasa, 2001 f. Riwayat kontrasepsi hormonal adalah alat atau metode kontrasepsi hormonal yang pernah dipergunakan, yang diperoleh dari rekam medis pasien. g. Riwayat terapi hormonal pada masa menopause adalah penggunaan obat hormonal setelah pasien tidak mengalami menstruasi selama satu tahun, yang diperoleh dari rekam medis pasien. h. Riwayat keluarga kanker ovarium, mamae dan kolon adalah adanya keluarga pasien yang sebelumnnya atau sedang menderita kanker ovarium, mamae dan kolon yang diperoleh dari rekam medis pasien.

4.6 Alur Penelitian