Proses Strategi LANDASAN TEORI

18 tanpa ada lingkaran. Organisasi yang dimiliki seperti pengembara tanpa adanya tujuan tertentu. 8 Adapun proses strategi terdiri atas tahapan: 1. Perumusan Strategi Dalam perumusan strategi termasuk di dalamnya ada pengembangan tujuan, mengenai peluang dan ancaman eksternal, menetapkan suatu objektifitas, menghasilkan strategi alternatif memilih strategi untuk dilaksanakan. 9 Teknik perumusan strategi yang penting dapat dipadukan menjadi kerangka kerja, diantaranya: a Tahap Input masukan Dalam tahapan ini proses yang dilakukan adalah meringkas impromasi sebagai masukan awal, dasar yang diperlukan untuk merumuskan strategi. b Tahap Pencocokan Proses yang dilakukan dalam memfokuskan pada menghasilkan strategi alternatif yang layak dengan memadukan faktor-faktor eksternal dan internal. 10 2. Implementasi Strategi Impementasi strategi termasuk pengembangan budaya dalam mendukung strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif, mengubah arah, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memanfaatkan system informasi yang masuk. 11 Implementasi strategi sering pula disebut sebagai tindakan dalam strategi karena implementasi berarti juga memobilitasi untuk mengubah strategi yang telah dirumuskan. 3. Evaluasi Strategi Tahapan terakhir dalam sebuah strategi adalah evaluasi strategi. Tiga macam aktivitas mendasar untuk melakukan evaluasi strategi yaitu: 8 Fred R David, Manajement Strategi Konsep, Jakarta: Prenhalindo, 2002, h. 3 9 Ibid, h. 15 10 Fred R David, Manajement Strategi Konsep, Jakarta: Prenhalindo, 2002, h. 183 11 Ibid, h. 5 19 a Meninjau faktor-faktor eksternal berupa peluang dan ancaman dan factor-faktor internal kekuatan dan kelemahan yang menjadi dasar asumsi pembuatan strategi. b Mengukur prestasi membandingkan hasil yang diharapkan dengan kenyataan yang didapat. Menyelidiki penyimpangan dari rencana, mengevaluasi prestasi individu dan menyimak kemajuan yang dibuat kearah penyampaian sasaran yang dinyatakan. c Mengambil tindakan korektif untuk memastikan bahwa prestasi sesuai dengan rencana. Dalam mengambil tindakan korektif tidak harus berarti bahwa strategi yang sudah ada akan ditinggalkan atau bahkan strategi baru harus dirumuskan. Tindakan korektif diperlukan bila tindakan atau hasil tidak sesuai dengan yang dibayangkan semula atau pencapaian yang direncanakan maka disitulah tindakan korektif diperlukan. 12

C. Strategi Program

Dalam departemen program stasiun penyiaran seperti radio mempunyai kedudukan yang strategis dalam menunjang keberhasilan stasiun penyiaran. Dari segi aspek managemen, Strategi Program disebut dengan manajemen strategis. 13 Strategi program ialah perencanaan sebuah stasiun radio untuk membuat dan menyajikan program acara sedemikian rupa agar menjadi rangkaian acara yang menarik sehingga tidak kalah saing dengan radio lain. Peter Pringle menjelaskan strategi program yang ditunjuan dari aspek manajemen strategi yaitu sebagai berikut, 1. Perencanaan program, 2. Produksi dan pembelian program, 3. Eksekusi program, 4. Pengawasan dan evaluasi program. 14 12 Fred R David, Manajement Strategi Konsep, Jakarta: Prenhalindo, 2002, h. 104 13 Morissan, M.A, Manajemen Media Penyiaran, Jakarta: Kencana, 2008, h. 273 14 Ibid, h. 273 20

1. Perencanaan Program

Perencanaan program merupakan Program planning involves the development of short, medium, and long range plans to permit the station to attain its programming and financial objectives. 15 Perencanaan program mencakup pekerjaan mempersiapkan rencana jangka pendek, menengah, dan jangka panjang yang memungkinkan stasiun penyiaran untuk mendapatkan tujuan program dan tujuan keuangannya. Pada stasiun radio perencanaan program mencakup pemilihan format dan isi program yang dapat menarik dan memuaskan kebutuhan audien yang terdapat pada suatu segmen audiens berdasarkan demografi tertentu. Perencanaan radio juga mencakup mencari penyiar yang memiliki kepribadian dan gaya yang sesuai dengan format yang sudah dipilih stasiun bersangkutan. Perencanaan program biasanya menjadi tanggung jawab manajemen puncak pada stasiun penyiaran, utamanya manajer program dengan terlebih dahulu berkonsultasi dengan manajer pemasaran dan manajer umum. Dalam merencanakan dan memilih program, maka bagian program biasanya akan berkonsultasi terlebih dahulu dengan bagian pemasaran sales-marketing. Dalam hal ini bagian program dan bagian pemasaran harus bekerja sama dengan baik. Jika staf bagian program tidak dapat bekerja sama dengan staf bagian penjualan, maka stasiun penyiaran akan mengalami masalah yang sungguh besar. Bagian programer mendapatkan pemirsa, sedangkan bagian pemasaran atau marketing menjual pemirsa itu kepada para pemasang iklan. Kedua bagian ini harus bahu membahu menyusun strategi program terbaik, sekaligus bisa memasarkan iklan sebanyak-banyaknya. Jika tidak terdapat kesepakatan, maka pemimpin tertiggi stasiun penyiaran harus menengahi dan bertugas mencari jalan keluar. Pemasaran juga dapat membantu memberikan pandangan mengenai prospek peringkat acara 15 Peter K. Pringle, Electronic Media Management secon edition, Boston London: Focal Press, 1991,h. 104