Penyebab Burnout TINJAUAN LITERATUR

4. Pendidikan Maslach dalam Caputo menemukan bahwa orang dengan empat tahun kuliah sarjana merupakan yang paling beresiko burnout, diikuti oleh individu dengan tingkat pendidikan pasca sarjana. Mereka yang berpendidikan di bawah sarjana memiliki resiko terkena burnout lebih sedikit. Hal ini dikarenakan beban kerja yang diemban juga tidak sama. Smith, Birch dan Marchant dalam Caputo menemukan bahwa staf perpustakaan yang berpotensi terkena burnout adalah mereka yang memiliki pendidikan pascasarjana. Orang yang memiliki pendidikan pascasarjana dituntut untuk memberikan sumbangan pemikiran dalam berbagai hal, dan dituntut untuk memiliki manajemen yang baik dalam sebuah perpustakaan. 51 5. Jam Kerja Berdasarkan penelitian Smith, Birch dan Marchant dalam Caputo staf perpustakaan yang bekerja penuh waktu jauh lebih beresiko untuk burnout. Penelitian ini menemukan hanya 4 sampai 14 persen dari staf perpustakaan yang bekerja penuh waktu yang menghindari burnout sementara 23 sampai 25 persen dari staf perpustakaan yang bekerja penuh waktu mengalami burnout. Maslach dalam Hariyadi berpendapat bahwa timbulnya burnout adalah karena stress yang dialami secara akumulatif akibat keterlibatan staf perpustakaan dengan pengguna perpustakaan dalam jangka panjang. 52 51 Ibid., h. 26. 52 Ibid., h. 26. Menurut Nathan M. Smith dan David T. Palmer pustakawan penuh waktu ditemukan sedikit lebih berisiko untuk kelelahan emosional dan depersonalisasi dibandingkan dengan mereka yang bekerja paruh waktu. 53 Selain itu menurut Freuddenberg menerangkan burnout sebagai keletihan fisik dan emosi disebabkan oleh permintaan yang berlebihan kepada tenaga seorang individu. 54 Berdasarkan definisi tersebut, burnout adalah kelelahan fisik, mental dan emosional yang nantinya akan berdampak pada munculnya depersonalisasi dan penurunan prestasi pada diri seseorang yang disebabkan karena pekerjaan. Menurut Maslach, burnout mempunyai tiga dimensi yaitu : a. Kelelahan Kelelahan merupakan dimensi burnout yang ditandai dengan perasaan letih berkepanjangan baik secara fisik sakit kepala, flu, insomnia, dan lain- lain, mental merasa tidak bahagia, tidak berharga, rasa gagal, dan lain-lain, dan emosional bosan, sedih, tertekan, dan lain-lain. Ketika mengalami kelelahan, mereka akan merasakan energinya seperti terkuras habis dan ada perasaan kosong yang tidak dapat diatasi lagi. b. DepersonalisasiCynicism Depersonalisasi adalah proses penyeimbang antara tuntutan pekerjaan dengan kemampuan individu. Hal ini bisa berupa sikap sinis terhadap orang- orang yang berada dalam lingkup pekerjaan dan kecenderungan untuk menarik diri serta mengurangi keterlibatan diri dalam bekerja. Perilaku tersebut 53 Nathan M. Smith dan David T. Palmer, Reference Services Today: From Interview to Burnout New York: The Haworth Press, 1978, h. 274. 54 Zulkarnain “Dampak Burnout Terhadap Kualitas Kehidupan Bekerja Pada Pekerja Public Service” Prosiding Seminar Ilmiah Dies Natalis USU ke-59 Medan: Departemen Psikologi Industri dan Organisasi, Fakultas Psikologi 2011, h. 342. diperlihatkan sebagai upaya melindungi diri dari perasaan kecewa, karena penderitanya menganggap bahwa dengan berperilaku seperti itu, maka mereka akan aman dan terhindar dari ketidakpastian dalam pekerjaan. c. Rendahnya hasrat pencapaian prestasi diri Biasanya ditandai dengan adanya perasaan tidak puas terhadap diri sendiri, pekerjaan, bahkan terhadap kehidupan. Selain itu, mereka juga merasa belum melakukan hal-hal yang bermanfaat dalam hidupnya, sehingga pada akhirnya memicu timbulnya penilaian yang rendah terhadap kompetensi diri dan pencapaian keberhasilan diri. Perasaan tidak berdaya, tidak lagi mampu melakukan tugas dan menganggap tugas-tugas yang dibebankan terlalu berlebihan sehingga tidak sanggup lagi menerima tugas yang baru pun muncul. Mereka merasa bahwa dunia di luar dirinya menentang upaya untuk melakukan perbaikan dan kemajuan sehingga kondisi tersebut akhirnya membuat mereka merasa kehilangan kepercayaan terhadap kemampuannya sendiri dan juga kehilangan kepercayaan dari orang lain akibat perilakunya. 55

G. Gejala-Gejala Burnout

Secara rinci chemis disebut gejala-gejala burnout sebagai : 1. Resistensi kerja yang tinggi untuk pergi kerja setiap hari, 2. cepat marah dan sering kesal, 3. terdapat perasaan gagal dalam diri, 4. rasa bersalah dan menyalahkan, 5. keengganan dan ketidak berdayaan, 6. negatifisme, 55 Maslach, C., Leiter, “Burnout Ditinjau Dari Big Five Personality” diakses pada 24 April 2014 dari http:ejournal.umm.ac.idindex.phpjiptarticleviewFile15871694 7. isolasi dan penarikan diri, 8. perasaan capek dan lelah setiap hari, 9. sering memperhatikan jama saat bekerja, 10. sangat pegal setelah bekerja, 11. hilang perasaan positif terhadap klien, 12. menunda kontak dengan klien, memutus kontak telepon dan kunjungan kantor, 13. menyamaratakan klien, 14. tidak mampu menyimak apa yang dibicarakan klien, 15. merasa tidak mobile, 16. sinisme terhadap klien dan sikap saling menyalahkan, 17. gangguan sulit tidur, 18. menghindari diskusi mengenai pekerjaan bersama dengan rekan kerja, 19. asyik dengan diri sendiri, 20. mendukung perilaku mengontrol perilaku dengan menggunakan bantuan medis obat-obatan, 21. sering demam dan flu, 22. sering sakit kepala dan gangguan pencernaan, 23. kaku dalam berpikir dan resisten terhadap perubahan, 24. rasa curiga yang berlebihan dan paranoid, 25. penggunaan obat-obatan yang berlebihan, 26. konflik perkawinanan dan keluarga, 27. sangat sering membolos. 56 Menurut Audrey L. Canafi gejala burnout terbagi menjadi lima gejala, yaitu : 1. Rekan kerja terasa mengganggu Jika Anda menjadi rewel dan mudah marah saat menghadapi rekan kerja yang biasanya memiliki hubungan akrab, kondisi tersebut barang kali lebih dari sekadar dinamika antar pribadi yang terjadi. 2. Datang terlambat, pulang lebih awal Anda biasanya selalu bangun pagi dengan perasaan cerah ceria dan bersemangat menghadapi hari. Akan tetapi, saat ini setiap hari Anda merasa enggan melangkahkan kaki menuju kantor. Di kantor pun, usai makan siang Anda tidak dapat menahan diri untuk tidak melirik jam tangan setiap beberapa menit, menghitung detik demi detik yang terasa bergulir terlampau lamban hingga akhir hari. 3. Bersikap apatis Anda yang selama ini selalu bersikap penuh antusias, berubah menjadi apatis. Anda merasa kehilangan motivasi, merasa gagal, dan tidak memiliki hasrat untuk menghadapi tantangan. Seseorang yang mengalami kejenuhan biasanya kehilangan motivasi untuk melakukan sesuatu, serta kehilangan kepedulian terhadap kebanggaan ketika berhasil menyelasaikan suatu pekerjaan dengan baik. 4. Kehilangan hubungan dengan rekan kerja 56 Ahmad Zain , “Waspadai Serangan Burnout Saat Anda Bekerja” diakses pada 24 April 2014 dari http:kesehatan.kompasiana.comkejiwaan20110802waspadai-serangan-burnout- saat-anda-bekerja-383271.html Anda tidak lagi tertarik menjalin hubungan sosial dengan rekan kerja di perusahaan tempat bekerja. Anda yang tadinya sering makan siang bersama, hang out di waktu luang, serta berpartisipasi dalam berbagai acara kantor, sekarang kehilangan minat bersosialisasi di dalam atau pun di luar kantor. 5. Sakit fisik Anda selalu merasa lelah, sakit kepala, otot tegang, serta mengalami kesulitan tidur di malam hari. Tanda-tanda fisik ini merupakan indikator umum stres akibat pekerjaan, dan dapat berubah menjadi masalah fisik yang serius. 57

H. Pengukuran Burnout

Burnout dapat diukur dengan mengunakan Maslach Burnout Inventory MBI. Alat ukur Maslach Burnout Inventory dapat digunakan untuk mengukur level burnout para pekerja pemberi jasa termasuk di dalamnya pustakawan dengan meminta mereka memilih jawaban yang paling mendekati dengan apa yang mereka rasakan, dengan skala 1-10 yang berisi tingkat tidak setuju =0 sampai setuju =10. Rangkaian duapuluh dua pertanyaan di bawah ini diajukan kepada para responden untuk mengetahui frekuensi terjadinya tiga aspek dari sindrom “burnout” sebagaimana yang diidentifikasikan oleh maslach yaitu, kejenuhan fisik Pshysical Exhaustion = PE, kejenuhan emosionaldepersonalisasi Emotional 57 Audrey L. Canafi “news, library, tutorial, motivation” diakses pada 24 April 2014 dari http:chinmi.wordpress.com201101202222