Srata  1,  sedangkan  3  orang  responden  15  lainnya  berpendidikan terakhir SMA.
Dari  penjelasan  di  atas  dapat  ditarik  kesimpulan  bahwa  staf layanan sirkulasi di  Perpustakaan UIN Jakarta kebanyakan berpendidikan
Strata 1.
Tabel 5 Bidang Pendidikan Terakhir
Bidang Pendidikan Terakhir
Frekuensi
Ilmu Perpustakaan dan Informasi
8 40
Non Ilmu Perpustakaan dan Informasi
12 60
Jumlah 20
100
Pada  table  di  atas  adapat  diketahui  bahwa  sebanyak  8  orang responden  40  memiliki  bidang  pendidikan  terakhir  sebagai  Sarjana
Ilmu  Perpustakaan  Informasi,  sedangkan  sebanyak  12  orang  responden 60  berbidang  pendidikan  terakhir  bukan  sebagai  sarjana  Ilmu
Perpustakaan dan Informasi.
Tabel 6 Masa Kerja
Masa Kerja Frekuensi
10 Tahun 9
45 10Tahun
11 55
Jumlah 20
100
Menurut hasil pada tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 9 orang responden 45 sudah menjalani masa kerja kurang dari 10 tahun,
sedangkan 11 orang responden 55 sudah menjalani masa kerja selama lebih dari 10 tahun.
Dapat  disimpulkan  bahwa  sebagian  besar  para  staf  layanan sirkulasi  di  Perpustakaan  UIN  Jakarta  sudah  menjalani  masa  kerja  lebih
dari 10 tahun.
B. Hasil Penelitian
Hasil  penelitian  yang  dapat  ditarik  berdasarkan  landasan  teoritis yang telah penulis jelaskan sebelumnya adalah sebagai berikut :
1. Kondisi burnout staf layanan sirkulasi di perpustakaan UIN Jakarta saat ini
dipersentasekan  antara  tingkat  kejenuhan  fisik,  kejenuhan  emosi  dan pencapaian personal. Gambar di bawah ini menujukan kondisi burnout staf
layanan sirkulasi di perpustakaan UIN Jakarta.
Gambar 4.1 Kondisi Burnout Staf Layanan Sirkulasi
Gambar  4.1  di  atas  menggambarkan  responden  yang  berada  pada skor 1 Tidak pernah yang pada tingkatan 0-2 MBI yang berarti tingkatan
ini  menunjukan  bahwa  staf  perpustakaan  merasa  cukup  bahagia  terdapat 11 orang atau 55. Skor  yang   rendah  adalah  skor  yang   bagus, yang
menujukan  staf  perpustakaan  dapat  mengatasi  stress  dengan  baik. Walaupun  staf  perpustakaan  mengalami  stress,  tetapi  dapat  mengelola
stress  dengan  baik  dan  dapat  membuat  hidupnya  berimbang.  staf perpustakaan  pada  tingkatan  ini  tidak  akan  mudah  naikpitam,  dan  dapat
menerima stress yang dialami dalam perjalanan hidup. Responden  berada  pada  skor  2  Kadang-kadang  berada  pada
tingkatan  3-5  MBI  skor  ini  situasi  yang  dihadapi  dan  pengambilan tindakan  jika  keadaan  yang  dihadapi  lebih  buruk  terdapat    7  orang  atau
35.Walaupun    tidak    perlu  diberi  peringatan,  namun  staf  perpustakaan pada  tingkatan  ini  perlu  meluangkan  waktu  untuk  merefleksi  tindakan
yang  telah  diambil  untuk  mempertimbangkan  penyebab  stress  yang dihadapi, apakah semakin mudah atau semakin sukar untuk ditangani.
Pada level 3 Sering, skor ini berada pada level 6-8 pada alat ukur MBI dimana skor ini dinamakan dengan skor kuning terdapat 1 orang atau
5.  Staf  perpustakaan  pada  tingkatan  ini  cenderung  mudah  terkena burnout. Ritme ke
hidupannya  cenderung  “panas”. Ia sebaiknya berhenti sejenak  dari  kegiatan-kegiatannya  untuk  menentukan  prioritas  kegiatan
dan menghilangkan penyebab stress. Staf perpustakaan pada tingkatan ini perlu  pula  memeriksakan  kesehatan,  meninjau  kembali  tujuan  hidup,
keseimbangan antara kerja dan  hiburan, dan   sistem dukungan sosial yang dimilikinya keluarga, teman dan jaringan sosial lainnya.
Skor  angka  4  Selalu,  skor  ini  beradap  pada  tingkatan  9-10  yang berati  sinyal  merah  pada  alat    ukur  MBI  terdapat  1  orang  atau  5  .Staf
layanan sirkulasi yang mendapat skor pada tingkatan ini sebaiknya segera berhenti  untuk  beristirahat  dengan  pekerjaanya.Pada  kondisi  ini
membutuhkan  konsultasi  dan  nasihat  baik  medis  maupun  psikologis  agar terhindar  dari  kondisi  kehilangan  kendali.  Perolehan  skor  ini  menujukan
bahwa staf layanan sirkulasi sedang dalam tekanan stress berlebihan dalam waktu yang terus menerus dan sudah cukup lama.
2. Faktor-faktor  yang  mempengaruhi  terjadinya  burnout  pada  pustakawan
bagian  layanan  sirkulasi  di  Perpustakaan  UIN  Jakarta  saat  ini  jika dipersentasekan  antara  tingkat  kejenuhan  fisik,  kejenuhan  emosi  dan
pencapaian  personal  berdasarkan  faktor-faktor  demografis  adalah  sebagai berikut :
a. Faktor Jenis Kelamin
Gambar  di  bawah  ini  menggambarkan  distribusi  responden  yang berjenis kelamin laki-laki.
Gambar 4.2 Distribusi Tingkat Burnout Berdasarkan Faktor Jenis Kelamin Laki-laki
Dari  hasil  penelitian  didapat  pada  gambar  4.2  diatas,  bahwa responden  leki-laki  menjawab  pertanyaan  pada  rentang  angka  2  pada
tingkat  kejenuhan  fisik  sebanyak  45,  sedangkan  untuk  kejenuhan emosi,  rsponden  laki-laki  berada  pada  jawaban  rentang  1  65,  dan
untuk  tingkat  pencapaian  personal  berada  pada  rentang  1  sebanyak 75.  Dapat  dilihat  bahwa  responden  laki-laki  sering  mengalami
kejenuhan emosi dari pada kejenuhan fisik. Jika  dipersentasekan  antara  tingkat  kejenuhan  fisik,  kejenuhan
emosi dan pencapaian personal, responden laki-laki berada pada level 1  dalam  level  MBI  yang  menunjukan  bahwa  tingkatan  ini  seseorang