Analisa Zat Pewarna Pada Minuman Ringan Blackberry Dengan Metode Kromatografi Kertas

(1)

ANALISA ZAT PEWARNA PADA MINUMAN RINGAN

BLACKBERRY DENGAN METODE KROMATOGRAFI

KERTAS

KARYA ILMIAH

072401009

LIA PURNAMASARI

PROGRAM STUDI D III KIMIA ANALIS

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010


(2)

ANALISA ZAT PEWARNA PADA MINUMAN RINGAN

BLACKBERRY DENGAN METODE KROMATOGRAFI

KERTAS

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Melengkapi Karya Ilmiah Dan Memenuhi Syarat Untuk Mencapai Gelar Ahli Madya

072401009

LIA PURNAMASARI

PROGRAM STUDI D III KIMIA ANALIS

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010


(3)

PERSETUJUAN

Judul : ANALISA ZAT PEWARNA PADA MINUMAN RINGAN

BLACKBERRY DENGAN METODE KROMATOGRAFI KERTAS

Kategori : TUGAS AKHIR Nama : LIA PURNAMASARI Nomor Induk Mahasiswa : 072401009

Departemen : KIMIA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FMIPA) UNIVERSITA SUMATERA UTARA

Disetujui di Medan, 09 Mei 2010

Diketahui / Disetujui Oleh Pembimbing Departemen Kimia FMIPA USU

Ketua

DR. Rumondang Bulan Nst, M.

Nip : 195408301985032001 Nip:195408301985032001


(4)

PERNYATAAN

ANALISA ZAT PEWARNA PADA MINUMAN RINGAN BLACKBERRY DENGAN METODE KROMATOGRAFI KERTAS

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri,kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebut sumbernya.

Medan, 09 Mei 2010

LIA PURNAMASARI 072401009


(5)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT,karena atas Rahmat dan HidayahNYA sehingga penulis dapat menyelesaikan dan karya ilmiah ini dengan baik.dan tak lupa shalawat beriring salam penulis sampaikan kepada manusia yang sebagai khudwah seluruh umat islam Muhammad SAW beserta para sahabat.

Adapun tujuan penulis dalam menyusun tugas akhir ini merupakan salah satu persyaratan dalam memenuhi tugas akhir yang nantinya berguna dalam memeperoleh gelar diperguruan tinggi Program Diploma III Kimia Analis Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam di Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan karya ilmiah ini tak terlepas dari bantuan,bimbingan serta dorongan dari pihak keluarga,pihak-pihak tertentu serta dari rekan-rekan seperjuangan.untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Terkhusus dan teristimewa untuk keluarga dan kedua orang tua penulis tercinta yaitu ayahanda sarimin dan ibunda supartinah yang telah membesarkan,mendidik sehingga penulis seperti sekarang ini.dan memberikan segalanya yang tidak dapat terbalskan dan terbayarkan oleh apapun.serta teruntuk abangda iwan dan kakanda suyanti semoga diberkahi Allah dan teruntuk adinda wahyu dan endang rajin-rajin belajar agar menjadi orang yang bermanfaat bagi agama dan bangsa.

Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan batuan baik secara langsung maupun tidak langsung.antara lain :

- Ibu Dr Rumondang Bulan,MS,selaku Ketua Departemen Kimia dan Dosen Pembimbing yang banyak meluangkan waktu dan kesempatan untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis

- Ibu Dra marpongahtun Msc, selaku Ketua jurusan Kimia Analis fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam universitas Sumatera Utara

- Bapak Dr. Eddy Marlianto, M.S, selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam universitas Sumatera Utara

- Ibu Zakia Kurniati S Farm, Apt, selaku pembimbing lapangan Balai Besar POM yang telah meluangkan waktu dan kesempatan untuk memberikan bimbingan dan arahan selama pelaksanaan PKL.

- Untuk rekan-rekan PKL indri dan sofi yang telah bersama-sam penulis dalam menyelesaikan PKL dan rekan-rekan se-PAKA semoga kita menjadi insan yang lebih baik dan dapat mempergunakan ilmu kita untuk menegakkan agama dan Negara.

- Teruntuk sahabat-sahabat seperjuangan penulis di UKMI AL-FALAK FMIPA USU, sri, nova, heny, kiki, lia, arni, dll sahabat semoga pertemuan dan perpisahan kita di Ridhoi Allah SWT, adik-adik penulis, ismi, evi, nur, janah, titin, putri ,melly, ayu, fitri, dll semangatlah dalam mengarungi jalan dakwah ini karena kalianlah penerus estafet dakwah ini,dan kakak-kakak penulis k nana, k muti,k tika maafkan segala kekhilafan dan kesalahan yang datangnya dari penulis. - teruntuk penghuni pondok Nadhiroh yang insyaallah di Rahmati Allah,sahabat penulis dika, semangat dalam berjuang dan adik-adik penulis ulan ,minah, Diana, cahaya, nadia, dan nisa jangan bandel-bandel lagi yah.

- Dan teruntuk orang-orang yang telah mengisi dalam kehidupan penulis,terima kasih banyak atas kasih sayang, perhatian, motivasi dan do’anya selama ini.semoga kelak kita akan dipertemukan dalam jannahNYA.Amiin.


(6)

Demikianlah karya ilmiah ini penulis perbuat dan penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari dari kesempurnaan baik dari segi isi maupun susunannya dikarenakanakan keterbatasan,kemampuan serta pengetahuan penuis.Oleh sebab itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi kesempurnaan penulisan ini.Akhir kata penulis berharap semoga tulisa ini bermanfaat dan berguna bagi pihak-pihak yang menggunakannya.

Medan,09 Mei 2010 Penulis


(7)

ABSTRAK

Telah dilakukan analisa di dalam zat pewarna pada minuman ringan blackberry, dengan cara kromatografi kertas. Pelarut yang di gunakan adalah etil metil keton: aseton : air dengan perbandingan 7: 3 : 3 dan larutan baku yang di gunakan sunset yellow. Ponceau 4R, Merah Alura,tartrazin,carmoisin,brilliant blue,dan eritrosin sebagai larutan baku.Dari hasil analisa ini diketahui bahwa carmoisine dan brilliant blue adalah zat pewarna sintetis yang diizinkan untuk makanan dan minuman.sehingga minuman ringan blackberry telah memenuhi syarat untuk dikonsumsi.


(8)

ANALYSIS OF DYE SUBSTANCE IN SOFT DRINK BLACKBERRY BY PAPER CHROMATOGRAPHI METHOD

ABSTRACT

Analysis of dye substance in soft drink blackberry has been done.determination of the dye substance are using paper chromatography,with volume comparison of etil metal keton :aseton : water is 7 : 3 : 3 as eluen, and with sunset yellow,Ponceau 4R,Alura Red,tartrazin,carmoisin,brilliant blue,and eritrosin as standarts.The result of analysis hve been found dye substance carmoisine and brilliant blue in soft drink blackberry.The result are the dye sunstance which gets license to use in food and drink.so, the soft drink blackberry has fulfilled the terms for using.


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

Kata pengantar ii

Persetujuan iii

Pernyataan iv

Abstrak v

Abstract vi

Daftar Isi vii

Daftar Tabel viii

Daftar Gambar ix

Bab I Pendahuluan

1.1Latar Belakang 1

1.2Permasalahan 3

1.3Tujuan 3

1.4Manfaat 3

Bab II Tinjauan Pustaka

2.1. pengertian adiktif 6

2.2. macam-macam zat adiktif 7

2.3. zat pewarna 7

2.4. Pembagian zat pewarna 11 2.5. Analisis zat pewarna dengan kromatografi 15 2.6. menentukan jarak relative (Rf) 21 Bab III Metodologi, Data dan Pembahasan

3.1 Metode Analisis 22

3.2 Alat dan Bahan 22


(10)

Bab IV Data dan Pembahasan

4.1. Data 25

4.2. Pembahasan 27

Bab V kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan 29

5.2 saran 29

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 beberapa sifat pigmen alami 30 Tabel 2.2 jenis warna dari senyawa 31 Tabel 2.3 zat adiktif makanan 32 Tabel 4.1 jarak noda larutaan baku 25 Tabel 4.2 jarak noda sampel 25


(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1.contoh kromatografi kertas 16 Gambar 2.2.kromatografi kertas dengan eluen 17 Gambar 2.3 Bergeraknya eluen 18 Gambar 2.4.Kromatografi kertas dua arah 19 Gambar 2.5.Bergeraknya eluen 19 Gambar 2.6.kromatogram kromatografi dua arah 20 Gambar 2.7.Struktur dari selulosa 20


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Bahan-bahan pengawet kimia adalah salah satu kelompok dari sejumlah besar bahan-bahan kimia yang baik ditambahkan dengan sengaja ke dalam bahan pangan atu ada dalam bahan pangan sebagai akibat dari perlakuan prapengolahan,pengolahan atau penyimpanan.Untuk penyesuaian dengan penggunaannya dalam pengolahan secara baik,pengguanaan bahan-bahan pengawet ini :

1. Seharusnya tidak menimbulkan penipuan

2. Seharusnya tidak menrunkan nilai gizi dari bahan pangan

3. Seharusnya tidak memungkinkan pertumbuhan organisme –organisme yang menimbulkan keracunan bahan pangan sedangkan pertumbuhan mikroorganisme – mikroorganisme lainnya tertekan yang menyebabkan pembusukan menjadi nyata. (Buckle,K.A.1987)

Hingga saat ini aturan penggunaan zat pewarna di Indonesia diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor : 722/ MENKES/ PER / IX/ 88 yang menyebutkan bahwa makanan yang menggunakan tambahan makanan yang tidak sesuai dengan ketentuan.


(14)

2.2. Permasalahan

Permasalahan dalam pembuatan Karya ilmiah ini adalah :

-Mengidentifikasi zat pewarna sintetis apa saja yang terkandung didalam minuman ringan blackberry.

-Bagaiana cara mengidentifikasi zat pewarna sintetis dengan metode kromatografi kertas.

1.1. Tujuan

Adapun tujuan pembuatan Karya Ilmiah ini adalah :

-Untuk mengetahui zat warna apa saja yang terkandung didalam minuman ringan blackberry.

-Untuk mengetahui cara mengidentifikasi zat pewarna sintetis dengan metode kromatografi Kertas.

1.2. Manfaat

Adapun manfaat dari pembuatan Karya Ilmiah ini adalah dapat menambah pengetahuan dan pengalaman penulis untuk menginformasikan kepada par ape,baca tentang zat pewarna sintetis yang terdapat pada minuman ringan blackberry, serta diharapkan bahwa nantinya penggunaan zat pewarna sintetik pada makanan dan minuman digunakan sesuai dengan aturan yang berlaku.


(15)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Penentuan mutu bahan makanan pada umumnya sangat bergantung pada beberapa faktor diantaranya cita rasa, warna, tekstur,dan nilai gizinyadisamping itu adalagi faktor lain,misalnya sifat mikrobiologis.tetapi sebelum faktor-faktor lain dipertimbangkan secara visual faktor warna tampil lebih dahulu dan kadang-kadang sangat menentukan.

Selain sebagai faktor yang ikut menentukan mutu,warna juga dapat digunakan sebagai indikator kesegaran atau kematangan.baik tidaknya cara pencampuran atau cara pengelolaan dapat ditandai dengan adanya warna yang seragam dan merata.

Di Indonesia,karena undang-undang penggunaan zat pewarna untuk sembarang zat pewarna belum ada, terdapat kecenderungan penyalahgunaan pemakaian .

Cara pengukuran warna yang lebih teliti dilakukan dengan mengukur komponen warna dalam besaran value,hue,dan cheroma.nilai value menunjukkan gelap terangnya warna,nilai hue mewakili panjang gelombang yang dominan yang akan menentukan apakah warna tersebut merah,hijau, atau kuning, sedangkan chroma menunjukkan intensitas warna.ketiga komponen ini diukur degan menggunakan alat khusus yang mengukur nilai chromatisitas petmukaan suatau bahan. Ada lima sebab yang dapat menyebabkan suatu bahan makanan berwarna yaitu :

a. Pigmen yang secara alai terdapat pada tanaman dan hewan misalnya klorofil berwarna hijau,karoten berwarna jingga,dan mioglobin menyebabkan warna merah pada daging.


(16)

b. Reaksi karamelisasi yang timbul bila gula dipanaskan membenk warna coklat,misalnya warna coklat pada kembang gula atau roti yang dibakar. c. Warna gelap yang timbul karena adanya reaksi Maillard,yaitu antara gugus

amino protein dengan gugus karbonil gula pereduksi,misalnya susu bubuk yang disimpan lama akan berwarna gelap.

d. Reaksi antara senyawa organik dengan udara akan menghasilkan warna hitam, atau cokelat gelap.Reaksi oksidasi ini dipercpat oleh adanya logam serta enzim,misalnya warna gelap permukaan apel atau kentang yang dipotong. e. Penambahan zat warna,baik zat warna alami maupun zat warna sintetik, yang

termasuk di dalam golongan bahan aditif makanan. Masing – masing pigmen tersebut mempunyai kestabilan yang berlainan terhadap berbagai kondisi pengolaan seperti terlihat pada table L1.

Di Indonesia, karena undang-undang penggunaan zat pewarna berada, terdapat kecendrungan penyalahgunaan pemakaian zat pewarna untuk sembarang bahan pangan, misalnya zat pewarna untuk untuk tekstil dan kulit dipakai untuk mewarnai bahan makanan. Hal ini jelas sangat barnahaya bagi kesehatan karena adanya residu logam berat pada zat pewarna tersebut. Timbulnya penyalahgunaan zat pewarna tersebut disebabkan oleh ketidaktahuan rakyat mengenai zat pewarna untuk makanan, atau disebabkan kaena tidak adanya penjelasan dalam Tabel L2. ( Minor,J.L. 1985.)


(17)

2.1. Pengertian zat adiktif

selama tertentu. Penambahan zat aditif dalam pertimbangan agar mutu dan kestabilan untuk mempertahankan nilai gizi yang mungkin rusak atau hilang selama proses pengolahan.

Pada awalnya zat tumbuh-tumbuhan yang selanjutnya disebut zat aditif alami. Umumnya zat aditif alami tidak menimbulkan efek samping yang membahayakan kesehatan manusia. Akan tetapi, jumlah penduduk bumi yang makin bertambah menuntut jumlah makanan yang lebih besar sehingga zat aditif alami tidak mencukupi lagi. Oleh karena itu, industri makanan memproduksi makanan yang memakai yang kemudian direaksikan. menimbulkan beberapa efek samping misalnya: gatal-gatal, dan kanker. (Wikipedia.org)


(18)

2.2. Macam-macam Zat Aditif 2.2.1.Zat Pewarna

Adalah bahan yang dapat memberi warna pada pewarna sintetik:

a. Anato (orange) a. Biru berlian (biru)

b. Karamel (cokelat hitam) b. Coklat HT (coklat)

c. Beta karoten (kuning) c. Eritrosit (merah)

d. Klorofil (hijau) d. Hijau FCF (hijau)

2.2.2.Penyedap rasa dan aroma serta penguat rasa

Zat aditif ini dapat memberikan, menambah, mempertegas rasa dan arom

2.2.3.Penyedap rasa dan aroma (flavour)

Penyedap rasa dan aroma yang banyak digunakan berasal dari golongan ester.Contoh: Isoamil asetat (rasa pisang), isoamil valerat (rasa apel), butil butirat (rasa nanas), isobutil propionat (rasa rum)


(19)

Bahan penguat rasa atau penyeda digunakan adalah MSG (Monosodium Glutamate) yang sehari-hari dikenak dengan nama vetsin.

2.2.5. Zat pemanis buatan

Bahan ini tidak atau hampir tidak mempunyai nilai gizi, contohnya sakarin (kemanisannya 500x gula), dulsin (kemanisannya 250x gula), dan natrium siklamat (kemanisannya 50x gula) dan serbitol.

2.2.6. Pengawet

pengasaman atau penguraian lain terhada oleh mikroorganisme.Contoh bahan pengawet dan penggunaannya:

a. Asam benzoat, natrium benzoat dan kalium benzoat, untuk minuman ringan, kecap, acar ketimun dalam botol dan caos.

b. Natrium nitrat (NaNo3), untuk daging olahan dan keju.

c. Natrium nitrit (Na No2), untuk daging olahan, daging awetan dan kornet kalangan.

d. Asam propionate, untuk roti dan sediaan keju olahan.


(20)

Zat aditif ini dapat mencegah atau menghambat oksidasi.Contoh:

a. Asam askorbat (bentukan garam kalium, natrium, dan kalium), digunakan pada daging olahan, kaldu, dan buah kalangan.

b. Butil hidroksianisol (BHA), digunakan untuk lemak dan minyak makanan

c. Butil hidroksitoluen (BHT), digunakan unt makan, margarin dan mentega.

2.2.8.. Pengemulsi, pemantap, dan pengental

Zat aditif ini dapat membantu pembentukan atau pemantapan gelatin, dan gom arab

2.2.9. Pemutih dan pematang tepung

Zat aditif ini dapat mempercepat proses pemutihan atau pematangan tepung sehingga dapat memperbaiki mutu pemanggangan.Contoh: Asam askorbat, aseton peroksida, dan kalium bromat

2.2.10. Pengatur keasaman

Zat aditif ini dapat mengasamkan, menetralkan, dan mempertahankan derajat keasaman makanan. Contoh: asam asetat, aluminium amonium sulfat, amonium bikarbonat, asam klorida, asam


(21)

2.2.11. Anti kempal

Zat aditif berupa serbuk. Contoh: aluminium silikat (susu bubuk), dan kalsium aluminium silikat (garam meja)

2.2.12. Pengeras

Zat aditif makanan. Contoh: aluminium amonium sulfat (pada acar ketimun botol), dan kalium glukonat (pada buah kalangan)

2.2.13. Sekuestran

Adalah bahan yang mengikat io makanan. Contoh: asam fosfat (pada lemak dan minyak makan), kalium sitrat (dalam es krim), kalsium dinatrium EDTA dan dinatrium EDTA

2.2.14. Penambah

Zat aditif yang ditambahkan adalah asam amino, mineral, atau vitamin untuk memperbaik feri fosfat, vitamin A, dan vitamin D.

(www. ZAT ADITIF Forum Positif dari Dahlanforum.htm)


(22)

2.3

Pewarna

Bahan pewarna makanan terbagi dalam dua kelompok besar yakni pewarna alami dan pewarna buatan. Di Indonesia, penggunaan zat pewarna untuk makanan (baik yang diizinkan maupun dilarang) diatur dalam SK Menteri Kesehatan RI No. 235/MenKes/Per/VI/79 dan direvisi melalui SK Menteri Kesehatan RI No. 722/MenKes/Per/VI/88 mengenai bahan tambahan makanan.Pewarna alami diperoleh dari tanaman ataupun hewan yang berupa pigmen. Beberapa pigmen alami yang banyak terdapat di sekitar kita antara lain: klorofil (terdapat pada daun-daun berwarna hijau), kunir, karotenoid (terdapat pada wortel dan sayuran lain berwarna oranye-merah). Pewarna alami umumnya aman dan tidak menimbulkan efek samping bagi tubuh. (Permenkes RI No 722/Menkes/PER/IX/88)

2.4..Pembagian Pewarna.

2.4.1.Pewarna makanan Alami

Pewarna makanan alami mempunyai sejarah panjang dalam melindungi atau menjaga konsumsi manusia, walaupun faktanya sulit untuk menguji dengan prosedur toxicological (Dinesen 1975). Evaluasi Toxilogical dari ekstrak sayuran dibuat secara kompleks dengan memunculkan beberapa senyawa, daripada menginvestigasikan.


(23)

tertentu, saat meoda pemurnian telah dikembangkan dalam skala besar.(Von Elbe 1975).Ciri-cirinya, penggunaan makanan, dan manfaat dari karotenoid sebagai pewarna makanan telah di laporkan oleh Bauenfe ind 1975. Arithocyamins dari wine atau penyesuaian juice anggur berlimpah-limpah sulit untuk ditemukan dan tidak stabil secara kimia. Laporan ini untuk pembatasan penggunaannya sebagai pewarna makanan (francis 1975).

Pigmen pewarna “Lake” FD dan C pigmen pewarna “lake” telah membantu untuk membuat makanan baru dengan tepat dengan menyelesaikan masalah-masalah warna ketika warna terlarut (dapat larut) tidak memuaskan. Pada makanan instan, dan campuran saus, minuman sarapan, dan campuran kombinasi kue dan kue kering dari “lake” dan “dyes” digunakan. Masing-masing menampilkan fungsi tertentu.Pewarna ‘lakes” juga digunakan dalam produk permen tablet dengan pengeringan pertama kali, menghaluskan gula, rasa, dan pigemn warna dan memadatkan campuran.

Tujuan manisan coklat,buah dan mint rasa manis rendah lemak, dan produk kecap protein. Meirukan daging dan kacang memberikan stabilitas warna degan menggunakan “ lake pigments”.Polimerik pewarna makanan yang tidak terabsorbsi (nonabsorbable0 bulan februsri 28 tahun 1977, 4 tahun setelah meresmikan suatu upaya penelitian intensif, polymeric food dyes dari mulai dengan pe,berian makanan studi untuk FDA untuk disetujui, telah sukses mendemonstrasikan bahwa warna primer dyes dan polimer yang diikat akan melewati tubuh tanpa di absorbs. Mereka tidak akan


(24)

menawarkan efek potensial toxic dari bahan-bahan absorbs di manusia setelah sejarah panjang dari konsumsi sehari-hari. Dengan teknik ini, polimer adiktif akan memperlihatkan fungsinya pada makanan melewati bidang gastrointestinal dengan mengeliminasi melalui feses(Furia 1977).

Poli dyes dan lakes mempunyai nilai pakai yang besar pada makanan termasuk minuman, sirup toutain, konsentrasi, agar-agar, pudding, toping, es krim, serbat, dan yogurt.

(Minor.J.L. 1985)

2.4.2. Pewarna Sintetis

Pewarna buatan untuk makanan diperoleh melalui proses sintesis kimia buatan yang mengandalkan bahan-bahan kimia, atau dari bahan yang mengandung pewarna alami melalui ekstraksi secara kimiawi. Beberapa contoh pewarna buatan yaitu :

-Warna kuning : tartrazine, sunset yellow, metanil yallow -Warna merah : allura, eritrosin, amaranth, rodamin B -Warna biru : biru berliant

Diantara beberapa bahan tambahan makanan, yang sangat sering digunakan adalah pemanis dan perwarna sinteti

makanan/minuman jajanan. untuk mendapatkan rasa yang lebih manis dengan harga yang murah dibandingkan pemanis alami


(25)

mellitus dan penderita yang memerlukan diet rendah kalori yaitu sakarin dan siklamat (Depkes, 1997). Sementara digunakan produsen untuk memberikan penampilan yang menarik pada hasil produksi mereka melalui penggunaan bahan–bahan tambahan kimiawi untuk makanan (BTM) atau Food Additives. Lihat

produk-pro

jenis bahan tambahan makanan yang aman dikonsumsi dan telah diizinkan Depkes. Tujuan penggunaan bahan tambahan makanan untuk mendapatkan mutu produk yang optimal. Dalam hal ini penggunaan bahan tambahan makanan, tentunya tidak terlepas dari aspek-aspek pemilihan atau penetapan, pembelian, aplikasi, cara mendapatkannya, ketersediaa peraturan pemerintah mengenai bahan tambahan.

Penggunaa

syarat termasuk bahan tambahan memang jelas-jelas dilarang, seperti pewarna, pemanis dan bahan pengawet. Pelarangan juga menyangkut dosis penggunaan bahan tambahan makanan yang melampaui ambang batas maksimum yang telah ditentukan (Effendi, 2004). Batas maksimum penggunaan siklamat adalah 500 mg - 3 g/kg bahan, sedangkan untuk sakarin adalah 50-300 mg/kg bahan (Depkes, 1997). Batas Maksimun Penggunaan pewarna sintetik yang dizinkan seperti Pancrew 4 R : 300mg/Kg bahan makanan, tatrazin, brilliant blue dan


(26)

sunset yellow : 100mg/Kg bahan makanan (Depkes, 1998). (www.mengenal-bahan-tambahan-makanan.html)

Perusahaan susu, minuman-minuman, benda-banda dipanggang, rempah-rempah, agar-agar, gula-gula, olahan daging, dan telur timur sedikitmenggunakan pewarna sintetik. Menurut NAS, total penggunaan dan pewarna makanan di United States sekitar 0,012 Ib per rang per tahun. Pengusaha pabrik telah membuat studi teratologikal secara teliti pada semua penanda pewarna makanan untuk kurma, tes menunjukknan tidak ada efek yang merugikan.

11 FD & C dyes telah diakui FDA : Biru No 1, Biru No 2, hijau No 3, kuning No 5, Kuning No 6, Merah No 2, Merah No 3, Merah No 6, Merah NNo 40,Orange B, dan Merah Citrus No 2. Delapan mungkin digunakan untuk makanan umum, sedangkan 3 terbatas untuk menggunakan spesifik : FD dan C No 4 hanya untuk pewrana chery maraschino dalam jumlah tidak lebih dari 150 ppm.Orange B hanya untuk mewarnai luar tau permukaan dari sosis yang terbuat dari daging sapi dan saus dalam jumlah tidak lebih dari 150 ppm, merah No 2 hanya untuk mewarnai kulit dari pada keseluruhan berat jeruk.(Weissler 1975)

Pada tahun 1972 FDA merah no 2 dari penggunaan lain, walaupun dia merupakan pengguna terbanyak pewarna merah karena pengujian binatang tidak bisa memecahkannya walaupun ia menyebabkan kanker.


(27)

2.5.Analisis zat pewarna dengan kromatografi

Kromatografi digunakan untuk memisahkan campuran dari substansinya menjadi komponen komponennya. Seluruh bentuk kromatografi bekerja berdasarkan prinsip

yang sama Seluruh bentuk kromatografi memiliki fase diam (berupa padatan atau cairan yang didukung pada padatan) dan fase gerak (cairan atau gas). Fase gerak mengalir melalui fase diam dan membawa komponen-komponen dari campuran bersama-sama. Komponen-komponen yang berbeda akan bergerak pada laju yang berbeda.

2.5.1. kromatografi kertas

Mekanisme pemisahan dengan kromatografi kertas prinsipnya sama dengan mekanisme pada kromatografi kolom. Adsorben dalam kromatografi kertas adalah kertas saring, yakni selulosa. Sampel yang akan dianalisis ditotolkan ke ujung kertas yang kemudian digantung dalam wadah. Kemudian dasar kertas saring dicelupkan kedalam pelarut yang mengisi dasar wadah. Fasa mobil (pelarut) dapat saja beragam. Air, etanol, asam asetat atau campuran zat-zat ini dapat digunakan.

kertas diterapkan untuk analisis campuran asam amino dengan sukses besar. Karena asam amino memiliki sifat yang sangat mirip,


(28)

dan asam-asam amino larut dalam air dan tidak mudah menguap (tidak mungkin didistilasi), pemisahan asam amino adalah masalah paling sukar yang dihadapi kimiawan di akhir abad 19 dan awal abad 20. Jadi penemuan kromatografi kertas merupakan berita sangat baik bagi mereka.

Richard Laurence Millington Synge (1914-1994) adalah orang pertama yang menggunakan metoda analisis asam amino dengan kromatografi kertas. Saat campuran asam amino menaiki lembaran kertas secara vertikal karena ada fenomena kapiler, partisi asam amino antara fasa mobil dan fasa diam (air) yang teradsorbsi pada selulosa berlangsung berulang-ulang. Ketiak pelarut mencapai ujung atas kertas proses dihentikan. Setiap asam amino bergerak dari titik awal sepanjang jarak tertentu. Dari nilai R, masing-masing asam amino diidentifikasi.

Kromatografi kertas dua-dimensi (2D) menggunakan kertas yang luas bukan lembaran kecil, dan sampelnya diproses secara dua dimensi dengan dua pelarut.

2.5.2. Jenis kromatografi kertas

2.5.2.1. kromatografi kertas satu arah

Dalam kromatografi kertas, fase diam adalah kertas serap yang sangat seragam. Fase gerak adalah pelarut atau campuran pelarut yang sesuai.Sampel tinta diteteskan pada garis dasar pinsil pada


(29)

yang minimum dalam pelarut yang sesuai, dan itu juga di teteskan pada garis yang sama. Dalam gambar, pena ditandai 1, 2 dan 3 serta tinta pada pesan ditandai sebagai M.

Gambar 2.1. contoh kromatografi kertas

Kertas digantungkan pada wadah yang berisi lapisan tipis pelarut atau campuran pelarut yang sesuai didalamnya. Perlu diperhatikan bahwa batas pelarut berada dibawah garis pada bercak diatasnya. Gambar berikutnya tidak menunjukkan terperinci

bagaimana kertas di gantungkan karena terlalu banyak kemungkinan untuk mengerjakannnya dan dapat mengacaukan gambar. Kadang-kadang kertas hanya digulungkan secara bebas pada silinder dan diikatkan dengan klip kertas pada bagian atas dan bawah. Silinder kemudian ditempatkan dengan posisi berdiri pada bawah wadah.

Alasan untuk menutup wadah adalah untuk meyakinkan bahwa astmosfer dalam gelas kimia terjenuhkan denga uap pelarut. Penjenuhan udara dalam gelas kimia dengan uap menghentikan penguapan pelarut sama halnya dengan pergerakan pelarut pada kertas.


(30)

Gambar 2.2. kromatografi kertas dengan eluen

Karena pelarut bergerak lambat pada kertas, komponen-komponen yang berbeda dari campuran tinta akan bergerak pada laju yang berbeda dan campuran dipisahkan berdasarkan pada perbedaan bercak warna.

Gambar menunjukkan apa yang tampak setelah pelarut telah bergerak hampir seluruhnya ke atas.

Gambar 2.3. Bergraknya eluen

Dengan sangat mudah dijelaskan melihat dari kromatogram akhir dari pena yang ditulis pada pesan yang mengandung pewarna yang


(31)

sama dengan pena 2. Anda juga dapat melihat bahwa pena 1 mengandung dua campuran berwarna biru yang kemungkinan salah satunya mengandung pewarna tunggal terdapat dalam pena 3.

2.5.2. kromatografi kertas dua arah

Kromatografi kertas dua arah dapat digunakan dalam menyelesaikan masalah pemisahan substansi yang memiliki nilai Rf yang sangat serupa.Waktu ini kromatogram dibuat dari bercak tunggal dari campuran yang ditempatkan kedepan dari garis dasar. Kromatogram ditempatkan dalam sebuah pelarut sebelum dan sesudah sampai pelarut mendekati bagian atas kertas. Dalam gambar, posisi pelarut ditandai dengan pinsil sebelum kertas kering. Posisi ini ditandai sebagai SF1 yaitu pelarut depan untuk pelarut pertama. Kita akan menggunakan dua pelarut yang berbeda

Gambar 2.4. Kromatografi kertas dua arah

Jika anda melihatnya lebih dekat, anda dapat melihat bahwa bercak pusat besar dalam kromatogram sebagian biru dan sebagian hijau. Dua pewarna dalam campuran memiliki nilai Rf yang hampir sama. Tentunya, nilai-nilai ini bisa saja sama, keduanya memiliki warna yang sama; kertas kering seluruhnya, dan putar 90o dan


(32)

perlakukan kromatogram kembali dengan pelarut yang berbeda.Hal yang sangat tidak dipercaya bahwa dua bercak yang membingungkan akan memiliki nilai Rf dalam pelarut kedua sama halnya dengan pelarut yang pertama, dengan demikian bercak-bercak akan bergerak dengan jumlah yang berbeda.

Gambar 2.5. bergeraknya eluen

Gambar berikutnya menunjukkan apa yang mungkin terjadi pada berbagai bercak pada kromatogram awal. Posisi pelarut kedua juga ditandai.Bercak-bercak telah bergerak! Kromatogram akhir akan tampak seperti ini:


(33)

Kromatografi dua arah secara seluruhnya terpisah dari campuran menjadi empat bercak yang berbeda.Kertas dibuat dari serat selulosa. Selulosa merupakan polimer dari gula sederhana, yaitu glukosa.

Gambar 2.7. struktur dari selulosa

Sangat menarik untuk mencoba untuk menjelaskan kromatografi kertas dalam kerangka bahwa senyawa-senyawa berbeda diserap pada tingkatan yang berbeda pada permukaan kertas. Dengan kata lain, akan baik menggunakan beberapa penjelasan untuk kromatografi lapis tipis dan kertas. Kompleksitas timbul karena serat-serat selulosa beratraksi dengan uap air dari atmosfer sebagaimana halnya air yang timbul pada saat pembuatan kertas. kertas sebagai serat-serat selulosa dengan lapisan yang sangat tipis dari molekul-molekul air yang berikatan pada permukaan.Interaksi ini dengan air merupakan efek yang sangat penting selama pengerjaan kromatografi kertas.


(34)

Beberapa senyawa dalam campuran bergerak sejauh dengan jarak yang ditempuh pelarut; beberapa laiinya tetap lebih dekat pada garis dasar. Jarak tempuh relative pada pelarut adalah konstan untuk senyawa tertentu sepanjang anda menjaga segala sesuatunya tetap sama, misalnya jenis kertas dan komposisi pelarut yang tepat..Jarak relative pada pelarut disebut sebagai nilai Rf. Untuk setiap senyawa berlaku rumus sebagai berikut:

jarak yang ditempuh oleh senyawa jarak yang ditempuh oleh pelarut

Misalnya, jika salah satu komponen dari campuran bergerak 9.6 cm dari garis dasar, sedangkan pelarut bergerak sejauh 12.0 cm, jadi Rf untuk komponen itu:

Dalam contoh tidak perlu menghitung nilai Rf karena anda akan membuat perbandingan langsung dengan hanya melihat kromatogram.ada dua bercak pada kromatogram akhir dengan warna yang sama dan telah bergerak pada jarak yang sama pada kertas, dua bercak tersebut merupakan senyawa yang hampir sama. Hal ini tidak selalu benar, senyawa-senyawa berwarna yang sangat mirip dengan nilai Rf yang juga sangat mirip.


(35)

BAB III METODOLOGI

3.1. METODE ANALISA

Metode ini digunakan untuk menguji pewarna tambahan makanan Acuan SNI 01-2895-1992

3.2.ALAT DAN BAHAN 3.2.1. Alat percobaan

- Gelas piala 10 ml - Gelas piala 100 ml - Gelas piala 250 ml - Pengaduk kaca - Kertas saring

- Bejana kromatografi - Penangas air

- Benang wol bebas lemak - Kertas saring biasa

- Kertas saring whatman no 1 3.2.2. Bahan percobaan

- Asam asetat glacial pa

- Larutan asam asetat

- Ammonia + bj 0,88 -Larutan baku zat warna makanan


(36)

-Larutan elusi

- Minuman ringan black berry

3.2.3.. Prosedur Percobaan

1. a. Pembuatan larutan elusi I

Campuran perbandingan volume isobutanol : etanol : air (3:2:2)

b. pembuata larutan elusi II

encerkan 5 ml ammonia pekat (Bj = 0,88) dengan air hingga 100 ml,tambahkan 2 gram natrium sitrat kedalam larutan ammonium

2. perlakuan sampel

- dilarutkan masing-masing sampel kedalam air

- diperiksa keasaman jika perlu ditambahkan asam asetat - dimasukkan benang wol secukupnya kedalam larutan sampel - dipanaskan diatas api hingga diaduk selama 10 menit

- diambil benang wol dicuci dengan air berulang-ulang -Dimasukkan benang wol kedalam gelas piala 100 ml

- Ditambahkan larutan ammonia encer panaskan diatas penangas air sampai zat warna pada benang wol tuntur

- Diambil benang wol dipekatkan diatas penagas air

- Ditotolkan pada kertas kromatografi dan zat warna pembanding yang cocok

- Dimasukkan kertas kedalam chamber yang telah dijenuhkan dengan uap elusi


(37)

BAB IV

DATA DAN HASIL PEMBAHASAN IV.1. Data Percobaan

Data Jarak Noda Larutan Baku Tabel 4.1. dan Sampel Tabel 4.2. Tabel 4.1. Jarak Noda Larutan Baku

No Standart Jarak noda ( cm)

Jarak pelatut (cm)

1. Carmoisine 0,1 12

2. Ponceau 4R 0,4 12

3. Merah allura 0,14 12

4. Eritrosin 0,04 12

5. Brilliant blue 0,75 12

6. Coklat HT 0 12

7. Tartrazine 0,60 12

8. Sunset yellow 0,35 12

Tabel 4.2. Jarak Noda Sampel

No Sampel Jarak Noda (cm)

Jarak Pelarut (cm) 1. Minuman ringan

blackberry

0,08 0,72

12 12


(38)

4.2. Perhitungan

1. a. Baku pembanding carmoisine jarak sampel yang melalui eluen

Rf =

Jarak pelarut

= 1,6 12 = 0,13

b. Baku pembanding brilliant blue

jarak sampel yang melalui eluen Rf =

Jarak pelarut

= 11,3 ` 12

= 0,94

2. zat uji blackberry

-berbanding dengan brilliant blue

jarak sampel yang melalui eluen Rf =

Jarak pelarut

= 10,9 12


(39)

= 0,90

- berbanding dengan carmoisine

jarak sampel yang melalui eluen Rf =

Jarak pelarut

= 1,2 12 = 0,1


(40)

IV.2. PEMBAHASAN

Dalam mengidentifikasi zat sampel warna sintetis pada sampel ( minuman ringan blackberry) dengan Rf1 = 0,13 cm dan Rf2 = 0,94 cm yang dilakukan di Balai Besar POM , digunakan larutan baku carmoisine ( Rf = 0,1 cm), Ponceau 4R (0,4), merah allura ( 0,14), eritrosine ( 0,04), brilliant blue ( 0,75), coklat HT ( 0), tartrazine (0,60), sunset yellow / kuning FCF ( 0,35 ).

Dari hasil analisa di atas dapat disimpulkan bahwa pewarna yang terdapat pada sampel ( minuman ringan blackberry) adalah carmoisine dan brilliant blue karena jarak Rf1 pada sampel ( minuman ringan blackberry) mendekati jarak Rf baku brilliant blue dan jarak Rf2 pada sampel ( minuman ringan blackberry) mendekati jarak Rf baku carmoisine, yang sesuai dengan aturan penggunaan zat pewarna sintesis bagi makanan dan minuman yang ada di Indonesia yang diatur dalam SK menteri Kesehatan RI Nomor 722/Menkes/Per IX/88, bahwa makanan yang menggunakan tambahan makanan yang tidak sesuai dengan ketentuan mempunyai pengaruh langsung terhadap derajat keseehatan masyarakat dan masyarakat perlu dilindungi dari makanan yang menggunakan bahan tambahan makanan yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan yang terlihatt dalm lampiran.oleh sebab itu minuman ringan blackberry sudah layak untuk di konsumsi oleh konsumen.


(41)

Zat pewarna sintetis digunakan dalam produk makanan dan minuman agar dapat memberikan warna yang menarik pada makanan dan minuman tersebut sehingga menjadi daya tarik bagi konsuumen untuk membeli produk tersebut.

Pada prinsipnya penyerapan zat warna sampel benang wol dalam suasana asam dengan pemanasan, dilanjutkan dengan pelarutan benang wol yang telah berwana ddalam ammonia, dilanjutkan dengan pemekatan ddan penotolan pada kertas dengan jarak tertentu. Dilakukan pengelusian dengan eluen ( etil metil keton : aseton : air : 7 : 3 : 3 ) penambahan air terhadap pelarut yang menyebabkan senyawa-senyawa but untuk tersebut untuk bergerak, dan isobutanol bukan suatu pelarut asam-asam amino jika tidak di jenuhkan dengan air, penambahan etanol yaitu akan menaikan kelarutan dari asam-asam amino, ketiga pelarut ini adalah baik untuk pemisahan asam-asam amino.


(42)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1. KESIMPULAN

Dari analisa yang dilakukan maka diiperoleh kesimpulan bahwa : - Zat pewarna sintetis yang terdapat pada sampel ( minuman ringan

blackberry) adalah carmoisine dan brilliant blue, dengan perbandingan harga Rf pada sampel ( minuman ringan Blavkberry) Rf1 = 0,08 cm dan rf2 = 0,72 cm sebanding dengan baku pewarna carmoisine Rf = 0,1 cm dan brilliant blue Rf = 0,75 cm.

- Zat pewarna sintetis dalam minuman ringan blackberry sudah sesuai dengan SK Menteri Kesehatan RI Nomor 722/Menkes/ Per/ IX/88, sehingga layak uuntuk dikonsumsi.

V.2. Saran

Diperlukan pengawasan dan ketelitian terhadap proses produksi sampai diperoleh produk akhir yang akan disalurkan kepada konsumen. Hal ini dilakukan agar produk akhir yang dihasilkan sesuai dengan standart mutu yang ditetapkan.


(43)

DAFTAR PUSTAKA

Buckle,K.A.,1987. Ilmu Pangan. Universitas Indonesia Press.Jakarta.

Departemen Kesehatan RI,.1989.Permenkes RI No 722/Menkes/PER/IX/88,Bahan Tambahan maka nan.Jakarta

Departemen Kesehatan RI,.1989.Permenkes RI No 239/Men.Kes/PER/V/85.Jakarta Minor,J.L,.1985. nutrition Additive & Flavor Standars.Avi Publishing Inc.New York.

Winarno,F.G,.1997. kimia Pangan dan Gizi. Cetakan Kedelapan. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Wikipedia Indonesia.Org,.2008.Pewarna Makanan dan Minuman.Wikimedia Foundation,Inc.03-05-2010

www.C H E M I S T.htm,.2007.Zat Addiktif Pada Makanan.Jakarta.03-05-2010

www.

www.mengenal-bahan-tambahan- makanan,.2009.Jakarta.03-05-2010


(44)

(45)

Tabel L.1. Beberapa Sifat Pigmen Alami Jenis Pigmen Jumlah

senyawa

Warna Sumber Dapat la-rut dalam Kestabilan Anisianin Flavonoid Leukoanto-sianin 120 600 20 Jingga, merah, Tak berwarna, kuning Tak berwarna Tanaman umumnya tanaman tanaman Air Air Air Peka pada perubahan pH panas Tahan panas Tahan panas


(46)

Tabel L.2. jenis warna dari senyawa

Warna Nama Nomor indeks nama

1. Zat warna alam Alkanet 75520 merah Karmin 75470 Merah Annatto 75120

Kuning Karoten 75130

Kuning Kurkumin 75300

Kuning Saffron 75100

Hijau Klorofil 75810

Biru Ultramarine 77007

Coklat Karamel -

Hitam Carbon black 77266 Hitam Besi oksida 77499 Putih Titanium dioksida 77891 2. Zat warna sintetik

Merah Carmoisine 14720

Merah Amaranth 16185


(47)

Tabel L.3. Zat adiktif pada minuman

No Nama produk Jenis Makanan Kandungan Zat Addiktiv 1 Marjan Sirup dalam botol Pewarna, NB, KB, Pe 2 Abc Sirup dalam Botol Pewarna, Pe, P, Cab, Nb 3. Coffe Mocca Pemanis dalam Botol Pe, NB, KB, P, Pewarna 4. Pocarri Sweat Minuman dalam Kaleng AS, Ns, NaCl, CaCl,

Kal, Mg, Prs

5. Fanta Minuman dalam Kaleng Mg, Prs, Pewarna, KB, CaB, NB, Bd

6. Green Sand Minuman dalam Kaleng Prs, CaB, KB, Bd, Mg 7. Sprite Minuman dalam Kaleng Prs, Mg, AS, Kal, NB 8. Coca Cola Minuman dalam Kaleng KB, NB, Mg, Kal, AS 9. Diet Coke Minuman dalam Kaleng AS, NB, Mg, Kal 10. Pepsi Minuman dalam Kaleng AS, NB, Mg, Kal, Prs 11. Calpico Water Minuman dalam Kaleng AS, Ns, NaCl, Kal, Mg,

Prs

12. Sunkist Minuman dalam Kaleng Pewarna, Prs, NB, Kal 13. Fruit Tea Minuman dalam Kaleng Ps, TBHQ, Prs, F,

Pewarna, NB


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1. KESIMPULAN

Dari analisa yang dilakukan maka diiperoleh kesimpulan bahwa : - Zat pewarna sintetis yang terdapat pada sampel ( minuman ringan

blackberry) adalah carmoisine dan brilliant blue, dengan perbandingan harga Rf pada sampel ( minuman ringan Blavkberry) Rf1 = 0,08 cm dan rf2 = 0,72 cm sebanding dengan baku pewarna carmoisine Rf = 0,1 cm dan brilliant blue Rf = 0,75 cm.

- Zat pewarna sintetis dalam minuman ringan blackberry sudah sesuai dengan SK Menteri Kesehatan RI Nomor 722/Menkes/ Per/ IX/88, sehingga layak uuntuk dikonsumsi.

V.2. Saran

Diperlukan pengawasan dan ketelitian terhadap proses produksi sampai diperoleh produk akhir yang akan disalurkan kepada konsumen. Hal ini dilakukan agar produk akhir yang dihasilkan sesuai dengan standart mutu yang ditetapkan.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Buckle,K.A.,1987. Ilmu Pangan. Universitas Indonesia Press.Jakarta.

Departemen Kesehatan RI,.1989.Permenkes RI No 722/Menkes/PER/IX/88,Bahan Tambahan maka nan.Jakarta

Departemen Kesehatan RI,.1989.Permenkes RI No 239/Men.Kes/PER/V/85.Jakarta Minor,J.L,.1985. nutrition Additive & Flavor Standars.Avi Publishing Inc.New York.

Winarno,F.G,.1997. kimia Pangan dan Gizi. Cetakan Kedelapan. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Wikipedia Indonesia.Org,.2008.Pewarna Makanan dan Minuman.Wikimedia Foundation,Inc.03-05-2010

www.C H E M I S T.htm,.2007.Zat Addiktif Pada Makanan.Jakarta.03-05-2010

www.

www.mengenal-bahan-tambahan- makanan,.2009.Jakarta.03-05-2010


(3)

(4)

Tabel L.1. Beberapa Sifat Pigmen Alami

Jenis Pigmen Jumlah senyawa

Warna Sumber Dapat la-rut dalam Kestabilan Anisianin Flavonoid Leukoanto-sianin 120 600 20 Jingga, merah, Tak berwarna, kuning Tak berwarna Tanaman umumnya tanaman tanaman Air Air Air Peka pada perubahan pH panas Tahan panas Tahan panas


(5)

Tabel L.2. jenis warna dari senyawa

Warna Nama Nomor indeks nama

1. Zat warna alam Alkanet 75520

merah Karmin 75470

Merah Annatto 75120

Kuning Karoten 75130

Kuning Kurkumin 75300

Kuning Saffron 75100

Hijau Klorofil 75810

Biru Ultramarine 77007

Coklat Karamel -

Hitam Carbon black 77266

Hitam Besi oksida 77499

Putih Titanium dioksida 77891

2. Zat warna sintetik

Merah Carmoisine 14720

Merah Amaranth 16185

Merah Erythrosim 45430


(6)

Tabel L.3. Zat adiktif pada minuman

No Nama produk Jenis Makanan Kandungan Zat Addiktiv 1 Marjan Sirup dalam botol Pewarna, NB, KB, Pe 2 Abc Sirup dalam Botol Pewarna, Pe, P, Cab, Nb 3. Coffe Mocca Pemanis dalam Botol Pe, NB, KB, P, Pewarna 4. Pocarri Sweat Minuman dalam Kaleng AS, Ns, NaCl, CaCl,

Kal, Mg, Prs

5. Fanta Minuman dalam Kaleng Mg, Prs, Pewarna, KB, CaB, NB, Bd

6. Green Sand Minuman dalam Kaleng Prs, CaB, KB, Bd, Mg 7. Sprite Minuman dalam Kaleng Prs, Mg, AS, Kal, NB 8. Coca Cola Minuman dalam Kaleng KB, NB, Mg, Kal, AS 9. Diet Coke Minuman dalam Kaleng AS, NB, Mg, Kal 10. Pepsi Minuman dalam Kaleng AS, NB, Mg, Kal, Prs 11. Calpico Water Minuman dalam Kaleng AS, Ns, NaCl, Kal, Mg,

Prs

12. Sunkist Minuman dalam Kaleng Pewarna, Prs, NB, Kal 13. Fruit Tea Minuman dalam Kaleng Ps, TBHQ, Prs, F,

Pewarna, NB