Studi Kasus pada PT Bank Syariah Mandiri Cabang Medan)

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

Skripsi

FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PENGAWASAN (Studi Kasus

pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Medan)

Diajukan Oleh:

SITI ASWINDA

NIM : 060522169

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

PROGRAM STUDI : S-1

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan


(2)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Fungsi Anggaran Sebagai Alat Pengawasan” Studi Kasus pada PT Bank Syariah Mandiri Cabang Medan.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan baik secara moral maupun materil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis dengan tulus mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orangtua penulis H. Zainal Arifin, SE dan Hj. Suyatnim P.Si yang telah banyak memberikan dukungan dan doa.

Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritongan, MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi

2. Bapak Drs Hasan Sakti Siregar, SE, M.Si, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi

3. Bapak Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak selaku Pembimbing

4. Ibu Dra. Sri Mulyani, M.BA, Ak selaku Penguji dan Pembanding 5. Ibu Risanty,SE, M.Si,Ak selaku Penguji dan Pembanding

6. Seluruh instansi yang terkait dalam penelitian ini, atas bantuannya selama penulis melakukan penelitian


(3)

Penulis sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca untuk kesempurnaan skripsi ini, semoga skripsi ini bermanfaat.

Medan, Januari 2010


(4)

ABSTRAK

Siti Aswinda (060522169), “Fungsi Anggaran Sebagai Alat Pengawasan”

(Studi Kasus pada PT Bank Syariah Mandiri Cabang Medan). Dengan tujuan penelitian untuk mengetahui anggaran pendanaan telah berfungsi sebagai alat pengawasan pada PT. Bank Syariah Mandiri. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive sampling. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif dan kuantitatif. Hasil penelitian diperoleh sebagai berikut : 1. Sebelum menyusun anggaran pendanaan PT. Bank Syariah Mandiri Kanwil I

melakukan peramalan pendanaan dengan menggunakan metode peramalan secara kuantitatif dan kualitatif. Metode yang digunakan perusahaan adalah metode least square, metode ini yang digunakan sebagai cara peramalan yang utama. Sedangkan cara peramalan yang bersifat kualitatif sebagai pelengkap (penunjang). PT. Bank Syariah Mandiri Kanwil I cabang Medan dalam menyusun anggaran pendanaan menggunakan metode participative budgeting. 2. PT Bank Syariah Mandiri belum menggunakan anggaran pendanaan sebagai

alat pengawasan dengan baik, sehingga anggaran pendanaan tidak berjalan secara efektif. Hal ini dikarenakan terjadi penyimpangan yang tidak menguntungkan dalam perusahaan melebihi batas yang ditentukan yaitu 5%. Oleh karena itu prestasi dan kinerja bagian pemasaran belum maksimal, hal ini dapat dilihat dari anggaran pendanaan yang tidak tercapai.


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ABSTRAK

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN ………. 1

A. Latar Belakang Penelitian …..……… 1

B. Perumusan Masalah ..………. 5

C. Tujuan Penelitian ..………. 5

D. Manfaat Penelitian …..………... 5

E. Kerangka Konseptual …..………... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA …...……… 7

A. Konsep Anggaran ..………. 7

1. Pengertian Anggaran ………. 7

2. Tujuan dan Manfaat Anggaran ……….. 10

3. Fungsi Anggaran ...……… 11


(6)

1. Pengertian Anggaran Pendanaan

2. Tujuan dan Manfaat Anggaran Pendanaan

3. Prosedur Penyusunan Anggaran Pendanaan ……… 15

C. Analisis Varians Pendanaan ……… 28

D. Anggaran Pendanaan Sebagai Alat Pengawasan ………. 31

BAB III METODE PENELITIAN ………. 34

A. Jenis Penelitian ……… 34

B. Populasi dan Sampel Penelitian ……….. 34

C. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data ……… 35

D. Jadwal dan Lokasi Penelitian ……….. 36

BAB IV HASIL PENELITIAN ………. 37

A. Gambaran Umum Perusahaan ……… 37

1. Sejarah Ringkas Perusahaan ……… 37

2. Visi, Misi dan Filosofi Perusahaan ……….. 40

3. Struktur Organisasi Perusahaan ... 42

4. Uraian Jabatan ... 43

5. Produk yang Ditawarkan ... 44

B. Prosedur Penyusunan Anggaran Pendanaan PT Bank Syariah Mandiri ... 45

C. Hasil Analisis Penelitian ..……… 46


(7)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………. 49

A. Kesimpulan ………. 49

B. Saran ……… 49

C. Implikasi ………...………... 50

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PENGAWASAN (Studi Kasus

pada PT. BANK SYARIAH MANDIRI CABANG MEDAN)


(8)

ABSTRAK

Siti Aswinda (060522169), “Fungsi Anggaran Sebagai Alat Pengawasan”

(Studi Kasus pada PT Bank Syariah Mandiri Cabang Medan). Dengan tujuan penelitian untuk mengetahui anggaran pendanaan telah berfungsi sebagai alat pengawasan pada PT. Bank Syariah Mandiri. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive sampling. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif dan kuantitatif. Hasil penelitian diperoleh sebagai berikut : 1. Sebelum menyusun anggaran pendanaan PT. Bank Syariah Mandiri Kanwil I

melakukan peramalan pendanaan dengan menggunakan metode peramalan secara kuantitatif dan kualitatif. Metode yang digunakan perusahaan adalah metode least square, metode ini yang digunakan sebagai cara peramalan yang utama. Sedangkan cara peramalan yang bersifat kualitatif sebagai pelengkap (penunjang). PT. Bank Syariah Mandiri Kanwil I cabang Medan dalam menyusun anggaran pendanaan menggunakan metode participative budgeting. 2. PT Bank Syariah Mandiri belum menggunakan anggaran pendanaan sebagai

alat pengawasan dengan baik, sehingga anggaran pendanaan tidak berjalan secara efektif. Hal ini dikarenakan terjadi penyimpangan yang tidak menguntungkan dalam perusahaan melebihi batas yang ditentukan yaitu 5%. Oleh karena itu prestasi dan kinerja bagian pemasaran belum maksimal, hal ini dapat dilihat dari anggaran pendanaan yang tidak tercapai.


(9)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Dalam melaksanakan kegiatan usahanya, setiap perusahaan khususnya perbankan akan selalu dihadapkan pada masa depan yang penuh dengan ketidakpastian, sehingga akan menimbulkan masalah pemilihan dari berbagai alternatif kebijakan yang akan ditempuhnya dalam melaksanakan kegiatan usaha tersebut. Disamping itu dalam pelaksanaan kebijakan yang telah diputuskan tersebut perlu adanya suatu alat untuk mengkoordinasikan semua kegiatan agar dapat berjalan dengan sesuai dan terkendali. Untuk keperluan tersebut banyak sarana manajemen yang dapat dipergunakan dan salah satu diantaranya dalam bentuk anggaran. Dengan kata lain anggaran akan sangat bermanfaat untuk mensinergikan seluruh sumber dana dan daya yang ada dalam suatu bank dalam rangka untuk mencapai tujuannya.

Setiap perusahaan, terutama perusahaan yang berorientasi pada laba akan berusaha untuk mempertahankan keberadaannya dan terus berkembang untuk jangka waktu yang panjang dengan melakukan usaha – usaha yang sesuai dengan keadaan perusahaan. Salah satu usaha yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan menciptakan suatu sistem pengendalian manajemen sehingga perusahaan dapat beroperasi secara efisien dan efektif.

Fungsi manajemen dalam menciptakan sistem pengendalian yang baik terdiri dari fungsi perencanaan (P) dan fungsi pengendalian (C). Fungsi perencanaan berhubungan dengan kegiatan perusahaan di masa datang. Rencana


(10)

diperlukan oleh perusahaan sebagai pedoman kerja di waktu yang akan datang sebagai alat pengkoordinasian kegiatan-kegiatan dari seluruh bagian yang ada dalam perusahaan. Dan sebagai alat pengawasan terhadap realisasi dan rencana tersebut di waktu yang akan datang. Dengan adanya suatu rencana , maka kegiatan-kegiatan seluruh bagian dalam perusahaan akan saling menunjang, bahu-membahu secara bersama menuju ke sasaran yang telah ditetapkan (Munandar, 2001 : 1-4 ) . Fungsi pengendalian berhubungan dengan pengarahan kegiatan perusahaan sehingga berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Kedua fungsi ini saling berkaitan dan saling menunjang, karena pengendalian yang efektif dapat dilaksanakan jika terdapat perencanaan yang baik.

Fungsi perencanaan dan pengendalian yang dilakukan manajemen terlihat dalam anggaran. Dilihat dari sudut pandang manajemen, anggaran merupakan alat perencanaan dan juga alat pengendalian. Anggaran merupakan rencana manajemen yang dinyatakan dalam satuan uang untuk periode tertentu, biasanya satu tahun.

Anggaran suatu pusat pertanggungjawaban menjadi penting karena digunakan untuk mengendalikan kegiatan, yaitu membandingkan anggaran yang telah ditetapkan terlebih dahulu dengan pelaksanaannya. Kemudian apabila terdapat penyimpangan, maka penyimpangan tersebut dianalisis agar diketahui penyebab – penyebabnya dan dapat dilakukan perbaikan – perbaikan di masa yang akan datang.


(11)

Bank Syariah Mandiri yang terdapat di kantor cabang Medan adalah perusahaan industri yang bergerak di bidang industri perbankan berdasarkan sistem syariah. Sebagian besar pemasarannya meliputi daerah Medan dan sekitarnya.

Pengendalian aktivitas di perusahaan merupakan antisipasi agar tidak terjadi penyimpangan antara yang dianggarkan dengan realisasi anggaran.

Anggaran adalah rencana sebuah perusahaan yang ingin dicapai dimasa yang akan datang. Untuk menyusun anggaran yang baik, diperlukan suatu langkah-langkah penyusunan anggaran sehingga penyusunan anggaran tersebut sesuai dengan yang diharapkan perusahaan yang merupakan perusahaan industri perbankan, berupaya menyusun anggaran dengan sebaik mungkin. Anggaran juga dapat dijadikan alat ukur kinerja perusahaan. Karena PT. Bank Syariah Mandiri bergerak dalam bidang jasa, maka kinerja yang dinilai adalah kinerja pelayanannya. Kinerja perusahaan dinilai berdasarkan pencapaian realisasi terhadap target yang telah ditetapkan sebelumnya. Penilaian kinerja tersebut merupakan bagian dari kegiatan evaluasi kinerja yang selalu dilakukan pada akhir triwulan atau setiap tiga bulan kali. Hal ini dapat dijadikan informasi sebagai perbaikan periode berikutnya selama kegiatan operasional PT. Bank Syariah Mandiri masih berjalan.

Pencapaian target penjualan produk perbankan pada tahun 2008 adalah 98,79% dari anggaran penjualan Produk perbankan yang ditetapkan sebesar 4.000.000. Dari realisasi penjualan tersebut dapat dilihat adanya varians atau


(12)

selisih kurang tetapi hal tersebut masih dapat ditoleransi karena prosentase varians lebih kecil dibandingkan prosentase koefisien varians. Maka kinerja perusahaan dikategorikan efektif. Hal ini dikarenakan adaya kebijaksanaan-kebijaksanaan dari perusahaan untuk mengatasi hambatan-hambatan yang menyebabkan turunnya hasil penjualan, juga tidak lepas dari adanya bonus dan insentif untuk karyawan yang berprestasi sehingga karyawan berusaha untuk bekerja dengan baik. Tetapi jika dilihat dari tiap bulannya, kinerja perusahaan dikatakan tidak efektif dibeberapa bulan. Hal ini disebabkan karena anggaran yang ditetapkan hanya berdasarkan perkiraan, juga terdapat beberapa pengurangan karyawan, serta kurangnya promosi dari pihak cabang sendiri.

Karena itu untuk tahun selanjutnya dalam menentukan target pendanaan perbankan, Bank Syariah Mandiri juga harus memperhatikan teori tanpa meninggalkan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang ada agar hasil atau target yang ditetapkan mendekati realisasi pendanaan.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis dalam penelitian ini mengambil judul:

“FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PENGAWASAN” (Studi

Kasus pada PT. BANK SYARIAH MANDIRI CABANG MEDAN)

B. Perumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang penelitian di atas, maka penulis mengidentifikasikan permasalahan yang akan dibahas sebagai berikut :


(13)

“Apakah anggaran berperan dalam menunjang efektivitas kinerja manajemen Bank Syariah Mandiri ?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penulisan ini untuk mengetahui fungsi anggaran sebagai alat pengawasan pada PT. Bank Syariah Mandiri. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah studi pustaka dan studi lapangan. Sedangkan metode pemecahan masalah yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan analisis varians dan prosentase pencapaian target.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis, penelitian ini merupakan pelatihan intelektual yang diharapkan mampu meningkatkan pemahaman terkait dengan anggaran.

2. Bagi pihak Perbankan, penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi PT. Bank Syariah Mandiri agar dapat melakukan perbaikan di masa yang akan datang

3. Bagi pihak lain atau pembaca, memberikan bahan referensi untuk penelitian yang lebih lanjut tentang anggaran terutama tentang anggaran pendanaan .

E. Kerangka Konseptual

Anggaran yang di setujui Realisasi Anggaran


(14)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Peranan

Tindakan Koreksi Untuk Masa Depan


(15)

1. Pengertian Anggaran

Menurut Mulyadi (2001 : 488) “ Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif , yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran yang lain, yang mencakup jangka waktu satu tahun. Anggaran merupakan suatu rencana kerja jangka pendek yang disusun berdasarkan rencana kerja jangka panjang yang ditetapkan dalam proses penyusunan program (programming)”.

Sedangkan pengertian anggaran menurut R.A.Supriyono (2000: 40) “Anggaran adalah suatu rencana terinci yang disusun secara sistematis dan dinyatakan secara formal dalam ukuran kuantitatif, biasanya dalam satuan uang , untuk menunjukkan perolehan dan penggunaan sumber-sumber suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun”.

Glenn A Welsch mendefenisikan anggaran sebagai berikut:

"Profit planning and control may be broadly as de fined as sistematic and formalized approach for accomplishing the planning, coordinating and control responsibility of management"

Dari pengertian di atas, anggaran dikaitkan dengan fungsi-fungsi dasar manajemen yang meliputi fungsi perencanaan, koordinasi dan pengawasan. Jadi bila anggaran dihubungkan fungsi dasar manajemen maka anggaran meliputi fungsi perencanaan, mengarahkan, mengorganisasi dan mengawasi setiap satuan dan bidang-bidang organisasional didalam badan usaha.

Dari defenisi di atas, dapat diambil beberapa kesimpulan :

1. Bahwa anggaran harus bersifat formal artinya anggaran disusun dengan sengaja dan bersungguh-sungguh dalam bentuk tertulis dan teliti.

2. Bahwa anggaran harus bersifat sistematis artinya anggaran disusun dengan berurutan dan berdasarkan logika.


(16)

3. Bahwa setiap manajer dihadapkan pada suatu tanggungjawab untuk mengambil keputusan sehingga anggaran merupakan hasil pengambilan keputusan yang berdasarkan asumsi tertentu.

4. Untuk keputusan yang diambil oleh manajer tersebut, merupakan pelaksanaan fungsi manajer dari segi perencanaan, pengorganisasian, mengarahkan dan pengawasan.

Perusahaan merupakan suatu organisasi yang dapat dikatakan mencari keuntungan dan dapat dipandang sebagai suatu sistem yang memproses suatu bentuk masukan untuk kemudian menghasilkan suatu bentuk keluaran yang telah ditentukan.

Banyak ahli mendefinisikan pengertian dari anggaran antara lain:

1. Anggaran yaitu suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter yang berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang.

2. Anggaran perusahaan sebagai suatu pendekatan formal dan sistematis dari pada pelaksanaan tanggung jawab manajemen di dalam perencanaan, koordinasi dan pengawasan.

3. Anggaran adalah suatu rencana manajemen dengan asumsi bahwa manager yang mempersiapkan anggaran akan mengambil langkah positif untuk membuat kejadian nyata sesuai dengan rencana.

4. Anggaran merupakan alat ukur untuk mengukur tingkat keberhasilan dalam pelaksanaan rencana kerja, dan juga akan sekaligus dapat dipakai sebagai


(17)

alat untuk mengadakan evaluasi sebab-sebab keberhasilan atau sebab-sebab kegagalan yang terjadi pada akhirnya akan dapat dipakai untuk penetapan tindak lanjut yang harus dilakukan.

Pada dasarnya tidak ada perbedaan yang mendasar antara anggaran untuk perusahaan industri manufacturing dengan industri perbankan. Perbedaan yang ada hanya terletak pada bentuk dan jenis usaha yang dilakukan oleh dunia perbankan yang mempunyai ciri-ciri khusus yang dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Produk dari industri perbankan berupa jasa di bidang keuangan yang mempunyai bentuk dan dimensi yang beragam.

2. Sebagian besar asset bank berupa monetary asset dan disisi lain fisical asset relatif sangat kecil.

3. Sebagian besar asset bank berupa current asset sedangkan fixed asset juga relatif kecil.

4. Dalam operasinya bank terlibat dengan jenis mata uang asing yang beraneka ragam, dimana mata uang asing tersebut mempunyai nilai yang beraneka ragam dan cepat mengalami perubahan.

5. Bank beroperasi dengan cabang yang banyak dan tersebar dengan area yang luas.

6. Uang dalam bisnis perbankan mempunyai dua fungsi, pertama sebagai barang yang diperdagangkan dan yang kedua sebagai alat likuid yang harus dipertahankan dalam bank.


(18)

Mengingat adanya berbagai kekhususan yang ada dalam industri perbankan tersebut, maka dalam menyusun anggarannya pun juga memerlukan berbagai pertimbangan, berbagai pendekatan maupun memerlukan teknik dan prosedur yang khusus pula. Hal ini dilakukan karena pendekatan / teknik / prosedur yang biasa digunakan dalam industri manufacturing tidak lagi dapat diterapkan secara utuh dalam penyusunan anggaran di dunia perbankan.

2. Tujuan dan Manfaat Anggaran

Menurut Anthony dan Govindarajan (2003), proses penyusunan anggaran pada dasarnya memiliki 4 tujuan utama yaitu: (1) menyelaraskan dengan rencana strategik, (2) untuk mengkoordinasikan kegiatan dari beberapa bagian dalam organisasi, (3) untuk memberikan tanggungjawab kepada manajer atau pimpinan, guna mengotorisasi jumlah dana yang dapat digunakan, dan untuk memberitahukan hasil yang mereka capai, serta (4) untuk mencapai kerjasama.

3. Fungsi Anggaran

Peranan anggaran pada suatu perusahaan merupakan alat untuk membantu manajemen dalam pelaksanaan, fungsi perencanaan, koordinasi, pengawasan dan juga sebagai pedoman kerja dalam menjalankan perusahaan untuk tujuan yang telah ditetapkan.


(19)

Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen dan fungsi ini merupakan salah satu fungsi manajemen dan fungsi ini merupakan dasar pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen lainnya.

Winardi memberikan pengertian mengenai perencanaan sebagai berikut:

"Perencanaan meliputi tindakan memilih dan menghubungkan fakta-fakta dan membuat serta menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa yang akan datang dalam hal memvisualisasi serta merumuskan aktifitas-aktifitas yang diusulkan yang dianggap perlu untuk mencapai basil yang diinginkan".

Dari kutipan di atas disimpulkan bahwa sebelum perusahaan melakukan operasinya, pimpinan dari perusahaan tersebut harus lebih dahulu merumuskan kegiatan-kegiatan apa yang akan dilaksanakan di masa datang dan hasil yang akan dicapai dari kegiatan-kegiatan tersebut, serta bagaimana melaksanakannya. Dengan adanya rencana tersebut, maka aktifitas akan dapat terlaksana dengan baik.

b. Fungsi Pengawasan

Anggaran merupakan salah satu cara mengadakan pengawasan dalam perusahaan. Pengawasan itu merupakan usaha-usaha yang ditempuh agar rencana yang telah disusun sebelurnnya dapat dicapai. Dengan demikian pengawasan adalah mengevaluasi prestasi kerja dan tindakan perbaikan apabila perlu. Aspek pengawasan yaitu dengan membandingkan antara prestasi dengan yang dianggarkan, apakah dapat ditemukan efisiensi atau apakah para manajer pelaksana telah bekerja dengan baik dalam mengelola perusahaan. Tujuan pengawasan itu bukanlah mencari kesalahan akan tetapi mencegah dan


(20)

memperbaiki kesalahan. Sering terjadi fungsi pengawasan itu disalah artikan yaitu mencari kesalahan orang lain atau sebagai alat menjatuhkan hukuman atas suatu kesalahan yang dibuat pada hal tujuan pengawasan itu untuk menjamin tercapainya tujuan-tujuan dan rencana perusahaan.

c. Fungsi Koordinasi

Fungsi koordinasi menuntut adanya keselarasan tindakan bekerja dari setiap individu atau bagian dalam perusahaan untuk mencapai tujuan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa untuk menciptakan adanya koordinasi diperlukan perencanaan yang baik, yang dapat menunjukkan keselarasan rencana antara satu bagian dengan bagian lainnya.

Anggaran yang berfungsi sebagai perencanaan harus dapat menyesuaikan rencana yang dibuat untuk berbagai bagian dalam perusahaan, sehingga rencana kegiatan yang satu akan selaras dengan lainnya. Untuk itu anggaran dapat dipakai sebagai alat koordinasi untuk seluruh bagian yang ada dalam perusahaan, karena semua kegiatan yang saling berkaitan antara satu bagian dengan bagian lainnya sudah diatur dengan baik.

d. Anggaran Sebagai Pedoman Kerja

Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang disusun sistematis dan dinyatakan dalam unit moneter. Lazimnya penyusunan anggaran berdasarkan pengalaman masa lalu dan taksir-taksiran pada masa yang akan datang, maka ini dapat menjadi pedoman kerja bagi setiap bagian dalam perusahaan untuk menjalankan kegiatannya.


(21)

1. Berdasarkan ruang lingkup penyusunannya, anggaran dibedakan menjadi: a. Anggaran disusun untuk periode tertentu dengan volume yang sudah

ditentukan dan berdasarkan volume yang sudah ditentukan dan berdasarkan volume tersebut disusun rencana mengenai evenue, cost dan expense.

b. Anggaran kontinyu (Continuous budget) yaitu anggaran dengan ruang lingkupnya menyeluruh karena jenis kegiatannya meliputi seluruh aktivitas perusahaan dibidang marketing, produksi keuangan, personalia dan administrasi

2. Berdasarkan Fleksibilitas, anggaran dibedakan menjadi:

a. Anggaran tetap ( Fixed Budget) yaitu anggaran disusun untuk periode tertentu dengan volume yang sudah ditentukan dan berdasarkan volume tersebut disusun rencana mengenai revenue, cost dan expense.

b. Anggaran kontinyu (Continuos Budget) yaitu anggaran yang disusun untuk periode waktu tertentu, dengan volume tertentu dan berdasarkan revenue, cost dan expense namun secara periodik dilakukan penilaian kembali

3. Berdasarkan Periode waktu, anggaran dibedakan menjadi: a. Anggaran Jangka pendek (1 tahun)


(22)

5. Penyusunan Anggaran

Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja dalam rangka waktu satu tahun, yang dinyatakan dalam satuan moneter dan satuan kuantitatif orang lain. Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai perencanaan laba (profit planing). Dalam perencanaan laba, manajemen menyusun rencana operasional yang implikasinya dinyatakan dalam laporan laba rugi jangka pendek dan jangka panjang, neraca kas dan modal kerja yang diproyeksikan dimasa yang akan datang.

B. Anggaran pendanaan

1. Pengertian anggaran pendanaan

Pada bab sebelumnya telah dijelaskan Menurut Mulyadi (2001 : 488) “ Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif , yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran yang lain, yang mencakup jangka waktu satu tahun. Anggaran merupakan suatu rencana kerja jangka pendek yang disusun berdasarkan rencana kerja jangka panjang yang ditetapkan dalam proses penyusunan program (programming)”.

Menurut Kashmir (2004:12) Pendanaan merupakan kegiatan perbankan dalam menghimpun, mengumpulkan,atau mencari dana (uang) dengan cara membeli dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan giro, tabungan dan deposito. Pembelian dana dari masyarakat ini dilakukan oleh Bank dengan cara memasang berbagai strategi agar masyarakat mau menanamkan dananya. Jenis


(23)

simpanan yang dapat dipilih oleh masyarakat adalah simpanan giro, tabungan, sertifikat deposito serta deposito berjangka dimana masing-masing jenis simpanan yang ada memiliki kelebihan dan keuntungan tersendiri. Kegiatan penghimpunan dana ini sering disebut dengan istilah funding.

Strategi Bank dalam menghimpun dana adalah dengan memberikan rangsangan berupa balas jasa yang menerik dan menguntungkan. Balas jasa tersebut dapat berupa bunga bagi Bank yang berdasarkan prinsip konvensional dan bagi hasil, bagi Bank yang berdasarkan prinsip syariah. Kemudian rangsangan lainnya dapat berupa cenderamata, hadiah, pelayanan atau balas jasa lainnya. Semakin beragam dan menguntungkan balas jasa yang diberikan, akan menambah minat masyarakat untuk menyimpan uangnya. Oleh karena itu, pihak perbankan harus memberikan berbagai rangsangan dan kepercayaan sehingga masyarakat berminat untuk menanamkan dananya di Bank.

Jadi, anggaran pendanaan merupakan rencana kegiatan Bank dalam menghimpun dana masyarakat, baik dalam bentuk simpanan giro, tabungan maupun deposito.

2. Tujuan dan manfaat anggaran pendanaan

Pada dasarnya, tujuan dan manfaat anggaran pendanaan sama dengan tujuan dan manfaat anggaran , yaitu (1) menyelaraskan dengan rencana strategik, (2) untuk mengkoordinasikan kegiatan dari beberapa bagian dalam organisasi, (3) untuk memberikan tanggungjawab kepada manajer atau pimpinan, guna


(24)

mengotorisasi jumlah dana yang dapat digunakan, dan untuk memberitahukan hasil yang mereka capai, serta (4) untuk mencapai kerjasama.

3. Proses penyusunan anggaran pendanaan

Nafarin (2004:31) mengemukakan bahwa metode yang bersifat kuantitatif dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:

1. Analisis trend terdiri dari: a. Metode least square b. Metode moment c. Metode kuadrat

2. Standar kesalahan peramalan 3. Analisis korelasi

1. Analisis Trend- Metode least square

Ramalan Pendanaan dengan metode ini dapat dihitung dengan rumus: Y= a + bx

a


(25)

dengan syarat ∑X = 0 Keterangan:

Y = Variabel terikat X= Variabel bebas a = Nilai Konstan

b = koefisien arah regresi n = Jumlah data

contoh:

PT Bank Syariah Mandiri akan meramalkan besarnya pendanaan untuk tahun 2010, perusahaan mengumpulkan data pendanaan selama 12 bulan sebelumnya sebagai berikut:

Tabel 1.1 Pendanaan selama 12 bulan Bulan Pendanaan Januari -8.371 Februari -4.413 Maret 13.529 April -2.525


(26)

Mei 19.536 Juni 25.204 Juli 16.091 Agustus 31.509 September 46.704 Oktober 58.010 Nopember 61.324

Penyelesaian :

Untuk menyelesaikan metode ini, maka diperlukan tabel persiapan ramalan sebagai berikut:

Tabel 1.2

N Bulan Pendanaan (Y) X XY

1 Januari -8.371 -5 41.855 -25

2 Februari -4.413 -4 17.652 -16

3 Maret 13.529 -3 -40.587 9


(27)

5 Mei 19.536 -1 -19.536 1

6 Juni 25.204 0 0 0

7 Juli 16.091 1 16.091 1

8 Agustus 31.509 2 63.018 4

9 September 46.704 3 140.112 9

10 Oktober 58.010 4 232.040 16

11 Nopember 61.324 5 306.620 25

∑ 256.598 0 762.315 110

a =

b= = =6.930.

Y= a + bx

Ramalan Pendanaan bulan Desember =23.327 +6.930(6) = 64.907 Ramalan Pendanaan bulan Januari = 23.327 + 6930 (7) = 71.837 2. Analisis Trend – Metode Moment

Rumus yang digunakan: Y= a + bx


(28)

∑Y = n.a +b∑X

∑XY = a.∑X+b∑X2

Contoh kasus yang sama dengan sebelumnya

Tabel 2.1 Persiapan ramalan pendanaan- metode moment

N Bulan Pendanaan (Y) X XY

1 Januari -8.371 0 0 0

2 Februari -4.413 1 1 -4413

3 Maret 13.529 2 4 27058

4 April -2.525 3 9 -7575

5 Mei 19.536 4 16 78.144

6 Juni 25.204 5 25 126.020

7 Juli 16.091 6 36 96.546

8 Agustus 31.509 7 49 220.563

9 September 46.704 8 64 373.632

10 Oktober 58.010 9 81 522.090


(29)

256.598 55 385 2.045.305

Dari rumus : 1. ∑Y = n.a +b∑X 2. ∑XY = a.∑X+b∑X2

Diperoleh persamaan : 1. 256.598 =11a + 55 b 2. 2.045.305 = 55a +385 b

Persamaan 1 dikalikan dengan persamaan 2 sehingga menjadi: 1.282.990 = 55a + 275b

-762.315 = -110b

2.045.305 =55a + 385 b -

b = 6.930

dari persamaan 1 diperoleh 256.598 = 11a + 55b 256.598 = 11a + 55 (6930) 11a = 124.552 a = 11.323


(30)

Y= a + bx

Ramalan penjualan bulan desember = 11.323 + 6930 (11) = 87.553

3. Analisis Trend- Metode Kuadrat

Ramalan pendanaan dengan metode ini dihitung dengan rumus: Y = a + bx +cx2

Dengan syarat ∑X = 0, maka nilai a dan b dicari dengan rumus : ∑Y = n.a +c∑X2

∑XY = b∑X2

∑X2

Y = a ∑X2 + c ∑X4

Contoh : Kasus yang sama dengan yang sebelumnya Penyelesaiaan:

Tabel 3.1 Persiapan ramalan pendanaan – metode kuadrat

N Bulan Pendanaan (Y) X XY X2 X2Y X4 1 Januari -8.371 -5 41.855 25 209.275 625 2 Februari -4.413 -4 17.652 16 70.608 256 3 Maret 13.529 -3 -40.587 9 121.761 81 4 April -2.525 -2 5.050 4 10.100 16


(31)

5 Mei 19.536 -1 -19.536 1 19.536 1

6 Juni 25.204 0 0 0 0 0

7 Juli 16.091 1 16.091 1 16.091 1 8 Agustus 31.509 2 63.018 4 126.036 16 9 September 46.704 3 140.112 9 420.336 81 10 Oktober 58.010 4 232.040 16 928.160 256 11 Nopember 61.324 5 306.620 25 1.533.100 625 256.598 762.315 110 3.455.003 1958

Dari rumus : 1. ∑Y = n.a + c∑X2 2. ∑XY = b ∑ X2 3. ∑X2 Y = a∑X2 + c∑X4

Diperoleh persamaan : 1. 256.598 = 11 a + 110 c 2. 3.455.003 = 110 a + 1958 c Persamaan 1 dikalikan dengan persamaan 2

2.565.980=110a +1100 c

889.023 = 858 c

3.455.003 = 110 a + 1958 c -

C= 1036


(32)

256.598 = 11 a +110 c 256.598 = 11a + 110 (1036) 11a = 142.638

A= 12.967

Dari persamaan 2 diperoleh: 762.315 =110b

B = 6.930 Y = a + bx + cx2

Ramalan pendanaan bulan desember 2009 = 12.967 + 6.930(6) + 1036 (6)2

=

91.843 2. Standar Kesalahan Peramalan

Pengunaan metode least square, metode moment dan metode kuadrat menghasilkan nilai yang berbeda. Maka untuk menentukan metode mana yang paling sesuai untuk digunakan dalam peramalan pendanaan dapat digunakan standar kesalahan peramalan (SKP). Metode peramalan pendanaan yang mempunyai SKP terkecil adalah metode yang paling sesuai. SKP dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Dimana: Z = Pendanaan nyata Y = Ramalan pendanaan

N = Jumlah data yang dianalisis

Penggunaan standar kesalahan peramalan ( SKP) ini dapat dijelaskan melalui contoh penggunaan metode least square, metode moment dan metode


(33)

kuadrat yang telah dibahas sebelumnya. Dari metode least square diperoleh persamaan :

Y = 23.327 + 6.930x

Tabel 4.1 Persiapan perhitungan SKP- metode least square

Bulan a B X Y Z Z-Y (Z-Y)²

Januari 23.327 6.930 -5 -11.323 -8.371 2.952 8.714.304 Februari 23.327 6.930 -4 -4.393 -4.413 20 400

Maret 23.327 6.930 -3 2.537 13.529 10.992 120.824.064 April 23.327 6.930 -2 9.467 -2.525 11.992 143.808.064 Mei 23.327 6.930 -1 16.397 19.536 2.599 6.754.801 Juni 23.327 6.930 0 23.327 25.204 1.877 3.523.129 Juli 23.327 6.930 1 30.257 16.091 -14.166 200.675.556 Agustus 23.327 6.930 2 37.187 31.509 5.678 32.239.684 September 23.327 6.930 3 44.117 46.704 2.587 6.692.569 Oktober 23.327 6.930 4 51.047 58.010 6.963 48.483.369 November 23.327 6.930 5 57.977 61.324 3.347 11.202.409 256.598 ∑ 582.918.349


(34)

SKP = √582.918.349 11

= 7.279

Y = 11.323 +6.930X

Tabel 4.2 Persiapan perhitungan SKP – metode moment

Bulan a B X Y Z Z-Y (Z-Y)²

Januari 11.323 6.930 0 0 11.323 -8.371 19.694 387.853.636 Februari 11.323 6.930 1 1 18.253 -4.413 22.666 513.747.556 Maret 11.323 6.930 2 4 25.183 13.529 11.654 135.815.716 April 11.323 6.930 3 9 32.113 -2.525 -34.638 1.199.791.044 Mei 11.323 6.930 4 16 39.043 19.536 19.507 380.523.049 Juni 11.323 6.930 5 25 45.973 25.204 20.769 431.351.361 Juli 11.323 6.930 6 36 52.903 16.091 36.002 1.296.144.004 Agustus 11.323 6.930 7 49 59.833 31.509 28.324 802.248.976 September 11.323 6.930 8 64 66.763 46.704 20.059 402.363.481 Oktober 11.323 6.930 9 81 73.693 58.010 15.683 245.956.489 November 11.323 6.930 10 100 80.623 61.324 19.299 372.451.401


(35)

SKP = = √6.168.246.713 11

= 23.680

Dari metode kuadrat diperoleh persamaan : Y= 12.967+6.930(6)+1.036(6)²

Tabel 4.3 Persiapan perhitungan SKP- metode kuadrat

Bulan A B C X X² Y Z Z-Y (Z-Y)²

Januari 12.967 6.930 1.036 -5 25 4.217 -8.371 -12.588 158.457.744 Februari 12.967 6.930 1.036 -4 16 1.823 -4.413 -6.236 38.887.696 Maret 12.967 6.930 1.036 -3 9 1.501 13.529 12.028 144.672.784 April 12.967 6.930 1.036 -2 4 3.251 -2.525 -5.776 33.362.176 Mei 12.967 6.930 1.036 -1 1 7.073 19.536 12.463 155.326.369 Juni 12.967 6.930 1.036 0 0 12.967 25.204 12.237 149.744.169 Juli 12.967 6.930 1.036 1 1 20.933 16.091 -4842 23.444.964 Agustus 12.967 6.930 1.036 2 4 30.971 31.509 538 289.444 September 12.967 6.930 1.036 3 9 43.081 46.704 3.623 13.126.129 Oktober 12.967 6.930 1.036 4 16 57.263 58.010 747 558.009


(36)

November 12.967 6.930 1.036 5 25 73.517 61.324 -12.193 148.669.249 256.598 866.538.733

SKP= √866.538.733 11

= 8.875

Hasil perhitungan SKP diatas menunjukan bahwa SKP untuk metode least square adalah 6.655, Metode moment adalah 23.680 dan untuk metode kuadrat adalah 8.875. Metode yang paling sesuai untuk ramalan pendanaan PT. Bank Syariah Mandiri adalah metode dengan nilai SKP yang tyerendah yaitu metode least square.

C. Analisis varians pendanaan

Standar pendanaan dapat ditetapkan untuk mengendalikan dan mengukur keefektifan dari operasi pemasaran dan juga untuk tujuan-tujuan lain yang relevan, seperti stimulasi pendanaan, realokasi pendanaan, sumber daya, dan pemberian insentif.

Standar biasa yang ditetapkan untuk seorang staf performance and budgeting Kantor Wilayah I PT. Bank Mandiri Syariah cabang Medan ialah kuota pendanaan yang dinyatakan dalam rupiah. Varians pendanaan dihitung untuk menilai kinerja fungsi pemasaran.

Menurut Shim dan Siegel (2001:77) varians pendanaan terdiri dari varians volume. Varians volume penjualan mencerminkan pengaruhnya terhadap total anggaran marjin kontribusi yang disebabkan oleh perubahan jumlah total unit


(37)

yang terjual. Varians ini disebabkan oleh permintaan produk yang tak terduga, kurangnya permintaan atau kesalahan peramalan pendanaan.

Berikut disajikan contoh analisis varians pendanaan: Anggaran Pendanaan PT Bank Syariah Mandiri Untuk September 2009 (dlm juta Rp)

Produk giro 16.487

Produk deposito 29.603

Produk tabungan

Perkiraan pendapatan dari pendanaan 101.095

55.005 +

Realisasi Pendanaan PT Bank Syariah Mandiri Untuk September 2009 (dlm juta Rp)


(38)

Produk giro 8.243

Produk deposito 12.643

Produk tabungan

Perkiraan pendapatan dari pendanaan 46.704

25.818 +

Maka terdapat varians pendanaan yang tidak menguntungkan sebesar 54.391

Varians volume pendanaan = (kuantitas aktual – kuantitas anggaran) Produk giro 8.243 - 16.487 = 8.244 (UF)

Produk deposito 12.643 - 29.603 = 17.140 (UF) Produk tabungan 25.818 - 55.005 = 29.187 (UF) Ket : F = Favorable (menguntungkan)

UF = Unfavorable (tidak menguntungkan)

Varians volume pendanaan yang tidak menguntungkan dapat disebabkan oleh: 1. Karyawan jarang mendaftarkan diri pada menu EGC

2. Melaksanakan program Top Up Saldo terhadap nasabah Existing (belum optimal)


(39)

4. Belum aktif melaksanakan gerai online

5. Tenaga SFE yang masih kurang (9 Orang) dan Product Knowledge yang lemah

6. Proses pembuatan kartu di Kantor Pusat

7. Melakukan Grab Consumer Funding (New Customer) untuk meningkatkan pertumbuhan pendanaan (belum optimal)

Varians total pendanaan yang tidak menguntungkan dapat menandakan adanya masalah dengan manajer bagian pemasaran, karena ia memiliki kendali terhadap pendanaan.

D. Anggaran Pendanaan Sebagai Alat Pengawasan

Pengawasan dapat disebut juga sebagai evaluating appraising atau correcting. Pengertian pengawasan yaitu proses penjamin pencapaian tujuan organisasi. Jadi disini ada kaitan yang erat antara pengawasan dan perencanaan. Langkah awal suatu pengawasan sebenarnya adalah perencanaan dan penetapan tujuan berdasarkan standar atau sasaran.

Menurut Robert J. Mocker pengawasan yaitu usaha sistematik menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar, menetukan dan mengukur deviasi-deviasi dan mengambil tindakan koreksi yang menjamin bahwa semua sumber daya yang dimiliki telah dipergunakan dengan efektif dan efisien.

Salah satu dari proses pengawasan adalah membandingkan antara realisasi dengan anggaran yang telah disusun, diantara lainnya adalah:


(40)

a. Mencari sebab-sebab terjadinya penyimpangan.

Dari selisih yang terjadi, bagian pendanaan mencari sebab-sebab terjadinya penyimpangan

b. tindakan pengawasan

Perencanaan berhubungan erat dengan fungsi pengawasan karena dapat dikatakanrencana itulah sebagai standar atau alat pengawasan bagi pekerjaan yang sedang dikerjakan. Demikian juga fungsi pemberian perintah berhubungan erat dengan fungsi pengawasankarena sesungguhnya fungsi pengawasan itu merupakan follow up dari perintah-perintah yang sudah dikeluarkan. Apa yang sudah diperintah haruslah diawasi, agar apa yang diperintahkan itu benar-benar dilaksanakan.

Tahap dan proses pengawasan adalah: a. penyusunan tujuan

b. penetapan standar c. pengukuran hasil kinerja

d. perbandingan fakta dengan standar e. tindakan koreksi

Anggaran merupakan tool for control, istilah ini menunjukan bahas anggaran dapat dijadikan sebagai alat untuk melakukan fungsi pengawasan.


(41)

Dengan adanya anggaran maka standar kerja sudah ada, dan dapat digunakan sebagai pembanding untuk menilai (evaluasi) realisasi kegiatan perusahaan nantinya. Perbedaan antara anggaran dengan realisasi anggaran merupakan penyimpangan (varians). Penyimpangan yang terjadi bisa dua kemungkinan yaitu penyimpangan yang menguntungkan (favorable variance) dan penyimpangan yang tidak menguntungkan( unfavorable variance)

Dengan membandingkan antara apa yang tertuang didalam anggaran dengan apa yang dicapai oleh realisasi kerja perusahaan, dapatlah dinilai apakah perusahaan telah sukses bekerja. Dari perbandingan tersebut dapat diketahui sebab-sebab penyimpangan antara anggaran dengan realisasinya, sehingga dapat diketahui juga kelemahan-kelemahan dan kekuatan-kekuatan yang dimiliki perusahaan. Hal ini akan dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan yang sangat berguna untuk menyusun anggaran selanjutnya secara lebih matang dan akurat.

Mekanisme anggaran sebagai alat pengawasan dapat dicapai dengan cara a. Mendesain format anggaran yang sesuai dengan format akuntansi.

b. Menyusun anggaran sebelum dilaksanakan kegiatan operasional

c. Membandingkan antara anggaran dengan hasil realisasi dan menghitung penyimpangan (varians)

d. Menjadikan penyimpangan sebagai dasar investigasi lebih lanjut untuk mengetahui penyebab penyimpangan tersebut.


(42)

e. Menjadikan hasil investigasi untuk menilai prestasi bagian dan memperbaiki serta menyempurnakan anggaran tahun berikutnya.

BAB III


(43)

Metode penelitian merupakan langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam mengumpulkan data atau informasi untuk memecahkan suatu masalah dan menguji hipotesis penelitian

A. Jenis penelitian

1. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif dan kuantitatif. Penelitian dilakukan untuk mengetahui fungsi anggaran sebagai alat pengawasan di PT Bank Syariah Mandiri cabang Medan. Dan menggunakan Data time series adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu pada satu obyek dengan tujuan untuk menggambarkan perkembangan

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian adalah anggaran dan realisasinya Bank Syariah Mandiri Kanwil I. Sampel penelitian yang digunakan adalah anggaran pendanaan dan realisasi anggaran pendanaan Bank Syariah Mandiri cabang Medan. Teknik Non-Random Sampling Tidak semua elemen populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel, tergantung dari selera si Peneliti, misalnya Insidential sampling yang diambil hanya elemen yang kebetulan dijumpai.

Metode pengambilan sampel adalah Purposive sampling. Langkah-langkah pengambilan sampel adalah sebagai berikut:

1. Sample yang diambil di khususkan hanya pada produk Pendanaan


(44)

Jenis data yang dikumpulkan berupa data kualitatif yaitu:

1. Data sekunder, berupa data yang telah diolah yang diperoleh dari perusahaan seperti sejarah ringkas dan struktur organisasi PT. Bank Syariah Mandiri . 2. Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari

sumber pertama yaitu berupa anggaran dan realisasi anggaran.

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data dilakukan melalui:

1. Teknik Dokumentasi, yakni melakukan pengamatan secara tidak langsung terhadap objek yang diteliti. Dalam hal ini peneliti melakukan penelitian terhadap data sekunder yang telah diperoleh dari PT Bank Syariah Mandiri . 2. Observasi ( Pengamatan langsung terhadap objek penelitian )

a. Observasi Lengkap (Objek pasif – Eksakta )

b. Observasi Tidak Lengkap ( Objek tidak pasif - Non-Eksakta ) 2. Interview ( Wawancara )

Menurut fungsinya : Interview Primer (sebagai satu-satunya alat pengumpul data)

Interview Pelengkap alat pengumpul data lainnya, dan Interview Pengukur untuk menguji kebenaran data yang dikumpulkan dengan metode lainnya. Menurut Sumber Datanya : Interview Pribadi, Interview Kelompok.

Menurut Sifatnya : Interview Terstruktur dan Interview Mendalam


(45)

D. Jadwal dan Lokasi Penelitian

Lokasi subjek penelitian di PT BANK SYARIAH MANDIRI Cabang Medan yang beralamat di Jl. Ahmad Yani 100 , Medan Sumatera Utara.

Jadwal Penelitian

Waktu penelitian dimulai pada bulan Nopember 2009 sampai dengan selesainya skripsi ini.

BAB IV


(46)

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum PT Bank Syariah Mandiri

Sejarah Ringkas Perusahaan

Krisis moneter dan ekonomi sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis politik nasional telah membawa dampak besar dalam perekonomian nasional. Krisis tersebut telah mengakibatkan perbankan Indonesia yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami kesulitan yang sangat parah. Keadaan tersebut menyebabkan pemerintah Indonesia terpaksa mengambil tindakan untuk merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia.

Lahirnya Undang-Undang No. 10 tahun 1998, tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, pada bulan November 1998 telah memberi peluang yang sangat baik bagi tumbuhnya bank-bank syariah di Indonesia. Undang-Undang tersebut memungkinkan bank beroperasi sepenuhnya secara syariah atau dengan membuka cabang khusus syariah.

PT Bank Susila Bakti (PT Bank Susila Bakti) yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi berupaya keluar dari krisis 1997 - 1999 dengan berbagai cara. Mulai dari langkah-langkah menuju merger sampai pada akhirnya memilih konversi menjadi bank syariah dengan suntikan modal dari pemilik.


(47)

Dengan terjadinya merger empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, BankExim dan Bapindo) ke dalam PT Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999, rencana perubahan PT Bank Susila Bakti menjadi bank syariah (dengan nama Bank Syariah Sakinah) diambil alih oleh PT Bank Mandiri (Persero).

PT Bank Mandiri (Persero) selaku pemilik baru mendukung sepenuhnya dan melanjutkan rencana perubahan PT Bank Susila Bakti menjadi bank syariah, sejalan dengan keinginan PT Bank Mandiri (Persero) untuk membentuk unit syariah. Langkah awal dengan merubah Anggaran Dasar tentang nama PT Bank Susila Bakti menjadi PT Bank Syariah Sakinah berdasarkan Akta Notaris: Ny. Machrani M.S. SH, No. 29 pada tanggal 19 Mei 1999. Kemudian melalui Akta No. 23 tanggal 8 September 1999 Notaris: Sutjipto, SH nama PT Bank Syariah Sakinah Mandiri diubah menjadi PT Bank Syariah Mandiri.

Pada tanggal 25 Oktober 1999, Bank Indonesia melalui Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 1/24/KEP. BI/1999 telah memberikan ijin perubahan kegiatan usaha konvensional menjadi kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah kepada PT Bank Susila Bakti. Selanjutnya dengan Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/1999 tanggal 25 Oktober 1999, Bank Indonesia telah menyetujui perubahaan nama PT Bank Susila Bakti menjadi PT Bank Syariah Mandiri.

Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999 merupakan hari pertama beroperasinya PT Bank Syariah Mandiri. Kelahiran Bank Syariah


(48)

Mandiri merupakan buah usaha bersama dari para perintis bank syariah di PT Bank Susila Bakti dan Manajemen PT Bank Mandiri yang memandang pentingnya kehadiran bank syariah dilingkungan PT Bank Mandiri (Persero).

PT Bank Syariah Mandiri hadir sebagai bank yang mengkombinasikan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani yang melandasi operasinya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan PT Bank Syariah Mandiri sebagai alternatif jasa perbankan di Indonesia.

Cabang Medan merupakan Cabang yang berada di Pulau Sumatera , tepatnya di Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara. Semenjak didirikan pada tahun 1999, total aset Cabang Medan telah mencapai Rp664,841 milyar di akhir tahun 2008.

Jaringan kantor Cabang Medan meliputi 3 KCP, 5 KK, 2 KLS, dan 2 Payment Point. Sebagian besar jaringan kantor Cabang Medan berlokasi di Kota Medan dan sebagian kecil berada di Kota Tebing Tinggi. Kantor yang berada di Kota Medan antara lain: KC Medan, KCP Aksara, KK Setiabudi, KK Krakatau, KK Belawan, KK Polonia, KK Petisah, Kls P.Brayan,PP UMSU.

Sedangkan yang berada di Kota Tebing Tinggi adalah: KCP Tebing Tinggi dan KLS Tebing Tinggi.


(49)

2. Visi, Misi, dan Filosofi Perusahaan Visi:

Menjadi Bank Syariah Terpercaya Pilihan Mitra Usaha. Misi:

1. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan.

2. Mengutamakan penghimpunan dana konsumer dan penyaluran pembiayaan pada segmen UMKM.

3. Merekrut dan mengembangkan pegawai profesional dalam lingkungan keja yang sehat.

4. Mengembangkan nilai-nilai syariah universal.

5. Menyelenggarakan operasional bank sesuai standar perbankan yang sehat Shared Values.


(50)

(Imtiyaaz):

Berupaya mencapai kesempurnaan melalui perbaikan yang terpadu dan berkesinambungan.

Teamwork

(’Amal Jama’iy):

Mengembangkan lingkungan kerja yang saling bersinergi. Humanity

(Insaaniyah):

Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan religius. Integrity

(Shidiq):

Menaati kode etik profesi dan berpikir serta berperilaku terpuji.

Customer Focus

(Tafdhiilu Al-’Umalaa):

Memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan (eksternal dan internal) untuk menjadikan Bank Syariah Mandiri sebagai mitra yang terpercaya dan menguntungkan


(51)

3. Struktur Organisasi

Berdasarkan klasifikasi kelas cabang per Desember 2008, struktur organisasi Cabang Medan termasuk pada kategori Cabang Kelas I (Struktur Organisasi terlampir).

4. Uraian Jabatan

Jabatan Tanggung Jawab

1. Kepala Cabang 1.Memastikan tercapainya target bisnis cabang yang telah ditetapkan berikut unit kerja dibawah koordinasinya, meliputi: pendanaan, pembiayaan, fee based, dan laba bersih baik secara kuantitatif maupun kualitatif

2. Memastikan kepatuhan, tingkat kesehatan dan prudensialitas

3.Memastikan proses pemutusan pembiayaan cabang di bawah koordinasinya sesuai SLA (untuk Cabang Koordinator pembiayaan).

4.Memastikan pengendalian dan pembinaan cabang dan jaringan yang ada di bawah koordinasinya 5. Memastikan terlaksananya Standar Layanan nasabah di Cabang dan jaringan yang di bawahnya. 6. Memastikan pelaporan (intern dan ekstern) dilakukan secara akurat dan tepat waktu.

7. Memastikan kelengkapan, kerapihan dan keamanan dari dokumentasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

8. Memastikan tindaklanjut hasil audit intern / ekstern. 2. Manajer

Marketing

1. Merumuskan strategi pemasaran Cabang

2. Memastikan tercapainya target pembiayaan Cabang 3. Memastikan tercapainya target pendanaan Cabang 4. Memastikan tercapainya target fee based income Cabang 5. Memastikan kelayakan nota analisa pembiayaan

6. Memastikan kualitas aktiva produktif dalam kondisi terkendali dan pelaksanaan pengawalan terhadap seluruh nasabah cabang

7. Memastikan penyelamatan seluruh pembiayaan bermasalah di Cabang 8. Memastikan ketepatan pembayaran seluruh kewajiban nasabah Cabang 9. Memastikan implementasi standar pelayanan prima kepada nasabah prioritas


(52)

3. Menindaklanjuti permohonan pembiayaan nasabah dalam bentuk NAP 4. Memastikan persetujuan atau penolakan pembiayaan yang diajukan

5. Menindaklanjuti persetujuan atau penolakan permohonan pembiayaan nasabah. 6. Memastikan proses pencairan pembiayaan sesuai dengan keputusan Komite Pembiayaan 7. Membina hubungun pembiayaan antara Bank dengan nasabah

8. Melaksanakan pengawalan terhadap seluruh nasabah yang dikelola agar kolektibilitas lancer 9. Menyelesaikan fasilitas pembiayaan bermasalah

10. Merealisasikan pendapatan fee based income dari nasabah pembiayaan.

4. FO 1.Memasarkan produk pendanaan, treasury dan haji sesuai strategi pemasaran yang telah ditetapkan 2. Memasarkan produk bancassurance (produk asuransi yang dipasarkan oleh Bank), produk investasi dan jasa non-bank lainnya.

3. Meningkatkan business relation antara Bank dengan nasabah sesuai dengan target yang ditetapkan 4. Memutakhirkan dokumen dan data nasabah pendanaan sesuai kelolaan

5. Memberikan pelayanan khusus dalam setiap interaksi dengan nasabah prioritas 5. Manajer

Operational

1. Memastikan terkendalinya biaya operasional Cabang dengan efisien dan efektif.

2. Memastikan transaksi harian operasional telah sesuai dengan ketentuan dan SOP yang telah ditetapkan.

3. Memastikan terlaksananya standar layanan nasabah yang optimal di Kantor Cabang 4. Memastikan ketersediaan likuiditas Cabang yang memadai

5. Memastikan pelaksanaan seluruh kegiatan administrasi, dokumentasi dan kearsipan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

6. Memastikan pemenuhan kewajiban pelaporan sesuai dengan peraturan yang berlaku (internal dan eksternal).

7. Memastikan kebenaran dan kewajaran pencatatan laporan keuangan Cabang. 8. Mengelola fungsi-fungsi administrasi kepegawaian Cabang.

9. Mengelola sarana dan prasarana Kantor Cabang 10. Memastikan implementasi KYCP dengan baik

6. CSO 1. Memastikan terlaksananya kegiatan operasional CSR dan layanan nasabah sesuai dengan ketentuan dan Standar Pelayanan.

2. Memastikan kelengkapan dan akurasi data customer & loan facility.

3. Memastikan ketersediaan dan keamanan dokumen berharga Bank, PIN Kartu ATM maupun key

access layanan e-banking lainnya.

4. Memastikan ketersediaan Kartu ATM.


(53)

6. Mengaktifkan dan me-non aktifkan Kartu ATM. 7. Memastikan ketersediaan laporan CSR.

8. Memastikan pengelolaan saran dan masukan dari nasabah. 9. Menindaklanjuti dan menyelesaikan keluhan nasabah.

Pendanaan

Produk yang ditawarkan

Tabungan

1.

2. Tabungan Berencana BSM

3.

4.

5.

6.

7.

Deposito

1.

2.


(54)

1.

2.

3.

4.

B. Prosedur Penyusunan Anggaran

Anggaran pendanaan PT Bank Syariah Mandiri Cabang Medan mulai disusun pada bulan November sampai dengan bulan Desember 2008. Prosedur penyusunan anggaran pendanaan pada PT Bank Syariah Mandiri terdiri atas beberapa langkah, sebagai berikut :

1. Penerimaan surat perintah dari Direksi di Kantor Pusat perihal penyusunan rencana kerja dan anggaran untuk semua kantor wilayah.

2. Kantor wilayah I membentuk satu tim anggaran untuk menyusun anggaran pendanaan. Tim ini terdiri dari Kepala seksi performance and budgeting, pelaksana performance and budgeting, kepala bagian bisnis, kepala bagian operasional, dan kepala kantor wilayah I.

3. Setiap bagian dalam perusahaan melaporkan kinerjanya masing-masing kepada bagian bisnis dilanjutkan ke kepala kanwil.

4. Tim anggaran menyusun dan mengajukan rancangan anggaran pendanaan. Kemudian rancangan anggaran pendanaan dibahas dalam rapat tim anggaran. Bila nggaran pendanaan dianggap telah tepat dan realistis, maka tidak akan


(55)

dilakukan koreksi. Namun, bila ternyata anggaran pendanaan tersebut dianggap kurang realistis maka tim anggaran akan melakukan koreksi.

5. Anggaran diajukan oleh tim anggaran kepada Kepala Wilayah untuk mendapatkan persetujuan.

6. Anggaran yang telah disusun oleh kantor wilayah dikirim ke kantor Pusat. 7. Pembahasan anggaran seluruh cabang wilayah dilakukan dalam rapat direksi C. Analisis Hasil Penelitian

1. Penyusunan Anggaran Pendanaan

Sebelum menyusun anggaran pendanaan PT. Bank Syariah Mandiri Kanwil I cabang Medan melakukan peramalan pendanaan dengan menggunakan metode peramalan secara kuantitaif dan kualitatif. Metode yang digunakan perusahaan adalah metode least square, metode ini yang digunakan sebagai cara peramalan yang utama. Sedangkan cara peramalan yang bersifat kualitatif sebagai pelengkap (penunjang). PT. Bank Syariah Mandiri Kanwil I cabang Medan dalam menyusun anggaran pendanaan menggunakan metode participative budgeting.

Metode ini menganjurkan agar dalam menyusun anggaran, terdapat partisipasi dari karyawan perusahaan tersebut. Melalui partisipasi yang tercipta antara Kepala seksi performance and budgeting, pelaksana performance and budgeting, kepala bagian bisnis, kepala bagian operasional, dan kepala kantor wilayah I dalam penyusunan anggaran pendanaan maka akan terjalin suatu komunikasi yang baik dalam perusahaan. Sehingga memungkinkan pimpinan


(56)

baik serta mengetahui kondisi persaingan maupun peluang usaha yang dihadapi perusahaan.

Partisipasi dalam penyusunan anggaran pendanaan tersebut, juga akan menghasilkan suatu anggaran pendanaan yang lebih realistis, serta mendatangkan komitmen dan motivasi yang lebih besar dari setiap kepala bagian, dan karyawan dari semua bagian dalam perusahaan untuk berusaha mencapai target dalam anggaran.

Hal ini terjadi karena dalam penyusunan anggaran pendanaan tersebut, setiap bagian yang terlibat mengetahui dengan pasti sumber daya dan kemampuan yang dimiliki oleh masing- masing bagian, sehingga setiap bagian tidak beranggapan bahwa anggaran yang pendanaan yang telah disusun melampaui kemampuan mereka.

Menurut penulis perusahaan belum dapat memaksimalkan keuntungan dari metode ini, karena anggaran yang telah disusun kurang baik atau tidak realistis. Hal ini terlihat dalam analisi varians anggaran pendanaan yang menggambarkan bahwa terdapat varians pendanaan melebihi 100 %.

1. Anggaran pendanaan sebagai alat pengawasan

Perusahaan menggunakan anggaran pendanaan sebagai alat pengawasan yaitu dengan melakukan evaluasi anggaran pendanaan setiap bulan , semester dan setiap akhir tahun.

Perusahaan juga menyusun laporan realisasi anggaran, laporan ini memuat perbandingan realisasi pendanaan dengan anggaran pendanaan yang telah ditetapkan serta penyimpangan (varians) diantara keduanya.


(57)

Dalam analisis penyimpangan, perusahaan menghitung penyimpangan (varians) kuantitas pendanaan. Analisis terhadap varians pendanaan diperlukan untuk menunjukan adanya penyimpangan antara anggaran pendanaan dengan hasil actual yang diperoleh. Dari hasil perbandingan tersebut maka manajemen perusahaan dapat mengidentifikasi kebutuhan untuk menentukan tindakan-tindakan korektif apa yang akan diambil agar penyimpangan yang bersifat negatif dan merugikan tidak berulang pada periode yang berikutnya.

Menurut penulis, PT Bank Syariah Mandiri belum menggunakan anggaran pendanaan sebagai alat pengawasan dengan baik. Hal ini dikarenakan terjadi penyimpangan yang tidak menguntungkan dalam perusahaan melebihi batas yang ditentukan yaitu 10%. Oleh karena itu prestasi dan kinerja bagian pemasaran belum maksimal, hal ini dapat dilihat dari anggaran pendanaan yang tidak tercapai.


(58)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Anggaran pendanaan belum digunakan sebagai alat pengawasan pada perusahaan karena hasil dari analisi penyimpangan (varians) menggambarkan bahwa anggaran pendanaan tidak tercapai dan tidak terdapat varians yang menguntungkan.

2. Kegiatan pengawasan melalui anggaran pendanaan dilakukan setiap akhir bulan dan pada akhir tahun anggaran dengan menyusun laporan realisasi anggaran yang memuat perbandingan realisasi dengan anggaran pendanaan.

3. Perusahaan menerapkan metode participative budgeting dalam menyusun anggaran pendanaannya, yaitu Kepala seksi performance and budgeting, pelaksana performance and budgeting, kepala bagian bisnis, dan kepala bagian operasional mengajukan usulan anggaran pendanaan dan akan dibahas dalam pertemuan dengan kepala wilayah 1.

B. Saran

1. Anggaran pendanaan hendaknya digunakan sebagai alat pengawasan pada perusahaan sehingga target pendanaan yang dianggarkan dapat tercapai.


(59)

2. Hasil analisis penyimpangan hendaknya digunakan sebagai umpan balik untuk penyusunan anggaran pendanaan periode berikutnya sehingga kualitas anggaran yang dihasilkan akan semakin baik.

3. Perusahaan harus lebih cermat dalam merencanakan waktu dan jumlah pembelian yang tepat. Sehingga ketersediaan barang dagang digudang terjamin serta dapat mendukung pencapaian target pendanaan yang dianggarkan.

C. Implikasi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rekomendasi bagi dunia praktek organisasi pada umumnya dan dalam praktek akuntansi perbankan pada khususnya, berkaitan dengan anggaran sebagai alat pengawasan.


(60)

DAFTAR PUSTAKA

Adisaputro, Gunawan dan Marwan Asri, 2003. Anggaran Perusahaan, Buku Satu, Cetakan Pertama, BPFE UGM, Yogyakarta

Atkinson, Banker, Kaplan, Young, 2001. Management Accounting : Enviromental Impacts, Third Edition, Prentice Hall Inc, New Jersey

Erlina., Sri Mulyani, 2007. Metodologi Penelitian Bisnis, Terbitan Pertama, USU Press, Medan.

Garrison, Ray H dan Eric W Noreen, 2000. Akuntansi Manajerial, Terjemahan A. Totok Budisantoso, Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta.

Hansen, Don R dan Maryanne M Mowen, 2004. Akuntansi Manajemen, Terjemahan Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kawary, Buku Satu, Edisi Ketujuh, Salemba Empat, Jakarta.

Handoko, 2000. Manajemen, Edisi Kedua. BPFE, Yogyakarta.

Harahap, Sofyan Syafri, 2001. Budgeting Penganggaran: Perencanaan Lengkap Untuk Membantu Manajemen, Edisi Pertama, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta

Munandar, M, 2001.Budgeting: Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian Kerja, Pengawasan Kerja, Edisi Pertama, Cetakan Keempat Belas, BPFE UGM, Yogyakarta


(61)

Nafarin, M, 2004. Peranggaran Perusahaan, Edisi Revisi, Salemba Empat, Jakarta.

Shim, Jae. K dan Joel. G Siegel, 2001. Budgeting: Pedoman Lengkap Langkah-Langkah Penganggaran, Terjemahan Julius Mulyadi dan Neneng Natalia, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Sugiyono, 2004. Metode Penelitian Bisnis, Penerbit CV Alfabeta, Bandung.

Supranto, J, 1998. Metode Riset: Aplikasinya dalam Pemasaran, Edisi Revisi, Lembaga Penerbit FE UI, Jakarta.

Supriyono, RA, 1999. Akuntansi Manajemen I: Konsep Dasar Akuntansi Manajemen dan Proses Perencanaan, Edisi Pertama, Cetakan Kelima, BPFE UGM, Yogyakarta

Welsch, Hilton, Gordon, 2000. Anggaran: Perencanaan dan Pengendalian Laba, Terjemahan Purwatiningsih dan Maudy Warouw, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Jurusan Akuntansi, 2004, Buku Petunjuk Teknik Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi, Medan.


(62)

(1)

Dalam analisis penyimpangan, perusahaan menghitung penyimpangan (varians) kuantitas pendanaan. Analisis terhadap varians pendanaan diperlukan untuk menunjukan adanya penyimpangan antara anggaran pendanaan dengan hasil actual yang diperoleh. Dari hasil perbandingan tersebut maka manajemen perusahaan dapat mengidentifikasi kebutuhan untuk menentukan tindakan-tindakan korektif apa yang akan diambil agar penyimpangan yang bersifat negatif dan merugikan tidak berulang pada periode yang berikutnya.

Menurut penulis, PT Bank Syariah Mandiri belum menggunakan anggaran pendanaan sebagai alat pengawasan dengan baik. Hal ini dikarenakan terjadi penyimpangan yang tidak menguntungkan dalam perusahaan melebihi batas yang ditentukan yaitu 10%. Oleh karena itu prestasi dan kinerja bagian pemasaran belum maksimal, hal ini dapat dilihat dari anggaran pendanaan yang tidak tercapai.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Anggaran pendanaan belum digunakan sebagai alat pengawasan pada perusahaan karena hasil dari analisi penyimpangan (varians) menggambarkan bahwa anggaran pendanaan tidak tercapai dan tidak terdapat varians yang menguntungkan.

2. Kegiatan pengawasan melalui anggaran pendanaan dilakukan setiap akhir bulan dan pada akhir tahun anggaran dengan menyusun laporan realisasi anggaran yang memuat perbandingan realisasi dengan anggaran pendanaan.

3. Perusahaan menerapkan metode participative budgeting dalam menyusun anggaran pendanaannya, yaitu Kepala seksi performance and budgeting, pelaksana performance and budgeting, kepala bagian bisnis, dan kepala bagian operasional mengajukan usulan anggaran pendanaan dan akan dibahas dalam pertemuan dengan kepala wilayah 1.

B. Saran

1. Anggaran pendanaan hendaknya digunakan sebagai alat pengawasan pada perusahaan sehingga target pendanaan yang dianggarkan dapat tercapai.


(3)

2. Hasil analisis penyimpangan hendaknya digunakan sebagai umpan balik untuk penyusunan anggaran pendanaan periode berikutnya sehingga kualitas anggaran yang dihasilkan akan semakin baik.

3. Perusahaan harus lebih cermat dalam merencanakan waktu dan jumlah pembelian yang tepat. Sehingga ketersediaan barang dagang digudang terjamin serta dapat mendukung pencapaian target pendanaan yang dianggarkan.

C. Implikasi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rekomendasi bagi dunia praktek organisasi pada umumnya dan dalam praktek akuntansi perbankan pada khususnya, berkaitan dengan anggaran sebagai alat pengawasan.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Adisaputro, Gunawan dan Marwan Asri, 2003. Anggaran Perusahaan, Buku Satu, Cetakan Pertama, BPFE UGM, Yogyakarta

Atkinson, Banker, Kaplan, Young, 2001. Management Accounting : Enviromental Impacts, Third Edition, Prentice Hall Inc, New Jersey

Erlina., Sri Mulyani, 2007. Metodologi Penelitian Bisnis, Terbitan Pertama, USU Press, Medan.

Garrison, Ray H dan Eric W Noreen, 2000. Akuntansi Manajerial, Terjemahan A. Totok Budisantoso, Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta.

Hansen, Don R dan Maryanne M Mowen, 2004. Akuntansi Manajemen, Terjemahan Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kawary, Buku Satu, Edisi Ketujuh, Salemba Empat, Jakarta.

Handoko, 2000. Manajemen, Edisi Kedua. BPFE, Yogyakarta.

Harahap, Sofyan Syafri, 2001. Budgeting Penganggaran: Perencanaan Lengkap Untuk Membantu Manajemen, Edisi Pertama, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta

Munandar, M, 2001.Budgeting: Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian Kerja, Pengawasan Kerja, Edisi Pertama, Cetakan Keempat Belas, BPFE UGM, Yogyakarta


(5)

Nafarin, M, 2004. Peranggaran Perusahaan, Edisi Revisi, Salemba Empat, Jakarta.

Shim, Jae. K dan Joel. G Siegel, 2001. Budgeting: Pedoman Lengkap Langkah-Langkah Penganggaran, Terjemahan Julius Mulyadi dan Neneng Natalia, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Sugiyono, 2004. Metode Penelitian Bisnis, Penerbit CV Alfabeta, Bandung.

Supranto, J, 1998. Metode Riset: Aplikasinya dalam Pemasaran, Edisi Revisi, Lembaga Penerbit FE UI, Jakarta.

Supriyono, RA, 1999. Akuntansi Manajemen I: Konsep Dasar Akuntansi Manajemen dan Proses Perencanaan, Edisi Pertama, Cetakan Kelima, BPFE UGM, Yogyakarta

Welsch, Hilton, Gordon, 2000. Anggaran: Perencanaan dan Pengendalian Laba, Terjemahan Purwatiningsih dan Maudy Warouw, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Jurusan Akuntansi, 2004, Buku Petunjuk Teknik Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi, Medan.


(6)