Pembiayaan gadai emas pada Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh:

Bukhori Muslim NIM : 207046100798

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1432 H/ 2011 M


(2)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh:

Bukhori Muslim

NIM

z

207046100798

Drs. H. Ahmad Yani, M.As

NrP. 196404t2199403 1 004

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(3)

Skripsi yang berjudul PEMBIAYAAN GADAI EMAS PADA BANK SYARIAH

MANDIRI CABANG BEKASI telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas

Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

pada tanggal 28 Juli 2011. Skripsi ini telah

di terima

sebagai salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.sy) pada Program Studi Muamalat (ekonomi islam).

Jakarta,28 Juli 2011

Mengesahkan,

PANITIA UJIAN

1. Ketua

2. Sekretaris

3. Pernbimbing

4. Penguji I

5. Penguji 2

Drs. H. Ahmad Yani. M.Ag. NIP. 1 9640 4121994031004

Mochammad S)'af i. SEI

Drs. H. Ahmad Yani. M.Ag.

NIP. 1 9640 4121994031 004

Dr. H. Abd. Wahab Abd. Muhaimin. Lc. MA.

NrP. 1 95s07 06199203 100r

Mu'min Rauf, S.Ag, MA.

NIP. 1 9700 4161997 031004

tht^

Dekan Fakultas Syariah dan Hukum


(4)

iii Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memenuhi gelar strata satu (S1) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta: 28Ju l i 2011 M 26 Syaban 1432 H


(5)



KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur hanya milik Allah SWT, yang senantiasa memberikan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada kita semua. Selanjutnya salawat serta salamsenantiasa tercurahkan kepada Nabi dan Rasul kita Muhammad SAW, segenap Keluarga, Sahabat serta ummatnya sepanjang zaman.

Dengan taufiq dan hidayah Allah SWT,penulis bersyukur karena telah meyelesaikan skripsi yang berjudul “Pembiayaan Gadai Emas Pada Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi”, dengan baik.

Proses perjalanan untuk menyelesaikan skripsi ini tidaklah mudah. Banyak hambatan dan rintangan yang penulis temui, namun berkat kesungguhan hati dan kerja keras serta doa dari semua pihak, akhirnya penulis sampai pada titik akhir penulisan skripsi ini.

Penulis juga tidak menutup mata akan peran berbagai pihak yang telah banyak membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Untuk itu perkenankanlah penulis mengucapkan kata terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Prof. DR. H. Muhammad Amin Suma, SH. MA. MM., selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. DR. Euis Amalia, M.Ag., dan Bapak. Mu’min Rauf, M.Ag., selaku Ketua Program Studi Muamalat dan Sekertaris Konsentrasi Perbankan Syariah Jurusan Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


(6)

membimbing dan meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan saran-saran,sehingga penulis dapat meyelesaikan skripsi ini.

4. Para Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat kepada penulis semasa kuliah, semoga amal kebaikannya mendapat balasan di sisi Allah SWT.

5. Pimpinan dan Staf Perpustakaan Utama, Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tempat penulis memperoleh berbagai informasi dan referensi sehingga skripsi dapat terselesaikan.

6. Pimpinan dan Staf Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi, terkhusus untuk Ibu Charunnisa Almahmudi dan Bapak Piping Tobana, yang telah berkenan mengizinkan melakukan penelitian, meluangkan waktu, dan membimbing penulis dalam mendapatkan materi. Jasa kalian tak terkira.

7. Yang tercinta Ayahanda (Alm. H. Nijan), yang figurnya selalu menjadi motivasi dan panutan bagi penulis di setiap langkah hidup ini.Demikian pula yang tercinta Ibunda (Hj. Sopiah), yang telah melimpahkan kasih sayang, yang tidak henti-hentinya mendoakan agar anaknya menjadi pribadi yang baik, pribadi yang tegar dan bijaksana, pribadi yang bisa menjadi kebanggaan untuk Ayah dan Ibu,Amin. Dan kakak-kakak tercinta, (Abdul Aziz, Nur Laela, Eti Sulastri, Aminuddin, Ahmad Fauzi, dan yang spesial untuk Nur Fitriah, kecupan yang termanis untukmu). Semoga penulis bisa membuat suatu perubahan yang baik bagi keluarga ini.

8. Untukmereka yang telah membantu penulis,terkhusus untuk Bunda Aini (semoga ikatan persahabatan ini abadi), Syaiful, Maris, Junis, Kiki (sahabat lesehan) & Syauqi (sahabat kosan sejati). Terima kasih untuk curahan motivasi dan keprcayaan yang diberikan.


(7)

9. Buat sahabat-sahabatterbaik penulis angkatan 2007, khususnya kelas PS-C ekstensi dan terutama Gank C07(Makmur, Afsohul, Cholik, Ryanda, Fikri, Daris & Abe) yang telah menggoreskan banyak kenangan manis, canda dan tawa selama menjalani perkuliahan, semoga tali silaturahmi kita selalu terjalin.

10.Teruntuk sahabatku 6+ (Darla, Oci, Neng, Bita, Taky & May), persahabatan kita akan selalu abadi. Kecupan manis kupersembahkan untuk kalian.

Akhirnya sekali lagi tiada untaian kata yang paling berharga kecuali ucapan

Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin atas Rahmat dan Karunia serta Ridha-Nya. Dan ucapan terima kasih penulis kepada semua pihak, semoga kebaikan dan bantuan kepada penulis menjadi amal ibadah dan mendapat ridha dari Allah SWT.

Penulis menyadari banyak kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini.Untuk itu kritik dan saran kiranya dapat memperbaiki skripsi ini.Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi yang membacanya.

Jakarta: 28Ju l i 2011 M 26 Syaban 1432 H


(8)

vii

Lembar Pengesahan Pembimbing ... i

Lembar Pengesahan Penguji ... ii

Lembar Pernyataan ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

D. Review Studi Terdahulu ... 8

E. Metodologi Penelitian ... 10

F. Sistematika Penulisan ... 13

BAB II LANDASAN TEORI A. Pembiayaan ... 15

B. Investasi... 38


(9)

viii

B. Visi & Misi Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi ... 45 C. Produk Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi ... 47

BAB IV DESKRIPSI & ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Mekanisme dan Operasional PembiayaanGadai Emas pada Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi ... 50 B. Tingkat Perkembangan Pembiayaan Gadai Emas... 66 C. Analisis SWOT Terhadap Pembiayaan GadaiEmas ... 71

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 76 B. Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... ... 82 LAMPIRAN


(10)

1 A. Latar Belakang

Kekayaan yang kita terima sebenarnya adalah amanah yang harus digunakan atau dinafkahkan sesuai dengan ketentuan-Nya, karena kekayaan yang dilimpahkan kepada kita bukanlah semata-mata untuk diri kita sendiri. Dalam kekayaan tersebut juga terdapat amanah berupa hak pihak-pihak lain yang diberikan melalui kita. Amanah tersebut adalah amanah untuk orang lain, untuk masa kini, untuk masa sulit, untuk masa depan, serta amanah untuk masyarakat yang harus dikelola.1Karena setiap manusia akan ditanya tentang hartanya, dengan cara apa dia memperolehnya dan bagaimana dia menafkahkannya.

Amanah yang keempat dari yang telah disebutkan diatas adalah Hak masa depan.Kita sebagai manusia hendaknya mampu untuk menyimpan sebagian dari rizki masa kini untuk kehidupan masa depan, baik masa depan diri kita sendiri maupun masa depan keluarga dan keturunan kita.Hendaknya kita mampu mengatur dan membuat suatu manajemen keuangan yang baik agar mampu menciptakan kebahagiaan yang seimbang antara kebahagiaan duniawi dan kebahagiaan ukhrowi. Hal ini karena memang kedua unsur tersebut idealnya harus selalu ada dan tidak dapat dipisahkan.

Beberapa instrumen investasi yang digunakan oleh masyarakat umum adalah investasi saham syariah, investasi sukuk, investasi reksadana syariah, investasi properti tanah, bangunan dan investasi emas.

1

P. Pontjowinoto, Iwan. Kaya & Bahagia Cara Syariah, cet. I (Jakarta Selatan: PT Mizan Publika, 2010), h. 68


(11)

Do not put all your eggs in one basket (jangan letakkan semua telur anda dalam satu keranjang), adalah sebuah pepatah asing yang sering digunakan untuk memberi suatu gambaran bagaimana diversifikasi bisa mengurangi resiko investasi. Jika kita meletakkan ssemua telur kita dalam satu keranjang dan keranjangnya jatuh, kemungkinan besar semua telur akan pecah. Berbeda jika kita meletakkan telur kedalam beberapa keranjang, tentu kemungkinan pecahnya semua telur bisa dikurangi, karena kalau satu keranjang jatuh yang lain mungkin tidak.2 Oleh karena itu kita harus pandai dan cermat dalam memilih jenis instrumen investasi yang baik yang akan kita gunakan agar modal atau jumlah dana yang kita tanamkan dalam investasi tersebut bisa memberikan keuntungan yang optimal dengan tingkat resiko yang minimal.

Ada beberapa hal yang harus di teliti lebih dalam saat berinvestasi yaitu dua kondisi ekstrem pada kebijakan moneter, yaitu inflasi dan deflasi.3 Para pengamat memberikan definisi inflasi sebagai suatu kemerosotan nilai mata uang karena terlalu banyak uang beredar sehingga harga barang dan jasa menjadi naik Kita harus lebih memilah-milah investasi yang menguntungkan dan tidak terlalu dipengaruhi hal tersebut.

Investasi pada emas adalah salah satu jenis instrumen yang banyak dianjurkan oleh banyak tokoh dan pakar di bidang investasi, karena investasi pada jenis instrumen ini memiliki banyak keunggulan yang tidak dimiliki oleh instrumen investasi lainnya.

2

Fardiansyah, Tedy.Kiat dan Strategi Menjadi Investor Piawai. PT Elex Media Komputindo, (Jakarta 2002) Hal 39.

3


(12)

Fakta membuktikan, semakin tinggi laju inflasi maka semakin tinggi harga emas.4 Harga emas dipercaya akan selalu bisa mengamankan kemampuan beli kita, artinya harga emas akan naik, setidaknya sama dengan tingkat inflasi dalam suatu waktu tertentu.5 Jelaslah bahwa emas adalah investasi yang paling aman dan menguntungkan karena relatif tahan terhadap inflasi. Emas juga sering disebut sebagai produk investasi penangkal inflasi.Sedangkan definisi Deflasi adalah kebalikannya, yaitu suatu kondisi dimana harga yang turun terus menerus disebabkan menurunnya jumlah uang yang beredar secara drastis. Deflasi yang kisarannya juga lepas kontrol disebut kepanikan atau depresi ekonomi, dimana daya beli melambung karena harga barang dan jasa menurun, sedangkan harga emas cenderung konstan.6

Memang masyarakat indonesia umumnya sudah mempraktekkan investasi dengan menggunakan emas sejak dulu. Dengan cara membeli emas dengan harga tertentu dan karat tertentu, dalam bentuk perhiasan untuk digunakan atau disimpan. Kemudian emas yang telah dibeli tersebut di simpan dalam kurun waktu tertentu sampai tiba nanti saat harga emas tersebut naik, baik naik secara signifikan ataupun tidak, baru kemudian mereka jual emas tersebut. Selisih harga antara harga beli emas dimasa lalu dengan harga jual emas dimasa kini adalah merupakan keuntungan yang diperoleh.

4

Muhammad Ihsan, Tita Agustini, Rudi Kurniawan. Kemilau Investasi Emas: Menjaga dan Melejitkan Kesehatan Finansial dengan Emas. Science Research Fondation, (Jakarta 2006). Cetakan ke I. Hal 69.

5

Joko Salim, Jangan Investasi Emas sebelum Baca Buku Ini !, Transmedia Pustaka,(Jakarta: desember 2010), cet 4. Hal.160.

6


(13)

Adapula beberapa masyarakat yang membeli emas dalam bentuk koin emas atau batangan emas dalam jumlah dan harga tertentu. Ini bagi mereka masyarakat menengah keatas yang berpenghasilan cukup besar. Artinya tidak banyak masyarakat yang mampu berinvestasi dengan emas dalam bentuk koin atau batangan.

Seiring berkembangnya zaman yang semakin modern, beberapa lembaga keuangan, baik lembaga keuangan bank ataupun non bank, seperti Pegadaian Syariah dan beberapa Bank Syariah membuat suatu inovasi didalam produk investasi menggunakan emas sebagai instrumennya. Inovasi yang berbentuk investasi emas ini tentunya mempunyai keunggulan masing-masing yang diperuntukkan bagi masyarakat atau nasabah yang ingin berinvestasi dengan emas yang tentunya sangat menguntungkan.

Bank Syariah Mandiri adalah salah satu dari lembaga keuangan yang melihat peluang pasar tersebut di Indonesia sejak beberapa tahun lalu. Pada tahun 2001, Bank Syariah Mandiri meluncurkan produk Gadai Emas Syariah. Pada dasarnya Gadai Emas di bank syariah hampir sama dengan gadai konvensional. Perbedaannya adalah hanya pada bunga yang dibebankan pada pinjaman. Adapun di bank syariah menggunakan biaya administrasi seperti biaya penjagaan barang, pemeliharaan dan biaya penaksiran yang ditetapkan di awal.

Salah satu cara berinvestasi baru dengan emas yang ada pada Bank Syariah Mandiri adalah Pembiayaan Gadai Emas. Pembiayaan ini sudah dimulai sejak pertengahan tahun 2010 lalu, dimana nasabah yang ingin


(14)

berinvestasi dengan membeli emas secara cicil dapat mengajukan pembiayaan kepada Bank Syariah Mandiri.

Pembiayaan gadai emas ini dapat dikatakan adalah suatu cara berinvestasi dengan menggunakan produk gadai emas yang ada di Bank Syariah Mandiri, dengan tujuan memudahkan seluruh masyarakat yang berminat untuk berinvestasi dengan emas dengan modal awal yang tidak terlalu besar serta relatif mudah dalam prosedurnya.

Pembiayaan gadai emas dalam bentuk ini belum tersedia di semua kantor Bank Syariah Mandiri di seluruh Indonesia. Saat ini baru terdapat kurang lebih di 183 konter yang tersebar di kantor utama, kantor cabang, dan kantor cabang pembantu di seluruh Indonesia.7 Akad yang digunakan dalam produk ini antara lain adalah qardh,wakalah,ijarah dan rahn.

Dari paparan di atas, penulis tertarik untuk membahas dan meneliti tentang bagaimanamekanisme dan operasional pembiayaan investasi emas pada Bank Syariah Mandiri, bagaimana keuntungan yang ditawarkan kepada investor, bagaimana tingkat perkembangannya, bagaimana pengaruh produk tersebut kepada pendapatan Bank serta bagaimana prospek pembiayaan investasi emas tersebut, yang difokuskan pada Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengangkat tema skripsi dengan judul “PEMBIAYAAN GADAI EMAS PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG BEKASI.”

7

Info didapat dari hasil wawancara via Handphone dengan Kepala Officer GadaiEmas BSM Cabang Bekasi pada hari kamis tgl 03 maret 2011.


(15)

B. Identifikasi Masalah

Bank Syariah Mandiri yang sudah mengadakan fasilitas pembiayaan untuk nasabah yang ingin berinvestasi dalam bentuk emas (logam mulia dan dinar bersertifikat) sejak pertengahan 2010 ini, dapat dikatakan adalah merupakan suatu halbaru dari Bank Syariah Mandiri sehingga masih banyak aspek yang dapat dikaji, diteliti dan dipelajariuntuk mendapatkan lebih banyak hasil informasi yang akurat. Seperti misalnya bagaimana akad yang digunakan, bagaimana prosedur serta aplikasinya, bagaimana sistem pembayarannya, bagaimana penyimpanan fisik emasnya, apa yang menjadi keunggulan dan kekurangan dari produk tersebut, serta bagaimana signifikansi pengaruhnya terhadap pendapatan Bank Syariah Mandiri.

C. Pembatasan Masalah

Untuk membatasi ruang lingkup yang akan menjadi bahan penelitian agar tidak terjadi tumpang tindih, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti hanya pada hal-hal mengenai:

1. Mekanisme dan Operasional. 2. Tingkat perkembangannya.

3. Analisis SWOT di tinjau dari keunggulan dan kekurangan

D. Perumusan Masalah

Adapun rumusan yang diambil dari identifikasi dan pembatasan masalah yang menjadi materi dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana Mekanisme dan Operasional Pembiayaan Gadai Emas Pada Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi ?


(16)

3. Bagaimana Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman Pembiayaan tersebut ?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk memberikan informasi dan pengetahuan pada masyarakat umum dan para akademisi untuk lebih mengenalpembiayaan gadai emas yang ada pada Bank Syariah Mandiri. Lebih khusus lagi penelitian ini bertujuan:

a. Untuk mengetahui akad yang digunakan dalam pembiayaan gadai emas pada Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi.

b. Untuk mengetahui Mekanisme dan Operasional pembiayaan gadaiemas pada Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi.

c. Untuk mengetahui perkembangannya

d. Untuk mengetahui prospek dengan menganalisis Pembiayaan Investasi Emas ini melalui Analisis SWOT.

2. Manfaat Penelitian

Sedangkan manfaat penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi pihak-pihak terkait, diantaranya adalah:

a. Akademisi

Memberikan sumbangan pemikiran dan menambah literatur perpustakaan dengan memperkenalkan Pembiayaan Investasi Emas melalui analisis SWOT.


(17)

Memberikan sumbangan pemikiran kepada praktisi perbankan secara keseluruhan, khususnya Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi, sebagai salah satu acuan dalam melaksanakan prinsip-prinsipperekonomian yang sesuai dengan aturan syariat Islam .

F. Review Studi Terdahulu

Ada beberapa penelitian terdahulu mengenai investasi. Tetapi hanya membahas sebatas dan seputar investasi itu sendiri. Namun ada pula yang sudah membahas investasi dinar dan investasi berkebun emas.

Seperti beberapa penelitian sebagai berikiut:

1. Skripsi yang diitulis oleh Anna Madania pada tahun 2009, dengan judul

skripsi “ANALISIS INVESTASI DINAR (Studi Pada Gerai Dinar)”.

Skripsi ini membahas mengenai mekanisme pengelolaan dinar di gerai dinar, analisis return and risk investasi dinar, dan investasi SWBI untuk melihat keunggulan diantara keduanya.

2. Skripsi yang ditulis oleh Rindy Antika Rosnia pada tahun 2010, dengan

judul “INVESTASI BERKEBUN EMAS DALAM PERSPEKTIF

EKONOMI ISLAM (Studi Pada PT Bank Rakyat Indonesia Syariah). Skripsi ini membahas tentang bagaimana konsep dan implementasi investasi berkebun emas di BRI Syariah dan bagaimana tinjauannya menurut ekonomi Islam .

3. Skripsi yang ditulis oleh Sumarna pada tahun 2009, dengan judul

“SISTEM INVESTASI DANA ASURANSI SYARIAH PADA AJB


(18)

mengenai sistem investasi dana asuransi syariah, strategi investasi yang dilakukan Perusahaan Asuransi AJB BUMIPUTERA Divisi Syariah,pada sektor apa saja perusahaan menginvestasikan dananya dan tantangan apa saja yang dihadapi perusahaan dalam berinvestasi.

Pada penelitian-penelitian terdahulu, fokus penelitian berbeda dengan fokus isi skripsi yang ditulis oleh penulis saat ini. Penulis memfokuskan kajian mengenai mekanisme dan aplikasi pembiayaanGadai emas di Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi, bagaimana investor mendapatkan keuntungan, bagaimana tingkat perkembangannya, serta bagamana analisis SWOT dari pembiayaan investasi emas tersebut.

G. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian

Judul skripsi ini masuk kedalam tipe deskriptif. Metode deskriptif dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan-keadaan nyata sekarang.

Menurut Gay (1976) metode penelitian deskriptif adalah kegiatan yang meliputi pengumpulan data dalam rangka menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang menyangkut keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari pokok suatu penelitian.8

Dalam metode penelitiannya, skripsi ini menggunakan pendekatan Mix Research (penelitian campuran), yaitu suatu metode yang

8

Consuelo G. Sevilla, Pengantar Metode Penelitian, (Jakarta: UI-Press, 1993), cet.I, hal.71.


(19)

digunakan untuk meneliti data-data dengan cara menggabungkan dua metode penelitian atau lebih. Adapun kedua metode itu adalah: Pertama,

Library Research, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti data-data dengan cara mempelajari,mengkaji dan meneliti bahan-bahan pustaka yang relevan. Kedua, Field Research, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti data-data dengan cara melihat langsung fenomena yang ada dan terjadi di lapangan.

Penelitian ini juga menggunakan bantuan teknik observasi dan wawancara agar mampu memperkuat data-data yang diteliti.

2. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini, dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu:

a. Data Primer9

Merupakan data yang didapat dari sumber pertama yaitu hasil wwawancara yang dilakukan langsung kepada objek penelitian. Dengan teknik pengumpulan data dari para karyawan terkait mengenai pembiayaan investasi emas di Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi. b. Data Sekunder

Merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan oleh pihak pengumpul data primer. Data yang telah didapat dari hasil wawancara,observasi, literatur-literatur keputakaan, dan dokumentasi-dokumentasi yang berkaitan dengan materi penelitian ini.

9

Umar Husein,Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Ed.Baru. Cet 6, h.42


(20)

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini oleh penulis diantaranya adalah dengan wawancara dan observasi agar mampu mendapatkan informasi yang tepat antara teori yang didapat dengan praktek yang ada di lapangan.

a. Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab kepada petugas dan pegawai yang terlibat perihal pembiyaan gadai untukinvestasi emas di Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi.

b. Observasi

Teknik ini dilakukan dengan pengamatan, baik langsung ataupun tidak langsung terhadap Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi, untuk mengetahui bagaimana prosedur dan praktek yang terjadi mengenai pembiyaan tersebut.

4. Teknik Analisis Data

Seluruh data yang penulis peroleh baik dari observasi, wawancara dan literatur-literatur yang ada mengenai materi penelitian, akan diolah dengan pendekatan analisis deskriptif kualitatif. Hal ini karena data yang didapat akan berupa kata-kata dan angka-angka yang akan diolah menjadi suatu kesimpulan. Selanjutnya, langkah-langkah yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Hasil identifikasi faktor-faktor SWOT akan menjadi bahan scoring, pembobotan, dan rating masing-masing faktor.


(21)

2) Menghitung total yang diperoleh dari hasil perkalian skor dengan bobot dan rating akan menunjukkan nilai faktor SWOT sesungguhnya. 3) Hasil perhitungan akan memberikan strategi untuk masing-masing

pendekatan dan menghasilkan strategi terbaik dari penggabungan kedua pendekatan tersebut.

5. Objek Penelitian

Objek Penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi yang terletak di wilayah Kota Bekasi. Beralamat di Ruko Central Niaga Kalimalang Blok A5/6-7 Jl. Jendral A. Yani, Bekasi.

H. Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan pembahasan skripsi ini, penulis mengurutkan permasalahnnya menjadi 5 bab, yaitu:

BAB I : PENDAHULUAN. Bab ini memuat;latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review studi terdahulu, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan skripsi ini.

BAB II : LANDASAN TEORI. Bab ini memuat: landasan teori yang mana mencakup konsep pembiayaan, teori tentang investasi dalam konvensional dan Islam, dan membahas akad yang digunakan dalam produk pembiayaan investasi emas.

BAB III : PROFIL BANK SYARIAH MANDIRI CABANG BEKASI. Bab ini memuat: tentang profil, produk dan layanan, visi dan misi, serta kode etik Bank Syariah Mandiri


(22)

BAB IV : HASIL PENELITIAN. Bab ini memuat: tentang bagaimana prosedur dan pelaksanaan pembiayaan gadai untuk investasi emas di Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi, Tingkat perkembangannya, pembahasan mengenai analisa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman akan produk tersebut serta keunggulannya bagi para nasabah pengguna.

BAB V : PENUTUP. Bab ini memuat: tentang uraian kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian serta beberapa saran yang akan ditujukan kepada para pihak terkait dan berkepentingan dengan tema yang diteliti.


(23)

14 A. Pembiayaan

1. Rahn

a. Pengertian Rahn

Secara etimologi, kata ar-rahn berarti tetap, kekal, dan jaminan. Akad ar-rahn dalam istilah hukum positif disebut dengan barang jaminan, agunan, dan rungguhan. Dalam Islam, ar-rahn merupakan sarana saling tolong menolong bagi umat Islam, tanpa adanya imbalan balas jasa.1

Ada beberapa definisi ar-rahn yang dikemukakan oleh ulama fiqih. Ulama Malikiyyah mendefinisikannya dengan:2

ف ث

خ ّ ء ش

ا

Artinya: “Harta yang dijadikan pemiliknya sebagai jaminan utang yang bersifat mengikat”

Ulama Hanfiyyah mendefinisikan ar-rahn dengan

ث ح

ث ع ش ظ ف

ع عج

ع ك

ع أ ك

خأ

Artinya: “Menjadikan sesuatu (barang) sebagi jaminan terhadap hak

(piutang) yang mungkin dijadikan sebagai pembayar hak

(piutang) itu, baik seluruhnya maupun sebagiannya”

Sedangkan Ulama Syafi’iyyah dan Hanabilah mendefinisikan ar-rahn dengan:

1

Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah, Gaya Media Pratama, (Jakarta: 2007), cet.2, h.251.


(24)

ء ف ّع ع ف س

ث ع عج

Artinya: “Menjadikan materi (barang) sebagai jaminan utang, yang

dapat dijadikan pembayar utang apabila orang yang berutang tidak bisa membayar utangnya itu”

Rahn adalah menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang ditahan tersebut memiliki nilai ekonomis. Dengan demikian, pihak yang menahan memperoleh jaminan untuk dapat mengambil kembali seluruh atau sebagian piutangnya. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa rahn

adalah semacam jaminan utang atau gadai.3 b. Landasan Hukum

1) Al-Qur’an

  

Artinya: “Jika kamu dalam perjalanan (dan bermuamalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis. Hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang).(Al-Baqarah:283)

2)

Al-Hadits

ع ه ّص ه س ّ أ ع ه

شئ ع ع

عط

ش ّس

ع جأ

ح ع

(

)

Artinya:“Aisyah r.a berkata bahwa Rosulullah membeli makanan dari

seorang Yahudi dengan cara tangguh dan menjaminkan

kepadanya baju besi.” (HR Bukhori)4

3

Syafii M. Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek, Gema Insani Press, (Jakarta: 2001), Cet. 1, h.128

4

Shohih Bukhori, Kitab Al-Buyu’, Bab ar-rahn fi as-salam, (Kairo:2008), Cet.1, Daarul Hadits, no.2252, h.184.


(25)

Menurut kesepakatan pakar fikih, peristiwa Rasul SAW

me-rahn-kan baju besinya itu adalah kasus ar-rahn pertama dalam Islam dan dilakukan sendiri oleh Rasullullah SAW.5

Berdasarkan ayat dan hadits diatas, para ulama fiqih sepakat mengatakan bahwa akad ar-rahn itu dibolehkan, karena banyak kemaslahatan yang terkandung didalamnya dalam rangka hubungan antar sesama manusia.

3) Rukun dan Syarat Ar-rahn.

Para ulama fikih berbeda pendapat dalam menetapkan rukun

ar-rahn. Menurut jumhur ulama, rukun ar-rahn itu ada empat, yaitu

shigat (lafal ijab dan qabul),orang yang berakad (ar-rahin dan al-murtahin), harta yang dijadikan agunan (al-marhun), dan utang ( al-marhun bih). Ulama Hanafiyyah berpendapat bahwa rukun ar-rahn itu hanya ijab (pernyataan menyerahkan barang sebagai agunan oleh pemilik barang) dan qabul (pernyataan kesediaan memberi utang dan menerima barang agunan itu). Disamping itu menurut mereka, untuk sempurna dan mengikatnya akad ar-rahn ini, maka diperlukan al-qabdh (penguasaan barang) oleh pemberi utang. Adapun kedua orang yang melakukan akad, harta yang dijadikan agunan, dan utang, menurut Ulama Hanafiyyah termasuk syarat-syarat ar-rahn, dan bukan rukunnya.6

5

Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah, h.253.

6

Imam al-Kasani, Al-Bada’i’u ash-Shana’i’u, (Mesir:al-Muniriyah, tt.), Jilid VI, h.125.


(26)

Adapun syarat-syarat yang berlaku bagi ar-rahn, para ulama fikih mengemukakan syarat-syarat ar-rahn sesuai dengan rukun ar-rahn itu sendiri. Dengan demikian, syarat-syarat rahn meliputi:

1) Syarat yang terkait dengan orang yang berakad adalahahli tasharruf(cakap bertindak hukum). Kecakapan bertindak hukum yaitu mampu membelanjakan harta dan dalam hal ini memahami persoalan-persoalan yang berkaitan dengan gadai. Menurut jumhur ulama, kecakapan bertindak hukum adalah orang yang telah baligh dan berakal.

2) Akad ijab dan qabul, seperti seseorang berkata “aku gadaikan mejaku ini dengan harga Rp 10.000,00” dan yang satu lagi menjawab “Aku terima gadai mejamu seharga Rp 10.000,00” atau bisa pula dilakukan selain dengan kata-kata, seperti dengan surat, isyarat, atau yang lainnya.

3) Barang yang dijadikan jaminan, syarat pada benda yang dijadikan jaminan adalah keadaan barang tersebut tidak rusak sebelum janji utang harus dibayar. Rasulullah bersabda:

ج ع ج ّ ك

Arinya: “Setiap barang yang boleh diperjualbelikan boleh dijadikan barang gadai”

4) Syarat al marhun bih (utang) adalah: 1) merupakan hak yang wajib dikembalikan kepada orang tempat berutang. 2) Utang itu boleh dilunasi dengan agunan itu. 3) Utang itu jelas dan tertentu.


(27)

4) Pengambilan Manfaat Barang Gadai

Dalam pengambilan manfaat barang-barang yang digadaikan, para ulama berbeda pendapat, diantaranya jumhur fuqaha dan Ahmad.

Jumhur fuqaha berpendapat bahwa murtahin tidak boleh mengambil suatu manfaat barang-barang gadaian tersebut, sekalipun

rahin mengizinkannya, karena hal ini termasuk kepada utang yang dapat menarik manfaat,sehingga bila dimanfaatkan termasuk riba.

Rasul bersabda:

ف ع ّ ج

ك

Artinya: “Setiap utang yang menarik manfaat adalah termasuk riba” (Riwayat Harits bin Abbi Usamah).

Menurut Imam Ahmad, Ishak, al-Laits dan al-Hasan, jika barang gadai berupa kendaraan yang dapat diambil susunya, maka penerima gadai dapat mengambil manfaat dari kedua benda gadai tersebut disesuaikan dengan biaya pemeliharaan yang dikeluarkannya selama kendaraan atau binatang ternak itu ada padanya. Rasul bersabda:

ش ّ

ك

ك ظ

ش ك

ع

ك

Artinya: “Binatang tunggangan itu boleh ditunggangi karena pembiayaannya apabila digadaikan, binatang boleh diambil susunya untuk diminum karena pembiayaannya bila digadaikan, dan bagi orang yang memegang dan

meminumnya wajib memberikan biaya”.7

7

Wahbah Az-Zuhaili, AL-Fiqhu Al-Islami Wa Adillatuhu, Daarul Fikr (Damasykus : jilid 6) cet.4, h.62


(28)

Pengambilan manfaat benda-benda gadai diatas ditekankan kepada biaya atau tenaga untuk pemeliharaan sehingga bagi yang memegang barang-barang gadai seperti diatas punya kewajiban tambahan. Pemegang barang gadai berkewajiban memberikan makanan bila barang gadai itu adalah hewan. Harus memberikan bensin bila pemegang barang gadaian berupa kendaraan. Jadi, yang dibolehkan disini adalah adanya upaya pemeliharaan terhadap barang gadaian yang ada pada dirinya.8

5) Risiko Kerusakan Marhun

Bila marhun hilang dibawah penguasaan murtahin, maka

murtahin tidak wajib menggantinya, kecuali bila rusak atau hilangnya itu karena kelalaian murtahin atau karena disia-siakan, umpamanya

murthain bermain-maindengan api, lalu barang gadaian itu terbakar, atau gudang tidak dikunci, lalu barang-barang itu hilang dicuri orang. Pokoknya murtahin diwajibkan memelihara sebagaimana layaknya,bila tidak demikian, ketika ada cacat atau kerusakan apalagi hilang, menjadi tanggung jawab murtahin.

Menurut Hanafi, murtahin yang memegang marhun

meenanggung resiko kerusakan marhun atau kehilangan marhun, bila

marhun itu rusak atau hilang, baik karena kelalaian (disia-siakan) maupun tidak. Demikian pendapat Ahmad Azhar Basyir.

8

Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, PT.Raja Grafindo Persada, (Jakarta: 2007), h.109.


(29)

Perbedaan dua pendapat tersebut ialah menurut Hanafi,

murtahin harus menanggung risiko kerusakan atau kehilangan marhun

yang dipegangnya, baik marhun hilang karena disia-siakan maupun

sendirinya, sedangkan menurut Syafi’iyyah murtahin menanggung risiko kehilangan atau kerusakan marhun bila marhun itu rusak atau hilang karena disia-siakan murtahin.

6) Penyelesaian Gadai.

Untuk menjaga supaya tidak ada pihak yang dirugikan, dalam gadai tidak boleh diadakan syarat-syarat,misalkan ketika akad gadai diucapkan, “Apabila rahin tidak mampu melunasi hutangnya hingga waktu yang telah ditentukan, maka marhunmenjadi milik murtahin sebagai pembayaran utang”, sebab ada kemungkinan pada waktu pembayaran yang telah ditentukan untuk membayar utang harga

marhun akan menjadi lebih kecil daripada utang rahin yang harus dibayar, yang mengakibatkan ruginya pihak murtahin. Sebaliknya ada kemungkinan juga harga marhun pada waktu pembayaran yang telah ditentukan akan lebih besar jumlahnya daripada utang yang harus dibayar, yang akibatnya akan merugikan pihak rahin.

Apabila syarat seperti diatasdiadakan dalam akad gadai, akad gadai itu sah tetapi syarat-syaratnya batal dan tidak perlu diperhatikan.

Apabila pada waktu pembayaran yang telah ditentukan rahin

belum membayar utangnya, hak murtahin adalah menjual marhun, pembelinya boleh rahin sendiri atau yang lain, tetapi dengan harga


(30)

umum yang berlaku pada waktu itu dari penjualan marhun tersebut. Hak murtahin hanyalah sebesar piutangnya, dengan akibat apabila harga penjualan marhun lebih besar dari jumlah utang, sisanya dikembalikan kepada rahin. Apabila sebaliknya, harga penjualan

marhun kurang dari jumlah utang, rahin harus menanggung pembayaran kekurangannya.

7) Riba dan Gadai

Perjanjian gadai pada dasarnya adalah perjanjian utang piutang, hanya saja dalam gadai ada jaminannya, riba akan terjadi dalam gadai apabila dalam akad gadai ditentukan bahwa rahin harus memberikan tambahan kepada murtahin ketika membayar utangnya atau ketika akad gadai ditentukan syarat-syarat, kemudian syarat tersebut dilaksanakan.

Bila rahin tidak mampu membayar utangnya hingga pada waktu yang telah ditentukan, kemudian rahin menjual marhun dengan tidak memberikan kelebihan harga marhun kepada rahin, maka disini juga telah berlaku riba.

8) Aplikasi Dalam Perbankan9

Kontrak rahn dalam perbankan bsa menjadi ke dalam 2 bentuk, bisa sebagai produk pelengkap atau produk tersendiri. Adapun jika rahn sebagai produk pelengkap artinya sebagai akad tambahan (jaminan/collateral) terhadap produk lain seperti dalam pembiayaan

9M. Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori kePraktek


(31)

bai’ al-murobahah. Bank dapat menahan barang nasabah sebagai konsekuensi akad tersebut.

Adapun jika sebagai produk tersendiri, rahn telah dipakai sebagai alternatif dari pegadaian konvensional. Bedanya dengan pegadaian biasa, dalam rahn, nasabah tidak dikenakan bunga, yang dipungut dari nasabah adalah biaya penitipan, pemeliharaan, penjagaan serta penaksiran.

Adapun risiko yang mungkin terdapat pada rahn jika diterapkan sebagai produk adalah: 1) risiko tidak terbayarkan utang nasabah (wanprestasi). 2) risiko nilai aset yang ditahan menjadi turun atau biasa saja rusak.

2. AlQardh

a. Pengertian AlQardh

Pengertian qardh10 menurut terminologi, antara lain yang dikemukakan oleh ulama Malikiyyah adalah“suatu penyerahan harta kepada orang lain yang tidak disertai iwadh (imbalan) atau tambahan dalam pengembaliannya”.

Sedangkan menurut ulama Syafi’iyaah, qardh mempunyai pengertian yang sama dengan term as-Salaf, yakni “akad pemilikan sesuatu untuk dikembalikan dengan yang sejenis atau yang sepadan”.

10

Ah. Azharuddin Lathif, Fiqh Muamalat, UIN Jakarta Press, (Jakarta: 2005), cet.1,h.150


(32)

Al–Qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan. Dalam literatur fikih klasik, qardh dikategorikan dalam aqd tathawwui atau akad saling membantu dan bukan transaksi komersial.11

b. Landasan Syariah

Transaksi qardh diperbolehkan oleh para ulama berdasarkan hadits riwayat Ibnu Majjah dan ijma ulama.

1) Al- Qur’an

  Artinya: “Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman

yang baik, Maka Allah akan melipat-gandakan (balasan) pinjaman itu untuknya, dan Dia akan memperoleh pahala

yang banyak.” (al-Hadiid: 11)

Yang menjadi landasan dalil dalam ayat ini adalah kita diseru untuk meminjamkan kepada Allah, artinya untuk membelanjakan harta dijalan Allah. Sama halnya dengan meminjamkan kepada Allah, kita

juga diperintahkan untuk “meminjamkan kepada sesama umat manusia”

2) Al-Hadits

ك ك ا

س

س

(

ح

ج

)

11M. Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek


(33)

Artinya: Ibnu Mas’ud meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad S.A.W.

bersabda, “Bukan seorang muslim (mereka) yang

meminjamkan muslim (lainnya) dua kali kecuali yang

satunya adalah (senilai) sedekah” (HR Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan Baihaqi).12

ك ّج ع سأ أ

:

شع

ف ، شع

أ

:

،

ج

، ع أس ئ س أ ؟

فأ

ج ح ا

س ا

س

(

ج

)

Artinya: Anas Bin malik berkata bahwa Rasulullah bersabda, “Aku

melihat pada waktu malam di-isra’kan, pada pintu surga tertulis : sedekah dibalas sepuluh kali lipat dan qardh delapan belas kali. Aku bertanya, “Wahai Jibril, mengapa

qardh lebih utama dari sedekah?” Ia menjawab, “Karena peminta-minta sesuatu dan ia punya, sedangkan yang meminjam tidak akan meminjam kecuali karena keperluan.”

(HR Ibnu Majah dan Baihaqi)13 3) Ijma’

Para ulama telah menyepakati bahwa qardh boleh dilakukan. Kesepakatan ulama ini didasari tabiat manusia yang tidak bisa hidup tanpa pertolongan dan bantuan saudaranya.14 Tidak ada seorang pun yang memiliki segala barang yang ia butuhkan. Oleh karena itu, pinjam meminjam sudah menjadi satu bagian dari kehidupan didunia ini. Islam adalah agama yang sangat memperhatikan segenap kebutuhan umatnya.

12

Sunan Ibni Majah, Bab al-Qardh, (Mesir:2005), Daar Ibni Haitsam, cet.1, no.2430, h.80.

13

Sunan Ibni Majah, Bab al-Qardh, no. 2431, h.80.

14M. Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek


(34)

4) Rukun dan Syarat Qardh15

Adapun yang menjadi rukun qardh adalah, 1. Muqridh

(pemilik barang/yang memberikan pinjaman), 2. Muqtaridh

(peminjam), 3. Qardh (objek/barang yang dipinjamkan), 4. Ijab qobul. Sedangkan syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam akad

qardh adalah sebagai berikut:

a) Orang yang melakukan akad (Muqridh dan Muqtaridh) harus baligh dan berakal. Akad qardh ini menjadi tidak sah apabila yang berakad itu anak kecil, orang gila dan dipaksa oleh seseorang. b) Qardh (objek/barang yang dipinjamkan) harus berupa maal

mutaqawwim (harta yang menurut syara’ boleh digunakan/dikonsumsi). Mengenai jenis harta yang dapat menjadi objek utang piutang terdapat perbedaan pendapat dikalangan

fuqaha. Menurut Hanafiyyah, akad utang piutang hanya berlaku pada harta benda mitslayat, yaitu harta benda yang banyak padanannya, yang lazim dihitung melalui timbangan, takaran dan satuan. Sedangkan harta benda qimiyat tidak sah dijadikan objek utang piutang seperti hasil seni, rumah, tanah, hewan, dan lain-lain.

Namun menurut Malikiyyah, Syafi’iyyah dan Hanabilah setiap harta yang dapat diberlakukan atasnya akad salam maka dapat

15


(35)

diberlakukan atasnya akad utang piutang, baik berupa harta benda

mitsliyat maupun qimiyat.

c) Ijab qobul harus dilakukan dengan jelas, sebagaimana jual beli, dengan menggunakan lafal qardh atau yang sepadan dengannya. Menurut Maliki, pemilikan terjadi dengan akad saja sekalipun serah terima belum jadi.

5) Aplikasi Dalam Perbankan

Akad qardh biasanya diterapkan sebagai hal berikut:

a) Sebagai produk pelengkap kepada nasabah yang telah terbukti loyalitas dan bonafiditasnya, yang membutuhkan dana talangan segera untuk masa yang relatif pendek. Nasabah tersebut akan mengembalikan secepatnya sejumlah uang yang dipinjamnya itu. b) Sebagai fasilitas nasabah yang memerlukan dana cepat, sedangkan

ia tidak bisa menarik dananya karena , misalnya, tersimpan dalam bentuk deposito.

c) Sebagai produk untuk menyumbang usaha yang sangat kecil atau membantu sektor sosial. Guna pemenuhan skema khusus ini telah dikenal suatu produk khusus yaitu al-qardh al-hasan.

6) Manfaat al-Qardh16

Manfaat akad al-qardh banyak sekali, diantaranya:

a) Memungkinkan nasabah yang sedang dalam kesulitan mendesak untuk mendapat dana talangan jangka pendek.

16M Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek


(36)

b) Al-qardh al-hasan juga merupakan salah satu ciri pembeda antara bank syariah dan bank konvensional yang didalamnya terkandung misi sosial, disamping misi komersial.

c) Adanya misi sosial-kemasyarakatan ini akan meningkatan citra baik dan meningkatkan loyalitas masyarakat terhadap bank syariah.

Risiko dalam al-qardh terhitung tinggi karena ia dianggap pembiayaan yang tidak dituup dengan jaminan.Secara umum, al-qardh

dapat digambarkan dalam skema berikut.

3. Al-Ijarah

a. Pengertian Ijarah

Al-Ijarah berasal dari kata al-ajru yang arti menurut bahasanya ialah al-„iwadh yang arti dalam bahasa indonesianya adalah ganti dan upah.

Modal 100%

NASABAH BANK

PROYEK USAHA

Keuntungan PERJANJIAN QARDH Tenaga

kerja

Kembali modal 100%


(37)

Sedangkan menurut istilah, para ulama berbeda-beda mendefinisikan ijarah, antara lain adalah sebagai berikut:17

1) Menurut Hanafiyyah bahwa ijarah adalah:

جأ س ع

ع ع ك ع

ع

Artinya: “Akad untuk membolehkan pemilikan manfaat yang

diketahui dan disengaja dari suatu zat yang disewa dengan

imbalan”.

2) Menurut Malikiyyah bahwa ijarah adalah:

ا

ع

أ ع ع ع س

Artinya: “Nama bagi akad-akad untuk kemanfaatan yang bersifat

manusiawi dan untuk sebagian yang dapat dipindahkan”. 3) Menurut Syeikh Syihab Al-Din dan Syaikh Umairah bahwa yang

dimaksud dengan ijarah adlah:

ع

ع ح غ

ع ع ع ع

Artinya: “Akad atas manfaat yang diketahui dan disengaja untuk

memberi dan membolehkan dengan imbalan yang diketahui

ketika itu”

4) Menurut Sayyid Sabiq bahwa ijarah adalah suatu jenis akad untuk mengambil manfaat dengan jalan penggantian.

Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan (ownership/milkiyyah) atas barang itu sendiri.18

17

Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, h.114

18M. Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek


(38)

Dari definisi-definisi diatas, kiranya dapat ditarik kesimpulan bahwa ijarah adalah menukar sesuatu dengan ada imbalannya.

b. Landasan Hukum 1) Al-Qur’an

 

Artinya: “ .... Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, Maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha

melihat apa yang kamu kerjakan.” (Al-Baqarah: 233).

 ...

Artinya: “... Jika mereka menyusukan (anak-anak)mu untukmu

Maka berikanlah kepada mereka upahnya” (At-Thalaq:6) 2) Al-Hadits

Dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah bersabda,

ع ّفج أ جأ جأ طعأ

Artinya: “Berikanlah upah pekerja sebelum keringatnya kering.” (HR Ibnu Majah)19

Dan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori:

جأ ّجح طعأ س ع ه ص ه س ج ح

Artinya: “Rasulullah berbekam dan memberikan upahnya kepada

tukang bekam itu” (Riwayat Bukhori)20

19

Sunan Ibni Majah, Hadits no.2443, h.83.

20

Imam Bukhori, Shohih Bukhori, kitab bad’i al-wahyi, (Kairo:Daarus Syu’ab), juz.3, no.2278, h.122.


(39)

c. Rukun dan Syarat Ijarah

Rukun-rukun dan syarat ijarah adalah sebagai berikut:21

1) Mu’jir dan Musta’jir, yaitu orang yang melakukan akad sewa-menyewa atau upah mengupah. Mu’jir adalah orang yang memberikan upah dan yang menyewakan, musta’jir adalah orang yang menerima upah untuk melakukan sesuatu dan yang menyewa sesuatu. Disyaratkan pada mu’jir dan musta’jir adalah baligh, berakal, cakap melakukan tasharruf, dan saling meridhai.

2) Shighat ijab qabul antara mu’jirdan musta’jir, ijab qabul sewa menyewa dan upah-mengupah. Ijab qabul sewa meenyewa

misalnya “Aku sewakan mobil ini kepadamu tiap hari seharga Rp 100.000,00”, maka musta’jir menjawab “Aku terima sewa mobil tersebut dengan harga demikian setiap hari”.

3) Ujrah (upah), disyaratkan diketahui jumlahnya oleh kedua pihak, baik dalam sewa-menyewa atau upah-mengupah.

4) Barang yang disewakan atau sesuatu yang dikerjakan dalam upah mengupah, disyaratkan pada barang yang disewakan beberapa hal sebagai berikut:

a) Hendaklah barang yang menjadi objek akad sewa-menyewa dan upah-mengupah dapat dimanfaatkan kegunaannya.

b) Hendaklah barang yang menjadi objek akad sewa-menyewa

21


(40)

dan upah-mengupah dapat diserahkan kepada penyewa dan pekerja berikut kegunaannya (khusus dalam sewa menyewa). c) Manfaat dari benda yang disewa adalah perkara yang mubah

(boleh) menurut syariat bukan hal yang dilarang (diharamkan). d) Benda yang disewakan disyaratkan kekal „ain (zat)-nya hingga

waktu yang ditentukan menurut perjanjian akad. d. Pembayaran Upah dan Sewa

Jika ijarah itu suatu pekerjaan, maka kewajiban pembayaran upahnya pada waktu berakhirnya pekerjaan. Bila tidak ada pekerjaan lain, jika akad sudah berlangsung dan tidak disyaratkan mengenai pembayaran dan tidak ada ketentuan penangguhannya, menurut Abu Hanifah wajib diserahkan upahnya secara berangsur sesuai dengan manfaat yang

diterimanya. Menurut Imam Syafi’i dan Ahmad, sesungguhnya ia berhak dengan akad itu sendiri. Jika mu’jir menyerahkan zat benda yang disewa kepada musta’jir, ia berhak menerima bayarannya karena penyewa (musta’jir) sudah menerima kegunaan.22

Hak menerima upah bagi musta’jir adalah sebagai berikut:

1) Ketika pekerjaan selesai dikerjakan, beralasan kepada hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah,

ع ّفج أ جأ جأ طعأ

22


(41)

Artinya: “Berikanlah upah sebelum keringat pekerja itu kering”.23 2) Jika menyewa barang, uang sewaan dibayar ketika akad sewa, kecuali

bila dalam akad ditentukan lain, manfaat barang yang di-ijarah-kan mengalir selama penyewaan berlangsung.

4. Al Wakalah24

a. Pengertian

Perwakilan adalah al – wakalah atau al – wikalah. Menurut bahasa artinya adalaah al-hifdz, al-kifayah, al–dhaman, dan al–tafwidhh

(penyerahan, pendelegasian, dan pemberian mandat). Al-wakalah atau al-wikalah menurut istilah para ulama berbeda, antara lain adalah sebagai berikut:

1) Ulama Syafi’iyyah berpendapat bahwa wakalah ialah:

ح ح ع غ ش ص ش ّ أ ع ع

Artinya: “Suatu ibarah seoarng menyerahkan sesuatu kepada yang

lain untuk dikerjakan ketika hidupnya” 2) Malikiyyah berpendapat bahwa wakalah adalah:

أ

(

)

ف فّ

ح ف غ ص ش

Artinya: “Seseorang menggantikan (menempati) tempat yang lain

dalam hak (kewajiban), dia yang mengelolan pada saat itu”

Hanfiyyah berpendapat bahwa wakalah adalah:

23

Sunan Ibni Majah, no.2443, h.83.

24


(42)

فّ

ف س غ ص ش أ

Artinya:“Seseorang menempati diri orang lain dalam tasharruf (pengelolaan)”

Menurut Hasbi Ash-Shiddiqie bahwa wakalah ialah:

س ع خآ

ش ص ش ف

ع ع

Artinya: “Akad penyerahan kekuasaan, pada akad itu seseorang

menunjuk orang lain sebagai gantinya dalam bertindak.” b. Dasar Hukum

Dasar hukum adalah firman Allah dalam surat Al-Kahfi ayat 19:



Artinya: “Maka suruhlah salah seorang di antara kamu untuk pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini”

Dan surat An-Nisa ayat 35:

 

 

Artinya: “Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, Maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan. Jika kedua orang hakam itu bermaksud Mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada suami-isteri itu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”.

Rasulullah bersabda:

ع ه

ج ع

:

ّص

أف خ

أ

ف ّس ع ه

:

شع س خ ف

ك أ

س

(

أ


(43)

Artinya: “Dari Jabir r.a dia berkata: Aku keluar pergi ke Khaibar, lalu

aku datang kepada Rasulullah Saw, maka beliau bersabsa,

“Bila engkau datang pada waktu di Khaibar, maka ambilah

darinya 15 wasaq” (Riwayat Abu Dawud).25

ع ه

ج ع

نأ

ّس ع ه ّص

س ثاث ح ح ف

ف ئ ع س

غ ح ف َ ع طعأ ث

(

ح

)

Artinya: “Dari Jabir r.a bahwa Nabi Saw.menggiring 100 ekor sapi, dan ketika sampai di tempat penyembelihan, Rosul menyembelih kurban sebanyak 63 ekor hewan kemudian memberikan kepada Ali r.a. , maka ia menyembelih binatang

kurban yang belum disembelih” (Riwayat Muslim).26 c. Rukun dan Syarat al-Wakalah

Rukun-rukun al wakalah adalah sebagai berikut:

1) Orang yang mewakilkan, syarat-syarat bagi orang yang mewakilkan adalah dia pemilk barang atau dibwah kekuasaannya dapat bertindak padaharta tersebut. Jika yang mewakilkan bukan pemilik, maka wakalah tersebut batal.

2) Wakil (yang mewakili), syarat-syarat bagi yang mewakili adalah bahwa yang mewakili adalah orang yang berakal. Bila seseorang wakil

itu idiot, gila, atau belum dewasa, maka perwakilan batal.

3) Muwakkal fih (sesuatu yang diwakilkan), syarat-syarat sesuatu yang diwakilkan adalah:

a) Dapat menerima penggantian, maksudnya boleh diwakilkan pada orang lain untuk mengerjakannya.

25

Sunan Abi Dawud, Bab fi al-Wakalah, (Beirut:Daarul Kitab al-Arabi), no.3634, h.350

26

Shohih Ibni Hibban, Kitab az-Zaba’ih, Bab Zikri Wasfhi Ma Naharo an -Nabiyyu, (Beirut 1993:Mu’assasah ar-Risalah), cet.2, no.4018, juz.4 , h.327.


(44)

b) Dimiliki oleh yang berwakil ketika ia berwakil itu, maka batal mewakilkan sesuatu yang akan dibeli.

c) Diketahui dengan jelas, maka batal mewakilkan sesuatu yang

masih samar, seperti seseorang berkata; “Aku jadikan engkau

sebagai wakilku untuk mengawinkan salah seorang anakku”

d) Shigat,yaitu lafaz mewakilkan, shigat diucapkan dari yang berwakil sebagai simbol keridhoannya untuk mewakilkan, dan wakil menerimanya.

d. Mewakilkan untuk Berjual Beli27

Seseorang mewakilkan orang lain untuk menjual sesuatu tanpa adanya ikatan harga tertentu, pembayarannya tunai (kontan) atau berangsur, di kampung atau di kota, maka wakil (yang mewakili) tidak boleh menjualnya dengan seenaknya saja. Dia harus menjual sesuai dengan harga pada umumnya dewasa itu sehingga dapat dihindari ghubun

(kecurangan), kecuali bila penjualan tersebut diridhoi oleh yang mewakilkan.

Pengertian mewakilkan secara mutlak bukan berarti seseorang dapat bertindak semena-mena, tetapi maknanya dia berbuat untuk melakukan jual beli yang dikenal dikalangan para pedagang dan untuk hal yang lebih berguna bagi yang mewakilkan.

Jika perwakilan itu bersifat terikat, wakil berkewajiban mengikuti apa saja yang telah dditentukan oleh orang yang mewakilkan. Ia tidak

27


(45)

boleh menyalahinya, kecuali kepada yang lebih untuk orang yang mewakilkan. Bila dalam persyaratan ditentukan bahwa benda itu harus dijual dengan harga Rp 10.000 kemudian dijual dengan harga yang lebih tinggi, misalnya Rp 12.000 atau dalam akad ditentukan bahwa barang itu boleh dijual dengan angsuran, kemudian barang tersebut dijual secara tunai, maka penjualan seperti ini sah menurut pandangan Abu Hanifah.

Bila yang mewakili menyalahi aturan-aturan yang telah disepakati ketika akad, penyimpangan tersebut dapat merugikan pihak yang mewakilkan, maka tindakan tersebut bathil menurut padangan mazhab

Syafi’i. Menurut Hanafi tindakan itu tergantung pada kerelaan orang yang

mewakilkan. Jika yang mewakilkan membolehkannya, maka menjadi sah, bila tidak meridhainya, maka menjadi batal.

B. Investasi

Saat ini pamor investasi semakin menanjak seiring teredukasi-nya masyarakat dengan cara mengelola keuangan. Orang semakin sadar bahwa menyimpan uang dalam celengan atau di bawah bantal, tidak lagi memberi nilai lebih. Sebaliknya, semangat untuk membuat uang berkembang baik dengan

sendirinya, “membuat uang bekerja untuk Anda”, menyebabkan produk-produk investasi semakin dilirik orang. Orang pun semakin sadar bahwa nilai uang saat ini berbeda dengan masa yang datang.28

28

Istijanto Oei, Kiat Investasi Valas, Emas, Saham, (Jakarta: PT Gramdia Pustaka Utama, 2009), cet.II, h.2.


(46)

Investasi secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengembangakan harta.Di dalam kamus lengkap ekonomi, investasi didefinisikan sebagai penukaran uang dengan bentuk-bentuk kekayaan lain, seperti saham atau harta tidak bergerak yang diharapkan dapat ditahan selama periode waktu tertentu supaya menghasilkan pendapatan.29

Instrumen yang dapat digunakan untuk berinvestasi antara lain adalah deposito, saham, emas batangan, obligasi, berbagai reksadana, unit link, dan lain-lain yang tiap dari masing-masing instrumen tersebut memiliki karakter, resiko dan hasil yang berbeda.

Pada dasarnya konsep investasi dalam Islam tidak berbeda dengan konsep investasi pada umumnya (konvensional). Ahmad Rodoni dalam bukunya Investasi Syariah menyatakan bahwa Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang ddilakukan pada saat ini, dengan tujuan untuk memperoleh sejumlah keuntungan dimasa yang akan datang yang sesuai dengan syariah Islam. Jadi titik perbedaannya adalah kesesuaian seluruh tindakan investasi dengan aturan syariat Islam, sehingga seluruh praktisi investasi dalam kondisi apapun harus tetap berada dalam koridor syariat Islam.

Ada dua hal yang menjadi landasan dalam ekonomi Islam, termasuk kegiatan berinvestasi, yaitu Al-Qur’an dan Al-Hadits. Hukum-hukum yang diambil dari kedua sumber tersebut secara konsep dan prinsip adalah hukum yang tidak dapat diubah-ubah. Ada empat landasan normatif dalam etika Islami yang dapat dipresentasikan dalam aksioma etika, yaitu:

29


(47)

1. Landasan Tauhid, yang merupakan landasan filosofis yang dijadikan fondasi bagi tiap muslim dalam melangkah menjalankan fungsi hidupnya, diantaranya adalah menjalankan kegiatan investasi. Makna tauhid dalam etika Islam adalah kepercayaan penuh dan murni terhadap ke-Esaan Tuhan yang secara khusus menunjukkan dimensi vertikal Islam.

2. Landasan Keadilan dan Kesejajaran, yang dalam hal ini berkaitan dengan pembagian manfaat kepada semua komponen dan pihak yang terlibat dalam usaha ekonomi dan dan kewajiban terjadinya sirkulasi kekayaan pada semua anggota masyarakat dan mencegah terjadinya konsentrasi ekonomi hanya pada segelintir orang.

3. Landasan kehendak bebas, yakni manusia secara sunnatullah terlahir dengan memiliki kehendak bebas dan berpotensi untuk menentukan pilihan yang beragam baik itu benar ataupun salah.

4. Landasan Pertanggung jawaban, yang berkaitan erat dengan aksioma kebebasan karena memang kedua aksioma tersebut merupakan pasangan alamiah. Pilihan yang ditentukan oleh tiap manusia tidak terlepas dari pertanggung jawabannya.

Keempat landasan etika Islam tersebut yang memiliki akar dari syariah, dapat dikaitkan dengan permasalahan ekonomi khususnya investasi agar menjadi panduan dalam bertindak. Suatu hal yang dapat menimbulkan dampak serius pada kesejahteraan adalah pemahaman bahwa memanfaatkan sumber daya ekonomi merupakan bentuk amanah dari Allah Yang Maha Segalanya karena semua


(48)

sumber daya yang ada di dunia ini adalah mutlak milik Allah dan manusia hanya sebatas mendapatkan amanah untuk mengelolanya.30

C. Analisis SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats)

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats).31

Diagram Analisis SWOT

Kuadran 1 : Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan memiliki peluang dan kekeuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus ditetapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth Oriented Strategy).

30

Ahmad Rodoni, Investasi Syariah, h.30

31

Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT Gramedia Pustaka Utama, (Jakarta: juli 2006),cet.16, h.19

III

IV

I

II

BERBAGAI PELUANG

KELEMAHAN INTERNAL KEKUATAN INTERNAL


(49)

Kuadran 2 : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan masih memilki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengana cara strategi diversifikasi (produk/pasar).

Kuadran 3 : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi dilain pihak , ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.

Kuadran 4 : Ini merupakan situasi yang sangat tidak meenguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.

Penelitian menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal Peluang (opportunities) dan Ancaman (threats) dengan faktor internal Kekuatan (strengths) dan Kelemahan (weaknesses).

Matriks SWOT adalah merupakan sakah satu alat pencocokan yang penting sebagai dasar, yang membantu seorang pengambil keputusan dalam suatu perusahaan untuk menentukan suatu keputusan dengan cara mengembangkan empat tipe strategi; yaitu strategi SO, Strategi WO, Strategi ST, Strategi WT.32

Strategi SO atau strategi kekuatan-peluang adalah strategi yang

32

Fred R David, Manajemen Strategis: Konsep, Prentice-Hall Inc, (Edisi Indonesia: 2004), h.184.


(50)

menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal.

Strategi WO atau strategi kelemahan-peluang bertujuan untuk memperbaiki kelemahan dengan memanfaatkan peluang eksternal. Kadang-kadang peluang eksternal itu ada, tetapi sebuah perusahaan mempunyai kelemahan internal yang menghambatnya menggunakan peluang itu. Maka dengan strategi WOsuatu perusahaan harus bisa mencari startegi untuk memanfaatkan peluang tersebut.

Strategi ST atau strategi kekuatan-ancaman menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal.

Strategi WT atau strategi kelemahan-ancaman merupakan taktik defensif yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal dan menghindari ancaman lingkungan. Sebuah organisasi dihadapkan pada berbagai ancaman eksternal dan kelemahan internal mungkin bahkan dalam posisi penuh risiko. Faktanya suatu perusahaan seperti itu mungkin harus berjuang agar dapat bertahan, merjer, penghematan, menyatakan bangkrut atau memilih likuidasi.

Adapun untuk skema yang mewakili Matriks SWOT dapat disajikan dalam gambar berikut:


(51)

Matriks SWOT KEKUATAN (S) 1. 2. 3. 4. KELEMAHAN (W) 1. 2. 3. 4.

PELUANG (O) STRATEGI SO

1. 2. 3. 4. STRATEGI WO 1. 2. 3. 4.

ANCAMAN (T) STRATEGI ST

1. 2. 3. 4. STRATEGI WT 1. 2. 3. 4.

Tujuan dari tiap alat pencocokan dalam Matriks SWOT ini adalah menghasilkan strategi alternatif yang baik, bukan untuk memilih atau menetapkan strategi mana yang terbaik. Oleh karena itu, tidak semua strategi yang dikembangkan dalam Matriks SWOT akan dipilih untuk implementasi.33

33


(52)

43 BAB III

PROFIL BANK SYARIAH MANDIRI

A. Sejarah Berdirinya1

Krisis moneter dan ekonomi sejak juli 1997, yang disusul dengan krisis pilitik nasional telah membawa dampak besar dalam perekonomian nasional. Krisis tersebut telah mengakibatkan perbankan indonesia yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami kesulitan yang sangat parah. Keadaan tersebut menyebabkan pemerintah indonesia terpaksa mengambil tindakan untuk merestrukturisasi dan merekapitulasi sebagian bank-bank di Indonesia.

Lahirnya Undang-Undang No.10 tahun 1998, tentang perubahan atas Undang-Undang No.7 tahun 1992 tentang perbankan, pada bulan November 1998 telah memberi peluang yang sangat baik bagi tumbuhnya bank-bank syariah di Indonesia. Undang-Udang tersebut memungkinkan bank beroperasi sepenuhnya secara syariah atau dengan membuka cabang khusus syariah.

PT. Bank Susila Bakti (BSB) yang dimilki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP), PT. Bank Dagang Negara dan PT. Mahkota Prestasi berupaya keluar dari krisis 1997-1999 dengan berbagai cara. Mulai dari langkah-langkah menuju merger sampai pada akhirnya memilih konversi menjadi bank syariah dengan suntikan modal dari pemilik.

1

Bank Syariah Mandiri. Laporan Tahunan 2003, Annual Report. Hal.08. Didapat dari Officer Gadai Emas BSM iB


(53)

Dengan terjadinya merger empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim dan Bapindo) kedalam PT. Bank Mandiri (persero) pada tanggal 31 juli 1999, rencana perubahan PT. Bank Susila Bakti (BSB) menjadi bank syariah (dengan nama Bank Syariah Mandiri) diambil alih oleh PT. Bank Mandiri (persero).

PT. Bank Mandiri (persero) selaku pemilik baru mendukung sepenuhnya dan melanjutkan rencana perubahan PT. Bank Susila Bakti menjadi Bank Syariah, sejalan dengan keinginan PT. Bank Mandiri untuk membentuk unit syariah . Langkah awal dengan mengubah Anggaran Dasar tentang nama PT. Bank Susila Bakti menjadi PT. Bank Syariah Sakinah berdasarkan Akta Notaris : Ny. Machrani M.S SH, No 29 pada tanggal 19 mei 1999. Kemudian melalui Akta No. 23 tanggal 8 September 1999, Notaris : Sutjipto, SH, nama PT. Bank Syariah Sakinah Mandiri diubah menjadi PT. Bank Syariah Mandiri.

Pada tanggal 25 Oktober 1999, Bank Indonesia melalui Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 1/24/KEP.BI/1999 telah memberikan izin perubahan kegiatan usaha konvensional menjadi kegiatan usaha berdadarkan prinsip syariah kepada PT. Bank Susila Bakti. Selanjutnya dengan Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/1999 tanggal 25 Oktober 1999, Bank Indonesia telah menyetujui perubahan nama PT. Bank Susila Bakti menjadi PT. Bank Syariah Mandiri.

Senin tangggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999 merupakan hari pertama beroperasinya PT. Bank Syariah Mandiri. Kelahiran PT.


(54)

Bank Syariah Mandiri merupakan buah usaha bersama dari para perintis bank syariah di PT. Bank Susila Bakti dan Manajemen PT. Bank Mandiri yang memandang pentingnya kehadiran bank syariah dilingkungan PT. Bank Mandiri (persero).

PT. Bank Syariah Mandiri hadir sebagai bank yang mengkombinasikan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani yang melandasi operasinya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan PT. Bank Syariah Mandiri sebagai alternatif jasa perbankan di Indonesia.

B. Visi dan Misi2

Visi Bank Syariah Mandiri adalah “Menjadi bank syariah terpercaya

pilihan mitra usaha”. Dengan misi:

1. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan.

2. Mengutamakan penghimpunan dana konsumer dan penyaluran pembiayaan pada segmen UMKM.

3. Merekrut dan mengembangkan pegawai profesional dalam lingkungan kerja yang sehat.

4. Mengembangkan nilai-nilai syariah universal.

2

Piping Tobana, Officer Gadai Emas BSM Cabang Bekasi, wawancara pribadi tanggal 23 Mei 2011.


(55)

5. Menyelenggarakan operasional bank sesuai standar perbankan yang sehat. Seperti kantor cabang lainnya, kantor Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi juga berkomitmen menerapkan Shared Values. Adapun Shared Values Bank Syariah Mandiri sesuai surat edaran tentang “Visi, misi dan BSM Shared Values” adalah:

1. Excellence (Imtiyaaz), yaitu Berupaya mencapai kesempurnaan melalui perbaikan yang terpadu dan berkesinambungan dengan menerapkan karakter

Perfection, Ownership, Prudence, Competence.

2. Team Work („Amal Jamaa‟iy), yaitu Mengembangkan lingkungan kerja yang

saling bersinergi dengan menerapkan karakter Trust, Result, Respect, Effective Communication.

3. Humanity (Insaaniyah), yaitu Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan religius dengan menerapkan karakter Sincerty, Universality, Social Responsibility.

4. Integrity (Shidiq), yaitu Menaati kode etik profesi dan berpikir serta berperilaku terpuji dengan menerapkan karakter sebagai berikut Honesty, Dicipline, Responsibility

5. Customer Focus (Tafdhiilu Al „Umalaa), Memahami dan memenuhi

kebutuhan pelanggan untuk menjadikan Bank Syariah Mandiri sebagai mitra yang terpercaya dan menguntungkan dengan menerapkan karakter Good Governance, Innovation, Customer Satisfying


(56)

C. Produk dan Jasa Bank Syariah Mandiri3

PT bank Syariah Mandiri memiliki tiga jenis produk perbankan, yaitu: 1. Pendanaan

a. Tabungan Berencana BSM b. Tabungan Simpatik BSM c. Tabungan BSM

d. Tabungan BSM Dollar e. Tabungan Mabrur BSM f. Tabungan Kurban BSM g. Deposito BSM

h. Giro BSM Euro i. Giro BSM j. Giro BSM Valas

k. Obligasi Bank Syariah Mandiri (Mudharabah) 2. Pembiayaan.

a. BSM Customer Network Financing b. Pembiayaan Resi Gudang

c. Pembiayaan kepada Koperasi Karyawan untuk Para Anggotanya (PKPA) d. Pembiayaan Edukasi BSM

e. BSM Implan

f. Pembiayaan Griya BSM

3


(57)

g. Pembiayaan Griya BSM Bersubsidi h. Pembiayaan Griya BSM DP 0% i. Gadai Emas BSM

j. Pembiayaan Mudharabah BSM

k. Pembiayaan khusus untuk modal kerja. l. Pembiayaan Murabahah BSM

m. Pembiayaan Talangan Haji BSM n. Pembiayaan kepada Pensiunan 3. Jasa

a. BSM Card

b. BSM SMS Banking

c. BSM Mobile Banking GPRS (MBG) d. BSM Net Banking

e. Jual Beli Valas BSM f. BSM Electronic Payroll g. BSM Letter of Credit

h. BSM SUCH (Saudi Umrah & Haj Card)

i. Layanan Kiriman Uang Domestik dan Luar Negeri Western Union j. Kliring BSM

k. Inkaso BSM

l. Intercity Clearing


(58)

n. Pajak Online BSM o. BSM Standing Order


(59)

50 BAB IV

DESKRIPSI & ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Mekansime dan Operasional Pembiayaan GadaiEmas Untuk Investasi Pada Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi.

1. Gadai Emas BSM iB Pada Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi

Pembiayaan Gadai Emas untuk investas pada Bank Syariah Mandiri merupakan salah satu layanan yang diberikan oleh pihak Bank Syariah Mandiri kepada calon nasabahnya yang menginginkan kepemilikan aset emas berupa logam mulia atau dinar bersertifikat, dengan menggunakan produk Gadai Emas BSM iB sebagai alat untuk kepemilikan emasnya.1Jadi Pembiayaan ini bukanlah merupakan produk Bank Syariah Mandiri, akan tetapi merupakan layanan yang diberikan untuk kepentingan nasabah Bank Syariah Mandiri. Oleh karena layanan ini menggunakan produk Gadai Emas BSM iB, maka kiranya penulis harus memberikan gambaran tentang produk tersebut terlebih dahulu sebelum membahas tentang layanan kepemilikan aset emas ini.

Untuk produk Gadai Emas BSM iB sendiri, berdasarkan fatwa Dewan Syariah Nasional No. 26/DSN-MUI/III/2002 tanggal 28 Maret Tahun 2002 tentang Gadai Emas, maka pada awal bulan Juli tahun 2002 produk gadai emas ini mulai dioperasikan, dimana di Bank Syariah Mandiri Cabang

1

Piping Tobana, pelaksana taksir Gadai Emas Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi, wawancara pribadi tgl 22 Mei 2011


(60)

Bekasi produk ini baru diluncurkan pada tanggal 18 Maret 2009.

Gadai Emas Bank Syariah Mandiri iB (Gadai Emas BSM iB) adalah produk bank yang memberikan fasilitas pembiayaan kepada nasabah menggunakan prinsip qardh dengan jaminan berupa emas nasabah yang bersangkutan dengan pengikatan secara gadai. Barang atau harta dimaksud ditempatkan dalam penguasaan dan pemeliharaan bank. Atas pemeliharaan tersebut, bank mengenakan biaya sewa atas dasar prinsip ijarah.2

Adapun ketentuan dan fitur produk Gadai Emas BSM iB ini adalaha sebagai berikut:3

Syarat dan Ketentuan:

a. Pembiayaan:mulai dari Rp 500 ribu.

b. Jaminan: emas merah dan emas kuning (perhiasan atau lantakan).

c. Jangka waktu: 4 bulan dan dapat diperpanjang (gadai ulang). Sebelum jatuh tempo 4 bulan jika ingin dilunasi maka dihitung per 15 hari.

Manfaat dan Kemudahan: a. Aman dan terjamin. b. Proses mudah dan cepat.

c. Biaya pemeliharaan yang kompetitif. d. Terkoneksi dengan rekening tabungan. Persyaratan:

2

Piping Tobana, Pelaksana Penaksir operasional Gadai Emas Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi, Wawancara Pribadi, berdasarkan SOP Pembiayaan Gadai, Bekasi 23 Mei 2011.

3

Piping Tobana, Berdasarkan brosur Gadai Emas BSM iB yang berlaku, Bekasi 23 Mei 2011.


(61)

a. Kartu identitas nasabah (KTP).

b. Jaminan berupa emas perhiasan atau lantakan. Peruntukkan:

a. Perorangan. Karakteristik:

a. Berdasarkan prinsip syariah dengan akad qardh dalam rangarahn dan akad

ijarah.

b. Biaya administrasi dan asuransi barang jaminan dibayar pada saat pencairan.

c. Biaya pemeliharaan dihitung per 15 hari dan dibayar pada saat pelunasan. d. Cukup dengan membayar biaya pemeliharaan dan administrasi bila

sampai dengan 4 bulan belum dapat melunasi pinjaman.

Adapun prosedur untuk memperoleh pembiayaan Gadai Emas BSM iB adalah sebagai berikut:

a. Nasabah bisa datang ke kantor Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi yang beralamat di Jl. A. Yani, Blok A5 No.6 Lantai 2 di bagian Gadai Emas.

b. Kemudian nasabah bisa memberikan barang yang akan digadaikan berupa emas perhiasaan, logam mulia atau dinar bersertifikat kepada Officer gadai untuk diperiksa jenis emasnya. Dan nasabah juga dapat berkonsultasi tentang tujuan dari kedatangannya tersebut.


(62)

diberikan oleh bank kepada nasabah, nasabah bisa langsung mengisi Formulir Permohonan Gadai Emas BSM, dan menyerahkan barang yang akan dijaminkan/digadaikan.

d. Selanjutnya pemberian uang dilakukan oleh kasir atau teller dengan mengkreditkan uang pinjaman tersebut ke rekening nasabah.

e. Jika nasabah melakukan pembiayaan diatas Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah) maka harus memiliki rekening Bank Syariah Mandiri, jika belum memiliki maka harus membuka rekening terlebih dahulu.

Jangka waktu pinjaman adalah selama 4 (empat) bulan, namun jika nasabah belum bisa melunasi hutangnya dalam jangka waktu yang telah ditentukan tersebut maka Bank Syariah Mandiri bisa memberikan dispensasi/keringanan bagi nasabah denganmemperpanjang masa tenggang selama 15 (lima belas) hari sejak jatuh tempo. Jika nasabah tidak dapat melunasi juga samapi batas waktu perpanjangan yang diberikan, maka nasabah bisa mendatangkan pembeli barang gadai dari luar atau bank sendiri yang akan menjualnya, tidak dengan cara lelang, melainkan dengan menjualnyake toko emas yang telah bekerja sama dengan bank. Jika terdapat kelebihan penjualan barang gadai, maka bank akan memberikan sisa lebih tersebut kepada nasabah, baik secara langsung atau mengkredit ke rekening nasabah.4

Adapun prosedur pelunasan uang pinjaman dapat dilakukan dengan

4

Piping Tobana, Officer Penaksir Gadai Emas BSM Cabang Bekasi. Wawancara pribadi tgl 23 Mei 2011.


(63)

langkah seperti berikut:

a. Dana pinjaman dapat dilunasi oleh nasabah setipa waktu tanpa harus menunggu masa jatuh tempo (yaitu 4 bulan)

b. Pembayaran utang pinjaman bisa dibayarkan dengan cara datang langsung ke bank atau secara otomatis melalui rekening secara online, nasabah dapat melakukan pelunasan dari cabang manapun dengan cara menyetor ke rekening sebelum jatuh tempo masa pelunasan.

c. Setelah selesai melunasi pinjaman, nasabah bisa kembali mengambil barang yang digadaikannya kepada petugas bank bagian gadai dengan menunjukkan bukti pelunasan pembayaran.

Contoh perhitungan:

Pak Fulan datang ke BSM dengan membawa 10 gram logam mulia untuk keperluan biaya pendidikan anaknya. BSM dapat memberikan fasilitas pembiayaan gadai sebagai berikut:

a. Nilai taksiran:

10 ram x Rp 400.000,00 = Rp 4.000.000,00 b. Pembiayaan yang dapat diberikan:

90% x Rp. 4.000.000,00 = Rp 3.600.000,00

c. Biaya administrasi & asuransi dibebankan pada saat pencairan: Rp 20.000,00 + Rp 5.320 = Rp. 25.320,00

d. Biaya pemeliharaan per 15 hari :

Rp 5.500/gram/bulan x 10 gram x 15/30 hari = Rp 27.500,00


(64)

pemeliharaan mengikuti ketentuan bank yang berlaku pada saat transaksi.5 2. Pembiayaan Gadai Emas (Kepemilikan Logam Mulia) Pada Bank

Syariah Mandiri Cabang Bekasi

Kecenderungan masyarakat yang mempunyai kesadaran tinggi untuk berinvestasi yang disebabkan karena kebutuhan hidup di masa mendatang akan semakin besar, mendorong mereka untuk berlomba-lomba mencari solusi, alternatif, dan tekhnik berinvesatsi yang baik sehingga mereka mampu mengoptimalkan dana mereka saat ini. Salah satu obyek investasi yang sedang marak dibicarakan dan memilki prospek baik adalah investasi dengan emas dengan berbagai keistimewaannya.

Masyarakat pada umumnya dahulu mengetahui bahwa berinvestasi dengan emas adalah hanya sebatas membeli dan menyimpan perhiasan emas. Namun di kondisi sekarang ini, dengan semakin mengglobalnya informasi tentang berinvestasi dengan emas seperti Kebun Emas, Hujan Emas, Angsa Emas dan lainnya, maka masyarakat mulai mencari cara atau tekhnik untuk berinvestasi dengan mudah dan dengan modal awal yang tidak terlalu besar.

Bank syariah Mandiri Sesuai dengan visi dan misinya, selalu ingin memberikan layanan yang terbaik bagi setiap kebutuhan nasabahnya yang pada hal ini adalah nasabah yang menginginkan kepemilikan aset emas sebagai alat investasi.6 Kebutuhan masyarakat inilah yang menjadi landasan

5

Brosur Gadai Emas Bank Syariah Mandiri iB , 24 Mei 2011.

6


(65)

dan motif Bank Syariah Mandiri, khusunya pada penelitian ini adalah Bank Syariah mandiri Cabang Bekasi, untuk membuat suatu layanan pembiayaan agar nasabah bisa memilki aset emas dengan menggunakan Produk Gadai Emas BSM iB sebagai alat investasinya.

Pembiayaan ini adalah suatu layanan pembiayaan yang diberikan oleh Bank Syariah Mandiri kepada calon nasabahnya yang menginginkan kepemilikan aset emas dengan proses yang mudah serta modal yang tidak terlalu besar karena dapat disesuaikan dengan kebutuhan calon nasbah itu sendiri. Jadi nasabah yang ingin memilki aset berupa emas bisa menggunakan layanan ini dengan sistem pembayaran secara cicil.

Manfaat:

a. Proses Cepat b. Proses Mudah c. Jaminan keamanan Akad:

a. Akad yang digunakan adalah akad jual beli, akad Wakalah, akad Qardh

dalam rangka Rahn dan akad Ijarah.

b. Akad jual beli adalah akad yang terjadi antara pihak nasabah dengan toko emas yang telah bekerja sama dengan pihak Bank Syariah Mandiri

c. Akad wakalah adalah akad yang terjadi antara bank dengan nasabah, dimana bank adalah yang mewakilkan nasabah dalam transaksi jual beli dengan toko emas, dan nasabah adalah pihak yang terwakili oleh bank.


(1)

Grafik harga emas dunia di Pasar London Tahun 2011


(2)

Laporan harga emas dunia di Pasae Emas London Tahun 2009


(3)

Laporan harga emas dunia di Pasae Emas London Tahun 2010


(4)

Laporan harga emas dunia di Pasae Emas London Tahun 2011


(5)

Grafik harga emas dunia di pasar emas London Januri – Mei 2011

Grafik harga emas dunia di pasar emas London Juni 2010 – Mei 2011


(6)

Grafik harga emas dunia di pasar emas London Juni 2006 – Mei 2011

Grafik harga emas dunia di pasar emas London Juni 2001 – Mei 2011