Unsur ekstrinsik prosa Apresiasi Prosa

51 Yang ada hanya penyebutan latar secara umum.Misalnya, di tepi hutan, di sebuah dewasa, pada suatu waktu, pada zaman dahulu, di kala senja.

c. Penokohan

Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan karakter tokoh-tokoh dalam cerita. Untuk menggambarkan karakter seorang tokoh, pengarang dapat menggunakan teknik sebagai berikut: • penggambaran langsung oleh pengarang • penggambaran fisik dan perilaku tokoh • penggambaran lingkungan kehidupan tokoh • penggambaran tata kebahasaan tokoh • pengungkapan jalan pikiran tokoh • penggambaran oleh tokoh lain

d. Alur plot

Alur : rangkaian peristiwa jalinan cerita dari awal sampai kimaks serta penyelesaian. Macam-macam Alur : – Alur mundur : jalinan peristiwa dari masa kini ke masa lalu. – Alur maju : jalinan peristiwa dari masa lalu ke masa kini – Alur gabungan : gabungan dari alur maju dan alur mundur secara bersama- sama. Dan secara umum Alur terbagi ke dalam bagian-bagian berikut; Pengenalan situasi : memperkenalkan para tokoh, menata adegan, dan hubungan antar tokoh. Pengungkapan peristiwa : mengungkap peristiwa yang menimbulakan berbagai masalah. Menuju adanya konflik : terjadi peningkatan perhatian ataupun keterlibatan situasi yang menyebabkan bertambahnya kesukaran tokoh.

4. Unsur ekstrinsik prosa

a. Latar Belakang Penciptaan adalah kapan karya sastra tersebut diciptakan. b. Kondisi masyarakat pada saat karya sastra diciptakan adalah keadaan masyarakat baik itu ekonomi, sosial, budaya,politik pada saat karya sastra diciptakan. c. Pandangan hidup pengarangLatar belakang pengarang.

5. Apresiasi Prosa

Secara leksikal, Appreciation ‘ apresiasi ‘ mengacu pada pengertian pemahaman dan pengenalan yang tepat, pertimbangan,penilaian, dan 52 pernyataan yang memberikan penilaian. Hornby,1973 . Apresiasi sastra ialah kegiatan menggauli karya sastra dengan sungguh – sungguh sehingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis dan kepekaan perasaan yang baik terhadap karya sastra. Effendi,1973 . Dengan kata lain apresiasi sastra adalah upaya memahami karya sastra, yaitu upaya bagaimanakah caranya untuk dapat mengerti sebuah karya sastra yang kita baca baik fiksi maupun puisi, mengerti maknanya, baik yang intensional maupun yang faktual, dan mengerti seluk beluk strukturnya. Pendek kata apresiasi sastra itu merupakan upaya merebut makna karya sastra sebagai tugas utama seorang pembaca. Untuk dapat memahami struktur karya sastra dan dapat merebut makna dengan setepat – tepatnya,seorang pembaca perlu mengerti bagian – bagian atau elemen – elemen karya sastra. Karena, karya sastra merupakan sebuah struktur yang rumit. Sebagai sebuah struktur, karya sastra mengandung gagasan keseluruhan, gagasan tranformasional, dan gagasan kaidah yang mandiri. Oleh karena itu, untuk mengerti karya sastra diperlukan analisis terhadap bagian – bagian struktur tersebut. Dengan demikian, nyatalah bahwa apresiasi sastra merupakan satu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan kritik sastra. Bahkan, dapat dikatakan bahwa apresiasi sastra merupakan salah satu jenis kritik sastra terapan. Kegiatan – kegiatan atau langkah – langkah yang dapat dilakukan untuk memahami karya sastra paling tidak meliputi 3 hal yaitu : Interpretasi, Analisis atau Penguraian, dan Evaluasi atau Penilaian. Penafsiran Penafsiran adalah upaya memahami karya sastra dengan memberikan tafsiran berdasarkan sifat – sifat karya sastra itu sendiri. Dalam hubungan ini, Abrams- 1981 membedakan tafsiran menjadi dua hal, yakni dalam artinya yang sempit, penafsiran merupakan upaya untuk memperjelas arti bahasa dengan sarana analisis, parafrase dan komentar. Lazimnya penafsiran difokuskan pada kegelapan, ambiguitas, parafrase, dan komentar. Dalam arti luas, penafsiran atau menafsirkan ialah membuat jelas arti karya sastra yang bermediakan 53 bahasa yaitu meliputi penjelasan aspek – aspek seperti jenis karya,unsur – unsur,struktur,tema dan efek – efeknya. Analisis Analisis merupakan penguraian karya sastra atas bagian – bagian atau norma – normanya. Secara lebih khusus, analisis karya sastra dibedakan menjadi analisis fiksi dan anlisis puisi. Analisis fiksi meliputi analisis terhadap semua elemen pembangun fiksi itu, yang mencakup fakta cerita, sarana cerita, dan tema. Fakta cerita meliputi plot, tokoh, dan latar. Sarana cerita meliputi hal – hal yang dimanfaatkan oleh pengarang dalam memilih dan menata detil – detil cerita sehingga tercipta pola yang bermakna, seperti unsur judul,sudut pandang, gaya dan nada,dan sebagainya. Penafsiran dan analisis memungkinkan pembaca untuk memberikan penilaian kepada karya sastra secara tepat sesuai dengan hakikatnya. Hakikat karya sastra adalah karya imajinatif yang bermediakan bahasa dan mempunyai unsur estetik yang dominan. Penilaian Penilaian adalah usaha menentukan kadar keberhasilan atau keindahan suatu karya sastra. Dengan adanya penilaian dimungkinkan untuk membuat pemilihan antar karya sastra yang baik dan yang jelek, yang berhasil dan yang gagl, yang bermutu tinggi,rendah, dan sedang. Jika penilaian dapat dilakukan sebaik – baiknya, penghargaan kepada sebuah karya sastrapun dapat dilakukan secara wajar dan sepantasnya. Untuk itu diperlukan suatu kriteria, yakni kriteria keindahan atau keberhasilab suatu karya sastra.

6. Cara mengapresiasi karya sastra