Latihan Kasus Tugas Rangkuman

40 b. Tugas-tugas dari kegiatan. Tahap 2 Sharing Hasil Pembedahan Langkah-langkah: Kelompok Ahli kembali ke Kelompok Asal 1. Setiap anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asal sehingga kembali membentuk empat kelompok dengan keahlian yang berbeda-beda. Kelompok Ahli sharing ke Kelompok Asal 2. Setiap anggota kelompok ahli, secara bergantian, menyampaikansharing keahliannya tentan materi yang dibedah kepada anggota kelompok asal yang lain sambil didampingi oleh fasilitator. Setiap anggota asal melengkapi LK-LK yang sama dari materi kelompok yang disharing oleh kelompok ahli. Tahap 3. Diskusi Hasil Pembedahan Langkah-langkah: 1. Pelatih memimpin peserta untuk melakukan energizer 2. Pelatih dan peserta mendiskusikan berbagai hal tentang materi-materi yang dibedah. 3. Pelatih memberi penguatan. Tahap 4: Mengerjakan Tugas individu

E. Latihan Kasus Tugas

LK – 01. Uraikan pengertian apresiasi LK 0.2 Uraikan struktur fisik puisi 41 LK 0.3 Uraikan struktur batin puisi

F. Rangkuman

Apresiasi sastra menurut S. Efendi 1978: 12 adalah kegiatan menggauli cipta sastra secara sungguh-sungguh sehingga muncul penghargaan terhadap cipta sastra sekaligus memperoleh nilai-nilai dari karya sastra tersebut. Apresiasi puisi merupakan bagian dari kegiatan apresiasi sastra secara umum.Sebagai bagian dari apresiasi sastra, yang pertama kali harus dipahami bahwa apresiasi sastra termasuk apresiasi puisi perlu diletakkan sebagai bagian dari peristiwa atau fenomena kesenian, bukan merupakan peristiwa atau fenomena keilmuan, sosial, politis, ekonomis dan lain sebagainya.Sebagai peristiwa kesenian, apresiasi sastra lebih bersifat personal bukan komunal. Sebagai peristiwa kesenian yang personal, apresiasi sastra akan lebih banyak bersangkutan dengan jiwa, nurani, budi, rasa, emosi, dan afeksi daripada kemahiran fisikal. Dengan demikian, apresiasi sastra sesungguhnya tidak bekerja menggunakan rumus-rumus, pola-pola, atau kaidah-kaidah ataupun perangkat teori sastra tertentu. Rumus-rumus, pola-pola, atau teori sastra yang ada hanyalah sekadar alat bantu dalam proses kegiatan apresiasi. Dengan kata lain, teori-teori dan rumus-rumus dalam kegiatan apresiasi hanyalah merupakan hal yang sekunder sebab tanpa teori dan rumus-rumus sastra, apresiasi sastra termasuk apresiasi puisi tetap dapat berlangsung. Hal primer yang dibutuhkan dalam kegiatan apresiasi puisi hanyalah kesiapan dan keterbukaan kalbu, keadaan cita rasa, kualitas emosi, kejujuran, serta ketajaman rasa dan budi. 42 Dalam rangkaian kegiatan apresiasi puisi, menghargai puisi merupakan ranah paling tinggi, yang sebelum sampai pada ranah menghargai itu seorang pembaca harus terlebih dahulu melalui ranah mengenali, menikmati, dan memahami. Dalam kegiatan apresiasi sastra -termasuk apresiasi puisi- akan terjadi interaksi yang intens antara manusia pembacaapresiator dan sastra. Herman J Waluyo 2005: 45 menyebutkan ada empat tingkatan apresiasi yakni tingkat menggemari, tingkat menikmati, tingkat mereaksi dan tingkat produktif. Sedangkan Wardani 1981 menyebutkan ada empat tahap dalam mengapresiasi karya sastra, yaitu 1 tingkat menggemari, yang ditandai oleh adanya rasa tertarik pada buku buku sastra serta ada keinginan untuk membacanya; 2 tingkat menikmati, yaitu mulai dapat menikmati cipta sastra karena mulai tumbuh pengertian; 3 tingkat mereaksi, yaitu mulai ada keinginan untuk menyatakan pendapat tentang cipta sastra yang dinikmati misalnaya dengan menulis sebuah resensi atau diskusi sastra, serta 4 tingkat produksi, mulai ikut menghasilkan karya sastra. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tahap mengapresiasi karya sastra meliputi: menyenangi, menghargai, memahami, menghayati, dan memproduksi. Tahap paling dasar adalah menyenangi sedangkan tahap paling tinggi adalah memproduksi.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut