Latar Belakang Masalah Kekuatan Transversal Resin Akrilik Self Cure Yang Direndam Didalam Air Selama Proses Polimerisasi

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Akrilik adalah salah satu bahan yang paling banyak digunakan di bidang kedokteran gigi terutama dalam bidang prostodonsia.Akrilik dipilih karena sifatnya yang cukup elastik dan cukup rigid atau keras terhadap tekanan kunyah, stabil dalam cairan mulut, biokompatibel, warna menyerupai warna gusi, mudah direstorasi bila patah tanpa mengalami distorsi, mudah dibersihkan sendiri oleh pasien, mudah dimanipulasikan dalam masa yang relatif singkat, serta harga yang cukup murah dan tahan lama. 1,2 Akrilik dapat menimbulkan bermacam-macam porositas sehingga mudah patah, mudah distorsi jika disimpan dalam keadaan kering, toleransi pasien kurang dan juga dapat menimbulkan alergi pada pasien yang hipersensitif. Mojan et al menjumpai bahwa shrinkage polimerisasi dari self cure akrilik adalah 6.5 pada 2 menit dan 7.9 pada 24 jam pada udara 3 . Fraktur protesa dan alat piranti ortodonti dapat terjadi atas beberapa sebab. Antaranya adalah, kesalahan operator sewaktu pembuatan atau pemanipulasian self cure akrilik. Pemanipulasian yang salah akan menyebabkan terjadinya porositas pada akrilik yang dapat mengurangkan kekuatan akrilik dalam menerima beban Universitas Sumatera Utara pengunyahan. Ratio fraktur antara protesa rahang atas dengan rahang bawah adalah 2: 1 1,4 . Oleh karena itu, sering dilakukan prosedur perbaikan basis protesa dengan menggunakan self cure akrilik yang dapat diselesaikan dalam jangka masa yang singkat dan hanya sekali kunjungan. Perbaikan protesa juga harus mempunyai kekuatan yang memadai, warna yang sama dengan bahan asal, mampu mengekalkan akurasi dimensi dan mengembalikan kekuatan asal protesa untuk mengelakkan fraktur di masa hadapan 1 . Self cure akrilik juga digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan sendok cetak fisiologis dan peranti ortodonti lepasan karena sifatnya yang mudah dimanipulasi dan biokompatibel dalam cairan mulut 2,5 . Pemanipulasian yang mudah memungkinkan operator mendapatkan hasil akhir yang akurat seperti yang diinginkan. Diperlukan stabilitas dimensi yang baik pada akrilik agar hasil akhir cocok dengan rongga mulut pasien dan tidak menimbulkan iritasi pada jaringan. 5 Proses polimerisasi akrilik adalah sangat eksotermik yang mengeluarkan panas yang dapat meningkatkan suhu sekitarnya 2,6 . Chirtoc et al menyatakan bahwa nilai panas yang dikeluarkan oleh akrilik yang digunakan untuk perbaikan dan ekstra oral adalah 2.3K 4 . Nilai panas ini sangat besar sehingga ia dapat menyebabkan porositas dalam hasil akhir 2,6 . Panas ini harus dipindahkan ke medium yang lain untuk mendapatkan hasil yang homogen 6 dan kurang porous. Vergani et al menyatakan bahwa plat akrilik yang mempunyai kadar residual monomer terendah mempunyai kekuatan flexural tertinggi 7 . Menurut Harrison et al kadar residual monomer tertinggi dijumpai pada bahan terlemah 7 . Universitas Sumatera Utara 1.2 Perumusan Masalah Apakah perendaman plat dari self cure akrilik didalam air selama proses polimerisasi untuk mengelakkan ekspansi dan mengurangkan porositas mempunyai pengaruh terhadap kekuatan transversal plat self cure akrilik tersebut. 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat American Dental Association atau tidak perbedaan kekuatan transversal pada hasil akrilik self cure yang direndam dalam larutan air selama polimerisasi terjadi dengan yang tidak direndam. Penelitian ini juga dapat mengetahui efek perendaman pada hasil akrilik yang direndam dalam air selama proses polimerisasi. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai panduan untuk mendapatkan kekuatan transversal terbesar dari self cure akrilik. Ia juga dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas hasil self cure akrilik. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Resin Akrilik