BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,pengendalian
diri,kepribadian,kecerdasan,akhlak mulia,serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Untuk mempersiapkan generasi penerus yang unggul,aspek dan dimensi pengembangan manusia tersebut dilakukan melalui pendidikan. Salah satunya
melalui Pendidikan Anak Usia Dini.Pendidikan Anak Usia Dini PAUD memegang posisi yang sangat mempengaruhi.Mempengaruhi dalam arti bahwa
pengalaman pendidikan dini dapat memberikan pengaruh yang mendalam, sehingga melandasi proses pendidikan dan perkembangan anak selanjutnya.
Anak dalam setiap masyarakat adalah anggota baru, karena usianya masih muda, ia merupakan generasi penerus. Dalam kedudukan demikian, amat penting
setiap anak bertumbuh dan berkembang secara optimal, sehingga kelak bisa melaksanakan tugas dan tanggung jawab sosialnya sebagai warga dewasa, atau
sekurang-kurangnya mampu mengurusi dirinya sendiri tanpa menjadi beban orang lain. Singgih,2000
Kerentanan hidup anak di satu sisi dan kedudukan penting anak pada sisi lain telah disadari oleh banyak pihak, sehingga telah dilakukan berbagai upaya
untuk mengurangi jumlah anak menjadi korban. Pada tingkat global, Perserikatan
Universitas Sumatera Utara
Bangsa-Bangsa PBB antara lain telah memprakarsai ditetapkannya: Konvensi tentang Hak-Hak Anak. Bulan Mei 2002, PBB bahkan telah memprakarsai suatu
bidang khusus yang dihadiri oleh kepala-kepala pemerintahanNegara seluruh dunia untuk membicarakan perbaikan kesejahteraan anak-anak. Sidang sepakat
menetapkan sejumlah upaya untuk satu dasawarsa ke depan, yang bertujuan untuk mewujudkan sebuah dunia yang layak untuk anak-anak.
Indonesia, dalam batas tertentu, juga telah menaruh perhatian atas kesejahteraan anak. Sejumlah upaya telah dilakukan oleh pemerintah, baik dalam
pendidikan, kesehatan, perumahan, hukum dan lain sebagainya. Khusus dalam bidang pendidikan, Indonesia telah memiliki Undang-Undang Sisdiknas No.20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menjamin hak anak akan pendidikan.WFP,2006
Upaya-upaya untuk perbaikan kualitas hidup anak telah dilakukan, akan tetapi masih jauh dari memadai. Rendahnya kualitas hidup anak tercermin dari
banyaknya anak putus sekolah dan rendahnya rata-rata tingkat pendidikan anak. Karena itu, sangatlah diperlukan upaya yang serius dari berbagai pihak untuk
memperbaiki kualitas hidup anak. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kualitas hidup
anak adalah dengan meningkatkan kualitas perempuan. Peningkatan kualitas perempuan merupakan bagian tak terpisahkan dari upaya peningkatan kualitas
hidup anak dan juga merupakan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Pada umumnya, perempuan memiliki keterlibatan yang tinggi terhadap
anak. Dimulai dari kelahiran anak, menyusui hingga anak tersebut dapat beradaptasi dengan lingkungannya, merupakan ruang yang besar terhadap
Universitas Sumatera Utara
keterlibatan perempuan kepada anak. Oleh karena itu, dengan meningkatnya kualitas perempuan tersebut diharapkan juga akan membantu peningkatan kualitas
sumber daya manusia. Perkembangan perempuan di berbagai belahan bumi memang
menunjukkan bahwa partisipasi perempuan dalam keluarga,masyarakat, dan negara ternyata tidak kalah penting dari laki-laki. Bukan hanya melakukan
aktivitas reproduksi,melakukan aktivitas domestik,perempuan juga mampu melakukan kegiatan sektor publik yang menghasilkan uang untuk menambah
pendapatan keluarga.Baso,2000 Sejak dulu keterlibatan perempuan dalam meningkatkan kesejahteraan
keluarga tergambarkan dengan pembagian kerja yang terlaksana pada saat zaman berburu dan meramu,dimana laki-laki akan pergi berburu sedangkan perempuan
tetap tinggal di rumah menjaga anak dan melakukan pekerjaan-pekerjaan lain yang dilakukan disekitar rumah.
Dengan tersedianya lahan yang kosong disekitar rumah,lambat laun situasi itu membuat perempuan menemukan sistem bercocok tanam. Hasil dari bercocok
tanam tersebut ternyata menghasilkan bahan-bahan pangan yang lebih baik,lebih terjamin penyediaannya daripada hewan buruan untuk digunakan sebagai sumber
makanan sehari-hari. Sistem bercocok tanam yang dilakukan tersebut saat itu adalah cikal bakal pertanian yang kita kenal saat ini. Peran perempuan menjadi
pokok utama ketika bercocok tanam perlahan telah menunjukkan kelebihannya daripada berburu.
Dewasa ini peran perempuan dalam sektor publik di Indonesia juga meningkat seiring perkembangan teknologi. Meningkatnya keterlibatan
Universitas Sumatera Utara
perempuan dalam sektor publik di Indonesia dapat dilihat dari hasil survey BPS selama tahun 2005-2006, dimana jumlah petani perempuan di Indonesia sebanyak
55,2 sedangkan petani laki laki sebanyak 46. Data ini menunjukkan bahwa petani perempuan memiliki peran yang sangat penting dalam proses kegiatan
sektor publik BPS 2006 Petani perempuan dalam hal ini selain juga melakukan aktifitas
reproduksi, mereka juga bekerja di sektor produksi untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga mereka. kegiatan produksi yang dilakukan antara lain adalah
bercocok tanam serta kegiatan lain dengan mengolah lahan pertanian. Dari keadaan petani perempuan ini, maka hal yang perlu di perhatikan
adalah persoalan tentang bagaimana anak-anak petani tersebut mendapatkan pendidikan yang cukup memadai dan juga memang merupakan hak anak-anak
tersebut. Pendidikan yang dimulai sejak dini ini akan menduku ng dan
memperlancar pertumbuhan dan perkembangan anak. Dengan pendidikan anak usia dini ini diharapkan anak dapat bertumbuh kembang secara sehat dan optimal
sesuai dengan nilai dan norma serta harapan-harapan masyarakat.Depdiknas UPI,2004
Melihat pentingnya pendidikan bagi anak usia dini,hendaknya petani perempuan dapat memberikan dukungan ataupun peran yang memadai. Selain
melakukan kegiatan domestik rumah tangga dan melakukan kegiatan dalam proses produksi untuk membantu pemenuhan ekonomi keluarga,hendaknya petani
perempuan juga memberikan upaya-upaya intervensi dalam melakuka n pendidikan anak usia dini ini.
Universitas Sumatera Utara
Salah satu contohnya,seperti yang terjadi di Desa Tanjung Bunga Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir. Seperti pada umumnya desa di
Sumatera Utara,mayoritas penduduk desa Tanjung Bunga bermata pencaharian sebagai petani. Petani desa Tanjung Bunga menghabiskan waktunya dari pagi hari
hingga sore hari untuk bekerja di ladangnya. Petani perempuan juga tidak mempunyai kekhususan,meskipun mereka juga harus melakukan aktifitas
reproduksi dan melakukan aktifitas domestik,petani perempuan di Desa Tanjung Bunga juga melakukan kegiatan pertanian untuk menambah pendapatan keluarga.
Meskipun petani perempuan di Desa Tanjung Bunga melakukan kegiatan produksi,tetapi mereka tetap memberikan pendidikan bagi anak-anak mereka
sejak usia dini. Mereka juga menganggap pendidikan adalah salah satu hal yang terpenting untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.
Perbandingan banyaknya jumlah anak usia dini dengan petani perempuan dapat dilihat dari data Kantor Kepala Desa Tanjung Bunga seperti di bawah ini :
Universitas Sumatera Utara
Tabel Data Penduduk Desa Tanjung Bunga Kecamatan Pangururan tahun 2008
Sumber : Kantor Kepala Desa Tanjung Bunga Dari data tersebut dapat dilihat bahwa jumlah anak usia dini di Desa
Tanjung Bunga sangat potensial. Hal ini memerlukan perhatian yang khusus agar anak usia dini tersebut akan menjadi sumber daya yang baik dan sesuai dengan
harapan masyarakat. Namun,sejak Desa Tanjung Bunga berdiri tahun 1942 hingga saat ini Desa Tanjung bunga belum memiliki sekolah.Hal ini mengharuskan warga
desa yang ingin bersekolah harus pergi ke Ibu Kota Kecamatan Pangururan untuk bersekolah dan belajar di bangku sekolah yang formal.hasil wawancara dengan
kepala Desa Tanjung Bunga. Melihat kondisi ini,maka harus memiliki alternative lain untuk memenuhi kebutuhan akan pendidikan ini.
No. Nama
Dusun Umur
Jumlah Pendud
uk 0-6
7-16 17-25
26-59 60
1. 2.
3. 4.
5. Dusun I
Dusun II Dusun III
Dusun IV Dusun V
66 95
78 97
53 73
93 84
90 50
98 106
104 118
93 64
70 67
79 70
18 35
30 32
30 319
399 359
416 296
Jumlah 385
390 519
350 145
1789
Universitas Sumatera Utara
Dengan meningkatnya peran perempuan sebagai pencari nafkah keluarga dan juga berperan dalam proses pendidikan anak usia dini,maka diperlukan
waktu,tenaga dan perhatian yang cukup baik,sehingga jika peran yang satu dijalankan dengan baik maka peran yang lain juga tidak terabaikan,karena peran
yang satu dengan yang lainnya sangat berkaitan erat. Maka anak yang mendapatkan pendidikan saat usia dini akan dapat melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi karena didukung oleh perekonomian yang memadai. Dari latar belakang tersebut,timbul keinginan penulis mengangkat
kehidupan petani perempuan yang berperan dalam pendidikan anak usia dini. Sebab anak usia dini adalah generasi muda yang diharapkan menjadi penerus
bangsa dan cita-cita pembangunan nasional. Untuk itulah penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Peran Petani Perempuan dalam Pelaksanaan
Pendidikan Anak Usia Dini”.
1.2. Perumusan Masalah