Mekanisme Kerja Antibakteri Metode Pengujian Antibakteri

Untuk klasifikasi zona hambat antibakteri berdasarkan CLSI 2011 adalah sebagai berikut: Zona hambat agen antimikroba berdasarkan CLSI guidelines 2011 Antibiotik Dosis Perlakuan Susceptible Intermedietly susceptible Resistant Amoksisilin 2010 ug Enterobacteriaceae ≥ 18 mm 14-17 mm ≤ 13 mm Haemophilus influenza ≥ 20 mm ≤ 19 mm Staphylococcus aureus ≥ 20 mm ≤ 19 mm ”Telah diolah Kembali” b. E-test Metode E-test digunakan untuk menentukan konsentrasi minimal suatu agen antimikroba yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Cara yang dilakukan menggunakan strip plastik yang mengandung agen antimikroba dari kadar terendah hingga tertinggi dan diletakkan pada permukaan media Agar yang sudah ditanami mikroorganisme. 18 c. Ditch-plate technique Metode ini dilakukan dengan meletakkan agen antimikroba pada parit yang telah dibuat dengan cara memotong media Agar dalam cawan petri pada bagian tengah secara membujur kemudian mikroba uji digoreskan ke arah parit yang berisi agen antimikroba. 18 d. Cup-plate technique Metode lubang Cup-plate technique memiliki prinsip yang serupa dengan metode disk difusi. Pada metode ini, media Agar yang telah ditanami dengan mikroorganisme dibuat lubang yang kemudian diisi dengan zat antimikroba yang akan diuji. 18

2.2 Kerangka Teori

2.3 Kerangka Konsep

Ekstrak bawang dayak dengan berbagai konsentrasi Biakan Bakteri Staphylococcus aureus Pertumbuhan bakteri normal Pertumbuhan bakteri terhambat Menghitung zona hambat Mengandung senyawa antimikroba Bawang Dayak Flavonoid Tanin Triterpenoid Saponin Merusak membran sel bakteri Menghambat sintesis DNA dan RNA Mengganggu metabolisme sel bakteri Mengganggu proses terbentuknya dinding sel bakteri Mengganggu kestabilan membran sitoplasma Gangguan pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Biakan bakteri Staphylococcus aureus pada Agar nutrient diberikan ekstrak bawang dayak dengan berbagai konsentrasi yang mengandung senyawa antimikroba sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri yang ditandai dengan terbentuknya zona terang disekitar cakram. Selanjutnya dilakukan penghitungan hasil dari zona terang untuk menilai efektifitas dari ekstrak bawang dayak terhadap bakteri Staphylococcus aureus.

2.4 Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur 1. Zona hambat S.aureus Zona terang di sekitar cakram pada media agar nutrient yang telah ditanami S.aureus Penggaris mm Diameter zona hambat mm Numerik 2. Konsentrasi ekstrak bawang dayak Ekstrak bawang dayak dengan konsentrasi yang telah ditentukan Timbangan Jumlah ekstrak sesuai dengan besar konsentrasi Kategorik 3. Larutan kontrol negatif Larutan kontrol negatif menggunakan aquades Mikro pipet Cakram uji berisi aquades Kategorik 4. Kontrol positif Kontrol positif berupa kertas cakram berisi antibiotik amoksisilin Tidak ada Cakram uji berisi antibiotik amoksisilin Numerik 14

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan uji eksperimental secara in vitro dengan teknik disc diffusion untuk melihat efek ekstrak bawang dayak Eleutherine palmifolia terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Proses determinasi tanaman dilakukan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI Kebun Raya Bogor, sedangkan proses ekstraksi bawang dayak Eleutherine palmifolia dilakukan oleh Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat BALITRO Bogor. Kemudian, penelitian ini dilakukan pada bulan Februari-Agustus 2014 di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.3 Bahan yang diuji

Ekstrak bawang dayak Eleutherine palmifolia yang telah dideterminasi oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI Kebun Raya Bogor dan diekstraksi oleh Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat BALITRO Bogor.

3.4 Sampel Bakteri

Bakteri Staphylococcus aureus diisolasi pada media agar nutrient, dan diinkubasi pada suhu 37 o C selama 24 jam.

3.5 Sampel Penelitian

Penentuan jumlah sampel penelitian dihitung menurut rumus Federer : Rumus : k-1.n-1 ≥ 15 Keterangan : k = Jumlah kelompok perlakuan n = Jumlah sampel dalam tiap kelompok Dalam penelitian ini terdapat 5 kelompok perlakuan yaitu kontrol negatif, konsentrasi bawang dayak 10 mgml, konsentrasi bawang dayak 20 mgml, konsentrasi bawang dayak 40 mgml, dan kontrol positif sehingga berdasarkan rumus Federer didapatkan jumlah sampel dari setiap kelompok perlakuan sebagai berikut : k-1.n-1 ≥ 15 5-1.n-1 ≥ 15 4n.-4 ≥ 15 4n ≥ 19 n ≥ 4,75 Sehingga jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 6.

3.6 Identifikasi Variabel

3.6.1 Variabel Bebas Ekstrak bawang dayak Eleutherine palmifolia dengan berbagai konsentrasi. 3.6.2 Variabel Terikat Pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus di media Agar nutrient, diukur dengan diameter zona hambat zona terang yang terbentuk dalam milimeter mm.

3.7 Alat dan Bahan Penelitian

3.7.1 Alat Penelitian Alat yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: Tabung Reaksi Ose Timbangan Mikropipet Spatula Besi Autoclave Vortex Cawan Petri Baki Bunsen Penggaris Swab Kapas Korek Api Rak Tabung Pinset Inkubator Cakram uji kosong Label Alat Tulis Tisu Laminar Air Flow